Pada kenyataannya, banyak permasalahanpermasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Kedip Tegangan dan Koordinasi Rele Arus Lebih pada Pabrik Semen

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

Studi Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih Akibat Adanya Proses Integrasi Sistem Kelistrikan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

Studi koordinasi Proteksi pada Joint Operating Pertamina-Petrochina di Tuban akibat Integrasi Sukowati Plant

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Hendra Rahman, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

2. TEORI PENUNJANG 1. PENDAHULUAN. Martinus Tri Wibowo, Ir. R. Wahyudi, Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. CHANDRA ASRI AKIBAT INTEGRASI DENGAN PT. TRI POLYTA

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Perancangan Sistem Proteksi (Over Current dan Ground Fault Relay) Untuk Koordinasi Pengaman Sistem Kelistrikan PT. Semen Gresik Pabrik Tuban IV

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, MSc,PhD 2. Ir. R. Wahyudi

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari PLTU Rembang

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

EVALUASI KOORDINASI SETTING RELAY PROTEKSI OCR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv PT APAC INTI CORPORA SEMARANG DENGAN ETAP 12.6.

Analisis Dan Reduksi Bahaya Arc Flash Pada Sistem Kelistrikan

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

Koordinasi Proteksi Directional Overcurrent Relay dengan Mempertimbangkan Gangguan Arah Arus di Pabrik PT. Petrokimia Gresik

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

II. SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK DAN ENERGI BUSUR API

Analisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V BALIKPAPAN

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

STUDI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI DI PT. PRIMATEXCO INDONESIA BATANG

Studi Koordinasi Proteksi di PT. Ajinomoto, Mojokerto Oleh : Arif Andia K

BAB II LANDASAN TEORI

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH DENGAN METODE FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN PLANT PT.KPI (KALTIM PARNA INDUSTRI)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN DI PT. WILMAR NABATI GRESIK AKIBAT ADANYA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN FASE 2

Studi Koordinasi Proteksi Pada Pabrik PT.Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene

STUDI PENGARUH HARMONISA TERHADAP RELE ARUS LEBIH UNTUK PENGAMANAN SISTEM DISTRIBUSI DI PT. ISPAT INDO HARSYA RAMADHAN

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

ANALISIS SETTING RELE PENGAMAN MOTOR BERDASARKAN METODE STARTING MOTOR. STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN PABRIK SEMEN TONASA IV.

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik Negeri Sriwijaya. 1.1.Latar Belakang

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

EVALUASI GROUND FAULT RELAY AKIBAT PERUBAHAN SISTEM PENTANAHAN DI KALTIM 1 PT. PUPUK KALTIM

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Tonasa.

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

Studi Skema Proteksi Adaptive Over Current Pada Jaringan Distribusi Dengan Pembangkit Tersebar Menggunakan Genetic Algorithm

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Koordinasi Rele Pengaman pada Sistem Kelistrikan PT. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap akibat Pembangunan Proyek Langit Biru

Studi Koordinasi Proteksi Pada PT. Citic Seram Energy Ltd. Pulau Seram Maluku Tengah

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR. Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. 1) Perhitungan aliran daya yang masuk dan keluar dari satu bus penyulang (feeder bus) untuk mengetahui arus beban maksimum

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2014) 1-8

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. CHANDRA ASRI, CILEGON, JAWA BARAT

Analisa Stabilitas Transien dan perancangan pelepasan beban pada Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang di Pomaala (Sulawesi Tenggara)

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih dari Jaringan Distribusi dengan FCL (Fault Current Limiter) di PT. VICO Indonesia

STUDI KOORDINASI FUSE

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih Fasa dan Ground Sistem Pembangkit UP PLTU Pacitan

Transkripsi:

Pengaruh Kedip Tegangan dan Koordinasi Rele Arus Lebih pada Sistem Tenaga Listrik Semen Tonasa IV M. Wildan asution Sabara, Teguh Yuwono, Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh opember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 E-mail: Ontosenop@ee.its.ac.id, teguh@ee.its.ac.id Abstrak Suatu sistem tenaga listrik dikatakan memiliki tingkat keandalan yang tinggi apabila sistem tersebut mampu menyediakan pasokan energi listrik yang dibutuhkan oleh beban secara terus-menerus dan dengan kualitas daya yang baik. Pada kenyataannya, banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh suatu sistem tenaga listrik dalam penyediaan energi listrik secara kontinyu. Salah satu gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan kedip tegangan. Gangguan ini merupakan gangguan transien pada sistem tenaga listrik, yaitu penurunan tegangan sesaat (selama beberapa detik) pada jaringan sistem. Gangguan kedip tegangan ini bisa disebabkan oleh gangguan hubung singkat pada sistem dan adanya perubahan beban secara mendadak misalkan pengasutan motor induksi. Penurunan tegangan pada sistem ini akan dapat menyebabkan gangguan pada peralatan yang lainnya. Selain itu, penurunan tegangan yang terjadi dapat menyebabkan terganggunya kinerja peralatan pengaman jaringan seperti beroperasinya sistem rele undervoltage yang akan menyebabkan pemutusan suplai tegangan pada jaringan sistem. Oleh karena itulah kedip tegangan sangat perlu diperhitungkan untuk mendapatkan keandalan sistem tenaga listrik yang baik. Kata Kunci Kedip tegangan, koordinasi, rele arus lebih, rele undervoltage. I. PEDAHULUA ERSEDIAYA penyaluran energi listrik yang kontinyu Tpada suatu kawasan industri sangat penting karena akan menghindarkan perusahaan tersebut dari kerugian produksi atau loss of production yang secara finansial akan sangat merugikan perusahaan. Pada kenyataannya, banyak permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh suatu sistem tenaga listrik dalam penyediaan energi listrik secara kontinyu. Salah satu gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan kedip tegangan (voltage sag). Gangguan ini merupakan gangguan transien pada sistem tenaga listrik, yaitu penurunan tegangan sesaat (selama beberapa detik) pada jaringan sistem. Kedip tegangan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu : pertama, adanya gangguan hubung singkat pada jaringan tenaga listrik itu sendiri; kedua, adanya perubahan beban secara mendadak (seperti : switching beban dan pengasutan motor induksi)[]. Penurunan tegangan pada sistem ini akan dapat menyebabkan gangguan pada peralatan lain, terutama peralatan-peralatan yang peka terhadap fluktuasi tegangan. Koordinasi pengaman sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan tersebut, sehingga gangguan tersebut bisa dilokalisir dari sistem yang sedang beroperasi[]. II. KUALITAS TEGAGA DA SISTEM PEGAMA TEAGA LISTRIK A. Kualitas Tegangan Tegangan harus konstan supaya kualitas daya di pabrik tetap baik. Tetapi pada kenyataannya tegangan tidak selalu konstan, di mana suatu saat tegangan naik dan suatu saat tegangan turun.. Penyimpangan tegangan dalam waktu lama (Long Duration Voltage Vanations). Penyimpangan tegangan dalam waktu yang lama adalah penyimpangan tegangan yang terjadi dalam waktu lebih dari satu menit. Ada 3 hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tegangan dalam waktu yang lama, yaitu: a. Tegangan lebih (Overvoltage) b. Drop tegangan (Voltage drop) c. Pemutusan secara terus menerus (sustained interruption). Penyimpangan tegangan dalam waktu singkat (Short Duration Voltage Vanations). Meliputi : a. Pemutusan (interruption) b. Kedip Tegangan (Voltage sags) c. Tegagan swell (voltage swell) B. Kedip Tegangan Salah satu pesoalan terbesar mengenai kualitas daya sekarang ini adalah voltage sag. Gangguan ini merupakan gangguan dengan waktu singkat. Besarnya jatuh tegangan dan durasi yang termasuk dalam kategori voltage sag adalah 0. sampai 0.9 pu selama 0.5 siklus sampai menit. Pada umumnya kedip tegangan ini disebabkan oleh dua hal yaitu karena terjadinya hubung singkat dan karena adanya pengasutan beban yang kapasitasnya cukup besar. Dari gambar menunjukkan bahwa terjadi penurusan tegangan dari yang awalnya00% tegangan RMS menjadi sekitar 7% tegangan RMS selama 0.067 detik. Setiap gangguan yang terjadi akan memberikan dampak yang berbeda-beda, termasuk mengenai dampaknya pada

