BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode CAMEL 1. Capital (Permodalan) Resiko yang digunakan dalam perhitungan permodalan adalah Capital Adequecy Ratio (CAR) yaitu merupakan perbandingan jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Perhitungan ATMR dilakukan dengan cara mengalikan nilai nominal dari masingmasing pos pada aktiva neraca dengan bobot resiko yang ditentukan kecukupan perhitungan faktor permodalan dapat dilihat pada tabel 3.1 yang berdasarkan pada (SK.DIR.BI.NO.30/11/KEP/DIR,1997) Tabel 4.1 Hasil Perhitugan CAR Tahun Bank Kesehatan Kesehatan 2006 12.56 8,30 2007 12.43 12,91 2008 12.66 13,48 2009 12,39 10,96 2010 10,60 13,14 Nilai >8 = Sumber : Bank dan
Gambar 4.1 Grafik CAR Rasio 16 14 12 10 8 6 4 2 0 CAR Capita Adequancy Ratio 2006 2007 2008 2009 2010 Bank (sumber : Data diolah) CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kemungkinan resiko kerugian yang diakibatkan kegiatan operasional bank, yang berarti untuk setiap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) sejumlah Rp. 100 maka Bank membiayai dengan modalnya sebesar rasio yang dihasilkan pada tahun yang bersangkutan. Maka semakin besar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yang dimiliki oleh bank maka akan semakin baik hal ini dikarenakan bank mampu menyediakan modal dalam jumlah besar. Dari hasil perhitungan dan grafik CAR diatas maka dapat dilihat bahwa kinerja keseluruhan CAR kedua bank berada dalam kondisi sehat. Namun jika dilihat pergerakan kinerja CAR pertahun, untuk Bank awal tahun 2006 mempunyai kinerja CAR yang tinggi tetapi pada tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan. Berbeda dengan meskipun awal tahun mempunyai CAR yang lebih rendah dibandingkan Bank namun pada tahn-tahun berikutnya kinerja CAR mengalami
kenaikan, maka dapat dilihat bahwa kinerja CAR lebih baik dibandingkan dengan Bank. 2. Asset a. Rasio KAP Aktiva produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. (SK.DIR.BI.NO.31/ 147/KEP/DIR,1998). Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Bank Tahun Kesehatan Kesehatan 2006 0.73 1,29 2007 0.94 0,77 2008 1.20 1,12 2009 1,37 1,70 2010 1,36 2,65 Nilai <10,35 = Sumber : Bank dan
Gambar 4.2 Grafik KAP rasio 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 KAP Kualitas Aktiva Produktif 2006 2007 2008 2009 2010 Bank Sumber (data diolah) Kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia untuk KAP sebesar <10,35, maka semakin kecil rasio kualitas aktiva produktif (KAP) akan semakin baik karena aktiva produktif yang bermasalah semakin kecil. Dan dapat diartikan bahwa, jika terdapat perubahan aktiva produktif sebesar Rp. 100 maka akan menyebabkan perubahan aktiva produktif yang diklasifikasikan sebesar rasio yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan. Dapat dilihat dari hasil perhitungan dan grafik diatas, bahwa secara keseluruhan kedua bank dikategorikan dalam kelompok sehat akan tetapi jika dilihat dari rasio KAP dari tahun ke tahun maka Bank lebih baik kinerjanya dibandingkan ini dikarenakan Bank memiliki angka Rasio yang lebih kecil dari pergerakan pertahun dibandingkan
b. Rasio PPAP Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Tahun kesehatan kesehatan 2006 101,15 100,00 2007 100.11 100,00 2008 100.34 103,10 2009 108,16 100,61 2010 127,64 100,22 Nilai >81 = Sumber : Bank dan Gambar 4.3 Grafik PPAP rasio 140 120 100 80 60 40 20 0 PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 2006 2007 2008 2009 2010 Bank Sumber: (data diolah) Kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia untuk penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) adalahsebesar >81, maka semakin besar rasio PPAP maka semakin baik kinerja yang telah dilakukan oleh bank untuk mengantisipasi penghapusan kredit macet dengan melakukan
