UJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M.

dokumen-dokumen yang mirip
UJIAN AKHIR SEMESTER. Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd ( )

STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR

TUGAS INDIVIDU PENGEMBANGAN SKALA PSIKOLOGIS DALAM BIDANG PRIBADI-SOSIAL

UJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siti Partini dan Dr. Muh Farozin, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESKRIPSI MATA KULIAH

PEDOMAN WAWANCARA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

PEDOMAN WAWANCARA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

USAHA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX D SMP PGRI KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

KOMPETENSI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR KEPADA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang A Wahid Hasyim, 2014 Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Motivasi Siswa Dalam Aktivitas Pembelajaran Renang

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

DESKRIPSI MATA KULIAH. KD 302 Bimbingan dan Konseling : S 1, 3 sks, semester 2

BIMBINGAN DAN KONSELING

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

TUGAS INDIVIDU PENGEMBANGAN SKALA PSIKOLOGIS DALAM BIDANG KARIR

Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Rasional, Tujuan, dan Permasalahan

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung

PEMBELAJARAN MENDALAM UNTUK MEMAHAMI SISWA SEBAGAI PEMBELAJAR PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BIMBINGAN. Cecep Kustandi KONSELING

PEDOMAN ANGKET TERBUKA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG. Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : Prodi : PPKn

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bimbingan Konseling dan Pengembangan Karier (PBKPK) tentang

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan antara siswa satu dengan lain, memiliki potensi untuk tumbuh

BAB IV UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI STRES SEKOLAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 7 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB II KAJIAN TEORI. menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. 10. kreatifitasnya dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. 11

5.1.1 DOKUMEN KEBIJAKAN TENTANG PENGEMBANGAN KURIKULUM YANG LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1)

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

JURNAL STUDI TENTANG CIRI-CIRI KEPRIBADIAN KONSELOR SEKOLAH SISWA KELAS XI SMKN 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

Kata kunci : modul pelatihan; konseling teman sebaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran yang

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

1. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan pendekatan tradisional didasarkan pada pandangan bahwa matematika sebagai strict body of knowledge yang

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

Transkripsi:

UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M. Si Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd (14713251002) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015 0

REVISI UJIAN AKHIR SEMESTER 1. Kembangkan pemikiran tentang bimbingan dan konseling yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan meliputi : pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan topik-topik materi bimbingan dan konseling satu semester bagi kelas 7, 8, 9, 10, 11, atau kelas 12 dan temukan sumber bacaan memuat tentang bimbingan / bimbingan dan konseling, materi bimbingan dan konseling, dan permendikbud 111. Pengertian Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 mengatakan bahwa pengertian bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konselingkepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk, memiliki sikap dan keterampilan, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan dalam menghadapi ujian, memiliki kebiasaan teratur dan mencapai hasil secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Pendapat lain juga disampaikan oleh Winkel dan Sri hastuti (2010) bahwa bidang pengajaran menangani kurikulum pengajaran yaitu seluruh pengalaman siswa yang diperoleh melalui bidang studi yang disajikan. Artinya bahwa bidang pengajaran menyajikan sejumlah pengalaman sedangkan pelayanan bimbingan mengajak siswa untuk merefleksi atas pengalaman tersebut, apa yang telah diketahui tentang diri sendiri dalam hal kemampuan, minat, nilai-nilai kehidupan dan aspirasi masa depan. Dari bimbingan ini, kurikulum pengajaran diindividualisasikan. Winkel dan Sri Hastuti juga (2010) menjelaskan hal lain bahwa bimbingan akademik merupakan bimbingan dalam menemukan cara yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan di suatu institusi pendidikan. Hal ini menjadi sebuah dasar dalam merancang gagasan struktur keilmuan bimbingan karena bimbingan memiliki berbagai macam tujuan yang akan dicapai. Abin Syamsudin M (2012) juga menegaskan bahwa tugas layanan seorang guru tetap berporos pada terselenggaranya proses mengajar. Artinya bahwa inti dari peman adalah guru bila berkaitan dengan mata pelajaran. Lain halnya jika ingin 1