durasi gangguan voltage sag[3]. Gambar. 3. Bagian Elemen Dasar Rele Pengaman Gambar.. Contoh Kedip Tegangan C. Jenis Pengaman pada Sistem Tenaga Listrik Untuk mengatasi akibat-akibat negatif dari berbagai macam gangguan-gangguan tersebut di atas, maka diperlukanlah rele pengaman. Maksud dari sistem tenaga listrik sendiri adalah untuk menghasilkan dan menyalurkan energi listrik ke konsumen. Sistem tersebut harus dirancang dan dikendalikan untuk pengiriman energinya ke pengguna secara handal dan ekonomis. Keperluan akan sistem tenaga listrik yang handal dan ekonomis tidak dapat dielakkan. Banyak peralatan sistem tenaga listrik yang harganya sangat mahal dan sistem yang begitu rumit menggambarkan betapa banyaknya modal yang harus dikeluarkan. Biaya akan cepat kembali jika sistem tersebut dalam penggunaanya memungkinkan pengaman dan keandalan sistem yang terjamin. Rele merupakan bagian dari peralatan sistem tenaga listrik yang digunakan untuk memberikan sinyal kepada circuit breaker (CB), supaya dapat memutuskan atau menghubungkan pelayanan penyaluran pada elemen sistem tenaga listrik. Rele ini akan memberikan sinyal kepada circuit beaker untuk memutuskan sistem tenaga listrik jika terjadi gangguan. Pada dasarnya rele proteksi terdiri dari sebuah elemen operasi dan seperangkat kontak. Elemen operasi menerima masukan arus dari transformator arus ataupun tegangan dari transformator tegangan atau kombinasi dari keduanya. Dalam beberapa kasus rele melakukan pengukuran atau perbandingan operasi dasar input dan mengubahnya dalam bentuk gerakan kontak. Keadaan keluaran dari rele adalah menutup (close) dan ditahan (block). Jika keadaan tertutup maka rele akan meberikan sinyal untuk melakukan proses pembukaan dari circuit breaker dimana pada gilirannya akan mengisolasi gangguan dari bagian sistem tenaga listrik lain yang sehat. Didalam penyetelan sebuah rele harus dilakukan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan operasi pada saat terjadi gangguan. Oleh karena itu hal-hal yang mempengaruhi dalam penyetelan rele harus benar-benar diperhatikan[7]. GAGGUA RELE PEMUTUS Gambar.. Skema konsep kerja rele D. Elemen Dasar Rele Pengaman Rele pengaman biasanya dipisahkan jadi tiga elemen dasar, antara lain[7] : Elemen pengindera berfungsi untuk merasakan besaranbesaran listrik seperti arus, tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung rele yang digunakan. Pada elemen ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya apakah keadaan yang diproteksi mendapatkan gangguan atau dalam keadaan normal yang untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding. Komponen yang berfungsi sebagai elemen pengindera adalah transformator arus (CT) dan transformator tegangan (PT). Elemen pembanding berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu diterima oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada saat keadaan normal dengan besaran yang disetting pada rele. Komponen yang berfungsi sebagai elemen pembanding ini adalah rele, yang bekerja setelah mendapatkan besaran dari elemen pengindera dan membandingkan dengan besar arus penyetelan dan kerja rele. Elemen pengontrol berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepat pada besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka circuit breaker atau memberikan sinyal. Komponen yang berfungsi sebagai elemen kontrol adalah kumparan penjatuh (trip-coil). III. METODOLOGI A. Perhitungan Arus Hubung Singkat Perhitungan praktis untuk menghitung besar arus hubung singkat dalam sistem distribusi tegangan menengah dapat dilakukan sebagai berikut : a. Gangguan hubung singkat tiga phasa[4] Ihs = 3ϕ V... () b. Gangguan hubung singkat phasa phasa[4] 3 V Ihs =...() ϕ + dan masng- masing merupakan impedansi urutan positif dan negatif yang mempunyai besaran nilai yang sama, maka didapatkan : 3 V Ihs =...(3) ϕ Dimana : V adalah tegangan phasa to netral B. Kapasitas Pembangkitan Sistem kelistrikan pada Semen Tonasa IV dilayani oleh 4 (empat) pembangkit sendiri dengan kapasitas daya untuk generator G sebesar 5 MW, generator G sebesar 5MW,

