RAUDHAH: Vol. IV, No. 2: Juli Desember 2016, ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pengoptimalan tumbuh kembang bayi, motor control, motor learning, dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tria Nurhasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I1 LANDASAN TEORI

Urgensi Perkembangan Motorik Kasar Pada Perkembangan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Keywords: fine motor skill, trace, first grader

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

PENERAPAN KEGIATAN MEMBENTUK BENDA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B KB AISYIYAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak dengan terjadinya peningkatan jumlah anak yang. mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5 6 TAHUN DI TK PUTRA HARAPAN JOMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

UKDW BAB Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS UNTUK ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD PUTRI MUTIARA CERIA KOTA PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK DI GUGUS SIDO MULYO KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini Ahmad Syukri Sitorus, M.Pd Dosen Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Jalan Williem Iskandar Pasar V Medan Estate Abstract Fine motor is a movement involving certain body parts only and is carried out by small muscles as well as intricate and hand-eye coordination. Motor development of children is not only seen from the genetic, but internal and external factors. fine motor development dimensions there are three children namely movement reflexes, timing and dexterity and hand dominance. Improved fine motor skills can be done through three ways, first, learn to try and error, both mimicking and third training. A. Pendahuluan Proses pembelajaran anak usia dini merupakan proses untuk menyempurnakan perkembangan anak. aspek-aspek perkembangan pada anak usia dini meliputi aspek perkembangan fisik, bahasa, kognitif, sosial dan seni dalam percaturan pendidikan anak usia dini merupakan aspek yang menjadi ranah untuk dikembangkan. Dalam perjalanan perkembangan anak, perkembangan fisik yag diawalai dengan perkembangan motorik menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini dikarenakan pada awal kelahiran seorang manusia, perkembangan fisik mengambil forsi yang cukup besar selain perkembangan lainnya. Hal lain yang berkaitan dengan pentingnya mempelajari perkembangan fisik anak, adalah bahwa baik secara langsung ataupun tidak, optimalisasi perkembangan fisik termasuk di dalamnya motorik halus dan motorik kasar akan berdampak pada proses pembentukan prilaku serta keterampilan anak untuk bergerak. Perkembangan motorik halus bagi anak usia dini merupakan suatu keniscayaan untuk diketahui oleh orang tua, guru serta pelaku pembelajaran anak usia dini lainnya. Seperti yang diketahui bahwa motorik halus merupakan gerakan yang diatur secara halus melalui menggenggam mainan, mengancingkan baju atau melakukan apa pun yang memerlukan keterampilan tangan (Santrock, 2007:216). Kemampuan guru atau orang tua dalam mengetahui perkembangan motorik halus pada anak akan membantu optimalisasi perkembangan motorik halus anak yang nantinya sangat berkaitan pada perkembangan prilaku anak ke depannya.

Maka dari itu, menarik untuk dikaji secara praktis sebagai bahan kajian bagi orang tua ataupun guru dalam hal memahami perkembangan motorik halus anak. Maka, pada artikel ini akan dipaparkan materi yang berkaitan dengan perkembangan motorik halus anak usia dini, dimensi perkembangan motorik halus anak usia dini serta upaya mengoptimalkan motorik halus pada anak usia dini. B. Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Maka dari itu pergerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga yang besar hanya yang dibutuhkan adalah kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan (Sujiono, 2015;1.14). lebih lanjut bila kestabilan dan koordinasi mata dengan tangan semakin baik, maka akan berdampak pada munculnya kemandirian anak dalam melakukan hal-hal yang didukung oleh kerjasama mata dan tangan tersebut. Selain itu, semakin baik kemampuan motorik halus anak, maka anak menjadi lebih kreatif dan inovatif. Hal tersebut disebabkan karena dengan semakin baiknya koordinasi mata dan tangan pada anak, anak akan lebih mudah melakukan kegiatan yang menarik dan berwarna baginya seperti menggunting, meronce membuat mozaik dan lainnya yang bernuansa estetika dan kreasi pada anak. Kemampuan motorik halus merupakan gerakan yang dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tidak memerlukan tenaga besar, tetapi membutuhkan kordinasi yang cermat seperti kordinbasi mata, tangan, dan telinga. Keterampilan motorik halus yang lain seperti: mengancing baju dan melukis gambar, melibatkan koordinasi mata, tangan dan otot kecil. (khadijah, 2016:103). Perkembangan motorik terjadi pada saat usia anak 3 tahun. Pada tahap ini anak sudah dapat berjalan dengan baik, 4 tahun semakin baik dan mengikuti gaya orang dewasa dan pada usai 5 tahun telah terampil menggunakan kakinya seperti maju, mundur lompat, jinjit memanjat dan lainnya (Desmita, 2010:129). Ini berarti bahwa perkembangan tersebut tidak hanya berupa bagian dari tahapan yang bauku namun juga berkaitan dengan lingkungan yang berinteraksi kepada

