IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI KERUSAKAN MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM

IDENTIFIKASI KERUSAKAN POWER MANIPULATOR PADA HOTCELL DI IRM

PERBAIKAN KERUSAKAN RABBIT SYSTEM HOTCELL 109 DI IRM

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH

PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM

PERBAIKAN WALL PLUG HOTCELL 01 INSTALASI RADIOMETALURGI

TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

Prosedur Pengoperasian Coal Handling

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri, teknologi memiliki peran yang penting dalam

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT

PERBAIKAN SISTEM KENDALI MOTOR PERALATAN FABRIKASI ELEMEN BAHAN BAKAR CIRENE ME-29

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

SISTEM KENDALI OXYGEN CUTTING MACHINE

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN ALAT

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

Crane Hoist (Tampak Atas)

INPUT/OUTPUT SORTING STATION

INPUT/OUTPUT HANDLING SORTING STATION

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

BAB II LANDASAN TEORI

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

PENDAHULUAN. Traffic Light adalah suatu lampu indikator pemberi sinyal yang di tempatkan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

BAB III RANCANG BANGUN

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB IV PENGUJIAN ALAT. elektrikal dan sipil dapat dikontrol melalui PLC sebagai kontrollernya.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

WORKSHOP PLC & PNEUMATIK MODUL PRAKTIKUM WORKSOP PLC & PNEUMATIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PELAKSANAAN. Sinar-X LCD 16x2. Pengkondisi Sinyal Analog. Gambar 3.1 Blok Diagram Alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

INPUT/OUTPUTHANDLINGPROCESSINGST ATION

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING

Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

I. Catu Daya...19 J. Relay...21 BAB III PERANCANGAN SISTEM...22 A. Perancangan Perangkat Keras Perangkat Keras pada PLC Omron CQM1-CPU21...

INSTALASI MOTOR LISTRIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

SMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

OTOMASI ALAT PEMBUAT BRIKET ARANG MENGGUNAKAN PLC

TIMER DAN COUNTER. ERI SETIADI NUGRAHA, S.Pd. 2012

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel

SISTEM MANUFAKTUR FLEXIBLE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.3 Sistem Pengendalian Motor

Transkripsi:

IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI Junaedi, Supriyono, Darma Adiantoro, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR-1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI. Telah dilakukan identifikasi kerusakan konveyor jalur-1 (antara glove-box sampai dengan hotcell 107) di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Dokumen konveyor jalur-1 dan gambar wiring diagram digunakan untuk menganalisa dan mengidentifikasi kerusakan. Tujuan dari identifikasi ini untuk perbaikan dan penggantian suku cadang. Dari hasil identifikasi kerusakan konveyor jalur-1 diketahui adanya kerusakan pada sistem mekanik, yang menyebabkan pin (pasak) dari poros penggerak putus. Hal ini dapat mengakibatkan sistem program logic control (PLC) konveyor jalur-1, mengalami ganguan terutama pada sistem monitor radiasi (beta gamma) air lock. Kereta konveyor jalur-1 bila dioperasikan secara otomatis menuju glove box maka kereta konveyor tersebut selalu tidak sampai tujuan, dan selalu berhenti di air lock dan lampu alarm selalu menyala sehingga mengakibatkan pintu air lock motor (M 3) tidak mau membuka. Untuk memfungsikan kembali konveyor jalur-1 maka, perlu dilakukan perbaikan pada sistem mekanik, sistem central program unit (CPU) dan sistem monitor radiasi air lock serta penggantian suku cadang yang sesuai. PLC mengalami kerusakan pada CPU dan monitor radiasi air lock mengalami kerusakan pada sistem sensor proximity switch dan modul pencacah radiasi. Kata kunci: Identifikasi, konveyor, CPU/PLC, monitor radiasi air lock PENDAHULUAN Instalasi Radiometalurgi (IRM) merupakan fasilitas uji pasca iradiasi yang mempunyai hotcell 001 sampai dengan hotcell 112, yang telah dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti, konveyor jalur-1 dan konveyor jalur-2. Untuk konveyor jalur-1 beroperasi diantara glove-box (ZG-140) sampai dengan hotcell 107, lihat Gambar 1. M.1 M.2 M.3 Glove box Air lock 112 111 110 109 108 107 Gambar 1. Skema alur konveyor jalur-1 Untuk konveyor jalur-2 beroperasi antara hotcell 103 sampai dengan hotcell 107 dan hotcell 001, hotcell 002, hotcell 101 dan hotcell 102 tidak dilengkapi dengan alat bantu ini. Fungsi utama dari alat ini adalah, sebagai alat bantu penghubung (transportasi) 17

