REPRESENTASI KECANTIKAN DALAM IKLAN PARFUM ELLE SHOCKING

dokumen-dokumen yang mirip
2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. system komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO. (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, dan media internet yang sangat berkembang pesat. Kehadiran media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN IKLAN POND S DI TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK POND S PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

SKRIPSI. Representasi Kebutuhan Kasih Sayang Dalam Iklan Minyak Kayu Putih Cap Lang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Nuke Farida ÿ. UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun Kata Kunci: Semiotika Pierce, Iklan, Hedonisme

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

REPRESENTASI KEMEWAHAN DALAM IKLAN BVLGARI DI MAJALAH HARPER S BAZAAR INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Penggolongan manusia tersebut disebut dengan ras

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini, media massa tidak akan mungkin berdiri statis di tengah-tengah, media

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sering kita jumpai banyak wanita masa kini yang mengadopsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32),

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu

REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN KONDOM SUTRA VERSI GOYANG KAMASUTRA JULIA PEREZ SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

PEMAKNAAN IKLAN BANK MANDIRI MENJAWAB SETIAP KEINGINAN ANDA

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

Disusun Oleh : INDRA MAHARDIKA NPM

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. Satu tantangan yang muncul dalam usia remaja ialah munculnya

SKRIPSI. Oleh: SITI MUKARROMAH YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

LAPORAN PENELITIAN. Nomor : 01/Pen/LPPM-UKP/2012

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam alat teknologi seperti televisi, koran, majalah, dan telepon.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis telekomunikasi di bidang layanan operator telpon seluler telah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

PEMAKNAAN IKLAN TELKOMSEL VERSI HOW FLASH ARE YOU DI TABLOID BOLA. ( Studi Semiotik Pemaknaan Iklan Telkomsel Versi How Flash Are You Di

BAB 1 PENDAHULUAN. gramatika, penanda (signifier), dan petanda (signified) dalam kesepakatan subyektif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gaya hidup menjadi bentuk eksistensi diri yang tidak dapat terpisahkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU DI MEDIA CETAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

I. PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu dan era globalisasi, saat ini dapat terlihat fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI PULO GADUNG

PEMAKNAAN IKLAN ATTACK VERSI AIR DI MEDIA CETAK ( Studi Semiotik Mengenai Pemaknaan Iklan Attack Versi Air di Media Cetak Nyata Edisi 2018 ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan-iklan yang muncul pada media elektronik seperti melalui televisi semuanya memiliki persamaan yaitu ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

REPRESENTASI KECANTIKAN DALAM IKLAN PARFUM ELLE SHOCKING (Studi Semiotik Representasi Kecantikan Barat dalam Iklan Parfum Elle Shocking YvesSaintLaurent pada Majalah Cosmopolitan Edisi September 2009) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur Oleh : Mamik Triwindarti NPM : 0643010293 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA 2010

