BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun Menurut Syabi (2015) MEA

dokumen-dokumen yang mirip
Ringkasan Skripsi. Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun Menurut Syabi (2015) MEA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu PT. Pegadaian (Persero) adalah salah satu solusinya. dengan mottonya Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam masalah pembiayaan semakin beragam pula produk bank yang di tawarkan,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan bangsa indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu di dalamnya adalah usaha memberikan kredit.perkreditan. merupakan usaha utama perbankan (financial depening) yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. cepat maka masyarakat tidak perlu menjual barang-barangnya, tetapi hanya

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan modal sebagai salah satu sarana dalam pengembangan unit usaha oleh para

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi

SMART WAY TO GET A JOB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. material bagi Perusahaan. Sifat materialitas dari nilai Piutang Usaha

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dan mengalami kemajuan yang cukup pesat adalah. bidang ekonomi. Dalam perekenomian salah satu bidang yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil merupakan basis usaha rakyat. Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha kecil

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada umumnya dan pertumbuhan ekonomi pada. masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas. /pengertian-sistem-informasi akuntansi.html)sistem Informasi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Prosedur Pemberian Kredit..., Astrid Qisti Maharani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

PANDUAN. PROGRAM PEMBIAYAAN ULTRA MIKRO (PEMBIAYAAN UMi) Pelaksana : PUSAT INVESTASI PEMERINTAH KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN , , ,35 Menengah B. Usaha Besar

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin pesat di era globalisasi ini menjadi pendorong bagi Negara berkembang seperti Indonesia untuk terus memperbaiki perekonomian bangsanya. Ditambah lagi fakta bahwa telah dimulai Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun 2015. Menurut Syabi (2015) MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagaangan bebas antara Negara-negara Asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Negara yang terlibat dalam MEA meliputi: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailan, Brunai Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar. Perdagangan bebas dampak dari (MEA) Masyarakat Ekonomi Asia ini menjadi peluang untuk Bangsa Indonesia dalam meningkatkan perekonomiannya, tentunya di barengi dengan perbaikan-perbaikan diberbagai sektor perekonomian. Salah satunya adalah dalam hal UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjadikan masyarakat lebih mandiri dan siap menghadapi persaingan ekonomi dewasa ini. Berkembangnya suatu Usaha Mikro Kecil dan Menengah tidak bisa di pisahkan dari pembiayaan, disinalah peran lembaga keuangan atau pun non-keuangan dalam memberikan pembiayaan kredit untuk (UMKM) Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

2 Dilihat secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, dalam (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya memiliki arti uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dsb) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran. Dalam kontek ini penulis berkesimpulan pembiayaan yaitu uang yang dipinjamkan kreditur untuk keperluan operasional usaha debitur menurut Ridha (2005). Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro pola syariah bahwa pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. Tujuan dari Pembiayaan menurut Muhamad (2005:17-18) terdiri atas dua yaitu bersifat makro dan mikro. Tujuan yang bersifat makro, antara lain: Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh dari pembiayaan. Pihak surplus dana menyalurkan kepada pihak yang minus dana. Meningkatkan produktivitas dan memberi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan daya produksinya. Membuka

3 lapangan kerja baru. Sedangkan tujuan yang bersifat mikro antara lain: Memaksimalkan laba, meminimalisasikan risiko kekurangan modal pada suatu usaha, pendayagunaan sumber daya ekonomi, Penyaluran kelebihan dana dari yang surplus dana ke yang minus dana. Pembiayaan yang dilakukan oleh lembanga non-keuangan seperti PT Pegadaian (Persero) juga memberikan kontribusi dalam perkembangan UMKM di Indonesia. Menurut Abdulkadir M dan Rilda M (2000:105) PT Pegadaian (Persero) adalah salah satu bentuk lembaga pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas yang berpenghasilan rendah. Pegadaian menyalurkan dananya kepada masyarakat yang membutuhkan dengan bunga yang relatif rendah dan pelayanan yang cepat. Dana tersebut biasanya digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhankebutuhan yang mendesak, misalnya biaya pendidikan anak di awal tahun ajaran, biaya pengobatan bagi keluarga yang sakit, biaya kebutuhan idul fitri dan lain-lain. PT Pegadaian (Persero) adalah salah satu bentuk lembaga pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana dalam waktu segera. PT Pegadaian ( Persero ) bertujuan untuk membantu golongan masyarakat ekonomi lemah dalam mengatasi kesulitan dana yang dibutuhkan segera. PT Pegadaian ( Persero ) juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lapisan bawah yang berpenghasilan rendah dengan mencegah dan menghindari praktek lintah darat dan Pegadaian gelap dengan bunga yang tinggi. Salah satu produk pembiayaan yang ditawarkan oleh PT Pegadaian (Persero) kepada masyarakat adalah Kreasi, KREASI (Kredit Ansuran Sistem Fidusia) adalah

