ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAN HASIL NILAI STIFFNESS E 50 REF MENGGUNAKAN METODE GRAFIK DAN METODE HIPERBOLIK PADA TANAH BERBUTIR HALUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UJI TRIAKSIAL UNCONSOLIDATED UNDRAINED DENGAN PENGAMATAN PERUBAHAN VOLUME UNTUK HITUNGAN PARAMETER HIPERBOLIK TANAH

Bab III Metodologi Penelitian

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

BAB III DATA PERENCANAAN

ANALISA PENGARUH KETEBALAN PILE CAP DAN JARAK ANTAR TIANG TERHADAP KAPASITAS KELOMPOK PONDASI DENGAN MENGGUNAKAN PLAXIS 3D

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB III PROSEDUR ANALISIS

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN VACUUM PRELOADING DENGAN PROGRAM PLAXIS2D DAN PERHITUNGAN MANUAL DENGAN DATA AKTUAL LAPANGAN

ANALISA PERBANDINGAN NILAI PARAMETER P C DAN C V PADA TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN METODE ALTERNATIF

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

Oleb: HANINDYA KUSUMA ARTATI NTh1:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

ANALISIS ANGKA KEAMANAN DIAFRAGMA WALL MENGGUNAKAN PERMODELAN MOHR COLOUMB DENGAN PARAMETER TOTAL DAN EFEKTIF

KERUNTUHAN AKIBAT GESER

STUDI EKSPERIMENTAL ELEMEN INTERFACE MODEL NON LINIER UNTUK ANALISIS INTERAKSI TANAH-STRUKTUR TESIS. Oleh : AHMAD RIFA ' I

STUDI PENURUNAN DAN STABILITAS TIMBUNAN DI ATAS TANAH LUNAK: KASUS SEMARANG TRIAL EMBANKMENT

BAB I PENDAHULUAN. Tahap Penjenuhan (Saturation Stage) Tahap Konsolidasi (Consolidation Stage), dan Tahap Penggeseran (Shear Stage)

PENGARUH PENINGKATAN KEKUATAN MORTAR TERHADAP DEFORMASI DINDING BATA MERAH LOKAL

4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI...

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

ANALISIS PARAMETER MODEL TANAH NONLINEAR ELASTOPLASTIC MENGGUNAKAN PLAXIS 2D UNTUK STUDI KASUS GALIAN-DALAM

STUDI PERILAKU TEGANGAN-DEFORMASI DAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH DENGAN METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS PENIMBUNAN PADA TANAH LEMPUNG LUNAK ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mendesain bangunan geoteknik salah satunya konstruksi Basement, diperlukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

Direct Shear Test (Uji Geser Langsung) Reza P. Munirwan, ST, M.Sc

Analisa Beban Gempa pada Dinding Besmen dengan Plaxis 2D

BAB III METODOLOGI. Adapun yang termasuk dalam tahap persiapan ini meliputi:

MEKANIKA TANAH (SIL211) KUAT GESER TANAH. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknolog Pertanian Institut Pertanian Bogor

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

STUDI PARAMETER PERENCANAAN STONE COLUMN UNTUK PERBAIKAN BEARING CAPACITY DAN SETTLEMENT PADA TANAH LEMPUNG

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

HITUNG BALIK NILAI KEKAKUAN TANAH DARI HASIL PILE LOADING TEST DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS

Kuat Geser Tanah. Mengapa mempelajari kekuatan tanah? Shear Strength of Soils. Dr.Eng. Agus Setyo Muntohar, S.T., M.Eng.Sc.