anak. Sebab, kemampuan anak dalam menyelaraskan kemampuannya dengan lingkungannya inilah yang menajdi dasar anak tersebut terampil. Perkembangan dengan baik pada motorik halus anak bermula pada usia sekitar 3 tahun. Pada usia 3 tahun tersebut anak melihat dan memperhatikan orang terdekatnya. Anak akan melihat bagaimana ibunya memegang sendok, melihat ibunya memagang sapu dan lainnya. Hal ini merupakan jalan masuk bagi anak untuk menjadi terampil dalam mengoptimalkan kemampuan motorik halus pada anak. Bayangkan jika anak tidak dapat mengembangkan motorik halusnya, maka akan berdampak pada perkembangan fisik atau kemandirian anak. Dalam proses perkembangan motorik, pada umumnya perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan (Hurlock, 2014:152). Pola perkembangan motorik yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat syaraf, kegiatan massa digantikan dengan kegiatan spesifik. Hal ini bermakna bahwa, perkembangan motorik dapat dilihat dari pola yang secara umum terjadi. Pola tersebut terbentuk dilihat dari kesiapan dan kematangan dari syaraf-syaraf motorik sehingga sampai kepada tahap yang potensial. Berbicara mengenai perkembangan motorik anak, setidaknya ada dua pendapat ahli psikologi perkembangan yang cukup konsen memperhatikan mengenai perkembangan motorik. Pertama Arthur Gesell, beliau memandang bahwa cara manusia mengembangkan keterampilan motoriknya menyesuaikan dengan urutan yang tetap dan menurut kisaran waktu tertentu. Sehingga Gesell menunjukkan bahwa perkembangan motorik manusia terjadi karena perkembangan cetak biru genetis atau pematangan. Pandangan ini bermaksud bahwa perkembangan motorik seseorang mengikuti arah baku yang telah ada yang merupakan bawaan seseorang sejak lahir. Namun pandangan ini agak bersinggungan dengan pendapat Esther Thelen yang mengatakan bahwa urutan perkembangan yang terlukis pada cetak biru genetis tidak selamanya tepat sesuai dengan yang disamapiakn oleh Gesell. Thelen berpendapat bahwa perkembangan motorik berawal dari bayi membangun keterampilan motorik untuk mempersepsi dan beraksi. Dalam rangka mengembangkan keterampilan motorik, bayi harus mempersepsikan hal yang

memotivasinya beraksi dan memanfaatkan persepsinya untuk memperhalus gerakannya (Santrock, 2007:207). Lanjut Santrock (2007:207) mengatakan bahwa teori perkembangan motorik yang disampaikan Thelen dikenal dengan teori sistem dinamis. Menurut teori ini keterampilan motorik itu berkembang ketika bayi termotivasi untuk melakukan hal tertentu, perilaku motorik baru mungkin terbentuk. Perilaku baru tersebut dihasilkan dari gabungan banyak faktor diantaranya perkembangan sistem syaraf, sifat fisik tubuh bayi, kemungkinan gerakan bayi, tujuan yang memotivasi bayi, dukungan lingkungan. Bila memperhatikan kedua pandangan di atas berkaitan dengan perkembangan motorik pada anak baik itu motorik kasar maupun motorik halus, maka kita akan lebih condong untuk memahami pandangan yang kedua. Pandangan yang pertama berusaha menyampaikan bahwa perkembangan motorik anak cenderung telah dipola sesuai dengan bawaan atau faktor genetis anak dan dikaitkan juga dengan kematangan anak. genetis dan kematangan anak seiring sejalan akan menampilkan perubahan ke arah yang lebih kompleks sehingga kita tidak perlu khawatir karena perkembangan itu akan terjadi pada saatnya nanti. Namun bila memperhatikan pandangan kedua, seolah kita akan memahami bahwa perkembangan motorik anak bukan hanya dilihat dari sisi genetis saja, melainkan faktor internal dan eksternal anak sangat berperan. Dan dari sinilah kita berangkat bahwa pembelajaran memberikan konstribusi yang sangat besar dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik anak khususnya motorik halus pada anak. Dari segi motorik, bayi baru lahir dapat menunjukkan beberapa variasi reflex motorik yang kompleks. Beberapa diantaranya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Bayi akan mengikuti cahaya yang bergerak dengan mata mereka, mengisap puting susu yang dimasukkan kedalam mulut, menengok pada sentuhan di ujung mulut dan menggenggam barang yang diletakkan di telapak tangan (Mansur, 2011:22). Dalam artian bahwa gerakan yang berhubungan langsung dengan unsur kehidupan manusia, yang dibawa sejak lahir ini merupakan motorik yang dikenal dikenal dengan motorik genetis seperti yang disinggung oleh teorinya Gesell.

