BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. variabel bebas dengan variabel tergantungnya. selengkapnya dapat dilihat di lampiran D-1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik dengan menggunakan product moment dari Pearson.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil penelitian Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan product

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0.

BAB V HASIL PENELITIAN. antara variabel bebas dengan variabel tergantungnya. distribusi penyebaran normal. distribusi penyebaran normal.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode tryout atau uji coba sehingga

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Mitra Balindo mendapatkan SIPPTKI dengan nomor KEP 302/MEN/VIII/2007. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :

Hubungan Kesepian Dengan Keterbukaan Diri Pengguna Online Dating Pada Dewasa Awal yang Mencari Pasangan

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang lain, baik secara kuantitatif maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN ALTRUISME PADA PENDONOR DARAH (PMI) : Siti Sara NPM : : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, M.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) PADA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. linieritas. Tahap berikutnya setelah melakukan uji asumsi yaitu uji

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. subjek, yaitu jenis kelamin dan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi

BAB V PENUTUP. bagi peneliti mendatang, dan saran bagi Pihak Manajemen Game Master.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN. A. Uji Asumsi Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dilakukan uji

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

Katarina Edwina Saputri dan Sumbodo Prabowo Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kominfo Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Nopember

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. tidaknya sebaran skor variable serta linier atau tidaknya hubungan. antara variabel bebas dengan variabel tergantungnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB V HASIL PENELITIAN. hipotesis dengan menggunakan teknik korelari product moment

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

tidaknya hubungan negatif antara dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Reliabilitas Alat Ukur, serta (F). Metode Analisa Data. a. Variabel bebas : Budaya Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran item normal atau tidak, linear atau tidak hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantungnya. a. Uji Normalitas 1. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Uji normalitas OCB menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil K-S Z = 1,259 dengan p sebesar 0,084 (p > 0,05) yang berarti bahwa distribusi penyebaran normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D-1. 2. Iklim Organisasi Uji normalitas iklim organisasi menggunakan Kolmogorov- Smirnov menunjukkan hasil K-S Z = 1,240 dengan p sebesar 0,092 (p > 0,05) yang berarti bahwa distribusi penyebaran normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D-1. b. Uji Linearitas Hasil uji linearitas menunjukkan korelasi yang linear antara variabel iklim organisasi dengan OCB. Hal ini ditunjukkan 45

46 perolehan nilai F linier = 16,545 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,01) yang berarti terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan OCB. Hasil uji linearitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D-2. 2. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji asumsi, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan program komputer. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment Karl Pearson. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Hasil analisa data yang diperoleh menyatakan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi dengan OCB. Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai r xy = 0,448 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,01). Hasil uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D-3. B. Pembahasan Berdasarkan uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Product Moment Karl Pearson diperoleh r xy = 0,448 dengan p sebesar 0,000 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi dengan OCB. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi skor iklim organisasi yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi pula skor OCB seorang karyawan, begitu pula sebaliknya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Diterimanya hipotesis ini menimbulkan pemikiran sebagai berikut, apabila karyawan merasa iklim organisasi pada suatu perusahaan

47 itu positif, maka karyawan tersebut akan berkontribusi lebih dari apa yang ditentukan oleh perusahaan secara sukarela atau memiliki OCB yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi OCB. Diterimanya hipotesis pada penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Martha (2014) menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi dengan OCB, diketahui nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,508 dan p = 0,000 (p < 0,01). Organisasi sudah seharusnya memerhatikan aspek iklim organisasi dalam menambah tingkat OCB para karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suifan (2016) menunjukkan bahwa perilaku extra role pada karyawan berhubungan dengan iklim organisasi. Bagi organisasi yang ingin memertahankan OCB, maka harus memerhatikan aspek iklim organisasi (dalam Suifan, 2016, h. 228). Oleh sebab itu, iklim organisasi mencerminkan apa yang dirasakan dan dipersepsikan oleh masing-masing karyawan. Jika dalam suatu perusahaan iklim organisasinya rendah, hal ini berarti karyawan merasakan bahwa perusahaan atau antar karyawan kurang memberikan dukungan yang positif terhadap pekerjaannya, tidak adanya penghargaan atau reward yang didapat atas hasil kinerja yang baik atau memuaskan, perusahaan terlalu menekan karyawan dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan, serta suasana kerja yang tidak nyaman. Jika karyawan merasakan iklim organisasi yang seperti itu, maka karyawan

