7 771.s --" -%',s. "[c" %. 3 34: - * ) PERANAN IBU RUMAHTANGGA DALAM MENJAMIN KECUKUPAN PANGAN KELU ARGA PETANI (Kasus di Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan l 5 Oleh KORDIYANA K RANGGA FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B 0 G 0 R 1991
KORDIYANA. Peranan Ibu Runahtangga dalan Henjamin Kecukupan Pangan Keluarga Petani di Desa Bandan Hurip, Kecanatan Palas, Kabupaten Lanpung Selatan (di bavah binbingan HIDAYAT SYARIEF sebagai ketua, SUPRIHATIN GUHARDJA dan AIDA VITAYALA S. HUBEIS sebagai anggota). Tujuan penelitian ini adalah untuk nenpelajari 1) curahan waktu ibu runahtangga yang kaitannya dengan ketersediaan pangan pokok dan pendapatan total keluarga, 2) nenpelajari pendapatan total keluarga hubungannya dengan keterjaninan pangan (beras) keluarga, 3) nempela- jari konsumsi pangan (energi dan protein) rata-rata anggota keluarga, 4) nenpelajari pola penganbilan keputusan dalan produksi dan konsunsi keluarga, antara suani dan istri. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandan Hurip, Kecanatan Palas, Kabupaten Lanpung Selatan dan berlangsung dari bulan Juli sanpai dengan Nopenber 1989. Satuan analisis untuk penelitian ini adalah keluarga dengan ibu runahtangga bekerja sebagai petani. Responden adalah ibu runahtangga, kepala keluarga dan anggota keluarga lain yang dianggap perlu. Penganbilan contoh dilakukan secara acak proporsional sebanyak 60 keluarga petani penilik penggarap yang nenggarap sawah pada nusin hujan dan pusim kenarau 1989.
Hasil ~enelitian menunjukkan bahwa keluarga yang cukup terjanin pangan pokok (CTPP) berjunlah 41 keluarga (68.0%). Artinya persediaan pangan keluarga petani ini nanpu nencukupi kebutuhan pangan anggota keluarganya selama 6 bulan atau lebih. Sedangkan keluarga yang terja- nin pangan pokok (KTPP) sebanyak 19 keluarga (32.0%). Persentase yang KTPP cenderung lebih banyak ditemukan pada keluarga petani yang junlah anggota keluarganya besar (5 orang) dengan Unit Konsunen Energi (UKE) lebih besar (4,252), rata-rata luas penilikan dan garapan lahan sawah relatif lebih kecil, pendapat&n total keluarga rendah. Rata-rata ketersediaan energi dari beras per kapita per hari untuk keluarga yang (CTPP) adalah sebesar 1 636 Kalori dan 1 319 Kalori untuk keluarga yang KTPP. Sedangkan kecukupan energi keluarga hanya dari beras sebesar 1466 Kalori per kapita per hari untuk keluarga yang CTPP dan 1 494 Kalori untuk keluarga yang KTPP. Secara agregat rata-rata persediaan energi keluarga per kapita per hari sebesar 1 536 Kalori setara 426,7 gram beras. Junlah persediaan ini sekitar 34,63 persen nerupakan sunbangan dari ibu (istri), bapak 57,65 persen, anak 6,56 persen dan penberian 2.16 persen. Dalan upaya keluarga menyediakan pangan pokok (beras) di luar panen sendiri, maka kontribusi dari luar panen tersebut (seperti nenbeli, diberi, upah bawon) rata-rata 5.59 persen per pakeluarga per bulan untuk keluarga yang CTPP dan 9,28
persen per keluarga per bulan untuk keluarga yang KTPP. Yeranan ibu runahtangga dapat ditun ju kkan dari persentase sunbangan ibu rumahtangga terhadap ketersediaan pangan pokok (beras) sebesar 34,63 persen dan sumbangan terhadap pendapatan total keluarga sebesar 35,2 persen- Waktu yang dicurahkan sebesar 2,7 jam per hari yang dialo- kasikan untuk kegiatan usahatani sendiri (sawah) 1,4 jam per hari, buruhtani dan usahatani lainnya 0,8 jam per hari serta usaha lain (non usahatani) 0,46 jam per hari. Angka ini cukup berarti bagi penanbahan pendapatan total keluarga - Hasil uji statistik menunjukkan bahua jam kerja total ibu dalan mencari nafkah di sawah sendiri berkorelasi positif dan sangat nyata (rs = 0.38, P< 0,05) dengan pendapatan total keluarga. Artinya senakin t i n jam kerja ibu dalam mencari nafkah di sauah naka senakin tinggi pendapatan total keluarga. Tetapi jika dilihat jam kerja ibu dalan nencari nafkah di luar sawah berkorelasi negatif dan tidak nyata (-0,031, P > 0,05) dengan penda- patan total keluarga. Hal ini dikarenakan pada kondisi sekarang produktivitas kegiatan ibu di luar sawah sendiri nasih rendah, bahkan akan nenerlukan biaya yang lebih besar dihanding pendapatan yang diperoleh. Pendapatan total keluarga petani berkorelasi positif dan sangat nyata (rs = 0,61, P < 0,05) dengan keterjaminan pangan keluarga.
Berarti senakin tinggi pendapatan keluarga naka pangan pokok senakin terjanin. Rata-rata konsunsi energi dan protein keluarga petani per kapita per hari nencapai 1 851 Kalori dan 54, 32 gran. Lebih dari setengah (63.4 X) intik energi dan 40.8 persen intik protein diperoleh dari nakanan pokok beras. Jadi beras nerupakan penyediaan energi don protein terbesar dalan nenu keluarga petani sehari-hari. Jika dibandingkan dengan kecukupan energi dan protein nasingmasing rata-rata keluarga petani, naka tingkat konsunsi energi dan protein telah nencapai 79,5 persen dan 116,3 persen. Berarti secara keseluruhan rata-rata untuk energi nasih kurang 20, 5 persen (477 Kalori) dari kecukupan pangan, sedangkan protein telah nelebihi 18,34 persen (7,63 gram) dari kecukupan. Dari 60 keluarga petani contoh ditenukan sebanyak 32,0 persen nengalani defisit energi dan 18.3 persen diantaranya nengalani defisit protein. Persentase defisit energi ditenukan pada keluarga petani yang KTPP dan pada keluarga dengan pendapatan total yang rendah. Peranan ibu runahtangga dalan nenganbil keputusan di bidang produksi pangan berkorelasi negatif dan tidak nyata (rs = - 0,042, P > 0,05) dengan keterjaninan pangan pokok (beras) keluarga- Artinya baru nanpak kecenderungan bahwa senakin berperan ibu dalan penentuan di bidang produkai pangan (penentuan penbelian sarana produksi, alat-alat