Perkembangan motorik halus juga meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebis spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menggunting dan sebagainya. Adapun perkembangan motorik pada anak mengikuti Enam pola umum. 1. Continuity (bersifat kontinyu) dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.sejalan dengan bertambahnya usia anak. 2. Uniform sequence (memiliki tahapan yang sama), yaitu memiliki pola tahapan yang sama untruk semua anak, meskipun kecepatan tiap anak untuk mencapai tahapan tersebut berbeda. 3. Maturity (kematangan), yaitu dipengaruhi oleh perkembangan sel syaraf. Umum ke khusus, yaitu dimulai dari gerak yang bersifat umum ke gerak yang bersifat khusus. Dimulai dari gerak reflex bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi. 4. Chepalo-couudaldirection, artinya bahwa bagian yang mendekati kepala berkembang lebih dulu dari bagian yang mendekati ekor. 5. Proximo-distal, artinya bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh (tulang belakang) berkembang lebih dulu dari yang lebih jauh. 6. Koordinasi bilateral menuju crosslater, artinya bahwa koordinasi organ yang sama berkembang lebih dulu sebelum bias melakukan koordinasi organ bersilang. Dapat dikatakan bahwa kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai pada aspek pengembangan fisik adalah kemampuan mengelola dan keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar serta menerima rangsangan dari pancaindra (Mansur, 2011:23). Idealnya, perkembangan motorik halus pada anak mengikuti pola perkembnagn yang sebagaiman terjadi pada umumnya bagi anak. pola ini merupakan berbagi tugas dan bentuk perkembangan dari satu tahapan ke tahapan berikutnya yang membentuk sebuah desain perkembangan motorik halus. Bila kita mencermati pola tersebut, menggambarkan akan terbentuknya pola dari hal

yang sederhana kepada hal yang kompleks atau dari gerakan kecil kepada gerakan yang banyak melibatkan keterampilan fisik. Pada masa bayi sangat sedikit memiliki control terhadap keterampilan motorik halus sewaktu lahir, tetapi mereka memiliki banyak komponen yang akan menjadi gerakan lengan, tangan, dan jari yang terkordinasi. Awal mula meraih dan menggenggam menandai prestasi yang penting dalam interksi bayi (Samtrock, 2007:216). System menggenggam bayi sangat fleksibel. Bayi membedakan genggamannya pada objek tergantung pada ukuran dan bentuk objek tersebut, juga ukuran tangan mereka sendiri dibandingkan dengan ukuran objek. Bayi menggenggam objek yang kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk mereka, sedangkan objek yang besar dengan seluruh jari pada satu atau dua tangan (Santrock, 2007:217). Pada masa kanak-kanak pada usia 3 tahun, anak telah memiliki kemampuan untuk mengambil objek terkecil diantara ibu jari dan telunjuk untuk beberapa waktu, tetapi mereka masih canggung melakukannya. Anak berumur tiga tahun dapat membangun menara balok yang tinggi secara mengejutkan tiap balok diletakkan dengan konsentrasi tinggi tetapi sering tidak sepenuhnya berada dalam garis lurus. Saat anak berumur tiga tahun bermain dengan gambar bongkar poasang sedarhana, mereka agak kasar dalam meletakkan kepingan-kepingannya. Selanjutnya pada usia 4 tahun, kordinasi motorik halus anak lebih tepat, kadang anak berumur empat tahun bermasalah dalam membangun menara tinggi dengan balok karena dengan keinginan mereka untuk meletakkan setiap balok dengan sempurna mereka membongkar lagi balok yang sudah tersusun. Saat berumur lima tahun koordinasi motorik halus anak semakin meningkat. Tangan, lengan, dan jari semua bergerak bersama di bawah perintah mata. Menara sederhana tidak lagi menarik minat anak, yang sekarang ingin membangun sebuah rumah dan tempat ibadah, lengkap dengan menaranya (Santrock, 2007:217). Penjelasan di atas mengisyaratkan akan perkembangan motorik halus anak dari tahun ke tahun awal perkembangan anak. terlihat bahwa kematangan yang ada pada anak sangat berperan besar dalam hal keterampilan motorik anak. kematangan ini tidak hanya dilihat dari sisi usia anak namun lebih dari itu, kematang disini lebih mengarah pada sempurnya unsur-unsur motorik anak mulai