4 pemberian pinjaman dengan sistem fidusia yang ditujukan bagi masyarakat pengusaha mikro kecil dan menengah, dengan menyalurkan dana kredit cepat, murah, serta mudah dalam pengurusannya dan menggunakannya sistem fidusia. (www.pegadaian.or). Sistem fidusia, fidusia menurut asal katanya berasal dari bahasa Romawi fides yang berarti kepercayaan. Menurut Undang-undang nomor 42 Tahun 1999, pengertian Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Dari keterangan tersebut penulis berkesimpulan sistem fidusia (Kreasi) disini adalah suatu kebijakan dari kreditur untuk debitur dalam memberikan kredit dengan jaminan suatu benda yang bisa dipercaya menjadi jaminan dari kredit tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Azmi Alfinovita dan Ganis Sukoharsono (2014) yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern pada Proses Pemberian Kredit UMKM (Studi pada PT. BPR Nusumma Jatim) Hasil dari penelitian ini adalah pengendalian intern atas prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh BPR Nusumma Jatim telah memadai. Dengan ada Pengendalian Internal yang memadai ini diharapkan mampu meminimalisir terjadinya kecurangan serta meminimalisir angka kredit bermasalah yang dihadapi oleh BPR Nusumma Jatim sehingga tidak akan menimbulkan kerugian untuk perusahaan. Dalam pemberian kredit suatu lembaga pembiayaan memiliki sistem atau tatanan aturan yang mempermudah tercapainya tujuan dari lembaga pembiayaan

5 tersebut. Suatu sistem perlu untuk di evaluasi guna meminimalisis kerugian yang menjadi penghambat tercapainya tujuan suatu lembaga. Dari penjelasan dan fakta diatas yang menjadi latar belakar penulis dalam penelitian dengan judul EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN KREDIT DENGAN AGUNAN SISTEM FIDUSIA ( KREASI ) ( Studi Kasus pada PT Pegadaian ( Persero ) Cabang Blitar ). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah Sistem Pembiayaan Kredit Agunan dengan Sistem Fidusia ( KREASI) pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian tentang Evaluasi Sistem Pembiayaan Kredit dengan Agunan Sistem Fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian(Persero) Cabang Blitar ini adalah untuk : 1.3.1 Mengetahui implementasi Sistem Pembiayaan Kredit Agunan dengan Sistem Fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar. 1.4 Manfaat Penelitian Kesimpulan dan saran yang diperoleh dari proses identifikasi permasalahan dan analisis data penelitian diharapkan mempunyai kegunaan baik untuk kalangan praktisi maupun kalangan akademisi.

6 1.4.1 Bagi Penelitian Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan mengenai sistem pembiayaan kredit dengan agunan sistem fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian (Persero). 1.4.2 Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang sistem pembiayaan kredit agunan dengan sistem fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian (Persero). 1.4.3 Bagi Lembaga Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini serta menjadi bahan masukan dan mengatasi permasalahan yang sejenis. 1.4.4 Bagi Masyarakat Luas Hasil penelitian ini memberikan informasi yang memadai tentang sistem pembiayaan kredit agunan dengan sistem Fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian (Persero). 1.5 Batasan Penelitian Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.5.1 Penelitian ini terbatas pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar dimana penulis melakukan penelitian.

7 1.5.2 Penelitian ini mengamati tentang bagaimana implementasi sistem pembiayaan kredit dengan agunan sistem fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar serta mengevaluasi.