3 generator gen-esg- sebesar 063 kw dan generator gen- EMDB- sebesar 45 kw. Tetapi pada kondisi normal generator yang beroperasi hanya generator G dan G. Selain itu Semen Tonasa IV juga disuplai dari utility PL tapi dalam keadaan normal utility PL tersebut bersifat normally open. Tabel. Kapasitas Pembangkitan Semen Tonasa IV o. ID MW Keterangan G 5 3.5 MVA, 6.3 kv, pf 80%, C G 5 3.5 MVA, 6.3 kv, pf 80%, C 3 Gen-ESG-.063.38 MVA, 6.3 kv, pf 80%, O 4 Gen-EMDB- 0.45 0.53 MVA, 0.4 kv, pf 80%, O 5 Utility PL - 500MVAsc, 70 kv, O C. Rating Tegangan Pada sistem kelistrikan PT. Semen Tonasa IV terdapat lima rating tegangan yang digunakan, yaitu :. Sistem tegangan 70 kv Sistem tegangan ini berada di daerah bus PL, Mainbus, dan BusSR&3.. Sistem Tegangan 6.3 kv Sistem tegangan inilah yg menyulang seluruh composite network yang antara lain SS-(SG), SS- (SG3), SS-, SS-3 (SG7), SS-3(SG6). 3. Sistem tegangan 3.3 kv Sistem tegangan ini untuk menyuplai motor buah Mtr-45FAM yang masih-masing sebesar 85 kw. 4. Sistem tegangan 0.66 kv 5. Sistem tegangan 0.4 kv D. Data Beban Pada sistem kelistrikan Semen Tonasa IV secara garis besar terdiri dari tiga area pembebanan yang secara normal disuplai dari 3 feeder yang berbeda. Area tersebut antar antara lain area SS-, area SS- dan Area SS-3. Pada area yang pertama yaitu area SS- merupakan area dimana bahan baku semen mulai diproses. Bahan baku hasil penambangan yang masih dalam bentuk bongkahanbongkahan dibawa ke area ini untuk dihancurkan dan digiling. Beberapa peralatan yang ada di area ini antara lain crusher, raw mill, dan Raw mill fan. Tabel. Data Beban Area SS- o ID Daya (kw) Mtr 40CR0M 800 Lump 40MDB- 545 3 Lump 403MDB- 43 4 Mtr 4MD0M 650 5 Mtr 4FA06M 380 6 Lump LMDB4A 905 7 Lump LMDB4B 03 8 Mtr6 356 9 dcmtr5 3 Selanjutnya adalah area SS- dimana area ini merupakan lanjutan dari proses pada area SS-. Area ini merupakan area unit pembakaran dari proses pembuatan semen atau disebut clinker manufacture. Didalam area ini terdapat beberapa beban yang antara lain: Preheater, kiln mill, coal mill, dan clinker cooler. o ID Tabel 3. Data Beban Area SS- Daya (kw) Mtr-4FA07M 540 Mtr-4FA07M 540 3 Mtr-47FA0M 650 4 Lump-45MDB-7A 840 5 Lump-45MDB-7B 655 6 Mtr-45FAM 85 7 Mtr-45FA7M 85 8 dcmtr-46mrk0m 630 9 dcmtr-46mrk0m6 630 0 Lump-45MDB-8 85 Mtr-47HC0M 35 Mtr-47FAM 600 3 Lump-47MDB-9A 099 4 Lump-47MDB-9B 366 5 Mtr-430MD0M 700 6 Mtr-430FA0M 75 7 Lump-440MDB-0 458.6 8 Lump-47MDB- 47.6 9 Lump-EMCC- 37.4 0 Lump-EMCC-4 46 Lump-EMCC-5 9 Lump-EMCC-6 5. 3 Lump-EMCC- 96.5 4 Lump-EMCC-3 30.4 Area yang terakhir adalah area SS-3. Area ini merupakan tempat dimana proses akhir dari produksi semen berlangsung. Klinker yang yang sudah didinginkan akan di lewatkan ke tempat penggilingan akhir untuk di haluskan lagi. Selain itu di area ini terdapat CCR (Central Control Room) yang merupakan ruang untuk memantau segala kegiatan dalam produksi semen. Tabel 4. Data Beban Area SS-3 o ID Daya (kw) Mtr-40MD0M 350 Mtr-40MD0M 350 3 Mtr-40FA07M 500 4 Mtr64 55 5 Lump-40MDB-4 36 6 Lump-40MDB- 5 7 Mtr-49MD0M 350 8 Mtr-49MD0M 350 9 Mtr-49FA07M 500 0 Lump-49MDB-3A 4 Lump-49MDB-3B 93 IV. AALISA HASIL A Analisis Gangguan Hubung Singkat Untuk perhitungan arus hubung singkat digunakan dua konfigurasi yang mewakili hubung singkat minimum dan maksimum, yaitu : a. Hubung singkat minimum : pada saat generator G, G beroperasi sedangkan Generator EMDB-, Gen-ESG- off b. Hubung singkat minimum : pada saat semua generator hidup.

