II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Perikanan Usaha Ikan Hias Air Tawar Wadah dan Peralatan Pemeliharaan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Hias Air Tawar di Indonesia 1. Angelfish ( Pterophyllum Scalare 2. Blackghost ( Apteronotus Albifrons

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

Pematangan Gonad di kolam tanah

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Ikan Bawal Air Tawar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

VII. ANALISIS FINANSIAL

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN LELE SANGKURIANG

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele Dumbo

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karekteristik Ikan Lele

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Pembenihan Jambal Siam (Pangasius sutchi )

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. strain baru ikan maskoki yang tersebar di seluruh dunia (Lingga dan Susanto

ANALISIS KELAYAKAN USAHA IKAN DISKUS (Symphysodon Sp.) PADA VIZAN FARM BOJONG SARI DEPOK JAWA BARAT

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

VI. ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKSI BENIH IKAN HIAS AIR TAWAR PADA TAUFAN S FISH FARM

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa lobster merupakan udang besar yang

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

II. BAHAN DAN METODE

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Perikanan 2.1.1 Usaha Ikan Hias Air Tawar Berdasarkan habitatnya ikan hias dapat digolongan kedalam dua jenis ikan hias air tawar dan ikan hias air laut. Ikan hias mempunyai jenis yang beranekaragam dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Tempat pemeliharaan ikan hias dapat berupa akuarium ataupun bak semen. Tempat ini praktis dan mudah dibuat serta cocok untuk budidaya yang dilakukan pada lahan sempit. Ikan hias adalah ikan mempunyai bentuk, warna dan karakter yang khas masing-masing jenisnya, sehingga menciptakan keindahaan tersendiri ketika melihat gerak-gerakannya dalam akuarium ataupun bak semen yang mendukung serta dapat memberikan suasana damai dan tentram. Gerakan ikan hias umumnya lembut dan dipadukan dengan tanaman hias ataupun alat pendukung lainnya (aerasi) didalam akuarium akan selalu menarik untuk melihat. Kegiatan budidaya perikanan, khususnya ikan hias air tawar membutuhkan modal dan sarana lain yang tidak sedikit nilainya. Oleh karena itu, persiapan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga terhindar dari resiko kegagalan (Daelami 2000). Secara garis besar, ikan hias dibagi menjadi empat macam dilihat dari jenisnya, yaitu : 1. Ikan hias air tawar disebut dengan istilah perdagangannya Freshwater Ornamental Fish. 2. Ikan hias air laut disebut juga dengan Marine Ornamental Fish. 3. Tanaman hias air tawar yang dikenal sebagai Freshwater Ornamental atau Aquatic Plant. 4. Kerang atau biota laut dikenal juga dengan invertebrata. 2.1.2 Wadah dan Peralatan Pemeliharaan Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat beragam dan dapat disesuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut dapat berupa kolam, bak

semen, akuarium, atau bak fiberglas. Bahkan ada juga petani yang memelihara ikan cupang menggunakan botol bekas air mineral. Namun, apa pun jenis wadahnya, tentunya harus dapat menampung air dan bahannya tidak membahayakan atau meracuni ikan (Lesmana dan Iwan 2006). 2.1.3 Kolam atau Bak Semen Kolam atau bak semen digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan hias air tawar. Kolam atau bak semen berukuaran 1 m x 1 m sampai 2 m x 3 m. Kedalamannnya pun bervariasi dari 25-40 cm. Kedalaman kolam yang relatif dangkal memiliki keuntungan, yaitu difusi oksigen dan sinar matahari dapat masuk sampai ke dasar kolam serta hemat air. 2.1.4 Akuarium Akuarium untuk pemeliharaan ikan hias air tawar jenis Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi). Dengan menggunakan akuarium sangat baik untuk pemeliharaan benih dan induk. Ini dilihat akuarium mudah dibersihkan dan ikan tidak mudah terbuang atau terganggu walaupun ukurannya masih kecil bagi benih. Dengan akuarium yang transparan menyebabkan ikan didalam akuarium mudah dilihat (Lesmana dan Irwan 2006). 2.1.5 Peralatan Menurut Lesmana dan Iwan (2006) dalam pemeliharaan ikan Black Ghost, Ctenopoma acutirostre, dan ikan Patin diperlukan peralatan seperti serok, ember, busa spon, baskom, selang untuk sipon, dan selang aerasi untuk menyalurkan udara dari blower ke akuarium. 2.2 Deskripsi Jenis Ikan Hias Air Tawar 2.2.1 Black Ghost (Apterenotus albifrons) Black Ghost (Apterenotus albifrons) berasal dari negara Amerika Selatan dan bersifat karnivora. Habitat aslinya bersuhu 25-28 C, dengan ph 6,5-7,0. Bentuk tubuhnya seperti lembaran daun atau pisau dengan warna hitam polos dan