penyisihan dana. Dan dapat diartikan bahwa setiap terjadi perubahan PPAP yang wajib dibentuk sebesar Rp. 100 maka PPAP yag telah dibentuk berubah sebesar rasio pada tahun yang bersangkutan. Dapat dilihat pada hasil perhitungan dan grafik diatas, bahwa secara keseluruhan kedua bank berada dalam kategori sehat. Namun jika dilihat kinerja berdasarkan tahun untuk kedua bank pada awal tahun 2006-2008 memiliki kecendrungan rasio yang hampi sama tetapi pada tahun berikutnya rasio Bank lebih tinggi dibanding ini menunjukan bahwa kinerja Bank lebih baik dibanding bank Mega. 3. Management Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Tabel 4.4 berikut ini menunjukkan kinerja Bank dengan periode 2006-2010 berdasarkan rasio NPM. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Tahun Bank NPM Perubahan NPM Perubahan 2006 10,79 20,53 2007 13,95 3,16 32,11 11,58 2008 13,30 (0,65) 6,41 (25,7) 2009 16,47 3,13 10,91 4,5 2010 16,12 (0,30) 9,39 (1,25) Sumber : Bank dan
Gambar 4.4 Grafik NPM rasio 35 30 25 20 15 10 5 0 NPM Net Profit Margin Bank 2006 2007 2008 2009 2010 Berdasarkan hasil perhitungan dan grafik diatas dapat dilihat bahwa kinerja NPM untuk Bank relatif meningkat dari tahun ketahun sedangkan Bank mega pada tahun 2006 dan 2007 mamiliki rasio NPM yang lebih besar dibandingkan dengan Bank tetapi pada tahun 2008 menurun drastis, hal ini dikarenakan pada tahun tersebut terjadi krisis ekonomi yang menyebabkab properti yang dimiliki bank mega anjlok namun pada tahun berikutnya kembali memperbaiki kinerjanya dapat dilihat pada kenaikan NPM 2009-2010. Semakin besar NPM yang dimiliki suatu Bank maka menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. 4. Earning (rentabilitas) Earning (Rentabilitas) adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dibanding modal yang digunakan selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 1997: 35). Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 khususnya pasal 10 yang mengatur tentang penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio yaitu :
a. Rasio ROA Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA) Tahun Bank () Kesehatan () Kesehatan 2006 1.10 Cukup 3,98 2007 1.53 5,36 2008 1.83 0,98 Kurang 2009 2,23 2,22 2010 2,21 1,90 Nilai >1,22 = Sumber : Bank dan Gambar 4.5 Grafik ROA ROA Return On Asset Rasio 6 4 2 0 Bank 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : data diolah Kriteria return on asset (ROA) yang diberikan oleh Bank Indonesia adalah sebesar >1,22 hal ini menunjukan bahwa semakin besar ROA yang dimiliki kedua bank maka semakin baik kinerja bank tersebut. Dapat diartikan
bahwa setiap RP. 100 aktiva yang dimiliki menghasilkan laba sebesar rasio pada tahun yang bersangkutan. Dapat dilihat dari hasil perhitungan dan grafik diatas, untuk Bank mandiri banyaknya pembiayaan yang dilakukan sehingga aktiva mengalami kenaikan yang cukup besar pada tahun 2006 menyebabkan kinerja NPM berada dalam kondisi yang cukup sehat, namun pada tahun berikutnya Bank memperbaiki tingkat kinerja bank menjadi pulih kembali dalam keadaan sehat. Untuk bank Mega pada tahun 2006-2007 berada dalam kondisi sehat namun pada tahun 2008 mengalami penurunan yang mengakibatkan kondisi bank menjadi kurang sehat diindikasikan bahwa penyebabnya adalah karena krisis ekonomi yang kurang diantisipasi. Jika dibandingkan maka Bank yang lebih baik kondisi NPM dibandingkan dengan. b. Rasio BOPO Berikut ini adalah hasil analisis Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank tahun 2006-2010 :
