Chocolate TIME! Wajah Cokelat Kekinian. Memilih Cokelat untuk Topping, Coating, Garnish & Filling. Fakta Menarik Di balik Lezatnya Susu Cokelat

dokumen-dokumen yang mirip
Chocolate TIME! Wajah Cokelat Kekinian. Memilih Cokelat untuk Topping, Coating, Garnish & Filling. Fakta Menarik Di balik Lezatnya Susu Cokelat

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

SUSU EVAPORASI, SUSU KENTAL, SUSU BUBUK

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

Eat Your Vegetables! 6 Cara. for Kids. pada Anak. Untuk Balita, Gangguan Makan. Lebih Baik Sufor atau UHT ya? Macam-macam

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN KATEGORISASI RISIKO PENILAIAN PANGAN OLAHAN. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan 19 Desember 20170

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Food. Healthy Diet. for Kids. Diet Alami. Komersial. Gula. Makanan Bayi JIKA BALITA BERDIET. Pasca Melahirkan. dalam. Edisi 7 Juli Vol

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

Chemistry In Our Daily Life

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Susu. Bukan Sekedar. Ini Manfaat Whey Pada Bakery. Parameter Mutu Butter 9 GAYA MASAKAN BERKEJU. Edisi 6 Vol VIII, Juni 2016

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAKARAN SAJI PANGAN OLAHAN

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PEMBUIH

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

III. METODOLOGI. A. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

a. terdapat dalam jumlah yang berarti yaitu lebih dari 2 % AKG per sajian; dan atau b. mencantumkan pernyataan (klaim) tentang zat besi.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat. (20,2%) dengan persentasi 13,6% (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Inspirasi Coklat yang Tiada Henti

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian,

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA

2013, No BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PROPELAN 1. Nitrogen (Nitrogen) INS. 941 : Tidak dinyatakan (no ADI necessary)

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

A. Bubur Beras Instan

Zat makanan yang ada dalam susu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

I PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

2013, No.710 6

Lampiran 1. Decision tree kelompok pelanggaran umum. A. Larangan Iklan Pangan Berkaitan dengan Penggunaan Kata-Kata atau Ilustrasi yang Berlebihan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya aktivitas yang harus dilakukan, sementara waktu yang ada sangat terbatas. Gaya

I PENDAHULUAN. Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak

Transkripsi:

Edisi Februari 2016 Wajah Cokelat Kekinian Chocolate TIME! Fakta Menarik Di balik Lezatnya Susu Cokelat Memilih Cokelat untuk Topping, Coating, Garnish & Filling KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016 1

KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016 3

KULINOLOGI INDONESIA Daftar Isi Edisi Februari 2016 24 Memilih Cokelat untuk Topping, Coating, Garnish & Filling 16 34 44 Fakta Menarik Di balik Lezatnya Susu Cokelat LEGITNYA BONBON Cokelat & Kesehatan 38 Oh La La : Lezatnya Chocolate Mousse 48 Kilas Kulinologi 50 Resep-resep KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016 5

Sensory & Application Fakta Menarik Di balik Lezatnya Susu Cokelat 16 KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016