ABSTRAKSI MAMIK TRIWINDARTI. 0643010293. REPRESENTASI KECANTIKAN DALAM IKLAN PARFUM ELLE SHOCKING. (Studi Semiotik Representasi Kecantikan Barat dalam Iklan Parfum Elle Shocking YvesSaintLaurent pada Majalah Cosmopolitan Edisi September 2009) Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui bagaimanakah representasi kecantikan barat dalam iklan parfum Elle Shocking. Ini didasarkan pada sebuah fenomena yang terjadi dalam masyarakat yang menerima konsep kecantikan barat. Dalam penelitian ini iklan tersebut mengkonstruksi kecantikan barat dari sudut pandang masyarakat, khususnya perempuan di Indonesia. Karena kecantikan barat memiliki daya tarik tersendiri dan mampu membius khalayak, bukan hanya laki-laki melainkan perempuan juga sangat mengagumi kecantikan yang dimiliki oleh kecantikan barat. Sehingga banyak para perempuan pribumi menginginkan sosok cantik itu seperti perempuan barat. Kajian Pustaka yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung penelitian kecantikan barat ini adalah tentang teori majalah sebagai media massa cetak, iklan media cetak, majalah sebagai media iklan, konsep kecantikan, makna perempuan cantik, mitos kecantikan, pesona barat di Indonesia, kecantikan dan gaya perempuan, representasi, parfum, graffiti, komunikasi non verbal, komunikasi visual, respon psikologi warna, pendekatan semiotika serta model semiotik Charles Sanders Pierce. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan yang menjadi corpusnya adalah keseluruhan dari iklan Elle Shocking YvesSaintLaurent, sedangkan unit analisisnya adalah tanda tanda yang berupa gambar, tulisan, serta warna yang terdapat dalam corpus tersebut, yang kemudian di analisis dengan menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Pierce. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis tersebut, maka representasi kecantikan barat dalam iklan Elle Shocking YvesSaintLaurent yaitu dapat dilihat dari gambar perempuan barat yang menunjukkan kecantikan ala barat dan didukung dengan diperlihatkan ciri-ciri fisiknya yaitu tinggi langsing, hidung mancung, dagu lancip, mata berwarna, kulit putih serta dengan gaya hidupnya (life style). Kriteria ini dianggap oleh perempuan Indonesia sebagai suatu konsep cantik yang benar dan apa adanya atau dapat dikatakan bahwa cantik itu memang seperti itu. Kata kunci : Representasi, kecantikan barat, perempuan, iklan, majalah, semiotik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini masyarakat semakin aktif dalam mencari informasi-informasi terbaru yang terjadi disekitar mereka melalui media massa yang ada, sehingga sudah menjadi tugas media massa untuk bisa menyampaikan informasinya secara variatif dan bermacam-macam yang disesuaikan dengan segmentasi, konsumen dan tujuan internal dari media itu. Khalayak cukup beragam dalam menggunakan media dikehidupan seharihari, ada yang menggunakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi, ada pula yang menggunakan media dengan tujuan untuk mendapatkan hiburan untuk mengisi waktu luang. Media cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang tercetak kedalam surat kabar, majalah dan juga buku. Keunggulan media cetak adalah kemampuannya menguasai waktu, dalam pengertian termassa yang lebih besar dibanding media audio visual artinya kita dapat membaca pesan yang ada di media cetak berapa kalipun yang kita kehendaki. (Vardiansyah, 2004:104) Secara teoritis, media massa bertujuan untuk menyampaikan informasi dengan benar secara efektif dan efisien. Pada praktiknya, apa yang disebut sebagai kebenaran ini sangat ditentukan oleh jalinan banyak kepentingan. Akan tetapi, di atas

semua itu, yang paling utama tentunya adalah survival media itu sendiri, baik dalam pengertian bisnis maupun politis. (Sobur, 2004: 114) Menurut Tri Hastuti Nur R dalam Jurnal Perempuan/ edisi 28/ 3/ 2003 bahwa media massa dan perempuan merupakan dua hal yang selalu berkaitan. Terbukti dengan bagaimana media massa merepresentasikan perempuan melalui iklan. Pada umumnya penggambaran perempuan di media massa diwarnai oleh stereotype dan komoditisasi alias pelaris. Selain itu penggambaran perempuan di media saat ini semakin berani menampilkan bagian-bagian tubuh perempuan. Dengan mengeksploitasi perempuan dalam iklan berkait erat dengan ideologi kapitalisme yang menempatkan perempuan sebagai salah satu alat produksi. Seringkali kecantikan dan keindahan perempuan dipandang sebagai physical belaka, dan mengabaikan aspek-aspek kerohanian, perasaan, pikiran dan spiritualitas. Majalah merupakan salah satu bentuk media massa cetak yang diterbitkan secara berkala, berulang-ulang secara teratur dan mempunyai peran yang tak kalah pentingnya dengan media massa lain. Format-format baru majalah berlomba-lomba menarik simpati para pembaca. Salah satunya adalah masuknya berbagai iklan-iklan di media pers tersebut dengan berbagai variasi. Salah satunya adalah format iklan yang mengandung unsur seks dan pornografis. Sebenarnya unsur seks dan pornografis didalam sebuah iklan telah lama digunakan oleh para pengiklan, tetapi ketika sudah sampai pada era kebebasan media massa, unsur seks dan pornografis