48 akan cenderung malas dan tidak mau berkontribusi lebih untuk perusahaan, atau dengan kata lain, OCB-nya rendah. Sumbangan efektif iklim organisasi sebesar 20,1%. Hal ini berarti iklim organisasi pada suatu perusahaan berpengaruh terhadap OCB karyawan, sisanya sebesar 79,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan secara manual, diketahui bahwa variabel OCB menunjukkan hasil Mean Empirik (Me) sebesar 61,96 dan Mean Hipotetik (Mh) sebesar 67,5 dan Standard Deviasi Hipotetik (SDh) 13,5, maka dapat dilihat bahwa pada saat penelitian subjek memiliki tingkat OCB yang tergolong sedang. Hal ini berbeda dengan hasil wawancara kepala HRD PT. Panji Graha yang menyatakan bahwa beberapa karyawan bagian produksi memang sudah menunjukkan tingginya OCB, namun masih banyak karyawan bagian produksi yang OCB-nya rendah. Perbedaan ini dapat terjadi kemungkinan karena jarak waktu wawancara dan pengambilan data penelitian terlalu lama, sehingga dapat membuat perilaku karyawan berubah ke arah yang lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan secara manual, diketahui bahwa variabel iklim organisasi menunjukkan hasil Mean Empirik (Me) sebesar 39,16 dan Mean Hipotetik (Mh) sebesar 50 dan Standard Deviasi Hipotetik (SDh) 10, maka dapat dilihat bahwa pada saat penelitian subjek memiliki tingkat iklim organisasi yang tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara kepala HRD dan salah satu karyawan bagian produksi PT. Panji Graha yang menyatakan bahwa

49 kurangnya keakraban dan kepedulian antar karyawan bagian produksi, serta merasakan banyaknya peraturan dan prosedur yang harus dipatuhi. Pada skala iklim organisasi terdapat banyak item yang gugur, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan subjek dihadapkan pada jumlah pernyataan atau item-item yang terlalu banyak, sehingga kemungkinan dapat membuat subjek merasa bosan dan mengisi asal-asalan. Peneliti mengelompokkan OCB dan iklim organisasi ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan penghitungan yang dilakukan secara manual, dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 Gambaran Subjek Variabel OCB dan Iklim Organisasi Kategori OCB Iklim Organisasi Rendah 5 9 Sedang 43 43 Tinggi 20 16 Jumlah 68 68 Dilihat dari tabel di atas, subjek yang berada pada kategori OCB rendah ada lima karyawan, kategori OCB sedang ada 43 karyawan, dan kategori OCB tinggi ada 20 karyawan, sedangkan subjek yang merasa iklim organisasi rendah ada sembilan karyawan, sedang ada 43 karyawan, dan tinggi ada 16 karyawan. Selain itu, peneliti juga menghitung skor rerata per aspek variabel OCB dan iklim organisasi yang dapat dilihat pada tabel 8.

50 Tabel 8 Skor Rerata Per Aspek OCB dan Iklim Organisasi Aspek OCB Skor Rerata Per Aspek Aspek Iklim Organisasi Skor Rerata Per Aspek Perilaku membantu 2.25 Struktur 1.65 Sportivitas 2.1 Tanggung jawab 2.13 Loyalitas terhadap organisasi Kepatuhan terhadap organisasi 2.18 Penghargaan 1.94 2.41 Risiko 2.17 Inisiatif individu 2.17 Kehangatan 1.74 Civic virtue 2.35 Dukungan 1.7 Pengembangan diri 2.46 Standar 1.91 Konflik 2.01 Identitas 1.76 Dilihat dari tabel di atas, diperoleh skor rerata tiap-tiap aspek OCB dan iklim organisasi, sehingga dapat diketahui bahwa tiga aspek OCB terendah adalah sportivitas, inisiatif individu, dan loyalitas terhadap organisasi, sedangkan aspek yang tertinggi adalah pengembangan diri. Pada aspek iklim organisasi, skor rerata per aspek yang mendapatkan nilai rendah (di bawah dua) adalah struktur, penghargaan, kehangatan, dukungan, standar, dan identitas. Pada aspek struktur diperoleh nilai 1.65, hal tersebut sesuai dengan pendapat salah satu karyawan bagian produksi yang mengatakan bahwa banyaknya peraturan di perusahaan yang harus ditaati, sehingga karyawan akan banyak protes dan mengeluh, namun perlu ditelaah kembali bahwa dengan adanya banyak peraturan, prosedur, dan kebijakan itu demi meningkatkan kelayakan perusahaan, sekaligus meningkatkan kualitas