STUDI PERBANDINGAN PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH ANTARA METODE KONVENSIONAL DAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 3 METODOLOGI ANALISA

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

Kegagalan lereng (slope failure) studi kasus : Jalan antara Samarinda Tenggarong

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

BAB III METODE ANALISIS PLAXIS

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER


LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan yang paling dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. ditemui diberbagai kota kota besar di Indonesia khususnya di DKI Jakarta.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

ANALISIS PENINGKATAN MODULUS TERKEKANG TANAH KOHESIF BERDASARKAN UJI KONSOLIDASI SATU DIMENSI ABSTRAK

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

ANALISIS KENAIKAN TEKANAN AIR PORI CLEAN SAND MENGGUNAKAN METODE CYCLIC SHEAR-STRAIN CONTROLLED

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai sifat yang sangat kurang menguntungkan dalam konstruksi teknik sipil yaitu

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

Pengaruh Overconsolidation Ratio (OCR) dan Kadar Organik (Oc) Terhadap Koefisien Tekanan Tanah Kesamping at Rest (K o ), Tanah Gambut Berserat Halus

Keywords: expansive clay, SiCC column, triaxial, UU, CU. Kata-kata kunci: lempung ekspansif, kolom SICC, triaksial, UU, CU

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

ANALISA PERKUATAN GEOTEKSTIL PADA TIMBUNAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PLAXIS 2D

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

Kekuatan Tekan Sejajar Serat dan Tegak Lurus Serat Kayu Ulin (Eusideroxylon Zwageri)

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH LUNAK DI BAWAH PILED - GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT. Oleh: Adhe Noor Patria.

Bab II STUDI PUSTAKA

DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Gambut... 45

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan suatu konstruksi bangunan sering dijumpai kondisi tanah yang tidak

BAB 3 METODOLOGI. mencari data-data yang diperlukan, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Transkripsi:

