III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING

BAB III MATERI DAN METODE

5 detik dan berada dalam gemngan nitrogen cair (Senger 1980). Waktu. pengambilan sampel semen beku dalam proses pernindahan dari kontainer depo

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

3. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan

Spermatogenesis dan sperma ternak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis.

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES PRODUKSI SEMEN BEKU SAPI FRIESIEN HOLSTEIN DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG, BANDUNG, JAWA BARAT TUGAS AKHIR. Oleh : DIAN PRIMASWARI

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental

Sayed Umar* dan Magdalena Maharani** *)Staf Pengajar Departemen Peternakan FP USU, **)Alumni Departemen Peternakan FP USU

III. MATERI DAN METODE

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 055 TAHUN 2014

MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

Efektivitas Penambahan berbagai Konsentrasi Glutathion terhadap Daya Hidup dan Motilitas Spermatozoa Sapi Bali Post Thawing

KUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

Pengaruh Perbedaan Level Krioprotektan DMA terhadap Pembekuan Sperma Ayam

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

KAJI BANDING KUALITAS SPERMATOZOA SAPI SIMMENTAL, LIMOUSIN, DAN FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PROSES PEMBEKUAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

Inseminasi Buatan (IB)

Pengaruh Perbedaan Level Krioprotektan DMA terhadap Pembekuan Sperma Ayam. Abstrak. Abstract

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

L.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015

A. D. Tuhu, Y. S. Ondho dan D. Samsudewa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,Semarang ABSTRACT

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

BALAI INSEMINASI BUATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

PROSES PEMBUATAN SEMEN BEKU PADA SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN UNGARAN SIDOMULYO JAWA TENGAH TUGAS AKHIR. Oleh AKBAR REKSA BACHTIAR

MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

Transkripsi:

25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan freezing (box freezing lengkap, kontainer depo lengkap, kontainer nitrogen cair, rak hitung, timer, pinset panjang, sarung tangan kulit), peralatan thawing (pemanas air, pinset, beaker glass 1000 ml, thermometer, timer), dan peralatan pemeriksaan kualitas (gunting, kertas label, mikroskop, pipet tetes, object glass, cover glass, hair dryer, counter). C. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Sapi Limousin, nitrogen cair, air hangat, dan eosin 2%.

26 D. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan pertama jarak straw 2 cm selama 9 menit, perlakuan kedua jarak straw 4 cm selama 9 menit, perlakuan ketiga jarak straw 6 cm selama 9 menit, perlakuan keempat jarak straw 8 cm selama 9 menit, dan perlakuan kelima jarak straw 10 cm selama 9 menit. Pengambilan sampel straw dilakukan secara acak. Jumlah straw yang digunakan sebanyak 20 straw. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian dilakukan analisis secara statistik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sidik ragam dengan taraf nyata 5% atau 1%. Apabila hasilnya berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Polinomial Ortogonal pada taraf 5% atau 1% menurut petunjuk Steel dan Torrie (1991). E. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menampung semen dari pejantan Sapi Limousin menggunakan vagina buatan (artificial vagina), selanjutnya dilakukan evaluasi semen segar secara makroskopis (volume, konsistensi, warna, ph) dan mikroskopis (gerakan massa, gerakan individu, konsentrasi). Semen segar yang memenuhi syarat kemudian diencerkan dengan pengencer Andromed secara merata. Selanjutnya dilakukan ekuilibrasi terhadap semen yang telah diencerkan dengan tujuan untuk menyesuaikan diri sebelum dilakukan proses pembekuan. Pemeriksaan before freezing dilakukan setelah ekuilibrasi selesai. Semen yang

27 memenuhi standar akan dilanjutkan proses filling, sealing, dan printing. Langkah selanjutnya yaitu melaksanakan sampling terhadap straw berisi semen Sapi Limousin yang akan dibekukan. Sampel dibagi sesuai dengan perlakuan jarak straw saat proses pre freezing (2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm). Bagan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Koleksi semen Pemeriksan semen segar (makroskopis dan mikroskopis) Pengenceran Ekuilibrasi Pemeriksaan post ekuilibrasi Filling, sealing, dan printing Pre freezing sesuai perlakuan (2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm) Pemeriksaan setelah pre freezing Pembekuan (freezing) Pemeriksaan post thawing motility Gambar 1. Bagan pelaksanaan penelitian