berenang bergetar atau meluncur. Ikan ini senang dengan tempat yang agak gelap atau remang-remang dan akan bersembunyi jika ada lubang, terutama pada siang hari. Oleh karena itu dalam wadah pemeliharaanya perlu disediakan tempat persembunyian berupa akar-akar pepohonan atau potongan paralon. Ikan Black Ghost jantan dan betina dapat dibedakan dari garis punggungnya. Garis punggung pada jantan sedikit lebih pendek dari betina. Selain itu, sirip ekor pada betina lebih sempit dari pada jantan. 2.2.2 Ctenopoma acutirostre Ctenopoma acutirostre berasal dari sungai Congo di Afrika. Ctenopoma bersifat karnivora namun tidak agresif dan biasanya berkelompok. Pada ikan jantan terdapat garis punggung di atas badannya. Di Indonesia sering jaga disebut dengan ikan daun. Habitat aslinya bersuhu 23-28 C dengan ph 6,0-7,5. Panjang tubuh dari ikan ini dapat mencapai 15 cm, tapi biasanya berukuran kecil. 2.2.3 Patin (Pangasius sutchi) Patin (Pangasius sutchi) berasal dari perairan Indonesia bagian barat seperti Sumatera dan Kalimantan serta Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia. Ikan ini bersifat omnivora dan agak karnivora serta bersuhu 27-30 C dengan ph 6,5-7,0. Ukurannya dapat mencapai 75 cm atau dengan berat sekitar 8 kg. Tubuhnya hitam dan perutnya keputihan. Ada juga jenis yang albino, bentuknya seperti ikan hiu, dengan mata putih dan gerakan tubuhnya sangat lincah. Menurut Kuncoro (2009) ikan ini lebih terkenal di Indonesia adalah sebagai ikan hias. Status ikan Patin di Indonesia sebagai ikan konsumsi yang dipelihara di karamba. Jenis ikan Patin ini yang berwarna putih dijual sebagai ikan hias dengan harga murah. Kunci atau ukuran pemeliharaannya adalah A3, B2, C3, D2, E2, F1, G1 dengan 200 liter/ ph 6 sampai 7,5 dengan suhu 25-30 0 C. Ikan Patin ini sering disebut dengan ikan Pangasius atau Jambal. Di indonesia terdapat sembilan jenis ikan Patin dan beberapa jenis ikan Patin asing yang dijual sebagai ikan hias. Tabel 4 jenis ikan Patin sebagai ikan hias yang berada di Indonesia.

