Dalam praktek hukum istilah ini acap kali digunakan, tetapi dalam berbagai konteks pengertian, sbb. : mengalami suasana kejiwaan tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
(Reglement op het Notarisambt in Indonesie) Ordonansi tgl. 11 Januari 1860 Stb. 1860/3

Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk. kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini (Pasal 1 ayat 1)

Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk. kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini (Pasal 1 ayat 1)

Psl. 463 BW tidak memberikan definisi ketidakhadiran, melainkan hanya memberikan gambaran kapan ketidakhadiran itu dapat terjadi menurut hukum

Seorang pria yang telah 18 tahun dan wanita yang telah 15 tahun boleh

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BALAI HARTA PENINGGALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

diasuh oleh team-teaching PROGRAM PASCASARJANA USU Program Magister Kenotariatan

PERAN JASA NOTARIS DALAM PENYELESAIAN WARISAN. Oleh: H. Syahril Sofyan Direktur Sekolah Pascasarjana UNPAB

(van rechtswege nietig)

HUKUM WARIS. Hukum Keluarga dan Waris ISTILAH

Perbandingan Hukum Orang di Belanda dan Indonesia.

Prof. H.T. Syamsul Bahri, SH H. Syahril Sofyan, SH, MKn

Psl. 119 BW jo. Psl. 124 BW


Kedewasaan adalah mereka yang telah berumur genap 21 tahun atau telah melakukan perkawinan sah atau bagi mereka yang memperoleh perlunakan (handlichti

NOTARIS TIDAK BERWENANG MEMBUAT SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT), TAPI BERWENANG MEMBUAT AKTA KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (AKMHT)

Judul buku: Kebatalan dan pembatalan akta notaris. Pengarang: Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Editor: Aep Gunarsa

AKTA PEMBAGIAN DAN PEMISAHAN HARTA PENINGGALAN

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam fase kehidupan manusia terdapat tiga peristiwa penting yaitu, kelahiran,

SOSIALISASI RUU BHP : TELAAH SINGKAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG BALAI HARTA PENINGGALAN (RUU BHP)

TINJAUAN HUKUM SURAT WASIAT MENURUT HUKUM PERDATA M. WIJAYA. S / D

BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN

PENDAHULUAN. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993 hlm. 23

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mencegah permasalahan mengenai harta warisan tersebut, hukum

HUKUM KELUARGA ANAK RAHMAD HENDRA FAKULTAS HUKUM UNRI

HUKUM WARIS PERDATA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. pejabat berwenang, yang isinya menerangkan tentang pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara yang didasarkan kepada aturan hukum untuk menjamin. pemerintah Belanda pada masa penjajahan.

BAB II AKTA NOTARIS DAPAT MENJADI BATAL OLEH SUATU PUTUSAN PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Muhammad dan Idrus Al-Kaff, (Jakarta: Lentera, 2007), hal. 635.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

BAB III WASIAT DALAM KUH PERDATA. perbuatan pewaris pada masa hidupnya mengenai harta kekayaannya apabila

BAB II KEDUDUKAN HUKUM ATAS BATASAN TURUNNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS BERDASARKAN UUJN NO. 2 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Kewarganegaraan. dalam melaksanakan tugas pokok dan

BAB II KEDUDUKAN HUKUM BILA PENANGGUNG KEHILANGAN KECAKAPAN BERTINDAK DALAM PERJANJIAN PENANGGUNGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perbuatan hukum. Peristiwa hukum pada hekekatnya adalah

Oleh: Ricardo Simanjuntak SH,LL.M., ANZIIF.CIP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JABATAN NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya manusia tetap bergantung pada orang lain walaupun sampai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. individu itu diharuskan bertingkah laku sedemikian rupa, sehingga kepentingan

BAB III HUTANG PIUTANG SUAMI ATAU ISTRI TANPA SEPENGETAHUAN PASANGANNYA MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendirian PT. PT didirikan oleh dua orang atau lebih, yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB IV HUKUM KELUARGA

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERWALIAN MENURUT K.U.H.P. PERDATA DAN U.U. NO. 1 TAHUN 1974 SUNARTO ADY WIBOWO. Program Studi Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

BAB III KEPENGURUSAN HARTA PERSATUAN

Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N

BAB IV PENDAFTARAN BOEDEL. seseorang, dalam arti keseluruhan aktiva dan pasiva. mengkonstatir harta boedel (mencari tahu isi dari boedel).