mengembangkan atau mengatasi kesulitan maka guru BK memiliki peranan yang penting didalamnya. Proses perancangan gagasan keilmuan bimbingan didasarkan pada dua hal menurut Barringer, M D, dkk (2010) yaitu visi yang jelas terhadap siswa berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang terdapat pada siswa. Dari kedua hal tersebut maka dalam merumuskan rancangan tersebut diperlukan kolaborasi yang baik agar struktur bimbingan dapat tersusun dengan baik. Selain itu juga Barringer, M D, dkk (2010) mempertegas bahwa pendidik, kepala sekolah dan pengambil kebijakan berbicara meliputi sekitar pengajaran bukan tentang pengajaran. Artinya bahwa pendidik, kepala sekolah dan pengambil keputusan diharapkan selalu berupaya agar bisa mengembangkan berbagai hal sekitar pengajaran bukan membicarakan apa itu pengajaran. Tujuan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 bahwa bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik untuk 1) menyadari potensi diri dan memahami berbagai hambatan, 2) memiliki sikap dan kebiasaan yang positif, 3) memiliki motif yang tinggi untuk sepanjang hayat, 4) memiliki keterampilan yang efektif, 5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya dan 6) memiliki kesiapan mengahadapi ujian. Abin Syamsudin juga berpendapat bahwa tujuan dari bimbingan adalah peserta didik yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan dan kebahagiaan secara optimal serta adanya layanan ini, kita dapat menjalani proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, pengarahan, perwujudan, serta penyesuaian diri baik terhadap diri maupun lingkungannya. Tujuan bimbingan dan konseling didasarkan pada unsur-unsur yang terdapat dalam peman. Menurut Barringer, M D, dkk (2010) unsur-unsur tersebut meliputi perhatian, pengetahuan yang luas, bahasa, ingatan, kognisi sosial, fungsi neuromotor, kemampuan spasial dan kemampuan temporal-sequential. Beberapa hal tersebut menjadi bagian terpisahkan dalam kegiatan atau bimbingan dan konseling. Tujuan dari bimbingan dan konseling lain juga seperti yang disampaikan oleh Mustaqim (2008) yakni terwujudnya situasi yang mampu mendukung proses kegiatan yakni kesehatan jasmani, keadaan psikis, ingatan, 2

berfikir dan pengalaman dasar. Kelima hal tersebut menjadi penting ketika berada dalam situasi. Selain itu, tujuan bimbingan dan konseling menurut Barringer M D (2010) adalah siswa perlu mengembangkan afinitas. Afinitas adalah satu bidang yang ingin dikejar terus dengan semnagat. Hal ini menjadi kekuatan siswa dalam menemukan dan mengembangkan kemampuan sendiri. Hal ini juga merupakan dasar siswa dalam menyukai, menyenagi dan memahami satu bidang yang memang sangat sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya dalam. Ruang Lingkup Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 bahwa lingkup bimbingan dan konseling terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan pada satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya: menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut, maka dikembangkan oleh beberapa pendapat lain seperti Barringer M D (2010) mengatakan bahwa hal yang terpenting dalam ruang lingkung bimbingan dan konseling itu aset siswa sebagai dasar pendekatan dalam pengajaran dan peman. Hal ini didasarkan karena pendidik memiliki tanggung jawab untuk terus mencari apa yang tepat untuk siswa (kekuatan) dan membantu siswa dalam menemukan minat atau keinginan mereka (afinitas). artinya ruang lingkup yang lebih utama dari bimbingan dan konseling adalah bagaimana guru mampu menemukan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa dan siswa mampu memahami keinginan dan kemampuan yang dimilikinya. Inman Sally, dkk (2005) mempertegas bahwa ruang lingkup bimbingan dan konseling meliputi peserta didik dapat mengidentifikasi kebutuhan diri mereka sendiri, dapat mencari sumber daya dan dapat merencanakan kesempatan. Selain itu, dalam mengembangkan potensi dan menggali lebih dalam siswa sebagai pem terdapat beberapa pemikiran yakni menanyakan siswa dan mencatat perkembangannya dari berbagai pengalaman kerja dan pengalaman nya, hasil siswa merupakan kerjasama antara siswa, guru dan pegawai sekolah, melakukakan latihan untuk meningkatkan hasil dan memastikan perkembangan siswa ketahap selanjutnya, mengevaluasi perkembangan pribadi sosial 3