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAN HASIL NILAI STIFFNESS E 50 REF MENGGUNAKAN METODE GRAFIK DAN METODE HIPERBOLIK PADA TANAH BERBUTIR HALUS Serkandi i Gouw Tjie Liong ii i Universitas Bina Nusantara, E-mail: kandi_306@yahoo.com ii Universitas Bina Nusantara, Kode Dosen: D3183 ABSTRAK Engineering properties dari tanah sangat dibutuhkan dalam melakukan proses desain konstruksi tanah guna menjamin kestabilan, keamanan, dan kenyamanan bangunan yang didirikan. Salah satu engineering properties tersebut adalah kekakuan tanah. Kekakuan tanah merupakan parameter yang berhubungan langsung terhadap besaran deformasi yang mungkin terjadi pada konstruksi tanah melalui hubungan antara tegangan dan regangan. Dalam perkembangannya dalam menghitung nilai kekakuan tanah, selain menggunakan metode perhitungan yang konvensional melalui metode grafik terdapat juga perhitungan menggunakan metode hiperbolik yang dikembangkan oleh Duncan & Chang pada tahun 1970. Penelitian ini membandingkan kedua metode dengan menganalisa 77 data consolidated undrained triaxial test yang diperoleh dari perusahaan investigasi tanah lokal. Dari analisa ditemukan adanya kelebihan dan kerugian dari penggunaan metode hiperbolik dalam memperoleh nilai kekakuan tanah stiffness E 50 yang diperlukan sebagai parameter masukan dalam hardening soil model. Kelebihan dari metode hiperbolik adalah metode ini memperhitungkan nilai kekakuan tanah secara otomatis melalui persamaan hiperbolik, sedangkan nilai kekakuan tanah konvensional harus dihitung secara manual. Ketidakakuratan dari metode hiperbolik adalah apabila data titik-titik dari triaxial test tidak cukup pada bagian awal, maka akan muncul penyimpangan yang besar antara kurva metode hiperbolik dengan data grafik yang ada di dalam grafik tegangan regangan triaxial, hal ini dikarenakan sifat statistik dari persamaan hiperbolik. Untuk memperbaiki hal tersebut, ASTM D4767-95 bagian 8.4.2.1 harus diterapkan.(s) Kata kunci: Kekakuan Tanah, Metode Hiperbolik, Stiffness E 50, Consolidated Undrained Triaxial Test. 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan engineering properti tanah dibutuhkan pada saat melakukan proses desain konstruksi tanah guna menjamin kestabilan, keamanan, dan kenyamanan manusia yang berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung terhadap konstruksi tanah tersebut. Salah satu parameter yang sangat penting dalam engineering properti tanah adalah nilai modulus elastisitas (stiffness) dari tanah tersebut. Modulus elastisitas tanah atau lebih tepat disebut kekakuan tanah merupakan gambaran mengenai respon tanah terhadap tegangan yang diterima dan dampak regangan yang timbul dari tegangan tersebut. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, selain perkembangan ilmu untuk geoteknik / tanah, terdapat juga perkembangan lain yang memiliki peran penting dalam mempermudah dan memberi hasil yang lebih akurat dalam perhitungan geoteknik. Perkembangan tersebut adalah dengan adanya metode perhitungan elemen hingga (finite element). Sering berkembangnya teknologi, telah berkembang pula penggunaan alat bantu perhitungan berupa komputer dengan perangkat-perangkat lunak didalamnya atau biasa disebut software. Melalui adanya metode perhitungan elemen hingga dan komputer, telah ditemukan sebuah software yang menggunakan metode elemen sebagai metode perhitungannya di dalam penggunaanya di dunia geoteknik, software tersebut adalah program Plaxis, RS3, Crisp, Geo5, dan lain-lain. Sebelum metode perhitungan elemen hingga mulai diaplikasikan dalam perhitungan desain geoteknik, proses perhitungan nilai modulus elastisitas (stiffness) masih diproses secara konvensional melalui grafik hubungan antara tegangan-regangan. Secara konvensional uji triaxial melinierkan perilaku tanah dan mengambil satu nilai kekakuan tanah yang konstan, setelah metode perhitungan elemen hingga mulai diaplikasikan dalam perhitungan desain geoteknik, Duncan & Chang kemudian mengembangkan metode hiperbolik pada tahun 1970 yang dapat mensimulasikan hubungan nonlinier tegangan dan regangan yang berarti nilai kekakuan tanah berubah bersama dengan tingkat tegangan. Secara umum nilai modulus elastisitas tanah (soil stiffness) pada ilmu geoteknik penggunaannya sering dijumpai pada desain dinding penahan tanah, diaphragm wall, proses galian terowongan, dan lain-lain. Oleh karena pentingnya nilai modulus elastisitas tanah (soil stiffness) dalam memprediksi gerakan (deformasi) tanah, maka penelitian lebih lanjut dilakukan dalam laporan ini guna melakukan analisa perbandingan terhadap proses perhitungan dan hasil yang diperoleh dari kedua metode yang telah disebutkan sebelumnya yaitu metode grafik dan metode hiperbolik. Identifikasi Masalah Dalam penggunaanya, konon metode perhitungan elemen hingga dipercaya dapat memberikan hasil pendekatan yang lebih akurat apabila dibandingkan dengan metode perhitungan secara konvensional maupun secara grafik. Akan tetapi, apakah penggunaan metode perhitungan elemen hingga ini dapat memberikan hasil yang kualitatif untuk dapat digunakan dalam desain struktur tanah khususnya dalam menentukan nilai modulus elastisitas tanah (soil stiffness)? Melalui penelitian ini, dengan menggunakan data tanah berbutir halus yang diperoleh dari kota DKI Jakarta Indonesia, penulis mengharapkan dapat menemukan solusi akan pertanyaan tersebut dengan membandingkan proses perhitungan dan hasil yang akan diperoleh dari kedua metode yaitu metode grafik dan metode hiperbolik. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk membandingkan proses perhitungan dan hasil yang diperoleh untuk perhitungan nilai modulus elastisitas tanah (soil stiffness) melalui metode grafik dan metode hiperbolik dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa suatu gambaran kepada para ahli geoteknik tentang efektifitas dari penggunaan metode perhitungan elemen hingga dalam memproses nilai modulus elastisitas tanah melalui metode hiperbolik jika dibandingkan dengan metode grafik yang bersifat konvensional. 2

METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diawali dengan menentukan data-data apa saja yang diperlukan dalam menunjang penelitian ini. Adapun data-data yang diperlukan tersebut adalah data borelog dan data mentah consolidated undrained triaxial test. Setelah data-data yang dibutuhkan telah ditentukan, dilanjutkan dengan membuat surat pengantar ke kepala jurusan teknik sipil untuk dibuatkan surat izin resmi dari universitas guna melakukan permintaan data ke perusahaan yang berkenaan dalam bidang pengujian laboratorium karakteristik tanah. Surat izin resmi dari universitas yang telah jadi, diantarkan ke perusahaan terkait untuk mohon izin permintaan data yang dengan harapan dapat segera diolah di dalam penelitian. Dalam mengantarkan surat izin resmi, sangat penting untuk terlebih dahulu membuat janji kepada pihak perusahaan supaya tidak mengganggu pekerjaan dari perusahaan tersebut. Teknik Pengolahan Data Data mentah yang telah diperoleh tidak langsung diolah ke dalam program, akan tetapi terlebih dahulu diberi nomor pada masing-masing proyek agar tidak tertukar dan tidak berantakan pada saat proses pengolahan data berlangsung. Setelah diberi nomor pada setiap proyek, dilanjutkan dengan membuat sistem penomoran untuk menandai data yang diolah. Penomoran pada penelitian ini dilakukan dengan tiga seri nomor, pertama adalah nomor proyek, kedua adalah nomor borelog, dan ketiga adalah nomor sampel. Contoh penomoran berikut adalah 2-1-3, yang berarti data tersebut merupaka proyek nomor dua (2), borelog nomor satu (1), dan sampel nomor tiga (3). Setelah sistem penomoran siap, pengolahan data baru dapat dimulai. Pada penelitian ini, pengolahan data hanya menggunakan bantuan program berupa Microsoft Excel. Melalui program Microsoft Excel, pengolahan data dilakukan dengan memasukkan data mentah / data bacaan dari pengujian consolidated undrained triaxial test. Data mentah tersebut dioleh dengan perintah-perintah perhitungan tertentu hingga dapat menghasilkan nilai stiffness (E 50 ). Pengolahan data dibagi menjadi beberapa bagian nilai E 50. Berikut adalah pembagiannya : 1. E 50 Graph (nilai stiffness untuk metode grafik); 2. E 50 Hyp-Full (nilai stiffness untuk metode hiperbolik dengan data penuh); 3. E 50 Hyp-Peak (nilai stiffness untuk metode hiperbolik dengan data hingga nilai deviatoric stress puncak); 4. E 50 Hyp-2% (nilai stiffness untuk metode hiperbolik dengan data hingga strain 2%); 5. E 50 Hyp-3% (nilai stiffness untuk metode hiperbolik dengan data hingga strain 3%); 6. E 50 Hyp-4% (nilai stiffness untuk metode hiperbolik dengan data hingga strain 4%); 7. E 50 Hyp-5% (nilai stiffness untuk metode hiperbolik dengan data hingga strain 5%); Setelah tujuh jenis nilai E 50 diperoleh, dibuat grafik yang menghubungkan nilai E 50 Graph dengan keenam nilai E 50 dari metode hiperbolik untuk melihat korelasi dari nilai E 50 tersebut. Selain itu juga dilakukan perhitungan selisih dari nilai E 50 Graph dengan keenam nilai E 50 dari metode hiperbolik yang selanjutnya dicari nilai rata-rata dan standar deviasi untuk mengetahui jenis metode hiperbolik mana yang memberikan nilai E 50 yang lebih mendekati dengan nilai E 50 dari metode grafik. Setelah proses ini dilakukan, dilanjutkan dengan proses analisa dari hasil-hasil perhitungan. Teknik Penyajian Data Proses pengolahan data yang telah selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu tahapan penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan dua cara yaitu secara tabulasi atau melalui tabel-tabel dan secara grafik. Untuk menghasilkan hasil yang baik dan sesuai digunakan penamaan pada tabel dan grafik dengan sistem penyusunan yang telah diatur untuk penelitian skripsi. Oleh karena bantuan penggunaan program berupa Microsoft Excel, proses penyajian data secara tabulasi dan grafik ini menjadi sangat mudah dan menampilkan hasil yang bagus dan baik. Terdapat sebuah hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyajian data yang baik, hal tersebut adalah penyajian grafik dimana garis atau titik didalamnya dibedakan melalui jenis garis dan 3