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

BAB II SUBJEK DAN OBJEK HUKUM PERDATA

Pengantar Ilmu Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani R, SH,M.Kn

BAB III KEABSAHAN AKTA HIBAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Studi di Kantor Notaris dan PPAT Dina Ismawati, S.H.,MM)

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kemasyarakatan yang dikenal sebagai notariat timbul dari

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan

B AB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 875 BW, yang dimaksud Surat Wasiat (testament) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan melakukan barter, yaitu menukarkan barang yang. usaha dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu : Perusahaan Perorangan (sole

Lampiran 1 Pasal-Pasal KUHP Mengenai Pembuktian dengan Tulisan

BAB II PENGURUSAN HARTA KEKAYAAN MILIK ANAK ANGKAT DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PERDATA. A. Status dan Kedudukan Anak Angkat Menurut KUH Perdata

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

KEDUDUKAN HUKUM ANAK LUAR KAWIN YANG DIAKUI. Oleh: Mulyadi, SH., MH. ( )

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jasa dalam kehidupan bermasyarakat telah mengalami

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak

ialah sebagai Negara yang berdasarkan pancasila, sila pertamanya ialah

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

Calon suami isteri berhak menyimpang atau menghindarkan diri dari aturan menurut UU

BAB II RUANG LINGKUP TANPA WALI. A. Pengertian Perwalian dan Asas tentang Wali

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16

FUNGSI PERJANJIAN KAWIN TERHADAP PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB III TINJAUAN TERHADAP NOTARIS DAN KEWENANGANNYA DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG TELAH MEMPEROLEH LEGALITAS DARI NOTARIS. Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan 1

Transkripsi:

Dalam praktek hukum istilah ini acap kali digunakan, tetapi dalam berbagai konteks pengertian, sbb. : 1. Curator bagi orang dewasa yang mengalami suasana kejiwaan tertentu 2. Curator bagi manusia dan korporasi yang dinyatakan pailit 3. Curator Ventris

Istilah dewasa perlu ditekankan karena menurut Psl. 462 BW seorang anak dibawah umur yang mengalami gangguan jiwa atau suasana mental tertentu dilarang untuk ditempatkan di bawah curatele bagi mereka hanya disediakan oleh UU kekuasaan orang-tua (ouderlijke macht) atau kekuasan wali (voogdij)

Diatur dalam Bab-XVII Buku-I BW dengan judul tentang Pengampuan, mulai Psl. 433 BW s/d Psl. 462 BW. Psl. 433 BW menentukan : Setiap orangdewasa yang selalu berada dalam keadaan dungu, sakit otak atau mata-gelap harus ditaruh dibawah pengampuan, pun jika ia kadang-kadang cakap menggunakan pikirannya. Pengampuan dinyatakan dgn Penetapan Pengadilan ex Psl. 440 BW

Bab-XVII Buku-I BW (Psl. 433 dst) 1. dungu 2. sakit otak 3. mata gelap 4. kadang-kadang cakap mempergunakan pikirannya (onder curatele curatele gesteld) + Tap PN

Psl. 446 ayat (3) BW Orang yang diletakkan dibawah curatele karena boros masih dibolehkan untuk membuat surat wasiat

Psl. 452 BW Setiap orang yang ditaruh dibawah pengampuan (onder curatele gesteld), mempunyai kedudukan yang sama dengan seorang belum dewasa (minderjarig)

Pasal 462 BW Seorang anak dibawah umur yang gila tak boleh diletakkan dibawah curatele. Anak dibawah umur senantiasa dibawah kekuasaan orang tua (ouderlijke macht) atau kekuasaan wali (voogdij)

Kurator yang diberikan kepada manusia dewasa dan badan hukum (korporasi) yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan. Disini orang dewasa dan badan hukum itu kehilangan haknya mengurus harta kekayaannya sedangkan dalam Curator ex Buku-I BW diberlakukan bagi orang dewasa yang kehilangan kemampuannya mengurus dirinya karena alasan tertentu

Pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan membuat grosse, salinan dan kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain (Pasal-1 PJN Stb. 1860/3)

Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat akta-otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini (Pasal 1 ayat 1)

Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta-otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh UU m.b. tgl. 6 Oktober 2004

(Reglement op het Notarisambt in Indonesie) Ordonansi tgl. 11 Januari 1860 Stb. 1860/3 m.b. tgl. 1 Juli 1860) Mengatur tentang siapa Notaris, bentuk akta Notaris, syarat pembuatannya, saksi-saksi, pengawasan terhadap notaris serta penyimpanan protokolnya dll. dgn cara yang hampir sama diatur dalam UUJN. UUJN secara khusus mengatur honor Notaris (Bab-VI-UUJN) m.b.6 Okt 2004

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal (Pasal-1320 KUHPerdata)

Waktu BW dibuat, kemajuan teknologi belum seperti saat ini. Bolehkah kesepakatan dianggap ada saat para pihak berkomunikasi lewat alat komunikasi kasat mata seperti telepon, fax, internet, SMS dll. Bagaimana pula melalui komunikasi tak kasat mata (telepathy dll) masalah bewijs