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 antara hotcell, untuk memindahkan dan memasukan barang (sampel) ke dalam maupun keluar hotcell. Cara kerja dari alat ini bisa beroperasi secara semi manual dan secara otomatis. Operasi semi manual hanya dapat di operasikan pada panel utama konveyor, sedangkan untuk operasi otomatis semua perintah operasinya dapat dilakuakan pada setiap stasiun hotcell dan glove-box. Ke-dua sistem operasi ini dikendalikan oleh program logic control (PLC) di panel utama konveyor jalur-1 pada Gambar 2. Tombol operasi semi manual (M.1) Kunci perubah sistem manual/otomatis konveyor (hotcell) air lock M.2/ M.3 alarm Gambar 2. Tombol/indikator pada panel utama konveyor jalur-1 Bila hendak mengirimkan sesuatu keluar dari hotcell ke glove-box, paparan radiasi tidak melebihi setting 15 m/r kalau melebihi maka monitor akan alarm dan pintu air lock tidak akan membuka. Keberadaan alat konveyor ini sangat penting untuk mendukung dalam kegiatan operasi di hotcell terutama untuk transportasi antara hotcell, tanpa alat ini operasi hotcell akan terganggu, karena alat ini berfungsi untuk mengeluarkan dan memasukan barang/sampel. Kondisi konveyor jalur-1 saat ini dalam keadaan rusak, tidak dapat dioperasikan secara normal sesuai perintah yang diinginkan oleh operator, diduga sumber kerusakan terdapat pada sistem mekanik dan sistem elektronik. Guna meyakinkan penyebab kerusakan konveyor jalur-1 ini maka perlu dilakukan identifikasi kerusakan. Dengan identifikasi kerusakan diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap sehingga konveyor jalur-1 tersebut dapat diperbaiki dan berfungsi kembali secara normal. Informasi dari hasil identifikasi dapat pula digunakan untuk menyusun langkah-langkah perbaikan. Sebelum perbaikan dimulai maka terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran paparan radiasi dan kontaminasi oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR) dan Bidang Keselamatan (BK), 18

karena alat yang akan diperbaiki berada di zona radiasi dan kontaminasi glove box dan operating area (ZG-140). METODOLOGI Dalam pelaksanaan analisa dan identifikasi kerusakan pada konveyor jalur-1 dilakukan beberapa tahapan yang meliputi : 1. Mempelajari dokumen Manintenace and repair manual conveyor line-1 2. Mempelajari gambar wiring diagram pada dokumen GCNF, BATAN RML VOLUME III/ 72 75, 1988 3. Dengan mempelajari dokumen dan investigasi di lapangan maka diharapkan dapat diketahui kerusakan pada konveyor jalur-1. Langkah Kerja Langkah kerja yang dilakukan dan peralatan/bahan yang digunakan dalam pelaksanaan analisa dan identifikasi kerusakan pada konveyor jalur-1 meliputi : Peralatan yang digunakan seperti: multimeter, tool set elektronik/mekanik dan senter Bahan yang dipakai seperti: contact cleaner, kain majun, oli pelumas dan pasak poros Dihidupkan tegangan konveyor jalur-1 pada panel, amati secara visual di lapangan kemudian dilakukan pemeriksaan pada central program unit (CPU) sistem kontrol pengendali program logic control (PLC), monitor radiasi air lock dan lampu indikator posisi kereta menyala diantara hotcell 112. Dimatikan tegangan listrik pada panel konveyor jalur-1 Diputar motor (M1) untuk menggerakan kereta konveyor dengan bantuan alat kunci pas (rachet) oleh tenaga manusia, sampai kereta konveyor pada posisi netral tengah (hotcell 110). Dihidupkan tegangan listrik pada panel konveyor jalur-1 Dioperasikan konveyor jalur-1 secara semi manual dengan menekan tombol dipanel menuju arah glove box untuk mengetahui status kereta konveyor masih bisa bergerak atau tidak sesuai perintah. Setelah dilakukan perintah operasi tersebut di atas, maka diketahui perintah masuk pada sistem kontrol pengendali tetapi kereta konveyor tidak bergerak, hanya motor (M1) saja yang berputar terus tanpa kontrol. 19

