PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan pola normal bagi kehidupan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya, terutama kebutuhan interpersonal dan emosional. Selain bertumbuh secara

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI

MASA DEWASA AWAL DAN MADYA

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Masa Dewasa:

Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pancaindra menurun, dan pengapuran pada tulang rawan (Maramis, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, antara pria dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB II LANDASAN TEORI. Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya senantiasa membutuhkan orang lain.kehadiran orang lain bukan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga hubungan romantis dengan pasangan romantis (romantic partner) seperti

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB II LANDASAN TEORI. Keintiman berasal dari bahasa latin intimus yang artinya terdalam. Erikson

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran individu lain tersebut bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Tahap yang paling panjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi keluarga adalah komunikasi interpersonal yang sangat penting.

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. serta pembagian peran suami dan istri. Seiring dengan berjalannya waktu ada

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

TINJAUAN PUSTAKA. Dewasa Muda. Tabel 1 Pendapat ahli mengenai tahapan masa dewasa dan usianya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

Transkripsi:

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D

STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas dan Perubahan yang Berlangsung dari Masa Kanak-kanak Hingga Dewasa KELEKATAN

TEMPERAMEN Temperamen merupakan gaya perilaku dan karakteristik respon emosional yang sifatnya individual Pada masa dewasa sedikit mengalami perubahan suasana hati, lebih bertanggung jawab, jarang berperilaku beresiko Ada kesinambungan antara temperamen di masa kanak-kanak dengan penyesuaian diri di masa dewasa awal

Kaitan tipe dan dimensi di masa kanak-kanak dengan karakteristik kepribadian dewasa TIPE & DIMENSI MASA KANAK-KANAK MASA DEWASA AWAL Temperamen yang mudah dan temperamen yang sulit Temperamen mudah Mudah menyesuaikan diri Kekangan (inhibition) Dikekang Kurang asertif dan terlambat memasuki dunia kerja Kemampuan mengendalikan emosi Kontrol emosi baik Mampu mengatasi emosi secara efektif

KELEKATAN GAYA KELEKATAN CEMAS

Gaya Kelekatan 1. Gaya kelekatan yang aman memiliki pandangan positif terhadap relasi, mudah dekat dg orang lain, tidak khawatir dan stres, relasi yang berkomitmen 2. Gaya kelekatan yang menghindar merasa ragu-ragu terlibat dalam relasi romantis, mengambil jarak dari pasangan 3. Gaya kelekatan yang cemas menuntut kedekatan, kurang percaya, emosional, pencemburu, posesif

Lanjutan... Gaya kelekatan berkaitan dengan pola relasi dan hasil perkembangan Kategori kelekatan orang dewasa cenderung stabil Orang dewasa memiliki kapasitas untuk mengubah pemikiran dan perilaku kelekatan

KETERTARIKAN Keterbiasaan dan kesamaan Kebiasaan mendahului terjadinya relasi dekat. Consensual validation memperoleh dukungan jika sikap dan nilai orang lain sama; menghindari yang tidak diketahui. Ketertarikan fisik Penting dalam awal suatu relasi, pengaruhnya berkurang dalam pernikahan Kriteria fisik bervariasi di budaya dan waktu yang berbeda Matching hypotyhesis menyukai orang yang lebih menarik, namun kenyataannya memilih yang menyerupai level ketertarikannya baik fisik maupun atribut sosialnya.

BENTUK-BENTUK CINTA Keintiman Ditandai dengan self-disclosure (keterbukaan diri) dan berbagi pikiran personal Tahapan menurut Erikson: keintiman vs isolasi keintiman sebagai proses menemukan diri sendiri sekaligus peleburan diri sendiri di dalam orang lain, jika gagal mengembangkan relasi intim maka akan mengalami isolasi Keintiman dan kemandirian pada dewasa awal terlibat upaya menyeimbangkan keintiman dan komitmen di satu sisi, serta kemandirian dan kebebasan di sisi lain.

Persahabatan Persahabatan dewasa kepercayaan, keintiman dan loyalitas. Pola persahabatan wanita membuka diri, memberi dukungan, bersifat luas dan dalam, lebih intim Pola persahabatan pria menjaga jarak, memberi informasi yang berguna, kurang menceritakan kelemahan, ingin solusi praktis, kompetitif Persahabatan pria-wanita memperoleh pengetahuan dan pemahaman keyakinan, aktivitas, perasaan, minat, karakteristik; terjadi perbedaan ekspetasi dan ketidakjelasan Hubungan antara saudara kandung dewasa sering kali menyerupai persahabatan.

Tiga Dimensi dalam Cinta: 1. Gairah adalah daya tarik fisik dan seksual terhadap orang lain 2. Keintiman adalah perasaan emosi yang mengandung kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam sebuah relasi 3. Komitmen adalah penilaian kognitif mengenai relasi dan intensi untuk mempertahankan relasi meskipun relasi itu menghadapi masalah

Segitiga cinta Sternberg

Kegagalan dalam cinta Menjadi peristiwa yang traumatis, menyakitkan dan melibatkan emosi yang intens Dapat menimbulkan kebahagiaan dan perkembangkan pribadi

GAYA HIDUP ORANG DEWASA Kohabitasi Singlehood Gay & Lesbian Menikah Bercerai Menikah lagi

SINGLEHOOD Hidup melajang (singlehood) karena kecenderungan untuk menunda pernikahan dan tingginya angka perceraian KEUNTUNGAN Membuat keputusan perjalanan hidupnya Mengembangkan sumberdaya pribadi Membuat keputusan secara otonom dan mengejar minatnya Peluang menjelajahi berbagai tempat dan mencoba hal baru Memiliki privasi MASALAH dalam: Menjalin relasi akrab (keintiman) dg orang dewasa lainnya Menghadapi kesepian Menemukan posisi yang sesuai dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan

KOHIBITASI Gaya hidup bersama dan melakukan hubungan seksual meskipun tidak menikah Mengubah sikap dan kebiasaan orang serta berperilaku yang bisa meningkatkan kemungkinan bercerai Masalah Ketidaksetujuan orang tua menimbulkan ketegangan emosional; Kesulitan memiliki hak milik bersama; Tidak berkekuatan hukum; Risiko kekerasan yang dialami wanita meningkat

MENIKAH Usia pernikahan semakin meningkat Perubahan norma kesetaraan pria-wanita dalam pernikahan menyebabkan relasi pernikahan lebih rapuh dan intens Keuntungan pernikahan tercapainya kesehatan fisik dan mental yang lebih baik dan kehidupan yang lebih panjang

BERCERAI Kelompok masyarakat yang banyak mengalami perceraian menikah di usia muda, pendidikan rendah, kemiskinan, tidak memiliki afiliasi religius, memiliki orang tua bercerai, memiliki bayi sebelum menikah Karakteristik tertentu dari pasangan yang meningkatkan perceraian alkoholisme, masalah psikologis, kekerasan domestik, ketidaksetiaan, pembagian tugas rumah tangga tidak adil Pria dan wanita bercerai bisa mengalami kecemasan dan kesulitan memulai relasi baru

MENIKAH KEMBALI Pria cenderung lebih cepat menikah kembali dibanding wanita Keuntungan memperbaiki status finansial (terutama wanita) Kerugian/masalah pernikahan lebih tidak stabil, kesehatan mental lebih rendah karena alasan menikah tidak didasari cinta namun alasan finansial, bantuan mengasuh anak, mengurangi kesepian, serta masih membawa pola negatif dipernikahan sebelumnya

GAY DAN LESBIAN Relasi gay dan lesbian serupa dengan relasi heteroseksual dalam hal kepuasan, cinta, kegembiraan, dan konflik Gay dan lesbian lebih fleksibel dalam mentukan peran gender Pasangan gay dan lesbian yang melakukan kohabitasi karena mereka tidak dapat menikah dan melaporkan kemitmen sama seperti pasangan menikah

PERNIKAHAN DAN KELUARGA Melestarikan pernikahan Tujuh prinsip penentu pernikahan: 1. Membuat peta cinta mengekspresikan pemahaman, kasih sayang dan kekaguman pasangan 2. Memelihara kasih sayang dan kekaguman saling memberikan pujian 3. Mengarahkan diri pada pasangan, bukan berpaling darinya saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat 4. Membiarkan pasangan mempengaruhi anda kompromi dan kesetaraan dalam pengambilan keputusan 5. Memecahkan konflik-konflik yang dapat dipecahkan; dua tipe masalah: (1) masalah yang terus-menerus ada (perbedaan pandangan), (2) masalah yang dapat dipecahkan

Menjadi orang tua Ukuran keluarga menjadi lebih kecil Banyak wanita menunda melahirkan hingga mereka mapan dalam karier Keuntungan menunda memiliki anak memiliki waktu memikirkan tujuan hidup; lebih matang dan berpengalaman untuk mengasuh; memiliki karier dan pendapatan yang lebih mantap

Lanjutan... Mitos mengenai pengasuhan: 1. Kelahiran anak merupakan penyelamat perkawinan 2. Sebagai milik atau bagian orang tua, anak berpikir, merasa, dan bertindak seperti orang tua mereka dimasa kanak-kanak 3. Memiliki anak merupakan kesempatan kedua mencapai hal-hal yang seharusnya mereka raih 4. Kemampuan mengasuh adalah insting dan tidak membutuhkan pelatihan

Kondisi setelah Perceraian THE ENHANCERS menjadi lebih kompeten, penyesuaian diri baik, mencapai pemenuhan kebutuhan diri THE DEFEATED masalah semakin meningkat, tertekan, kesulitan menyesuaikan diri THE GOOD- ENOUGH Berusaha mengatasi masalah dengan kekuatan dan kelemahannya THE COMPETENT LONERS penyesuaian diri baik, keterampilan sosial baik, kurang minat menceritakan kehidupan pribadi THE SEEKERS memiliki semangat mencari pasangan baru sesegera mungkin THE LIBERTINES menghabiskan banyak waktu sendirian dan berganti-ganti pasangan

Gender dan Komunikasi Cara berkomunikasi (Tannen, 1990): 1. Rapport talk membangun koneksi dan negosiasi relasi, biasa digunakan wanita 2. Report talk memberikan informasi dan publik speaking, biasa digunakan pria Hasil penelitian: 1. Terdapat perbedaan kecil dalam komunikasi antargender rata-rata total kata yang diucapkan sama 2. Ada perbedaan dalam menggunakan kata-kata; wanita untuk berdiskusi dan mengkomunikasikan proses internal; pria peristiwa objek dan proses eksternal

Perkembangan Wanita Relasi dan membina hubungan dengan orang lain merupakan hal yang sangat bernilai bagi wanita Interaksi difokuskan pada pengembangan orang lain Perlu mempertahankan kompetensi dan minat dalam relasi Perlu memotivasi diri

Perkembangan Pria Peran pria memiliki sifat kontradiktif dan tidak konsisten menimbulkan tekanan hidup, merugikan kesehatan, menghambat minat dalam relasi Beberapa bidang yang menimbulkan ketegangan karena peran pria: 1. Kesehatan lama hidup pria 5 tahun lebih singkat dari wanita 2. Relasi pria-wanita meremehkan, bersikap kasar, menolak mengembangkan relasi yang sejajar dengan wanita 3. Relasi pria-pria kurang adekuat dalam mengembangkan hubungan emosi positif dengan pria lain