semakin mendominasi iklan-iklan yang ada dimajalah atau media pers. (http://gubuk.sabda.org/nws/08/majalah.htm diakses 19 Januari 2010). Munculnya penampilan perempuan dalam berbagai media baik media cetak maupun media elektronik tidak seluruhnya menggambarkan ruang lebih lebar untuk melihat secara kritis kedudukan perempuan dalam masyarakat, tetapi masih lebih ideologis mewacanakan peran semata dan kenikmatan dalam perubahan gaya hidup. Tanpa disadari telah menjadikan masyarakat menjadi konsumtif, menganut gaya hidup hedonis dan mendorong perempuan untuk mendapatkan kehidupan ideal yang modern dalam kerangka masyarakat barat, mulai dari cara berpakaian, pemilihan barang-barang atau asesoris tubuh dan kecantikan. Salah satu strategi pemasaran dalam bisnis kecantikan untuk menawarkan berbagai produk dan program perawatan wajah dan tubuh. (Prabasmoro, 2006 : 322) Oleh sebab itu salah satu cara penyampaian pesan yang efektif dan efisien adalah dengan menggunakan iklan. Menurut Wibowo (2003:5) iklan atau periklanan didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi atau berkampanye melalui media massa. Iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam menjual dan menawarkan suatu produk. Oleh karenanya dalam aktivitas perpindahan informasi tentang produk yang diiklankan pada khalayak tentunya harus mengandung daya tarik setelah khalayak ketahui sehingga mampu menggugah perasaan, maka untuk menampilkan kekuatan iklan tidak hanya sekedar menampilkan pesan verbal tetapi juga harus menampilkan pesan non verbal yang mendukung iklan.

Iklan adalah proses penyampaian pesan atau info kepada sebagian atau seluruh khalayak mengenai penawaran suatu produk atau jasa dengan menggunakan media. Menurut Wahyu Wibowo (2003:5), iklan atau periklanan didefinisikan sebagai kegiatan berpromosi (barang atau jasa) melalui media massa. Iklan-iklan di Indonesia sangatlah beraneka ragam jenisnya serta gaya penyampaiannya (versi), belum lagi iklan-iklan asing yang turut menyamarkan iklan-iklan di Indonesia yang sangat berbeda sekali nilai dan kultur budayanya. Bagaimana iklan-iklan tersebut akan berdampak terhadap cara hidup serta pandangan masyarakat tentang gaya serta fenomena sosial, hal ini tentu saja akan tergantung dari cara berpikir, mempersepsi serta ideologi yang berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat. (Suwasono, 2002:42-43) Iklan mempresentasikan konsepsi gaya hidup konsumennya. Nilai, tema klasifikasi gaya hidup konsumen yang diciptakan tanpa acuan dalam realitas seolah menjadi nyata, benar dan alamiah dalam iklan. Iklan telah ikut mendiktekan tematema citra semu atau citra pigura seperti stereotype sempit kencantikan ideal yang selalu digambarkan sebagai perempuan yang berkulit putih, berambut lurus dan panjang, berkaki jenjang serta langsing. Sementara yang tidak memiliki kriteria tersebut dinilai tidak termasuk kategori cantik. (Featherstone 2005: 201) Dibelahan dunia manapun baik di Eropa, Singapura bahkan di Indonesia sekalipun banyak iklan-iklan yang menawarkan jasa dan produk-produk industri