28 Proses pembuatan semen beku sebagai berikut: 1. melakukan penampungan semen menggunakan vagina buatan; 2. melakukan evaluasi terhadap semen segar (makroskopis dan mikroskopis); 3. mencampurkan semen yang memenuhi syarat dengan pengencer Andromed yang disimpan dalam water bath suhu 27 0 C; 4. menutup beaker glass yang berisi semen yang telah diencerkan menggunakan alumunium foil dan memasukkannya ke dalam cool top bersuhu 3 5 0 C; 5. melakukan proses ekuilibrasi selama 4 jam di dalam cool top; 6. setelah ekuilibrasi selesai dilanjutkan dengan pemeriksaan post ekuilibrasi; 7. proses filling, sealing, dan printing; 8. meletakkan straw yang berisi semen cair di atas rak hitung yang telah diberi label sesuai perlakuan; 9. melakukan pre freezing dengan cara memasukkan rak hitung yang berisi straw semen cair di atas permukaan N 2 cair dengan volume N 2 7,5 liter dalam box freezing berukuran 43 x 27 cm selama perlakuan jarak yang diberikan (2 cm, 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm); 10. setelah pre freezing selesai dilanjutkan dengan pemeriksaan setelah pre freezing; 11. mengambil straw menggunakan pinset dan mencelupkannya ke dalam nitrogen cair sampai terendam; 12. setelah pembekuan selesai, dilanjutkan dengan pemeriksaan post thawing motility;

29 13. melakukan pengumpulan data parameter yang diamati yaitu persentase motilitas spermatozoa dan persentase spermatozoa hidup pada setiap pemeriksaan kualitas. Prosedur yang dilakukan untuk melihat penilaian motilitas individu spermatozoa sebagai berikut: 1. meneteskan sampel semen di atas object glass kemudian ditutup dengan cover glass; 2. mengamati motilitas spermatozoa menggunakan mikroskop dengan perbesaran lemah (10 x 10) atau pembesaran sedang (10 x 40); 3. menentukan persentase motilitas spermatozoa sesuai dengan kriteria yang ada. Menurut Toelihere (1985), penilaian gerakan individu spermatozoa yang terlihat pada mikroskop adalah sebagai berikut: 0% : spermatozoa tidak bergerak; 0 30% : gerakan berputar ditempat, pergerakan progresif; 30 50% : gerakan berayun atau melingkar, pergerakan progresif; 50 80% : ada gerakan massa, pergerakan progresif; 80 90% : ada gelombang, pergerakan progresif; 90 100% : gelombang sangat cepat, pergerakan sangat progresif; Prosedur yang dilakukan untuk melakukan pemeriksaan spermatozoa hidup sebagai berikut: 1. melakukan thawing; 2. meneteskan semen beku pada salah satu ujung gelas obyek; 3. menambahkan satu tetes eosin 2% pada bagian yang sama;

30 4. menempelkan ujung gelas obyek yang lain pada kedua cairan sehingga keduanya bercampur, kemudian didorong ke ujung gelas obyek; 5. mengeringkan preparat ulas tersebut menggunakan hair dryer; 6. setelah kering, melakukan pemeriksaan spermatozoa yang hidup dan mati dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran sedang (10 40) atau kuat (10 100), spermatozoa yang hidup tetap tidak berwarna sedangkan spermatozoa yang mati akan berwarna merah atau merah muda. Jumlah spermatozoa yang dihitung minimal 210 sel; 7. menghitung persentase spermatozoa hidup dengan rumus berikut. Spermatozoa hidup (%) = jumlah sperma terhitung jumlah sperma mati jumlah spermatozoa terhitung 100% F. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah persentase motilitas spermatozoa dan persentase spermatozoa hidup.