Perkembangan Pasar Modern dan Pasar Tradisional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat yang semakin Terpinggirkan.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Sedangkan ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

BAB I PENDAHULUAN. Amir (2011) kepuasan konsumen didefinisikan sejauh mana manfaat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

BAB I PENDAHULUAN. dahulu keinginan dan kebutuhan, konsumen pada saat ini dan yang akan datang.

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENDESAIAN MALL PADA SUB KAWASAN CIBADUYUT SEBAGAI SENTRA PERDAGANGAN SEPATU

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

REDESAIN PASAR RUMPUT JAKARTA SELATAN MENJADI PASAR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,

1 Survey melalui kuesioner pola kegiatan belajar di Perpustakaan dan Kota Depok, 2013 via Google Drive

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia saat ini menunjukkan angka yang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel modern di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk sebagai salah satu komponen dalam system wilayah atau. barang dan jasa. Sehingga kegiatan ekonomi erat kaitannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. penting, mengingat bahwa fasilitas ruang parkir merupakan bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 17-A TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan proses tawar-menawar. Dalam suatu daerah atau wilayah pasar menjadi pusat dari kegiatan perekonomian masyarakat. Karena dalam suatu pasar banyak masyarakat yang terlibat langsung didalamnya, diantaranya sebagai pedagang, pembeli, para pengelola pasar, serta sebagai pemasok barang bagi mereka yang dapat menghasilkan barang sendiri dan ingin memasarkan barang produksinya tersebut. Untuk itu suatu pengelolaan dan perberdayaan pasar tradisional sangat dibutuhkan terutama dalam pembenahan fasilitas bangunan dari suatu pasar tradisional. 1.1.1. Pengaruh Perkembangan Pasar Terhadap Suatu Wilayah Salah satu komponen wilayah atau kawasan yang sangat berperan dalam mempengaruhi perkembangan wilayah tersebut ialah penduduk. Seperti yang dikatakan oleh Ir. H.M. Djumantri, MSi bahwa perkembangan wilayah tergantung dari kegiatan sosial ekonomi penduduk suatu wilayah, yang kegiatan itu sendiri ditentukan oleh permintaan barang dan jasa. Sehingga kegiatan ekonomi erat kaitannya untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, dan tempat kegiatannya dapat dijumpai dalam bentuk fisik yang disebut pasar. Menurut perkembangannya, pasar pada mulanya bersifat non permanen, yaitu sebagai kegiatan dadakan yang dilakukan oleh pedagang dan pembeli. Seperti banyaknya pasar harian yang buka pada hari tertentu saja, contohnya pasar senin, pasar rebo, pasar kemis, pasar jumat dan pasar minggu. Dan terdapat pula pasar yang buka ketika ada hari spesial atau berdasarkan kegiatan adat daerah 1

tertentu, contohnya pasar sekaten. Yaitu pasar rakyat yang diselenggaran sekitar 1 bulan untuk memperingati maulid nabi muhammad SAW dengan puncak dari acara tersebut ialah gunungan. Dalam suatu wilayah, semakin pesatnya perkembangan pasar maka akan semakin besar pula tuntutan kebutuhan akan pasar, baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk itu disuatu wilayah yang kondisi sosial ekonomi penduduknya baik, maka akan semakin banyak pasar dan membawa perkembangan dan tentunya menarik minat penduduk baru untuk menetap diwilayah itu. Selain itu wilayah yang letaknya berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan dan kemudahan transportasi berimpas pada pertumbuhan. Kebijakan pemerintah seperti penentuan lokasi pusat perdagangan (pasar), kegiatan produksi, kebijakan ekspor-impor, kebijakan fiskal dan moneter sangat mempengaruhi perkembangan suatu wilayah. Namun, menurut Ir. H.M. Djumantri, Msi, pada artikelnya yang berjudul; Pasar Tradisional, Ruang untuk Masyarakat Tradisional yang Semakin Terpinggirkan, (http://bulletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_fullart&idart=266 diakses tanggal 22 oktober 2012 pukul 22.45 WIB), bahwa seiring kemajuan teknologi dan manajemen maka berkembanglah pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, departement store, mall, hypermart, supermaket secara pesat. Pertumbuhan pasar modern tersebut sebesar 31,4% sedangkan pertumbuhan pasar tradisional minus 8,1%. 1.1.2. Perkembangan Pasar Modern dan Pasar Tradisional Gambar 1. 1. Kutipan Judul Artikel Minimarket Menjamur, Pasar Tradisional Sepi Sumber: http://ekbis.rmol.co/read/2012/08/26/75751/minimarket-menjamur,-pasar- Tradisional-Sepi- Kutipan Judul artikel diatas diambil dari Harian Rakyat Merdeka yang membahas isu tentang kondisi perekonomian Indonesia saat ini dimana terjadi penurunan omzet pasar tradisional hingga 50 persen. 2