bentuk titik. Pembedaan jenis garis dan bentuk titik ini bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman mengenali data apabila laporan penelitian ini digandakan dengan proses fotocopy yang umumnya menghasilkan gradasi warna hanya hitam-putih saja. Contoh pembedaan bentuk titik adalah data satu menggunakan titik berbentuk lingkaran, data dua menggunakan titik berbentuk segiempat, dan data tiga menggunakan titik berbentuk segitiga. HASIL DAN ANALISA Analisa Hasil Pengolahan Data Setelah melalui tahap pengumpulan data mentah, proses pengolahan data, dan penyajian hasil pengolahan data, tahap selanjutnya adalah tahap analisa terhadap hasil yang diperoleh. Pada tahap analisa ini dilakukan peninjauan lebih mendalam terhadap proses dan hasil dari pengolahan data, dimana peninjauan dilakukan guna melihat bagaimana metode hiperbolik menyediakan pendekatan perhitungan terhadap grafik hubungan deviatoric stress dan strain dan nilai stiffness E 50 yang merupakan parameter penting dalam permodelan hardening soil model yang ada di dalam program PLAXIS. Berikut adalah keseluruhan data yang akan dibandingkan dengan tambahan data berupa nilai q ult yang dimiliki oleh masing-masing data guna memberikan hasil analisa yang lebih baik : Tabel 1 Data Metode Hiperbolik (Hyp-Full) Bermasalah untuk Analisa Depth q ult Selisih No. ode Data σ k & Hyp-Full 3-1 σ 3-2 σ 3-3 erbandingan (m) Pa kpa kpa kpa S-8-1-1 1,00-1,50 2,82 5,86 0,83 49.084 1 S-8-2-2 5,00-5,50 8,82 7,62 0,45 96.966 2-22-5-1 6,00-6,50 9,89 6,02 1,72 15.446 3-12-2-2 4,50-5,00 5,71 7,60 4,97 15.943 3 21-10-2 6,00-7,00 0,38 3,03 6,43 5.234 2 21-12-5 2,00-33,00 4,22 3,48 3,09 14.820 1 Pada halaman-halaman berikutnya akan dilakukan analisa untuk data-data bermasalah yang ada di Tabel 1. Analisa dilakukan dengan menampilkan grafik hubungan deviatoric stress dan strain dari data metode grafik dan metode hiperbolik (hyp-full) didalamnya. Berikut adalah ketiga perbandingan tersebut : 4

Hyperbolic Curve Hyperbolic Curve Gambar 1 Nomor Perbandingan 1 - Data S-8-1-1 (atas) - Data S-21-12-5 (bawah) 5

Hyperbolic Curve Hyperbolic Curve Gambar 2 Nomor Perbandingan 2 - Data S-8-2-2 (atas) - Data S-21-10-2 (bawah) 6