yang berkaitan dengan perawatan tubuh khususnya perempuan, mulai dari produk minuman yang melangsingkan tubuh yang membuat perempuan merasa tampil lebih percaya diri, selalu menggunakan objek perempuan dalam rangka membidik bahkan memperluas segemntasi pasarnya dengan menggunakn perempuan cantik atau selebritis ataupun publik figur yang sedang naik daun sebagai model iklan untuk memudahkan pemasaran produk. Perempuan menjadi alat didalam proses distribusi produk dan gaya hidup. Perempuan juga menjadi objek pasar dari produk kapitalisme, mereka menjadi konsumen utama atau paling tidak menjadi saluran masuknya barang-barang dan gaya hidup modern. Hampir sebagaian besar survey seperti hasil survey Nielsen Media Research (NMR) tahun 2006 di Singapura dengan responden 1.000 perempuan memperlihatkan beberapa temuan menarik untuk diketahui, dominasi perempuan dalam menentukan pembelian suatu produk consumer good sekitar 80 % (Cakram edisi 266). Berbagai penanda kecantikan kini banyak digunakan dalam iklan, khususnya dalam iklan produk perawatan tubuh, shampoo, sabun mandi, kosmetik, dan sebagainya. Namun bukan berarti diluar produk tersebut tidak menampilakan stereotip perempuan cantik sebagai seorang perempuan. Kecantikan tetap diperlihatkan oleh perempuan dalam berbagai iklan produk lain. Tampaknya perempuan cantik merupakan daya tarik tersendiri dalam iklan. (Widyatama : 2006 : 48) Menurut Celia Lury, seorang Sosiolog yang menadalami budaya konsumen, iklan meningkatkan penciptaan sebuah kecemasn bahwa jika wanita tidak memenuhi

standar maka mereka tidak akan dicintai. Kaum wanita direkayasa untuk membenahi sejumlah bagian tubuh mereka agar menjadi sempurna dengan tiada pernah ada habisnya. Iklan telah memainkan peran penting dalam pemaknaan bahwa kecantikan bukanlah bawaan alamiah, tetapi sesuatu yang dapat dicapai oleh setiap wanita melalui pemakaian produk yang tepat. Dalam, periklanan tubuh wanita dipilah-pilah menajdi beberapa bagian sebagai tempat diterapkannya berbagai merek. Jadilah wanita korban iklan dan sangat konsumtif. Konsep kecantikan saat ini sebagian besar sangat dipengaruhi cara pandang budaya Barat, seperti kulit putih dan hidung mancung. Akibatnya, wanita yang kebetulan ditakdirkan berkulit agak gelap meskipun tampak manis, merasa minder dan berusaha dengan berbagai cara untuk memutihkan kulitnya. (http://fp.uns.ac.id/-fusi/muhas_wah%20cantiknya.htm diakses 22 Maret 2010) Dimana-mana iklan produk kecantikan menyergap kita. Citra perempuan sekarang mungkin tak jauh dari apa yang kerap muncul disana : tubuh langsing, rambut panjang lurus, wajah putih mulus, dan bola mata yang indah berkat lensa kontak berwarna ungu atau hijau. Sejarah manusia mencatat, definisi cantik terus menerus berubah. Di Eropa pada abad pertengahan kecantikan perempuan berkaitan erat dengan fertilitasnya, dengan kemampuan reproduksinya. Pada abad ke-15 sampai ke-17, perempuan cantik dan seksi adalah mereka yang punya perut dan panggul yang besar serta dada yang montok, yakni bagian tubuh yang berkaitan dengan reproduksi. Pada awal abad ke- 19 kecantikan didefinisikan dengan wajah dan bahu yang bundar serta tubuh yang montok. Sementara itu, memasuki abad ke-

20 kecantikan identik dengan perempuan dengan bokong (pantat) dan paha besar. Di Afrika dan India umunya perempuan dianggap cantik jika ia bertubuh montok, terutama ketika ia telah menikah, sebab kemontokannya menjadi lambang kemakmuran hidupnya. (http://64.203.71.11/kesehatan/news/1403/15/113024.htm diakses 22 Maret 2010) Berbicara mengenai daya pesona Barat, sebenarnya daya pesonanya sudah bergaung sejak zaman kolonialisme Belanda. Akan tetapi, objek keterpesonaan masyarakat tidak terletak pada pesona kulit/fisik. Dengan menggunakan Kartini sebagai informan, pesona Barat saat itu terletak pada pesona kebebasan dan ilmu pengetahuan. Di level ini bisa dilihat adanya perbedaan antara daya pesona Barat kontemporer dengan daya pesona Barat zaman kolonial. (Visita Ita, 2007 : 7) Sekarang hal-hal yang berbau Barat-makanan Barat, pola piker Barat, fashion Barat, warna kulit orang Barat, desain rumah dengan arsitektur Barat, gaya hidup Barat- telah lama menjadi kiblat, menjadi sesuatu yang mengundang decak kagum. Mereka, perempuan atau laki-laki, orang kota atau orang desa, orang muda atau orang tua, tidak peduli kaya atau miskin, banyak yang ingin meniru. (Visita Ita, 2007 : 7) Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti memiliki asumsi bahwa memang kecantikan itu berubah-ubah dari masa ke masa, namun bukan berarti kecantikan yang sekarang ini adalah kecantikan yang benar atau dalam arti masyarakat seharusnya tidak menganggap bahwa kecantikan sekarang ini adalah mutlak benar seperti itu. Hal ini terbukti dengan adanya produk kecantikan, kalau