4 B. Setting Rele untuk Motor 4MD0M hingga Generator G (Tipikal ) Gambar. 4. Single line diagram tipikal Dengan dipilihnya tipikal diatas maka didapatkan arus hubung singkat untuk masing masing bus: Tabel 5. ilai arus hubung singkat Tipikal o Bus kv I sc max 4 cycle I sc max 30 cycle I sc min 30 cycle SG-F6 6.3 039 448 07 SG 6.3 75 793 0734 3 SG 6.3 785 0 0748 4 bus490tr 70 398 06 868 5 busmain 70 398 06 868 6 Bus G 6.3 40578 374 507 I = I sc min 4 cycle bus SG - F6 = 45.67 Iset ts T x [ ] 0.5 T x 0.4.08 T 0.086 T set = 0. Current setting High Set (I>>) Ips 0.8 Isc min SG Ips 3.99 Tap current setting = 4 A setting waktu (t>>) = 0.5 Rele ini digunakan untuk mengamankan motor 4MD0M terhadap kemungkinan terjadinya arus hubung singkat di bus SG. Untuk setting lowsetnya menggunakan FLA dari motor dan untuk setting highsetnya menggunakan arus hubung singkat minimum pada bus SGF6 menggunakan kurva inverse dengan grading waktu 0.5 s. Dengan perhitungan yang sama didapatkan setting untuk masing-masing rele pada tipikal adalah sebagai berikut[8]: Tabel 6. Setting Rele Arus Lebih Tipikal Rele CT Curve Tap Time Ins. t>> ratio Dial RSGMV05 630/ SI 0.7 0. 4 0.5 RSG-MV0 000/ SI 0.9 0.6 0.4 R490TRS 3600/ SI 0.85 0.4 0.7 RMAI0HV0 400/ SI 0.7 0. 3 0.5 RTGS 630/ SI 0.6 0.37 0.4 Rele RSGMV05 Jenis Rele : 7SJ6 Kurva : IEC SI I sc min 30 cycle bus SG-F6 : 07 A I sc max 4 cycle bus SG-F6 : 039 A FLA : 38.7 A CT : 630/ Current setting IDMT ( I> ).05 FLA Ips 0.8 Isc 38.7 630/.636.05 Ips min 0.8 x 07 630/ 3. 0 Ips 99 Tap current setting dipilih 0.7 A Actual setting I set = 0.7 x 630 = 44 A Time Setting IDMT ( Time Dial ) Waktu yg diinginkan : 0.5 s I set = 44 A Gambar. 5. Koordinasi Rele Arus Lebih Tipikal