dari syaraf, tulang, otot dan lainnya yang berkontribusi aktif dalam pembentukan dan pengembangan motorik halus pada anak. Sehingga upaya untuk mengoptimalkan perkembangan motorik halus anak merupakan suatu keniscayaan sebagai upaya untuk mengoptimalkan fungsi perkembangan lainnya. C. Dimensi Motorik Halus Pada Anak Perkembangan motorik halus yang terjadi pada anak setidaknya mengikuti pola dan beberapa tahapan yang cukup memakan waktu sehingga perkembangan motorik halus tersebut optimal. Dalam perjalanannya, perkembangan motorik halus anak bermula dari gerakan refleks. Gerakan refleks merupakan gerakan yang sebagian besar dirasakan dan dilalui oleh anak mulai usia 0 sampai 1,5 tahun (Beaty, 2013:237). Gerakan refleks adalah gerakan yang terjadi tanpa disadari oleh anak. Sistem syaraf belum menyesuaikan gerakan tersebut sehingga masuk pada ranah kesadaran bagi anak untuk bertindak. Gerakan refleks tersebut banyak terjadi di daerah tangan melalui genggaman. Anak menggenggam di kala diberikan benda, anak menghisap atau membukakan mulutnya jika disentuh pipinya dan anak berjalan ketika diberdirikan (Eliot, 1999 dalam Beaty, 2013:236), ini semua merupakan tindakan refleks anak yang terjadi tanpa disadari oleh anak. Kematangan menjadi kunci dari berakhirnya keadaan tidak sadar ini sampai kisaran usia 1,5 tahun. Hal ini merupakan gejala umum yang akan dilewati oleh setiap anak. Kompleksitas gerak dan koordinasi mata dengan tangan seiring bertambah waktu akan memperlihatkan kualitas dan keterampilan yang baik. namun walaupun demikian, lingkungan, asupan gizi juga berperan sangat penting dalam upaya mengoptimalkan keterampilan motorik halus tersebut. Selanjutnya, waktu menjadi unsur yang tidak dapat kita pisahkan. Waktu disini bukan berarti rentang atau lamanya motorik halus tersebut terbentuk, namun lebih mengarah pada kapan saat yang tepat untuk mengembangkan motorik halus. Beaty (2013:238) menuturkan bahwa ada masa kritis dimana perkembangan anak akan berkembang dengan pesat dikala memanfaatkan masa tersebut untuk mengembangkannya. Namun hal ini agak sulit teridentifikasi sehingga seolah-olah kita akan menunggu waktu yang tepat untuk mengmbangkan motorik halus