Gambar 3 Nomor Perbandingan 3 - Data S-22-5-1 (atas) - Data S-12-2-2 (bawah) 7

Dari tiga buah grafik perbandingan yang telah ditampilkan sebelumnya dapat dilihat bahwa inti permasalahan dari besarnya penyimpangan nilai stiffness E 50 dari kedua metode yaitu metode hiperbolik (hyp-full) dan metode grafik adalah adanya penyimpangan yang cukup besar dari garis hiperbolik dengan garis data grafik khususnya pada secant area. Penyimpangan yang cukup besar ini terjadi karena pendekatan metode hiperbolik yang cenderung mengikuti pola data yang ada dari grafik. Seperti yang telah ditampilkan pada grafik-grafik perbandingan, terlihat bahwa data grafik yang menimbulkan masalah bagi pendekatan metode hiperbolik memiliki lonjakan data awal yang cukup tinggi dan kecenderungan untuk mendatar di data-data selanjutnya jika dibandingkan dengan data grafik yang tidak bermasalah dengan data awal hingga akhir memiliki proses peningkatan yang bersifat melengkung dengan cukup baik. Hal ini menjadi alasan adanya pembagian dari metode hiperbolik menjadi beberapa bagian seperti hyp-peak, hyp-2%, hyp-3%, hyp-4%, hyp-5%. Pembagian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan pembatasan data terhadap strain pada data deviatoric stress dan strain dari data grafik. Dari hasil pengolahan data tersebut dapat dilihat bahwa ternyata pendekatan metode hiperbolik hyp-5% ke hiperbolik hyp-2% mengalami perubahan yang membaik atau menghasilkan nilai stiffness E 50 yang lebih mendekati. Ini berarti bahwa data-data deviatoric stress dan strain pada bagian awal merupakan bagian yang sangat penting guna memberikan hasil nilai stiffness E 50 yang lebih baik pada metode hiperbolik. Oleh karena itu, guna memperbaiki atau memberikan arahan yang lebih baik pada pengujian consolidated undrained triaxial test khususnya untuk mencari nilai stiffness E 50, maka lebih baik apabila dalam pengujian pada bagian awal dilakukan dengan bacaan jarak strain (deformasi) yang lebih kecil sehingga menyediakan data deviatoric stress dan strain yang lebih banyak sehingga mampu memberikan pendekatan metode hiperbolik yang lebih baik. Akan lebih baik lagi apabila bacaan jarak strain (deformasi) ini juga diperkecil apabila data sudah mulai mendekati data puncak. Sebagai panduan terdapat juga instruksi dari American Society for Testing and Materials (ASTM Standards) yang mendukung untuk melakukan pengujian seperti yang telah disebutkan. Pernyataan tersebut terdapat di ASTM D 4767 95 Standard Test Method for Consolidated Undrained Triaxial Compression Test for Cohesive Soils pada bagian 8.4.2.1 At a minimum, record load, deformation, and pore water pressure values at increments of 0,1 to 1 % strain and, thereafter, at every 1 %. Take sufficient readings to define the stress-strain curve; hence, more frequent readings may be required in the early stages of the test and as failure is approached. Ini berarti bahwa dalam melakukan pengujian consolidated undrained triaxial test pembacaan nilai load dial dan pore pressure dilakukan setiap deformasi 0,1% hingga mencapai deformasi sebesar 1% dan dilanjutkan dengan pembacaan setiap 1%. Akan lebih baik dan akurat lagi apabila pembacaan pada tahap awal dilakukan dengan jarak deformasi yang lebih kecil sehingga mampu memberikan pendekatan metode hiperbolik yang lebih baik. Perlu diketahui juga bahwa meskipun telah dilakukan analisa perhitungan dengan membatasi nilai deviatoric stress dan strain dengan batas strain tertentu yang digunakan dalam permodelan hiperbolik, ini bukan berarti bahwa dalam menentukan nilai stiffness E 50 dengan menggunakan metode hiperbolik harus dilakukan dengan pembatasan ini. Melainkan pembatasan ini dilakukan semata guna memberi bukti bahwa data pada bagian awal dari kurva hubungan antara deviatoric stress dan strain merupakan bagian yang memiliki pengaruh sangat penting dalam memberikan hasil pendekatan E 50 metode hiperbolik yang lebih baik. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa terdapat kekurangan data bacaan dari grafik hubungan deviatoric stress dan strain di tahap awal yang digunakan dalam analisa ini, setelah ditinjau lebih lanjut ternyata permasalahan dalam memperoleh data pada tahap awal yang lebih detail ini terdapat pada kesulitan membaca data tersebut. Kesulitan ini disebabkan oleh sifat sampel tanah berbutir halus yang diuji memiliki proses peningkatan nilai deviatoric stress yang tinggi pada awal pembebanan sehingga sulit untuk dilakukan pembacaan pada tahap awal atau pada strain yang kecil. Kesulitan pembacaan ini dikarenakan masih terbatasnya kemampuan alat uji triaxial test yang digunakan karena proses pembacaan nilai load dial dan deformation dial yang manual berdasarkan pembacaan operator. Maka untuk mengatasi permasalahan ini, disarankan untuk menggunakan alat uji triaxial test yang menggunakan sistem computerized atau kata lain data bacaan yang diperlukan dapat diperoleh sesuai kebutuhan dengan batas jeda di setiap nilai strain tertentu. Selain data pada grafik hubungan deviatoric stress dan strain yang tidak memadai, terdapat juga penyebab lain yang memiliki kemungkinan menjadi permasalahan timbulnya ketidakakuratan pada penggunaan metode hiperbolik. Penyebab itu adalah karena penerapan nilai confining pressure (σ 3 ) yang sama untuk sampel tanah di berbagai kedalaman dengan nilai σ 3-1 = 50 kpa, σ 3-2 = 100 kpa, dan σ 3-3 = 200 kpa dimana seharusnya nilai confining pressure ini disesuaikan dengan tegangan 8