Oleh Mirza Rizqi Zulkarnain, STP, MSc. Dosen Teknologi Pangan IULI (International University Liaison Indonesia) Susu cokelat (chocolate milk) merupakan salah satu pilihan rasa susu yang menjadi favorit, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Kenikmatan susu berpadu dengan rasa cokelat yang lezat menjadi salah satu alasan mengapa produk ini sangat disukai. Hampir semua jenis susu yang ada di pasaran, baik itu susu cair, susu bubuk maupun susu kental manis memiliki varian cokelat. Dalam kategori pangan BPOM, susu cokelat digolongkan dalam kategori pangan 01.1.2, yaitu Minuman Berbasis Susu yang Berperisa dan atau Difermentasi (Contohnya Susu Cokelat, Eggnog, Minuman Yogurt, Minuman Berbasis Whey). Definisi minuman susu berperisa adalah minuman berbahan dasar susu segar, susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang diberi perisa, dapat ditambahkan gula, bahan pangan lain dan disterilisasi atau dipasteurisasi serta dikemas secara kedap (hermetis). Karakteristik dasarnya kadar lemak susu tidak kurang dari 2% dan total padatan tidak kurang dari 12%. Susu rekonstitusi adalah produk susu cair yang diperoleh dari proses penambahan air pada susu bubuk berlemak (full cream) atau susu bubuk tanpa lemak (susu skim), atau susu bubuk rendah lemak, dan dipasteurisasi, atau disterilisasi atau diproses secara UHT, sedangkan susu rekombinasi adalah produk susu cair yang diperoleh dari campuran komponen susu (susu skim, krim) dan air atau susu, atau keduanya yang dipasteurisasi, atau disterilisasi atau diproses secara UHT. Elemen wajib yang selalu ada dalam susu cokelat untuk skala rumah tangga maupun jasa boga (seperti restoran dan kafe) adalah susu, cokelat dan gula. Namun untuk skala industri, ada beberapa bahan lainnya yang juga diperlukan selain 3 bahan dasar tadi. Berikut ini adalah rinciannya: 1. Susu Susu yang digunakan dalam pembuatan susu cokelat ini dapat berupa susu cair, susu bubuk, maupun susu kental manis. Susu cair yang digunakan dapat berasal dari susu segar, susu rekonstitusi ataupun susu rekombinasi. Susu bubuk juga umum digunakan dalam proses pembuatannya, terutama untuk standarisasi kandungan lemak dan protein susu cokelat agar sesuai dengan standar dan label pangan produk susu cokelat tersebut. Jenis susu bubuk yang umum digunakan dalam pembuatan susu cokelat cukup bervariasi, baik itu berupa susu bubuk full cream (whole milk powder), buttermilk ataupun MSNF (milk solid non fat) seperti susu skim bubuk, whey permeate, ataupun konsentrat whey protein. Susu cokelat juga dapat dibuat dengan cara mencampurkan air atau susu cair dengan susu kental manis cokelat 2. Cokelat Semua jenis cokelat berasal dari biji kakao (Potter & Hotchkiss, 1995). Ada beragam jenis cokelat yang dapat digunakan untuk pembuatan susu cokelat. Selain jenis cokelat dalam bentuk bubuk (cocoa KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016 17

5. Pati Penambahan pati (starch) kadang dilakukan pada produk susu cokelat untuk standarisasi lemak dan protein. Produk hasil hidrolisis pati seperti maltodekstrin juga kadang digunakan dalam produk susu cokelat seperti susu kental manis cokelat untuk standarisasi, sebagai bahan pengisi dan juga campuran untuk premix vitamin dan mineral. powder), cokelat murni dalam bentuk cair (cocoa liquor) juga sering digunakan dalam pembuatan susu cokelat. 3. Gula Gula diperlukan dalam pembuatan susu cokelat untuk memberi citarasa manis sehingga dapat menutupi atau setidaknya mengurangi pahitnya rasa cokelat. Jenis gula yang paling umum digunakan untuk susu cokelat adalah gula pasir (sukrosa), meskipun di pasaran juga terdapat produk susu cokelat yang juga menggunakan jenis gula lainnya seperti fruktosa dan isomaltulosa. 4. Lemak dan minyak Jenis lemak dan minyak yang ditambahkan dalam produk susu cokelat ini dapat berasal dari lemak susu (milk fat) maupun minyak nabati (vegetable oil). Penambahan lemak dan minyak ini umum dilakukan untuk standarisasi lemak pada susu cokelat. Susu kental manis cokelat umumnya juga menggunakan minyak nabati dalam formulanya. 6. Penstabil Penstabil diperlukan untuk menstabilkan emulsi, mencegah separasi lemak, mencegah sedimentasi serta mengontrol mouthfeel dan viskositas susu cokelat. Bahan ini terutama diperlukan pada industri yang memproduksi susu cokelat dalam kemasan karena resiko terjadinya endapan dapat meningkat selama masa penyimpanan. Zat penstabil juga banyak yang sekaligus berfungsi sebagai pengemulsi, pengental, peningkat volume dan pembuat gel. Dalam Peraturan Kepala BPOM RI No. 24 tahun 2013, ada banyak jenis penstabil yang dapat digunakan dalam produk susu cokelat, seperti karagen, guar gum, CMC (carboxymethylcelullose), MCC (microcrystallinecelullose), dan sebagainya. 7. Perisa Meskipun cokelat sendiri memiliki rasa yang khas, namun terkadang perisa perlu ditambahkan untuk memastikan konsistensi rasa susu cokelat yang diproduksi. Selain perisa cokelat, perisa lainnya yang juga umum digunakan dalam susu cokelat adalah perisa vanila, perisa malt, perisa cookies & cream, dan sebagainya. Perisa yang digunakan dapat berupa perisa alami, identik alami maupun artifisial (Permenkes RI No. 033/2012). 18 KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016