tidak ada permintaan itu industri selalu menerpa masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dengan kriteria seperti itu sebagai ikon perempuan cantik kepada masyarakat. Bukti lain yang menunjukkan bahwa dalam kenyataan yang terjadi sekarang ini adalah banyaknya lowongan kerja baik disurat kabar maupun internet yang mencantumkan kriteria berpenampilan menarik dalam persyaratan kerjanya. Namun, pendapat dan versi lain yang muncul adalah mengenai representasi tentang kecantikan yang dibentuk oleh iklan Elle Shocking YvesSaintLaurent yang mengambarkan perempuan yang stylish harus memiliki kulit yang putih, tinggi dan berbadan kurus seperti model catwalk, hidung mancung, mata berwarna (biru, hijau, ungu), dengan aksen assecoris (gelang, anting) mewah, dengan pakaian yang minim atau terbuka ditunjukkan dengan membuka blazer tanpa memakai bra (pakaian dalam perempuan yang digunakan sebagai penutup bagian dada atau payudara) untuk dapat menarik perhatian laki-laki. Tetapi memang salah satu faktanya dapat dilihat diberbagai majalah perempuan, dimana terdapat rubrik khusus yang menampilkan komentar lelaki tentang suatu topik dengan berbagai variasi jawaban. Lantas bagaimana dengan kenyataan umum bahwa kulit Indonesia yang umumnya sawo matang, tinggi badan sedang, berbadan agak besar dan hidung juga biasa. Peneliti yakin, banyak yang membandingkan iklan dengan kehidupan nyata walhasil konsumen semakin ingin menjadi sama seperti yang di iklankan tersebut (gaya kebarat-baratan).. Iklan Parfum Elle Shocking YvesSaintLaurent ini diambil dari majalah Cosmopolitan edisi September 2009. Majalah Cosmopolitan adalah sebuah majalah

gaya hidup wanita modern yang diterbitkan di Indonesia sejak tahun 1997, kala itu dengan nama Kosmopolitan. Sejak bulan Agustus tahun 2001, majalah ini diterbitkan dengan nama Cosmopolitan (www.cosmopolitan.co.id diakses 09 Januari 2010). Majalah ini segmentasinya adalah wanita dewasa, dan majalah ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang terbit satu bulan sekali. Isi majalah ini sangat beragam mulai dari gossip, kehidupan selebritis (kebanyakan artis luar negeri), kisah hidup seseorang, tips-tips, rubrik-rubrik (psikologi, kecantikan, kesehatan) serta yang paling menonjol dari majalah ini adalah iklannya yang sangat variatif dengan tampilan gambar yang menarik pembaca. Berdasarkan iklan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah studi yang bertujuan untuk melakukan studi semiotika untuk mengetahui representasi atau penggambaran kecantikan barat dalam iklan parfum Elle Shocking. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian adalah untuk mengetahui : Bagaimana representasi kecantikan barat dalam iklan Elle Shocking YvesSaintLaurent di majalah Cosmopolitan. 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui bagaimanakah representasi kecantikan barat dalam iklan parfum Elle Shocking. 1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan atas wawasan serta bahan referensi bagi penelitian kualitatif dari ilmu komunikasi selanjutnya penerapan studi semiotik tentang tanda dan lambang serta simbol. 2. Kegunaan Praktis Diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi pihak produsen maupun biro iklan untuk menghasilkan strategi yang kreatif iklan yang lebih inovatif dan variatif dalam menggambarkan iklan sebagai realitas kehidupan, cermin budaya masyarakat, tanpa mengeksploitasi wanita.