horizontal efektif yang dimiliki oleh sampel dari lokasi sampel tersebut diperoleh. Sangat dianjurkan nilai confining pressure yang digunakan ini disesuaikan untuk setiap kedalaman dan lokasi yang berbeda. Pernyataan ini diperkuat melalui jurnal yang ditulis oleh Duncan & Chang pada tahun 1970 Nonlinear Analysis of Stress and Strain in Soils yang menyatakan bahwa aplikasi stress dan strain yang dilakukan di laboratorium haruslah mampu menggambarkan kondisi stress dan strain yang ada di lapangan atau kondisi asal sampel tanah yang akan diuji tersebut diperoleh. Juga terdapat pernyataan yang terdapat pada jurnal Evaluation of in-situ lateral earth pressure at rest for marine clay by means of triaxial cell oleh Y. Watabe, M. Tanaka, H. Tanaka & T. Tsuchida pada tahun 2003 yang menjelaskan bahwa untuk mengurangi efek gangguan terhadap sampel yang diperoleh dapat dilakukan dengan pengujian laboratorium yang menggunakan in-situ effective stress, dengan menerapkan confining pressure (σ 3 ) yaitu σ 3 = σ h0 dimana σ h0 adalah in-situ lateral effective stress expressed as σ h0 = K 0 σ v0 dan K0 adalah coefficient of lateral earth pressure at rest. Teknik ini dianjurkan oleh Berre dan Bjerrum (1973) dan Bjerrum (1973). Untuk lebih mudah memahami penerapan nilai confining pressure (σ 3 ) ini dapat menggunakan ilustrasi berikut: MAT Beban Tambahan 40 kn/m 2 MAT γ = 18 kn/m 3 2 m γ = 18 kn/m 3 2 m (a) (b) Gambar 4 Sampel Tanah Kedalaman 2 m, (a) Tanpa Beban Tambahan (b) Dengan Beban Tambahan Dapat dilihat bahwa sampel yang akan dilakukan test triaxial terdapat di kedalaman 2 meter dari permukaan tanah dengan dua buah kondisi yaitu kondisi awal atau tanpa beban tambahan (Gambar 4a) dan kondisi rencana atau dengan beban tambahan (Gambar 4b). Pada kondisi awal diperoleh σ v0 = 18.(2) 10.(2) = 16 kpa, lalu dimisalkan menghitung horizontal pressure dalam kondisi at rest yang berarti nilai Ko = 0,5 sehingga diperoleh σ h0 = Ko. σ v 0 = 0,5. 16 = 8 kpa. Untuk kondisi rencana diperoleh σ v1 = [18.(2) 10.(2)] + 40 = 46 kpa (beban sangat luas) dan dilanjutkan dengan σ h1 = Ko. σ v 1 = 0,5. 46 = 23 kpa. Dari kedua perhitungan ini diperoleh dua buah nilai horizontal pressure yaitu kondisi awal σ h0 = 8 kpa dan kondisi rencana σ h1 = 23 kpa. Setelah itu ditentukan nilai confining pressure (σ 3 ) dengan cara seperti berikut: Confining pressure batas bawah, σ 3-1 = σ h0 = 8 kpa, diturunkan 5 kpa; Confining pressure batas tengah, σ 3-2 = (σ h0 + σ h1 )/2 = 15 kpa; Confining pressure batas atas, σ 3-3 = σ h1 = 23 kpa, dinaikkan 25 kpa. Dari hasil tersebut, maka untuk contoh kasus yang terdapat pada Gambar 4.37 dalam melakukan pengujian triaxial test dapat menggunakan nilai confining pressure yaitu: σ 3-1 = 5 kpa, σ 3-2 = 15 kpa, dan σ 3-3 = 25 kpa. 9