Pasca Lebaran, omzet pedagang pasar tradisional mengalami penurunan hingga 50 persen dibanding selama bulan puasa. Penurunan omzet pedagang tradisional hingga 50 persen disebabkan menjamurnya gerai minimarket dan pasar modern saat ini, ujar Ketua Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional Usep Iskandar Wijaya. Selain itu, penurunan omzet dikarenakan kondisi perekonomian pasar tradisional tidak terayomi oleh pemerintah kabupaten/kota yang menyebabkan pangsa pasar beralih ke pasar modern ataupun minimarket. Ia menguraikan, setiap tahunnya, tiap kios di pasar bisa meraup pendapatan hingga Rp 2-3 juta per hari. Sedangkan untuk tahun ini rata-rata pedagang menghasilkan Rp 1-1,5 juta per hari. Hal tersebut diakibatkan oleh sub sektor sembako yang mengalami penurunan penjualan. Dengan menjamurnya minimarket di tiap-tiap pelosok tersebut, lanjut Usep, pedagang sembako di pasar tradisional hanya menghasilkan Rp 700 ribu-rp 1 juta per hari. Sebab, beberapa ruas jalan yang biasanya macet disebabkan banyaknya pengunjung yang hendak berbelanja tidak terjadi. Masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar swalayan. Pedagang sembako benar-benar babak belur, para pelanggannya beralih ke minimarket, keluhnya. Sebab itu, pihaknya berharap pemerintah bertindak tegas terhadap pemberlakuan peraturan terkait waktu pelayanan ritel dan minimarket. Hal itu setidaknya bisa memberikan peluang terhadap pasar tradisional untuk dioptimalkan kembali 1). 1 Sumber: http://ekbis.rmol.co/read/2012/08/26/75751/minimarket-menjamur,-pasar-tradisional-sepi- ) diakses pada tanggal 22 Oktober 2012 pukul 23.32 WIB 3

Berkembangnya pasar modern saat ini memang menjadi kendala utama bagi perkembangan pasar tradisional. Pengalihan konsumen pasar yang biasanya gemar berbelanja ke pasar tradisional, kini mereka lebih memilih pasar modern. Bukan tanpa alasan para konsumen pasar tradisional tersebut lebih memilih pasar modern. pasar tradisional yang bikin macet, kotor, bau, panas, dan sempit menjadi alasan para konsumen. berbeda dengan kondisi pasar modern dengan ruangan bersih, nyaman, sebagai tempat nongkrong dan ber ac sangat memberikan kenyamanan bagi penjual maupun pembeli. Padahal jika kita tinjau lebih dalam, di pasar tradisional terdapat kultur kebudayaan masyarakat telah ada sejak dulu dan menjadi budaya yaitu tradisi tawar-menawar. Disitulah pedagang dan pembeli menjadi saling kenal dan makin akrab. 1.1.3. Latar Belakang Permasalahan Pasar Bojonggede Pasar Bojonggede merupakan pasar yang berlokasi di Jalan Pasar Baru Bojonggede. Jalan tersebut merupakan jalan utama penghubung antara pemukiman warga dengan stasiun kereta. Dimana lalu lintas jalan tersebut sangat padat pada jam tertentu, ketika masyarakat berangkat dan pulang kerja karena kereta api merupakan transportasi utama bagi masyarakat setempat untuk mencapai lokasi kerja mereka yang rata-rata bekerja di Jabodetabek (Jakarta-Bogor- Depok-Tangerang-Bekasi). Gambar 1. 2. Lokasi Pasar Bojonggede Sumber: maps.google.com 2012 4

- Pasar Menyebabkan Kemacetan yang Luar Biasa Gambar 1. 3. Suasana Jalan Pasar Ketika Macet Sumber: Survei 2012 Kemacetan Pasar Bojonggede sudah menjadi biasa bagi penduduk sekitar, sehingga terdapat beberapa artikel yang menguatkan kondisi ini. Artikel terkait: Gambar 1. 4.Artikel Pasar Bojonggede Di Website Sumber: http://wikimapia.org/13430682/id/pasar-bojong-gede 16 okt 2012 8;48 WIB 5

Gambar 1. 5. Artikel Pasar Bojonggede Bikin Macet Sumber: http://wikimapia.org/13430682/id/pasar-bojong-gede 16 okt 2012 8;48 WIB Gambar 1. 6. Artikel pasar rakyat yang selalu bikin macet Sumber: http://wikimapia.org/2617590/pasar-baru-bojong-gede 16 okt 2012, 15:18 6