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 Lampu indikator hotcell 112 dan glove-box (air lock) selalu menyala yang mengindikasikan bahwa seolah-olah kereta konveyor jalur-1 berada di tempat tersebut. Hasil dari analisa dan identifikasi yang ditunjukkan proses di atas diambil kesimpulan telah terjadi kerusakan pada sistem kontrol kendali CPU dan PLC serta pada sistem monitor radiasi air lock. Membuka tutup belakang bawah glove-box untuk mengetahui kerusakan pada sistem mekanik dengan melihat secara visual pada kopling pasak poros motor (M1). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi dan pemeriksaan kerusakan dilapangan pada konveyor jalur-1 diketahui ada kerusakan sebagai berikut: Sistem mekanik pada pasak poros motor (M1) mengalami kerusakan (patah) yang ditunjukkan dengan tidak bergeraknya kereta konveyor jalur-1, yang mengindikasikan bahwa ada kerusakan pada sistem tersebut dengan cara membuka dinding belakang bawah glove-box, kemudian dilihat dan diperiksa kedalam. Sistem program logic control (PLC) dan sistem monitor radiasi air lock mengalami ganguan yang ditunjukkan dengan tidak berjalan sistem tersebut sehingga monitor radiasi dan alarm selalu menyala. Setelah dilakukan pemeriksaan pada central program unit (CPU) ternyata telah mengalami kerusakan dan penggantiannya hanya dapat dilakukan dengan mengganti modul (1 unit CPU) dan IC program (Eprom) harus di program/format ulang. Komponen yang harus diganti pada sistem mekanik adalah pasak kopling yang menghubungkan poros motor (M1) dengan rantai kereta konveyor. Untuk sistem kontrol pengendali kerusakan pada modul CPU dan sistem monitor radiasi air lock kerusakan pada sensor proximity switch. Sistem konveyor jalur-1 tidak bisa di operasikan sebelum ada perbaikan dan penggantian komponen. Identifikasi Suku Cadang Untuk memfungsikan kembali konveyor jalur-1, maka diperlukan perbaikan dan penggantian suku cadang seperti yang terdapat pada Tabel 1. 20