10

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan tahap-tahap proses penelitian yang telah dilakukan dari pengumpulan data mentah, pengolahan data, penyajian data, hingga analisa terhadap perhitungan dan hasil data diperoleh beberapa simpulan terhadap penelitian ini. Adapun berikut adalah beberapa simpulan tersebut : 1. Terdapat kelebihan dari penggunaan metode hiperbolik dalam proses perhitungan nilai stiffness E 50 dimana nilai strain dapat ditentukan secara pasti dan otomatis dari persamaan hiperbolik jika dibandingkan dengan metode grafik yang nilai strain tersebut masih diperoleh secara konvensional / bacaan dari grafik yang akan menghasilkan nilai yang berbeda untuk setiap orang; 2. Terdapat suatu kecenderungan sifat statistik dari pendekatan persamaan metode hiperbolik terhadap kurva hubungan deviatoric stress dan strain pada grafik triaxial yang terlihat dari kecenderungan bentuk kurva metode hiperbolik mengikuti perilaku data terbanyak. Hal ini menjadi ketidakakuratan terhadap pendekatan metode hiperbolik apabila data mentah yang digunakan memiliki data bacaan yang tidak mencukupi di tahap awal, terbukti dari adanya penyimpangan nilai E 50 yang besar pada beberapa data pada penelitian ini; 3. Untuk mengatasi ketidakakuratan seperti dijelaskan pada simpulan nomor 2, penggunaan metode hiperbolik kembali ditegaskan untuk menerapkan ASTM D 4767 95 Standard Test Method for Consolidated Undrained Triaxial Compression Test for Cohesive Soils berupa jarak pembacaan data load dial dan pore pressure terhadap deformasi yang perlu diperkecil di awal pembebanan dengan minimal setiap 0,1% hingga deformasi mencapai 1% pada pengujian consolidated undrained triaxial test khususnya apabila diperlukan nilai parameter stiffness E 50 untuk kebutuhan desain. Saran Berikut adalah saran-saran guna menjadi perhatian untuk perkembangan penelitian lebih lanjut terhadap penelitian yang telah dilakukan : 1. Dianjurkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut atas solusi yang ditawarkan dari penelitian ini secara nyata melalui dilakukannya pengujian consolidated undrained triaxial test dengan cara memperbanyak bacaan data di tahap awal; 2. Karena adanya kemungkinan perbedaan metode pengujian yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan lainnya, maka diperlukan peninjauan yang lebih beragam untuk data mentah yang diperoleh dari perusahaan yang berbeda dari penelitian ini; 3. Dianjurkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data triaxial test yang memiliki nilai confining pressure (σ 3 ) yang telah disesuaikan dengan tegangan horizontal dari lokasi sampel diperoleh. REFERENSI Berre, T., and Bjerrum, L. (1973). Shear Strength of Normally Consolidated Clays. Proceedings of 8th International Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering, pp.39-49. Bjerrum, L. (1973). Problems of Soil Mechanics and Construction on Soft Clays and Structurally Unstable Soils. Proceedings of 8th International Conference on Soil Mechanics and Foundation Engineering, State of the Art Report, pp.111-160. Duncan, J. M., and Chang, C-Y. (1970). Nonlinear Analysis of Stress and Strain in Soils. Journal of the Soil Mechanics and Foundation Division, ASCE, Vol. 96, No. SM5, Proc. Paper 7513, pp. 1629-1653. Watabe, Y., Tanaka, H., Tanaka, M., and Tsuchida, T. (2003). Evaluation of in-situ lateral earth pressure at rest for marine clay by means of triaxial cell. Lisse : Swets & Zeitlinger. 11

RIWAYAT PENULIS Serkandi lahir di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Sipil pada 2015. Selama proses perkuliahan S1 penulis bekerja sebagai Asisten Laboratorium dari bulan Maret 2014 hingga Maret 2015. 12