tersebut. Kembali lagi kita pada pendapat Thelen di atas, bahwa keterampilan motorik terjadi bukan serta merta dari pola yang telah tersusun rapai seperti cetak biru genetis yang kita hanya tinggal menunggu hingga keterampilan tersebut terjadi, tetapi keterampilan motorik terjadi karena adanya rangsangan atau persepsi lingkungan yang memotivasi anak untuk bergerak. Maka, berkaitan dengan kapan waktu yang tepat untuk mengembangkan motorik halus sebenarnya tidak terletak dari kapan waktu yang pas, namun terlebih dari kesiapan kita mendorong anak menjadi terampil dalam bergerak dan mengembangkan motorik halus mereka. Pada hakikatnya anak selalu siap (Beaty, 2013:238) untuk belajar termasuk mengembangkan motorik halus, sehingga kembali kepada lingkungan termasuk juga guru atau orang tua untuk siap mengembangkan keterampilan anaknya. Terakhir dari rangkaian perkembangan motorik halus adalah ketangkasan dan dominasi tangan. Ketangkasan merupakan gerakan cepat dan tepat yang dilakuakn oleh anak. ini semua tergantung dari proses neurologi anak, sehingga ketangkasan dan dominasi tangan ini sanagt erat kaitannya dengan proses otak, asupan gizi, pola asuh yang diterima anak serta lingkungan tempat berada. D. Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Pada Anak Peningkatan keterampilan motorik baik itu motorik halus maupun motorik kasar sangat ideal dilakukan saat masih kanak-kanak. Hurlock (2014:156) menjelaskan bahwa waktu dalam mengembangkan keterampilan motorik sangat baik dilakukan pasa masa kanak-kanak karena pertama, tubuh anak lebih lentur dibandingkan tubuh remaja atau orang dewasa sehingga anak lebih mudah menerima pelajaran, kedua, anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang beru dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari keterampilan baru lebih mudah, ketiga, secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang setelah besar sehingga mereka lebih berani mencoba sesuatu yang baru, keempat, apabila para remaja dan orang dewasa merasa bosan melakukan pengulangan sebaliknya anak-anak menyenangi yang demikian sehingga anak bersedia mengulangi tindakan tersebut hingga mahir, dan kelima, karena anak memilki tanggung jawab dan kewajiban yang

kecil sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk menguasai keterampilanketerampilan yang dimiliki remaja atau orang dewasa. Ini bermaksud bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat tepat dalam mengembangkan motorik halus. Segala bentuk fenomena yang dijelaskan di atas seolah mengisyaratkan bahwa inilah pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dipandang sebagai wadah untuk mengembangkan kreatifitas dan keterampilan anak. bila tidak dimanfaatkan dengan baik moment atau masa yang berharga ini maka keterampilan manusia akan standar-standar saja. Pastinya setiap orang berkeinginan untuk mendulang emas berharga yang tak ternilai harganya di masa depan, salah satu langkahnya adalah dengan mengoptimalkan tumbuh dan kembang anak saat ini. Lebih lanjut Hurlock (2014:158) menjelaskan bahwa peningkatan keterampilan motorik halus dapat dilakukan melalui tiga cara, pertama, belajar coba dan galat, kedua meniru dan ketiga pelatihan. Mungkin bila kita membaca buku mengenai cara mengembangkan keterampilan motorik halus, akan disuguhkan tentang startegi atau metode pembelajaran. Itu semua benar, namun harus juga diingat bahwa semua strategi dan metode yang ditawarkan tersebut merupakan muara dari ketiga konsep ini. Segala metode atau strategi tersebut akan berhasil guna bila diterapkan dengan menggunakan prinsip coba dan galat lalu dicontohkan agar anak dapat meniru dan terakhir dilatihkan pada anak. E. Penutup Perkembangan motorik halus bagi anak usia dini merupakan suatu keniscayaan untuk diketahui oleh orang tua, guru serta pelaku pembelajaran anak usia dini lainnya. Motorik halus merupakan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Maka dari itu pergerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga yang besar hanya yang dibutuhkan adalah kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. perkembangan motorik anak bukan hanya dilihat dari sisi genetis saja, melainkan faktor internal dan eksternal anak sangat berperan. Perkembangan motorik halus yang terjadi pada anak setidaknya mengikuti pola dan beberapa tahapan yang cukup memakan waktu sehingga perkembangan motorik halus tersebut optimal. Dalam

perjalanannya, perkembangan motorik halus anak bermula dari gerakan refleks lalu waktu dan ketangkasan serta dominasi tangan. peningkatan keterampilan motorik halus dapat dilakukan melalui tiga cara, pertama, belajar coba dan galat, kedua meniru dan ketiga pelatihan. Daftar Pustaka Beaty, Janice J, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana, 2013. Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Hurlock, Elizabeth B, Child Development; Sixth Edition, New York: McGraw Hill, 1978. Khadijah, Pendidikan Prasekolah, Medan: Perdana Publishing, 2016. Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011. Santrock, John, W, Perkembangan Anak edisi kesebelas jilid 1. Alih Bahasa Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007. Sujiono, Bambang, Metode Pengembangan Fisik, Jakarta: Universitas Terbuka, 2015.