Tabel 1. Komponen Suku Cadang NO NAMA KOMPONEN SPEKSIFIKASI JUMLAH KETERANGAN 1. Catu daya 24 V DC/ 10 A 1 buah baik 2. Modul CPU Simatic S5/ CPU 115 U 1 buah rusak /943 B 3. IC Eprom PLC 1 buah Format ulang 4. Proximity switch Sensor 24 V DC / 10 A 1 buah rusak 5. Pasak poros kopling Ø 5mm/ 3 cm/ SS bolong 1 buah rusak Pada langkah pengamatan dan pemeriksaan di lapangan pada konveyor jalur-1 langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan menghidupkan on catu daya (power supply) di panel. Konveyor jalur-1 di operasikan dengan cara sistem semi manual untuk mengetahui indikator status kereta konveyor berada, kemudian coba operasikan dengan menekan tombol pengiriman konveyor dapat beroperasi tetapi sangat terbatas hanya dapat sampai di air lock antara hotcell 112 dengan glove-box. Untuk mengetahui bahwa konveyor jalur-1 masih bisa difungsikan maka dilakukan identifikasi kerusakan pada semua sistem seperti: catu daya 24 V/DC, CPU, PLC, sistem monitor radiasi air lock dan sistem mekanik. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerusakannya, dengan pemeriksaan kerusakan diharapkan dapat diketahui bagian yang rusak. Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa sistem kendali kontrol di panel utama seperti: CPU, PLC dan sensor proximity switch pada sistem monitor radiasi air lock telah mengalami kerusakan. Fungsi dari CPU dan PLC adalah sistem pengendali dan sistem program untuk mengatur jalannya operasi pada konveyor jalur-1 baik secara semi otomatis maupun secara otomatis. Fungsi dari monitor radiasi air lock adalah suatu ruang interlock untuk mencacah besaran radiasi barang yang dibawa oleh kereta konveyor jalur-1 ke luar (glove-box), bila paparan radiasinya melebihi batas setting (15 m/r) yang di ijinkan maka pintu interlock tidak akan membuka (M.3), maka barang harus kembali ke dalam hotcell. Untuk mengetahui sistem mekanik mengalami kerusakan atau tidak maka perlu membuka dinding belakang bagian bawah pada glove-box baru pemeriksaan bisa dilakukan. Dinding belakang bagian bawah glove-box dibuka dengan kunci L satu persatu baut dilepas kemudian lakukan pemeriksaan, hasil dari pemeriksaan diketahui ada komponen mekanik yang putus yaitu: pasak kopling poros motor (M1), yang mengakibatkan kereta konveyor tidak dapat bergerak sekalipun motor sudah diputar 21

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 secara manual dengan alat bantu rachet oleh tenaga manusia. Fungsi dari pasak adalah untuk menghubungkan poros motor (M1) dengan kopling rantai kereta konveyor. Konveyor jalur-1 belum bisa dioperasikan secara normal (otomatis) sesuai dengan prosedur operasi yang dapat dioperasikan pada tombol tiap stasiun hotcell, sebelum ada perbaikan dan penggantian suku cadang. Konveyor jalur-1 yang menghubungkan antara hotcell 107 sampai dengan glove-box, pada setiap hotcell dilengkapi dengan stasiun pemberhentian kereta konveyor ( lihat pada Gambar 3). Tombol panggil kereta Tombol buka/tutup kunci stasiun konveyor tutup stasiun siap operasi Tombol operasi/ indikator hotcell Tes lampu Suara/alarm Gambar 3. Tombol/indikator dan Stasiun konveyor jalur-1 KESIMPULAN Dari kegiatan identifikasi kerusakan dan perbaikan alat konveyor jalur-1 diambil kesimpulan sebagai berikut: Sistem kendali kontrol pada panel utama seperti: control proram unit CPU, program logic control (PLC) serta IC program (Eprom) telah mengalami kerusakan. Sistem monitor radiasi air lock telah mengalami kerusakan pada sistem proximity switch dan modul pencacah radiasi. Sistem mekanik pasak kopling poros motor (M1) perlu penggantian. Perbaikan CPU harus dilakukan dengan penggantian modul dan perbaikan PLC dengan cara di format ulang atau dibuat program baru. SARAN Apabila alat konveyor jalur-1 sudah diperbaiki, pada waktu mengoperasikan sebaiknya operator harus selalu memperhatikan prosedur pengoperasian dan indikator alarm pada monitor radiasi air lock, reset terlebih dahulu apabila alarm berbunyi. 22

Perintahkan posisi kereta konveyor berada pada posisi netral (hotcell 110) apabila telah selesai digunakan. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Dokumen GCNF, BATAN RML VOLUME III/ 72 75, 1988 2. ANONIM, Manintenace and repair manual conveyor line-1 23