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Tahun Kesehatan kesehatan 2006 83,84 79,44 2007 81,34 67,84 2008 78,71 89,03 2009 73,76 84,42 2010 74,97 88,86 Nilai <93 = Sumber : Bank dan Gambar 4.5 Grafik BOPO 100 80 60 40 20 0 Bank Sumber: (data diolah) Kriteria penilaian biaya operasional dengan pendapatan operasional yang diberikan Bank Indonesia sebesar <93, jadi semakin kecil BOPO maka kinerja bank akan semakin baik karena dengan biaya yang dikeluarkan sekecil mungkin dapat menhasilkan laba yang memadai. Dapat diartikan bahwa setiap kenaikan pendapatan operasional RP.100 maka biaya operasional yang dikeluarkan sebesar rasio pada tahun yang bersangkutan. Dapat dilihat dari hasil perhitungan dan grafik diatas secara keseluruhan kedua bank berada dalam kondisi sehat namun jika dibandingkan
secara seksama dapat dilihat kinerja yang lebih baik antara kedua bank. Bank mandiri memiliki kinerja yang lebih baik dibanding dilihat dari tahun ketahun Bank selalu mengalami penurunan BOPO ini menandakan bahwa kinerja bank lebih baik dalam menghasilkan pendapatan dengan biaya yang setiap tahun menurun. Dibandingkan memiliki BOPO yang lebih besar diatas Bank. 5. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya yang ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi surat berharga, piutang dan persediaan. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Loan To Deposit Ratio (LDR) Tahun Bank Kesehatan Penialain Kesehatan 2006 90.18 99,54 2007 92.98 86,06 2008 89.12 79,58 2009 83,07 81,39 2010 82,54 78,17 Nilai <94,75 = Sumber : Bank dan
Gambar 4.7 Grafik LDR LDR Loan to Deposit Ratio Ratio 120 100 80 60 40 20 0 2006 2007 2008 2009 2010 Bank mandiri Sumber : (data diolah) Kriteria penilaian LDR yang diberikan Bank Indonesia adalah sebesar <94,75, jadi semakin kecil LDR kinerja bank semakin baik. Dapat diartikan bahwa setiap Rp.100 dari dana yang diterima dari pihak ketiga maka kredit yang diberikan sebesar rasio pada tahun yang bersangkutan. Dapat dilihat dari hasil perhitungan dan grafik bahwa kondisi kedua bank secara keselurahan berada dalam kondisi sehat. Namun jika dilihat berdasarkan tahun maka syariah yang lebih baik dikarenakan pada setiap tahun memiliki rasio LDR di bawah Bank meskipun pada tahun 2006 memiliki LDR yang lebih tinggi.
B. Analisis Uji Statistik Kesehatan Bank Tabel 4.8 Group Statistics bank N Mean Std. Deviation Std. Error Mean CAR 1 5 12.1280.86085.38499 2 5 11.7580 2.16777.96946 KAP 1 5 1.1200.27884.12470 2 5 1.5060.72175.32278 PPAP 1 5 107.4800 11.75004 5.25478 2 5 100.7860 1.31734.58913 NPM 1 5 14.1260 2.30827 1.03229 2 5 15.8700 10.50639 4.69860 ROA 1 5 1.7800.47823.21387 2 5 2.8880 1.75827.78632 BOPO 1 5 78.5240 4.22939 1.89144 2 5 81.9180 8.79435 3.93295 LDR 1 5 87.5780 4.58348 2.04980 2 5 84.9480 8.68302 3.88316 (sumber : ouput SPSS ) Tabel 4.8 group statistis di atas memaparkan jumlah data atau sampel, nilai rata-rata dan standar deviasi. Untuk rata-rata kinerja CAR Bank (12.1280) lebih tinggi dari (11.7580) dengan standar nilai deviasi Bank (0.86085) lebih kecil dibanding (2.16777). Secara keseluruhan kedua bank dilihat dari rata-rata lebih besar dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8 maka kedua bank dinyatakan SEHAT. Untuk kinerja rata-rata kinerja KAP Bank (1.1200) lebih kecil dari (1.5060) dengan standar deviasi Bank (0.27884) lebih kecil dibanding (0.72175). Secara keseluruhan