8. Pemanis alami dan buatan Meskipun tidak banyak, namun ada sebagian produk susu cokelat yang menggunakan pemanis selain gula, baik itu alami maupun buatan. Umumnya produk susu cokelat yang menggunakan pemanis nongula ini adalah jenis produk-produk diet karena produk jenis ini harus mengurangi total kalori produk dengan menurunkan kadar gula sehingga diperlukan pemanis alami atau buatan sebagai penggantinya untuk menetralkan rasa cokelat yang pahit. Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 4 tahun 2014, berikut ini adalah jenis pemanis yang diijinkan penggunaannya dalam susu cokelat: Pemanis alami: sorbitol, manitol, isomaltitol, glikosida steviol, maltitol dan laktitol, silitol, eritritol Pemanis buatan: asesulfam-k, aspartam, siklamat, sakarin, sukralosa dan neotam 9. Vitamin dan Mineral Vitamin dan mineral umumnya hanya ditambahkan pada susu cokelat yang diproduksi oleh industri. Meskipun susu sudah kaya akan kandungan vitamin dan mineral, namun penambahan ini kadang tetap perlu dilakukan karena ada sebagian vitamin dan mineral yang hilang dalam proses pengolahan susu cokelat, terutama karena proses pemanasannya. Penambahan ini juga berguna untuk memastikan bahwa kandungan di produk sudah sesuai dengan klaim yang ada pada tabel gizi. Vitamin dan mineral yang ditambahkan dalam produk susu cokelat dapat berupa tunggal (single) maupun campuran (premix). Pada susu cokelat bubuk, premix vitamin dan mineral dapat ditambahkan secara dry blending (pencampuran kering) dengan bahan lainnya. Kalsium susu dan garam juga termasuk jenis mineral yang umum digunakan dalam pembuatan susu cokelat. Selain berfungsi sebagai sumber mineral, garam juga dapat membantu meningkatkan citarasa susu cokelat. KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016 19

Permasalahan & Solusi dalam Penanganan Susu Cokelat Dalam pengolahan dan penyimpanan susu cokelat, ada berbagai potensi masalah yang mungkin timbul. Berikut ini adalah beberapa masalah yang umum ditemui pada susu cokelat dan solusinya: Terbentuknya endapan cokelat Ini termasuk masalah yang paling sering ditemui pada susu cokelat. Hal ini umumnya disebabkan penggunaan penstabil yang kurang tepat, baik itu dari segi jenis, jumlah maupun metode pencampurannya. Solusi: naikkan persentase penstabil yang digunakan dalam susu cokelat, atau ganti jenisnya dan optimalkan metode pencampurannya. Setelah itu lakukan uji akselerasi masa simpan (accelerated shelflife test) untuk melihat seberapa jauh susu cokelat tersebut dapat stabil selama masa penyimpanan. Pemisahan lemak (fat separation) Penyebab terjadinya separasi lemak tidak jauh berbeda dengan penyebab sedimentasi yaitu kurangnya jumlah penstabil yang digunakan atau jenis penstabil yang kurang tepat. Proses homogenisasi yang kurang optimal juga dapat menjadi penyebabnya. Waktu penyimpanan juga mempengaruhi, karena semakin lama produk susu cokelat ini disimpan, semakin besar potensi terjadinya separasi lemak. Solusi: naikkan persentase penstabil yang digunakan dalam susu cokelat, atau ganti jenisnya. Optimalkan proses homogenisasi susu cokelat. Setelah itu lakukan uji akselerasi masa simpan (accelerated shelf life test) untuk melihat apakah susu cokelat tersebut dapat stabil selama masa penyimpanan. Pengentalan/gelling Berlawanan dengan sedimentasi cokelat atau separasi lemak, pengentalan/gelling justru disebabkan oleh jumlah penstabil yang berlebihan. Kadar viskositas yang tepat akan meningkatkan mouthfeel susu cokelat dan disukai oleh konsumen, namun jika berlebihan akibat pengentalan/gelling ini umumnya tidak disukai konsumen. Bahkan mungkin ada yang salah mengira bahwa pengentalan yang terjadi diakibatkan kerusakan susu oleh mikroba, padahal susu cokelat tersebut sebenarnya masih aman dan layak untuk dikonsumsi. Solusi: turunkan persentase penstabil pada susu cokelat, namun jangan lupa dipastikan bahwa penurunan ini tidak menyebabkan 20 KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016