Tabel 4. Jenis Ikan Patin Sebagai Ikan Hias yang Dijual di Indonesia No Nama Ilmiah Nama Lokal Daerah Sebaran Ukuran 1 Helicophagus waandersii Patin muncung Sumatra, Kaltim 50 2 Pangasius nieuwenhuisi Lawang Jawa, Sumatra, Kalimantan 60 3 Pangasius polyuranodon Juaro Sumatra, Kalimantan 80 4 Pangasius nasutus Patin Jawa, Kalimantan 90 5 Pangasius jambal Jambal, patin Jawa, Sumatra, Kalimantan >120 6 Pangasius micronema Wakal Jawa, Kalimantan 60 Rioscaring, 7 Pangasius macronema lancang riu, Kalimantan Barat 20 Rios 8 Pangasius humeralis Patin Kalimantan Barat 40 9 Pangasius lithostoma Patin Kalimantan 25 Sumber : Kuncoro (2009) 2.2 Input Produksi Ikan Hias Air Tawar Kegiatan budidaya ikan hias air tawar tidak akan bisa terlaksana dengan baik apabila tidak ada unsur pendukungnya. Beberapa input yang mendukung dalam menunjang teknik budidaya ikan hias air tawar, diantaranya adalah: 1. Pakan Pakan yang dapat diberikan pada ikan hias air tawar adalah pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang digunakan dalam usaha ikan hias air tawar jenis Black Ghost (Apteronotus albifrons), Ctenopoma acutirostre, dan Patin (Pangasius sutchi) antara lain (Lesmana dan Iwan 2006) : a. Cacing Sutera Cacing Sutera terkenal mampu memacu pertumbuhan benih ikan (anak ikan). Bagi induk ikan yang sedang bunting (matang gonad), cacing sutera memang kurang cocok karena dikhawatirkan dapat menghambat keluarnya telur. Kandungan lemak cacing ini diduga akan menyumbat telur induk ikan tersebut. b. Udang Renik Udang renik yang dikenal dengan sebutan Cladocera. Diantara banyak udang renik, Cladocera ini paling terkenal. Jenis ini yang sering hidup di kolam dan perairan umum adalah Moina dan Daphnia. Selain pakan alami yang diberikan, pakan buatan juga bisa diberikan untuk pakan induk patin. Pakan biasanya berupa pelet, baik yang tenggelam maupun terapung. Namun, pakan buatan sangat jarang digunakan petani dalam budidaya

ikan hias karena cepat mengotori air. Cepatnya air menjadi kotor karena wadah pemeliharaan ikan umumnya relatif sempit dan airnya relatif sedikit. Padahal sebenarnya dengan kadar dan frekuensi pemberian pakan buatan yang seimbang akan memberikan hasil yang baik. Ini disebabkan kandungan gizi pakan buatan biasanya sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan karena sudah ditambahkan vitamin. Adanya vitamin akan memperkuat ketahanan tubuh ikan. Pakan buatan untuk ikan hias dapat berbentuk kering (pelet) maupun basah (pelet moist). Pakan ini banyak dijual di pasaran dalam berbagai bentuk, ukuran, dan kualitas. Penggunaan pakan buatan sangat praktis dan dapat disimpan lama. Namun pemantauan kualitas air sangat perlu. Pemberian pakan buatan sebaiknya terbatas, cukup untuk kebutuhan ikan. Lebih baik sering memberikan pakan buatan dengan jumlah sedikit dibanding jumlah banyak sekaligus tanpa dihabiskan ikan. 2. Obat-obatan Menurut Lesmana dan Iwan (2006), obat-obatan yang digunakan untuk proses pembesaran ikan hias air tawar yaitu : a. Garam Garam berfungsi untuk membunuh kuman penyakit dan membunuh kutu yang terdapat pada ikan hias air tawar. Pemberian garam untuk menanggulangi penyakit ikan pada saat pembersihan akuarium dengan tujuan agar kuman yang menempel pada akuarium mati dan mentralkan kondisi air. b. Tawas (CuSO 4 ) Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Cyophaga columnaris dan Flexibacter columnaris. Dosisnya sebanyak 1 ml tawas untuk 2 liter air. c. Antibiotik Tetrasiklin Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp. dan Aeromonas sp. Dosinya adalah 20-30 mg untuk 1 liter air. d. Malachit Green Oxalat (MGO) Obat ini digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh cendawan Saprolegnia sp. Dosisnya adalah 0,3 mg per liter air.