Subjek Perjanjian Dari kegiatan yang disebut perjanjian dapat disimpulkan bahwa subjeknya sekurangnya harus 2 (dua) orang (badan hukum) atau lebih

Subjek Hukum Objek Hukum Subjek Hak Objek Hak Subjek Perjanjian Objek Perjanjian Subjek Akta Objek Akta

Dalam kaitan khusus tentang topik Curator Ventris, karena ia berkenaan dengan status seorang (anak) manusia, yang relevant adalah mengenai status-anak dan perwalian

Adalah tugas yang dijalankan oleh Adalah tugas yang dijalankan oleh instansi Balai Harta Peninggalan dalam kapasitasnya selaku badan yang mewakili kepentingan anak yang masih dalam kandungan (Psl.2 jo. Psl. 348 BW) pengampu ADK

ADK yang terhadapnya dapat BHP bertindak selaku curator ventris adalah ADK yang berasal dari perkawinan yang sah. Perhatikan bunyi anak kalimat Psl. 348 BW : Jikalau, setelah si suami meninggal dunia, isteri menerangkan, mengakui bahwa ia sedang mengandung Menjelaskan adk yang berada dalam kandungan seorang wanita yang (pernah) berstatus seorang isteri saja yang menjadi objek ketentuan ini

ADK lain yang ternyata dikandung oleh seorang wanita yang tak pernah berstatus sebagai isteri-sah dengan sendirinya tidak dapat diletakkan dibawah Curator Ventris ADK yang berstatus seperti ini tidak memiliki Curator Ventris

KAPANKAH TUGAS SEBAGAI CURATOR VENTRIS SECARA FORMAL MULAI DIPANGKU OLEH BALAI HARTA PENINGGALAN? Pada saat janda yang sedang hamil itu menanda-tangani Berita Acara Kehamilan (proces verbaal van zwangerschaap), yaitu sesudah janda yang hamil itu dipanggil menghadap ke BHP dalam waktu tak lebih dari 300 hari sesudah kematian suaminya (perhatikan Psl. 44 dst Stb. 1872/166 tentang Instructie voor de Weeskamer in Indonesie)

Sebelumnya perlu diingat bahwa curator-ventris hanya berlaku terhadap anak yang berada dalam kandungan yang statusnya merupakan anak yang berasal dari perkawinan yang sah perkawinan sah itu bubar karena kematian bukan karena sebab lain

di sini berlaku dugaan-hukum (rechts-vermoeden) bahwa anak yang ada dalam kandungan (adk) itu hanya diasumsikan sebanyak 1 (satu) orang tidak lebih dari 1 (satu) orang

maka segala kepentingan dan hak-hak yang menurut hukum sebelumnya jatuh untuk kepentingan ADK yang kemudian ternyata saat dilahirkan lebih dari seorang itu dibagi sama di antara sesama ADK yang lahir lebih dari seorang itu mungkjn kembar dua, tiga dst

sesuai dengan asas yang dianut oleh Psl. 2 BW secara yuridis- formal dapat sebab ia oleh hukum sudah diakui sebagai subjek-hukum akan tetapi adalah lebih bijaksana menunggu kelahirannya untuk menentukan jumlah ADK secara kasat mata kepastian hukum

Curator Ventris c.q. BHP tidak pernah bersedia melakukan pemisahan boedel sementara sang-janda yang ditinggal mati suaminya sedang berada dalam keadaan hamil, meskipun secara yuridis formal boleh, karena kadar kepastian hukumnya dapat menjadi persoalan

system yang dikenal BW menghendaki pengakuan dilakukan secara formalistis mengikuti prosedur tertentu dan mencatatkan pengakuan itu dalam akta-kelahiran anak yang diakui hanya anak yang sudah lahir saja (yang memiliki akta-kelahiran) dapat diakui (berlaku m.m. untuk adopsi)

Pada prinsipnya pengesahan anak dilakukan dengan melakukan perkawinan sah menurut hukum antara bapak (pria) yang membenihkan dengan ibu (wanita) yang melahirkan. Bagi adk (yang berada dalam status curator ventris) tak mungkin lagi dilakukan pengesahan karena bapak (pria) yang membenihkannya telah meninggal dunia

UU No. 1/1974 tidak ada mengatur status ADK. Hanya terdapat 3 pasal yang mengatur tentang status anak i.c. Psl. 42, 43 dan 44 UU No. 1/1974. Istilah ADK dikenal dalam Psl. 1 UU No. 23/2002 tentang perlindungan anak tetapi UU ini tidak menjabarkan bagaimana cara melindungi kepentingan ADK praktis hanya dikenal oleh BW