1.2. Rumusan Masalah Bagaimana Pasar Bojonggede dapat memberikan kelayakan dan kenyamanan terhadap penjual maupun pembeli dengan mengoptimalkan penataan ruang sehingga meminimaliskan kemacetan. 1.2.1. Rumusan Masalah Non Arsitektural Bagaimana merancang bangunan pasar agar dapat melingkup semua fasilitas umum pasar sedangkan luas pasar minimum. Langkah penataan ruang dapat memenuhi syarat dalam menyelesaikan masalah umum yang berkaitan dengan fungsi, sirkulasi, tata ruang, dan estetika. 1.2.2. Rumusan Masalah Arsitektural Bagaimana menerapkan konsep versabilitas ruang di bangunan Pasar Bojonggede. 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penerapan versabilitas ruang Pasar Bojonggede, antara lain: - Menciptakan wadah berjualan yang lebih layak, efektif, fleksibel dan sesuai dengan standar pasar pada umumnya. - Menciptakan pasar yang nyaman dan bersih, serta dapat memberi kontribusi terhadap lingkungan sekitar pasar khususnya. - Menciptakan lingkungan pasar yang mampu mengatasi permasalahan sirkulasi kendaraan, pejalan kaki dan masalah perparkiran. - Menciptakan pasar yang ramah lingkungan. - Mengubah persepsi masyarakat terhadap kondisi pasar tradisional yang panas, sumpek dan bau. 7

1.4. Lingkup Pembahasan 1.4.1. Umum (Non Arsitektural) a. Pemahaman aktivitas perekonomian, perdagangan dan jasa (komersial) Kabupaten Bogor, hingga Kecamatan Bojonggede. b. Pemahaman karakteristik masyarakat Bojonggede secara umum sebagai pengguna pasar baik penjual maupun pembeli. c. Pemahaman perilaku masyarakat pengguna pasar, seperti penjual, pembeli, distribusi barang, dan pengantar. d. Pemahaman dampak hubungan pasar dan lingkungan sekitarnya. 1.4.2. Khusus (Arsitektural) a. Bentuk fisik ruang perbelanjaan tradisional yang mampu mewadahi berbagai kegiatan jual beli dengan perancangan yang berfokus pada versabilitas ruang. b. Harmonisasi fungsi ruang pasar sebagai tempat perbelanjaan yang mampu berkontribusi dengan lingkungannya. c. Eksplorasi desain terkait potensi hubungan ruang yang ada di pasar. 1.5. Metode Pembahasan Beberapa metode yang digunakan dalam proses penulisan adalah: 1. Observasi Lapangan Melakukan observasi dan survey lapangan serta menganalisis kegiatan, permasalahan dan kebutuhan dari pasar yang dipilih. 2. Studi Literatur Melakukan studi literatur dan pustaka terhadap masalah perencanaan dan perancangan pasar tradisional serta pendekatan arsitektural yang dipakai. 3. Studi Kasus Melakukan studi kebeberapa pasar tradisional sebagai masukan dan bahan perbandingan yang berkaitan dengan fasilitas pasar serta kegiatannya. 8

4. Pengumpulan Data Mengumpulkan seluruh data yang didapatkan dari berbagai sumber baik literatur, perangkat desa, perangkat pengelola pasar maupun perangkat kecamatan. 5. Analisis Data Menganalisis seluruh data yang ada baik dari literatur maupun lapangan, kemudian dikaji dengan standar kebutuhan pasar tradisional. 6. Penemuan Konsep Perancangan Menentukan konsep perancangan yang nantinya menjadi dasar ketika mendesain. 1.6. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Menguraikan mengenai latar belakang,rumusan masalah, maksud dan tujuan pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika penulisan dan keaslian penulisan yang terkait dengan perlunya desain ulang pasar ini. BAB II TINJAUAN UMUM Berisi tentang tinjauan umum mengenai pasar tradisional meliputi definisi, fungsi, sifat, klasifikasi, pelaku kegiatan dalam pasar dan karakteristik pasar tradisional, serta teori mengenai pendekatan versabilitas dalam desain. BAB III TINJAUAN EKSISTING Membahas mengenai kondisi site terpilih baik secara makro, meso ataupun mikro, serta menemukan permasalahan yang ada di lapangan baik aturan, eksisiting dan bangunan. BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN Merupakan uraian yang menganalisis spesifikasi umum pasar sehingga ditemukan permasalahan utama pasar yang akan diselesaikan dalam desain. BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisi tentang konsep-konsep yang akan diterapkan dalam desain yang menjadi solusi dari permasalahan pasar. 9

1.7. Keaslian Penulisan Untuk menunjukkan keaslian penulisan laporan ini maka perlu adanya perbandingan dari beberapa penulisan yang diangkat dalam penulisan ini: Nama Judul Tahun Lokasi Konsep Iman Budi Santoso Redesain Pasar Tlogorejo Yogyakarta 2011 Yogyakarta Arsitektur Tropis Gunawan Prasetyo Redesain Pasar Mangiran (Bantul) 2011 Bantul, Yogyakarta Aplikasi Urban Park Puji Lestari Redesain Pasar Tradisional Kwadungan 2011 Karanganyar Konversabilitas Ruang Mutiara Cininta Gelanggang Remaja di Yogyakarta 2012 Yogyakarta Versabilitas Ruang Perwitasari Redesain Pasar Tradisional Bojonggede 2013 Bojonggede, Kabupaten Bogor Versabilitas Ruang 10