3. Induk ikan hias Kondisi induk harus diperhatikan agar diperoleh jumlah dan mutu benih atau anakan yang baik. Kondisi induk dilihat dari umur atau ukuran, kesehatan, dan asal-usul keturunan. 4. Benih ikan hias Benih yang baik sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi. Benih tersebut sudah harus cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah memenuhi syarat, sehat, dan persentase kematiannya rendah (Rahardi et al, 2005). 2.4 Proses Produksi Ikan Hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin Menurut Lesmana dan Iwan (2006) proses produksi ikan hias Black Ghost, Ctenopoma, dan Patin antara lain : 1. Persiapan Wadah Wadah yang digunakan untuk usaha ikan hias air tawar Arifin Fish Farm adalah akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm dan bak semen dengan ukuran 550 cm x 50 cm x 160 cm. Tahap-tahap persiapan wadah antara lain : a. Pencucian Tempat Pemeliharaan Dilakukan untuk membersihkan kuman-kuman penyakit dan sisa-sisa kotoran yang menempel pada akuarium. Caranya adalah dengan menggosok bagian dalam dengan menggunakan busa spon dan dibilas dengan air bersih. b. Pengeringan Akuarium atau bak semen yang telah dicuci didiamkan selama dua hari dengan tujuan agar kuman-kuman penyakit mati dan akuarium tidak berbau amis. c. Pengisian Air Wadah diisi dengan ketinggian 30 cm dengan ph dan suhu yang sesuai untuk masing-masing jenis ikan hias air tawar. d. Pemberian Garam Setelah akuarium dan bak semen diisi air dengan ketinggian 25 cm kemudian diberi garam sebanyak tiga sendok makan tujuannya untuk menetralkan ph air dan mencegah terserangnya penyakit pada benih.

2. Perawatan dan Pengelolaan Induk Ikan Merawat dan mengelola induk agar matang gonad atau siap berpijah atau bertelur dengan kualitas baik maka harus diperhatikan : wadah pemijahan, sarang, kualitas air, sinar matahari, kepadatan induk, pemeliharaan induk, pemberian pakan, dan pemindahaan induk. 3. Pemijahan Untuk pemijahan buatan ini, tahapan yang perlu dilakukan adalah menyiapkan induk ikan yang akan diberi suntikan hormon, persiapan hormon pengambilan telur dan sperma, pencampuran telur dan sperma, penetesan telur, dan perawatan larva. 4. Penyortiran Sebaiknya proses penyortiran dilakukan setiap dua minggu sekali untuk mengetahui pertumbuhan dan kesehatan benih ikan hias. 5. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah ikan hias berumur 1 bulan dengan ukuran 1 inci. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan seser atau serokan setelah air dikurangi dengan menggunakan selang. 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian yang menganalisis tentang ikan hias sudah banyak dilakukan, diantaranya berjudul Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan Hias Air Tawar Budi Fish Farm, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor oleh Agustika (2009). Dari hasil penelitian dilihat dari aspek teknis menunjukan bahwa perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam persiapan pengadaan ikan hias dari petani maupun dalam proses produksinya; dari aspek manajemen menunjukan perusahaan menggunakan struktur organisasi yang sederhana akan tetapi mampu menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kewajibannya; aspek sosial melihat sejauh mana keluhan dari masyarakat sekitar lokasi usaha terhadap kegiatan perusahaan. Aspek pasar menunjukan peluang yang masih terbuka lebar untuk bisnis ikan hias ini. Hal tersebut dapat dilihat dari data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.