terjadinya sedimentasi ataupun separasi. Lakukan uji akselerasi masa simpan untuk memastikannya. Citarasa yang kurang konsisten Kadang di pasaran ditemukan susu cokelat dengan brand susu yang sama namun rasanya antar batch kurang konsisten. Atau jika pergi ke restoran/kafé, seringkali susu cokelat yang dipesan berbeda rasanya dengan yang pernah dipesan sebelumnya. Solusi: Patuhi SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan untuk memproduksi susu cokelat, baik itu di skala industri maupun di skala rumah tangga dan jasa boga. Gunakan pemasok (suplier) bahan-bahan baku yang sama, terutama untuk cokelat (cocoa powder atau cocoa liquor) dan perisa. Jika ingin mengganti pemasok, lakukan uji organoleptik (biasanya berupa triangle test) untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari segi organoleptik antara susu cokelat yang menggunakan bahan baku dari pemasok lama vs pemasok baru. Penurunan ph Menurut SNI susu Segar, ph normal susu adalah sekitar 6.3 6.8. Protein susu sangat sensitif terhadap penurunan ph dan ph cokelat (cocoa powder atau cocoa liquor) yang digunakan dalam pembuatan susu cokelat juga mempengaruhi ph susu cokelat yang dihasilkan. Susu yang ph-nya menurun biasanya viskositasnya akan meningkat. Umumnya penurunan ph dan timbulnya rasa asam yang terdeteksi pada produk susu (yang bukan susu fermentasi seperti yoghurt) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi. Kontaminasi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kondisi kemasan yang kurang hermetis, proses pemanasan dan pengolahan yang kurang optimal, sanitasi yang kurang atau kadar mikroba awal bahan baku yang terlalu tinggi sehingga mempengaruhi hasil akhir produk susu cokelat. Solusi: Tentukan spesifikasi yang tepat untuk setiap bahan baku yang digunakan dan pastikan seluruh proses produksi susu cokelat dilakukan secara CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik) atau GMP (Good Manufacturing Practices)** Referensi Peraturan Kepala BPOM RI No. 4 tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis. Peraturan Kepala BPOM RI No. 24 tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penstabil. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan. Potter, N. N. Hotchkiss, J. H. 1995. Food Science. 5th edition. Chapman & Hall, USA. SNI 3141.1: 2011. Standar Nasional Indonesia Susu Segar Bagian 1: Sapi. Surat Keputusan Kepala BPOM RI No. HK 00.05.52.4040 tanggal 9 Oktober 2006 tentang Kategori Pangan. KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016 21

4 Kiat membuat susu cokelat yang lezat di restoran atau kafé: 1. Gunakan bahan baku yang terbaik dan tentukan spesifikasinya. Akan lebih baik jika dilakukan audit ke beberapa pemasok untuk memastikan kualitas bahan baku dari mereka sebelum menentukan pilihan. 2. Jaga kebersihan bahan baku dan peralatan yang digunakan untuk membuat susu cokelat. Jangan sampai terjadi kontaminasi yang selain dapat membahayakan juga sangat mempengaruhi citarasa susu cokelat. 3. Lakukan uji organoleptik pada beberapa prototype formula susu cokelat dengan berbagai rasio susu/cokelat/gula yang dianggap paling disukai. Prototype pemenang yang paling disukai dari uji organoleptik tersebut adalah yang akan disajikan kepada pelanggan di restoran atau kafe tersebut. 4. Lakukan perbaikan dan pengembangan produk secara terus-menerus. Jadikan kritik dan saran dari konsumen/pelanggan sebagai masukan untuk menghasilkan susu cokelat yang lebih lezat dari sebelumnya.** 22 KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016

KULINOLOGI INDONESIA Februari 2016 23