kedua bank dilihat dari rata-rata lebih kecil dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 10,35 maka kedua bank dinyatakan SEHAT. Untuk rata-rata PPAP Bank (107.4800) lebih besar dari bank Mega (100.7860) dengan standar deviasi (11.75004) lebih besar dari Bank Mega (1.31734). Secara keseluruhan kedua bank dilihat dari rata-rata lebih besar dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 81 maka kedua bank dinyatakan SEHAT. Untuk rata-rata NPM Bank (14.1260) lebih kecil dari Bank Mega (15.8700) dengan standar deviasi Bank (2.30827) lebih kecil dari (10.50639). Untuk rata-rata ROA Bank (1.7800) lebih kecil dari Bank Mega (2.8880) dengan stanar deviasi Bank (0.47823) lebih kecil dari (1.75827). Secara keseluruhan kedua bank dilihat dari rata-rata lebih besar dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 1,22 maka kedua bank dinyatakan SEHAT. Untuk rata-rata BOPO Bank syariah (78.5240) lebih kecil dari Bank Mega (81.9180) dengan standar deviasi (4.22939) lebih kecil dari (8.79435). Secara keseluruhan kedua bank dilihat dari rata-rata lebih kecil dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 93,52 maka kedua bank dinyatakan SEHAT. Untuk rata-rata LDR Bank (87.5780) lebih besar dari Bank Mega (84.9480) dengan standar deviasi Bank (4.58348) lebih kecil dari (8.68302). Secara keseluruhan kedua bank dilihat
dari rata-rata lebih kecil dari kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 94,755 maka kedua bank dinyatakan SEHAT. Setelah pengujian pertama dilakukan maka tahap selanjutnya adalah menguji apakah kedua kelompok memiliki rata-rata ang sama atau kinerja yang sama dalam operasionalnya. Berikut hasil output undependent t-test yang disajikan pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Differenc e Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper
CAR Equal variances Equal variances not KAP Equal variances PPA P Equal variances not Equal variances Equal variances not NPM Equal variances Equal variances not ROA Equal variances BOP O Equal variances not Equal variances Equal variances not LDR Equal variances Equal variances not 4.408.069.355 8.732.37000 1.04310-2.03539 2.77539.355 5.231.737.37000 1.04310-2.27615 3.01615 2.686.140-1.116 8.297 -.38600.34603-1.18394.41194-1.116 5.168.314 -.38600.34603-1.26687.49487 5.294.050 1.266 8.241 6.69400 5.28770-5.49945 18.88745 1.266 4.101.273 6.69400 5.28770-7.84613 21.23413 8.925.017 -.363 8.726-1.74400 4.81066-12.83741 9.34941 -.363 4.385.734-1.74400 4.81066-14.65026 11.16226 9.147.016-1.360 8.211-1.10800.81489-2.98714.77114-1.360 4.589.237-1.10800.81489-3.26051 1.04451 2.043.191 -.778 8.459-3.39400 4.36413-13.45771 6.66971 -.778 5.756.467-3.39400 4.36413-14.18319 7.39519 1.051.335.599 8.566 2.63000 4.39097-7.49560 12.75560.599 6.069.571 2.63000 4.39097-8.08497 13.34497 ( sumber : ouput SPSS) Tabel 4.9 ini digunakan untuk menguji apakah kedua bank ini memiliki ratarata kinerja yang sama. Berikut penjelasan hasil uji statistik dari tabel 4.9 diatas: a) CAR Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung (0.355) < t tabel (4; 0.025) adalah 2.130, maka hipotesis diterima. Tidak adanya perbedaan CAR antara kedua bank ditunjukkan dari hasil uji t-test antara kedua bank tersebut yang tidak signifikan, di samping itu kedua bank tersebut memiliki angka rata-rata CAR memenuhi ketentuan Bank Indonesia yaitu bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang
sehat. Jadi kedua bank memiliki kinerja yang sama baiknya dalam mengantisipasi kebutuhan akan akan tersedianya dana sendiri guna pertumbuhan usaha serta memikul resiko kerugian yang timbul dalam menjalankan usahanya b) KAP Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung (-1.116) < t tabel (4; 0.025) adalah 2.130, maka hipotesis diterima. Jadi kedua bank memiliki kinerja yang sama baiknya. Tidak adanya perbedaan KAP antara kedua bank ditunjukkan dari hasil uji t-test antara kedua bank tersebut yang tidak signifikan, di samping itu kedua bank tersebut memiliki angka rata-rata KAP memenuhi ketentuan Bank Indonesia yaitu bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat. Jadi kinerja kedua bank dalam aktiva produktif yang bermasalah relatif sangat kecil. c) PPAP Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung (1.266) < t tabel (4; 0.025) adalah 2.130, maka hipotesis diterima. Jadi kedua bank memiliki kinerja yang sama baiknya. Tidak adanya perbedaan PPAP antara kedua bank ditunjukkan dari hasil uji t-test antara kedua bank tersebut yang tidak signifikan, di samping itu kedua bank tersebut memiliki angka rata-rata PPAP memenuhi ketentuan Bank Indonesia yaitu bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang sehat. Jadi kedua bank memiliki kinerja yang sama dalam mengantisipasi penghapusan kredit macet. d) NPM Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung (-0.363) < t tabel (4; 0.025) adalah 2.130, maka hipotesis diterima. Tidak adanya perbedaan NPM antara kedua bank ditunjukkan dari hasil uji t-test antara kedua bank tersebut yang tidak signifikan, di samping itu kedua bank tersebut memiliki angka rata-rata NPM memenuhi ketentuan Bank Indonesia yaitu bank yang dinyatakan termasuk sebagai bank yang
sehat. Jadi kedua bank memiliki kinerja yang sama baiknya dalam memperoleh laba bersih (earning after tax, EAT) dari kegiatan operasionalnya. NPM yang dicapai oleh bank mengacu pada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai resiko seperti resiko kredit (kredit bermasalah dan kredit macet), bunga (negative spread), kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas) dan sebagainya. e) ROA Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung (-1.360) < t tabel (4; 0.025) adalah 2.130, maka hipotesis diterima. Tidak adanya perbedaan ROA antara kedua bank ditunjukkan dari hasil uji t-test antara kedua bank tersebut yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bank mempunyai kemampuan yang kurang lebih sama baiknya dalam memperoleh laba bersih (earning after tax, EAT) dengan penggunaan seluruh aktiva yang dimiliki bank tersebut. f) BOPO Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung (-0,778) < t tabel (4; 0.025) adalah 2.130, maka hipotesis diterima. Tidak adanya perbedaan BOPO antara kedua bank ditunjukkan dari hasil uji t-test antara kedua bank tersebut yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bank mempunyai kemampuan yang kurang lebih sama baiknya dalam usaha yang dijalankan oleh bank tersebut semakin efisien karena dengan biaya yang dikeluarkan mampu mendapatkan penghasilan yang memadai. g) LDR Dari tabel diatas diketahui bahwa t hitung (0,599) < t tabel (4; 0.025) adalah 2.130, maka hipotesis diterima. Tidak adanya perbedaan LDR antara kedua bank ditunjukkan dari hasil uji t-test antara kedua bank tersebut yang tidak signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua bank mempunyai kemampuan yang kurang lebih sama baiknya dalam usaha yang dijalankan oleh bank tersebut semakin efisien karena dengan biaya yang dikeluarkan mampu mendapatkan penghasilan yang memadai. Jadi kinerja kedua bank kurang lebih sama baiknya dalam kemampuan likuiditasnya dalam membiayai kredit semakin kecil.