Hasil dari perhitungan aspek finansial menunjukan bahwa perhitungan niali NPV yang diperoleh sebesar Rp 483.160.979,00 berarti bahwa investasi yang ditanam pada 10 tahun yang akan datang dapat memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 483.160.979,00; Net B/C sebesar 2,70 artinya setiap Rp. 1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke 10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,70,00; dengan IRR sebesar 66% menunjukan bahwa usaha ini layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat bunga sebesar 66% per tahun. Jika bunga pinjaman bank yang berlaku kurang dari nilai tersebut maka usaha ini layak untuk dijalankan, sebaliknya jika suku bunga pinjaman bank yang berlaku lebih besar dari 66% per tahun berarti usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Dharmika (2009), meneliti tentang Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan di Pri s Farm Cinagara, Cirejuk, Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa Pri s Farm salah satu perusahaan yang memproduksi bunga potong kristan yang sangat digemari dan banyak diproduksi. Pris Farm merencanakan untuk mengembangkan usahanya dengan meningkatkan kapasitas produksi dengan penambahan green house pada lahan yang ada. Hal ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil utnuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dengan memproduksi yang masih kurang untuk memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan dari hasil analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek sumberdaya perusahaan, aspek manajemen, dan aspek sosial, usaha ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Sehingga permintaan konsumen akan terpenuhi oleh produksi kebun Pri s Farm. Penilaian rencana pengembangan bisnis ini menggunakan tiga skenario. Hasil dari perhitungan cashflow didapatkan nilai NPV untuk skenario I yaitu sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; skenario II sebesar Rp 473.396.179,8,00 ; dan skenario III sebesar Rp 1.018.640.378,00 yang berarti bahwa pendapatan bersih yang diperoleh selama umur proyek ini dijalankan akan memperoleh laba bersih sebesar Rp 1.117.985,71,00 ; Rp 473.396.179,8,00 ; dan Rp 1.018.640.378,00 dengan memperhitungkan nilai waktu uang dalam jangka waktu 10 tahun atau selama umur proyek berjalan.

Penelitian mengenai Kelayakan Finansial Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila Wanayasa pada Kelompok Pembudidaya Mekarsari Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta oleh Irianni (2006) bertujuan menganalisis Keuntungan usaha, menganalisis kelayakan investasi yang ditanamkan dan menganalisis sensitivitas usaha terhadap perubahan harga faktor produksi, dalam hal ini adalah pakan. Kelayakan usaha dan sensitivitas dinilai berdasarkan kriteria investasi yang terdiri dari NPV, Net B/C, dan IRR. Hasil analisis yang diperoleh bahwa niali NPV sebesar Rp 225.116.401,83,00 nilai B/C diperoleh sebesar 19,38 dan niali IRR sebesar 707%. Hasil analisis sensitivitas dengan metode switching value diperoleh bahwa usaha masih layak dijalankan dengan adanya peningkatan harga pakan sampai batas kenaikan sebesar 800,91%, karena nilai NPV sama dengan nol, Net B/C sama dengan 1, sedangkan IRR sama dengan tingkat suku bunga. Sirkis Nugroho (2008) dalam penelitian yang berjudul Analisis Finansial Ikan Hias Air Tawar pada Usaha Heru Fish Farm di Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor menjelaskan dari hasil penelitian menunjukan Heru Fish Farm merupakan salah satu dari banyak pembudidaya yang masuk dalam anggota pembudidaya ikan hias air tawar Mina Tangkar pada tahun 2006 mendapatkan gelar juara pertama se-kabupaten dan juara II tingkat Propisi Jawa Barat. Tenaga kerja yang terdapat pada usaha Heru Fish Farm terdiri dari atas tenaga kerja tetap. Heru Fish Farm dikelola oleh empat orang yang terdiri atas satu orang pemimpin Heru Fish Farm, satu orang Manajer dan dua orang karyawan produksi. Alur kegiatan usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm dengan melakukan pemijahan, pendederan, pembesaran. Hasil analisis dari usaha ikan hias air tawar Heru Fish Farm setelah dilakukan pengembangan (perluasan lahan). Nilai R/C diperoleh sebesar 4,64, payback period sebesar 0,44 tahun, BEP nilai produksi tercapai pada saat hasil produksi sebesar Rp 83.608.057,90,00 serta ROI sebesar 228,05%. Total biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh Heru Fish Farm yaitu sebesar Rp 122.712.850,37,00, penerimaan yang diperoleh Rp. 569.600.000,00 sehingga besarnya keuntungan