5 C. Kedip Tegangan Karena Pengasutan Motor Tegangan (%) 05 00 95 90 85 80 0 3 4 5 Waktu (s) Gambar. 6. Kedip Tegangan pada Bus SG Tanpa Penambahan Generator Cadangan Gambar 6 menunjukkan besarnya kedip tegangan yang terjadi pada bus SG-F6 tapi pada kondisi tipikal saat motor starting tanpa menambahkan generator cadangan ke dalam sistem. Besarnya nilai tegangan pada bus SG-F6 yaitu sebesar 8.5% dari rating tegangannya dan durasi 0.98 detik. Tabel 7. Kedip Tegangan Tipikal Tanpa Penambahan Generator Cadangan o. Bus Kedip Tegangan (%) Durasi (s) SG-F6 7.5 0.98 SG 7.5 0.98 Dari dua kondisi tersebut maka didapat setting rele undervoltage untuk tipikal saat pengasutan motor adalah[6]: Tabel 8. Setting Rele Undervoltage Karena Pengasutan Motor Untuk Tipikal o. Bus Pick Up (%) Waktu (s) SG-F6 80.3 SG 80.7 V. KESIMPULA Dalam analisa kedip tegangan, hal yang perlu diperhatikan yaitu setting pick-up rele undervoltage harus lebih kecil dari nilai rating tegangan pada bus saat terjadi kedip tegangan. Saat starting motor 4MD0M tanpa penambahan generator cadangan, terjadi kedip tegangan pada bus SG-F6 sebesar 7.5% dengan durasi 0.98 detik. Sehingga setting pick-up rele undervoltage pada bus SG-F6 saat motor starting yaitu 80% dengan kelambatan waktu.3 detik. DAFTAR PUSTAKA [] Pawawoi, Andi, Analisis Kedip Tegangan (voltage sags) akibat pengasutan motor induksi dengan berbagai metode pengasutan studi di PT. Abaisiat Raya, 009 [] R Wahyudi Ir, Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga Listrik, 008 [3] Ontoseno Penangsang Prof, Diktat kuliah Analisa Sistem Tenaga, 008. [4] Irwin Lazar," Electrical Systems Analysis and Design for Industrial Plants ",McGraw-Hill Book Company Tegangan (%) 05 00 95 90 85 80 0 3 4 5 [5] IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power System, IEEE Standart 4-986. [6] Cristophe Preve, Protecton of Electrical etwork, ISTE Ltd, Great Britain and the United States, 006. [7] Donald Reimert, Protective Relaying for Power Generation System, USA, 006 [8] Rosyid, Abdul, Studi Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih Akibat Adanya Proses Integrasi Sistem Kelistrikan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java desa Mudi-Tuban, 0 Waktu (s) Gambar. 7. Kedip Tegangan pada Bus SG-F6 Dengan Penambahan Generator Cadangan Gambar 7 menunjukkan besarnya kedip tegangan yang terjadi pada bus SG-F6 saat motor starting dengan menambahkan generator cadangan ke dalam sistem. Besarnya nilai tegangan pada bus SG-F6 sedikit berbeda dengan sebelum ditambahkan generator cadangan yaitu sebesar 83% dari rating tegangannya dan durasi 0.98 detik. Tabel 7. Kedip Tegangan Tipikal Dengan Penambahan Generator Cadangan o. Bus Kedip Tegangan (%) Durasi (s) SG-F6 7 0.98 SG 6.9 0.98