setiap siswa serta antara guru yang satu dengan yang lainnya berdiskusi tentang perkembangan potensi yang dimiliki oleh siswa. Beberapa hal tersebut dapat menjadi sebuah acuan pelaksanaan dan pengukuran mengenai perkembangan yang sedang dialami oleh siswa serta menjadi ruang lingkup bimbingan dan konseling yang perlu digali dan dikembangkan oleh guru BK. Materi/ Topik Bimbingan dan Konseling Belajar untuk siswa SMA kelas X pada Semester Gasal No Tema Pengembangan Topik BK Belajar Tujuan 1. Orientasi Pengenalan BK, khususnya materi BK Belajar Siswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan BK, khususnya ruang lingkup BK 2. Memasuki Dunia SMA Masalah Belajar yang sering dihadapi siswa SMA Siswa mampu mengetahui, mengenali dan memahami masalah-masalah yang sering terjadi dalam, Siswa memahami berbagai hambatan 3. Cara,cita-cita, Siswa mampu menerapkan cara minat dan kesulitan sesuai dengan dirinya, siswa mampu mengetahui, memahami dan mengatasi masalah 4. Tipe Mengenal tipe Siswa mampu mengenal dan memahami gaya yang tepat dengan dirinya, siswa mampu membentuk kelompok berdasarkan gaya/ tipe yang sama 5. Berfikir dan berjiwa besar Bagaimana berfikir dan berjiwa besar? Siswa mampu mengembangkan pola fikir dan berjiwa besar, siswa mampu berfikir kritis terhadap suatu masalah 6. Kemandirian Belajar Apaan si mandiri? Siswa mampu memahami pentingnya mandiri dalam, siswa mampu merefleksi mengenai keinginannya tentang tentang dan siswa dapat dengan keinginan sendiri 4

sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, siswa memiliki motif yang tinggi untuk sepanjang hayat. 7. Membangun potensi Potensi siswa Siswa mampu mengenali dan memahami potensi-potensi, siswa dapat mengambangkan potensinya dengan kegiatan lain yang mendukung, siswa mampu menyadari potensi diri 8. Mengeliminasi Ketakutan dalam kelas Siswa mampu menghilangkan Ketakutan ketakutan-ketakutan dalam kelas, dalam kelas siswa mampu percaya diri ketika dalam kelas dan siswa dapat dengan baik ketika dalam kelas 9. Antusias dan senang dengan mata pelajaran yang disukai Antusias dan enjoy Siswa dapat dengan antusias dan nyaman, siswa mampu berbaur dengan semua siswa, siswa memiliki keterampilan yang efektif 10. Rahasia sukses Siswa dapat mengenal dan memahami kunci-kunci dalam mencapai sukses, siswa memiliki sikap dan kebiasaan yang positif 11. Sosial Learning Belajar dari Siswa mampu mengidentifikasi Masyarakat perilaku yang positif yang baik untuk dirinya dan siswa dapat memahami lingkungannya sendiri 12. Remidial teaching atau enrichment Remidial teaching atau enrichment Siswa mampu mengikuti pelajaran sesuai dengan siswa lain, siswa yang tertinggal mampu menyesuaikan dengan siswa yang lain 13. Membangun Harapan- Membangun Harapan- Siswa mampu mengembangkan 5

harapan yang realistik harapan yang realistik keinginan sesuai dengan kemampuan yang realistik, siswa dapat mengembangkan kegiatan dalam kelas dengan harapan yang nyata. 14. Komponen perilaku Komponen perilaku Siswa mampu memahami komponen perilaku meliputi tindakan, pikiran, perasaaan dan psikologis. 15. Rutinitas dan jadwal Rutinitas dan jadwal Siswa mampu mengidentifikasi kegiatan kegiatan pentingnya rutinitas kegiatan, siswa mampu konsisten danlam 16. Mengajarkan siswa Evaluasi diri Siswa mampu merefleksi atas agar sadar dalam mengevaluasi diri pengalaman, apa yang telah diketahui tentang diri sendiri dalam hal kemampuan, minat, nilai-nilai kehidupan dan aspirasi masa depan, dan siswa memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya serta siswa memiliki kesiapan mengahadapi ujian DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsudin M. (2012). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosda. Barringer, M D. (2010). School For All Kinds Of Minds. San Fransisco: Jossey Bass. Inman Sally, dkk. (2005). Assesing Personal and Development: Measuring the Unmeasurable?. Francis: Falmer Press. Mustaqim. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Winkel dan Sri Hastuti. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. 6