yang diperoleh adalah Rp 446.887.149,63,00. Tambahan biaya sebesar Rp 74.750.000,00 diperoleh dengan melakukan pinjaman dari bank. Analisis kriteria investasi Heru Fish Farm dilakukan dengan dua skenario, dimana skenario pertama modal yang digunakan adalah modal sendiri dan skenario kedua modal berasal dari pinjaman bank sebesar Rp. 74.750.000,00 dengan tingkat suku bunga sebesar 10,8% per tahun. Wijayanto (2005) penelitiannya yang berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras, studi kasus di MN Fish Farm, Kabupaten Subang. Dari penelitian ini menunjukan hasil perhitungan diperoleh bahwa usaha pembesaran ikan mas air deras MN Fish Farm layak pada tingkat diskonto 6 persen dengan modal sendiri. Hasil yang didapat adalah NPV sebesar Rp. 823.606.812,00 dengan Net B/C sebesar 3,06 dan IRR sebesar 26 persen serta pengembalian modal (MPI) selama 4 tahun 6 bulan. Proyek ini menghasilkan keuntungan bersih sekarang yang positif, pengeluaran sebesar Rp 1,00 menghasilkan manfaat sebesar Rp 3,06 dan tingkat pengembalian internal dari proyek lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku. Selain dengan skenario satu, ini dilakukan analisis dengan perubahan skenario yaitu dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank (Skenario II). Pada Skenario II tingkat diskonto yang digunakan adalah 6 dan 15 persen. Hasil yang diperoleh dengan suku bunga 6 persen adalah NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net B/C 4,41 dengan IRR sebesar 32 persen dan PMI 5 tahun 1 bulan. Usaha ini masih layak untuk dilaksanakan dengan Skenario II pada tingkat suku bunga sebrsar 6 persen, pelaksanaan usaha dengan modal pinjaman dari bank lebih layak untuk dilaksanakan. Pada tingkat suku bunga 15 persen dengan modal sebagian berasal dari pinjaman bank hasil yang diperoleh adalah NPV sebesar Rp 324.433.731,00, Net B/C sebesar 2,62 dengan sebesar IRR 22 persen dan MPI 6 tahun 1 bulan. Nilai NPV positif dan Net B/C lebih besar dari pengeluaran, sedangkan nilai IRR sebesar 22 persen menunjukan bahwa usaha tersebut akan dapat mengembalikan pinjaman beserta bungunya karena pengembalian internal usaha tersebut lebih besar dari suku bunga kredit yang berlaku yaitu 15 persen. Analisis sensitivitas dilakukan pada penurunan harga output sebesar 5,65, 11,11 dan 16,67 persen, serta kenaikan harga input benih sebesar 30,4 persen dan harga input pakan

sebesar 7,91 persen. Usaha masih layak apabila terjadi kenaikan harga benih sebesar 30,4 persen, kenaikan harga pakan sebesar 7,91 persen, penurunan harga output sebesar 5,56 persen dan kenaikan suku bunga menjadi 15 persen. Penelitian-penelitian terdahulu merupakan acuan bagi penelitian dalam analisis kelayakan pengembangan usaha mengangkat permasalahan meningkatkan volume permintaan dari eksportir yang semakin meningkat dan mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk perluasan skala usaha, maka perlu dilakukan analisis kelayakan investasi untuk mengetahui apakah usaha yang akan dikembangkan ini layak atau tidak untuk dilakukan dengan melihat suku bunga (discount rate) yang berlaku. Perbedaan penelitian ini adalah tempat perusahaan dan komoditas yang diproduksi. Dari penelitian terdahulu memberikan masukan bagi penulis mengenai sejauh mana penelitian sebelumnya mengenai analisis finansial dan analisis non finansial. Hal ini memeberikan gambaran bagi penulis dengan topik pengembangan usaha. Selain itu, dari penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan non finansial yang ingin dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial ekonomi, sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis untuk mengembangkan usaha dari kegiatan produksi ikan hias air tawar di Arifin Fish Farm.