51 SDM-nya. Hal tersebut juga tergantung pada pemikiran masing-masing karyawan, karena tiap karyawan merasakan hal yang berbeda. Pada aspek penghargaan diperoleh nilai 1.94, kemungkinan karyawan bagian produksi merasa bahwa tidak ada atau kurangnya reward yang diberikan perusahaan untuk kinerja karyawan yang baik. Karyawan akan lebih senang dan termotivasi apabila hasil pekerjaan mereka diakui oleh perusahaan, contohnya dengan memberikan pujian, voucher makan atau voucher perjalanan ke luar kota, bahkan piagam penghargaan. Jika hal itu dilakukan, maka dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan, inisiatif karyawan, dan karyawan akan mengembangkan diri mereka menjadi lebih baik. Pada aspek kehangatan diperoleh nilai 1.74, kemungkinan dikarenakan relasi yang terjalin antar karyawan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara kepala HRD dan salah satu karyawan bagian produksi. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kualitas relasi antar karyawan dengan cara mengadakan acara-acara informal yang melibatkan seluruh karyawan, baik itu atasan maupun bawahan. Dengan begitu, akan meningkatkan perilaku membantu, civic virtue, dan loyalitas pada perusahaan. Pada aspek dukungan diperoleh nilai 1.7, bisa saja terjadi dikarenakan kurangnya dukungan yang diperoleh dari atasan maupun rekan kerjanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, atasan memberikan perhatian personal kepada seluruh karyawan secara adil, serta karyawan membantu menyelesaikan permasalahan terkait pekerjaan yang dialami

52 karyawan lain, sehingga mereka akan bekerja sama demi meningkatkan produktivitas atasan maupun rekan kerja. Pada aspek standar diperoleh nilai 1.91, kemungkinan terjadi karena kurang mengertinya karyawan mengenai apa yang perusahaan inginkan atas pekerjaan mereka. Sudah seharusnya perusahaan menerapkan standar kerja yang tinggi, sehingga mutu hasil produksi dapat maksimal dan terjamin, namun standar tersebut juga harus setara dengan kemampuan para karyawan. Oleh karena itu, perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan mengenai standar yang diinginkan perusahaan atas pekerjaan mereka. Pada aspek identitas diperoleh nilai 1.76, hal ini dapat terjadi dikarenakan kurang adanya rasa memiliki pada diri karyawan terhadap perusahaan. Setiap karyawan memiliki pandangannya masing-masing mengenai perasaan bangga berada dalam perusahaan tersebut. Jika ia merasa bangga, maka karyawan tersebut akan bersedia melakukan pekerjaan ekstra secara sukarela. C. Kelemahan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Walaupun hipotesis dalam penelitian ini terbukti diterima, namun penelitian masih memerlukan banyak perbaikan. Adapun kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Jarak waktu pada saat wawancara dan observasi dengan pengambilan data penelitian terlalu lama, yakni wawancara dan observasi dilakukan di bulan Desember 2015 dan pengambilan data penelitian dilakukan di bulan Mei 2016, sehingga dalam jarak waktu tersebut, perilaku karyawan kemungkinan dapat berubah.

53 2. Saat pengambilan data, peneliti tidak dapat mengamati secara langsung karena skala ditinggal dan baru diambil sesuai kesepakatan. Kondisi ini memungkinkan terjadi bias dalam pengambilan data penelitian, sehingga tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya. 3. Kemungkinan kurang terbukanya subjek dalam menjawab pernyataan, sehingga jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan keadaan dirinya dan cenderung ingin dianggap ideal sesuai dengan anggapan umum (social desirability), sehingga adanya kemungkinan jawaban tidak jujur. 4. Tidak mengendalikan variabel masa kerja dan jenis kelamin, dikarenakan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika karyawan telah lama bekerja, maka akan memiliki keterdekatan dan keterikatan terhadap organisasi. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lovell dkk. menemukan adanya perbedaan tingkat OCB antara pria dan wanita.