ANALISIS SEBARAN KARANG DI PERAIRAN KONDANG MERAK, MALANG SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Diterima : 5 Juni 2012 : ABSTRAK

DISTRIBUSI UKURAN KARANG PORITES SEBAGAI PENYUSUN UTAMA MIKROATOL DI DAERAH RATAAN TERUMBU (REEF FLAT) PERAIRAN KONDANG MERAK KABUPATEN MALANG


KONDISI TERUMBU KARANG PADA LOKASI WISATA SNORKELING DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

Karakteristik Pulau Kecil: Studi Kasus Nusa Manu dan Nusa Leun untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Maluku Tengah

KOMPOSISI PENYUSUN TERUMBU KARANG TEPI (FRINGING REEF) DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG, MADURA

PERSENTASE TUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia berada tepat di pusat segi tiga karang (Coral Triangle) suatu

PETUNJUK MONITORING LAMUN DI KABETE

KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BIAWAK, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KERUSAKAN TERUMBU KARANG AKIBAT SAMPAH DI PULAU PANGGANG, KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU

STATUS PERSENTASE TUTUPAN KARANG SCLERACTINIA DI PULAU BUNAKEN (TAMAN NASIONAL BUNAKEN) DAN DI PANTAI MALALAYANG, PESISIR KOTA MANADO

JENIS SEDIMEN PERMUKAAN DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU GILI LABAK KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

3 BAHAN DAN METODE. KAWASAN TITIK STASIUN SPOT PENYELAMAN 1 Deudap * 2 Lamteng * 3 Lapeng 4 Leun Balee 1* PULAU ACEH

KERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung. Perameter yang diamati dalam penelitian adalah jenis-jenis

PERSENTASE TUTUPAN KARANG DI PERAIRAN MAMBURIT DAN PERAIRAN SAPAPAN KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

JOURNAL OF MARINE RESEARCH Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman Online di:

KONDISI TERUMBU KARANG HIDUP BERDASARKAN PERSEN TUTUPAN DI PULAU KARANG PROVINSI SUMATERA UTARA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KUALITAS PERAIRAN

KESESUAIAN EKOWISATA SNORKLING DI PERAIRAN PULAU PANJANG JEPARA JAWA TENGAH. Agus Indarjo

STUDI TUTUPAN KARANG DI PULAU JANGGI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMETAAN KAWASAN EKOWISATA SELAM DI PERAIRAN PULAU PANJANG, JEPARA, JAWA TENGAH. Agus Indarjo

3. METODE PENELITIAN

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES

By : ABSTRACT. Keyword : Coral Reef, Marine Ecotourism, Beralas Pasir Island

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN SAMPANG JAWA TIMUR

A Correlation between Knowledge about Coral Reef Ecosystem and Marine Tourist Attitude toward Conservation at Pramuka Island, Kepulauan Seribu

CORAL BLEACHING DI TWP PULAU PIEH DAN LAUT DI SEKITARNYA TAHUN 2016

KAJIAN KESESUAIAN SUMBERDAYA TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI KELURAHAN PULAU ABANG KOTA BATAM BUDY HARTONO

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA PANTAI, SELAM DAN SNORKELING DI PULAU BERHALA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

KAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR

3. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

BAB III METODE PENELITIAN

THE CORAL REEF CONDITION IN SETAN ISLAND WATERS OF CAROCOK TARUSAN SUB-DISTRICT PESISIR SELATAN REGENCY WEST SUMATERA PROVINCE.

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOWISATA BAHARI PULAU HARI KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA ROMY KETJULAN

STUDI POPULASI IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DENGAN METODE SENSUS VISUAL DI KEPULAUAN SELAYAR, SULAWESI SELATAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

KELIMPAHAN SERTA PREDASI Acanthaster planci di PERAIRAN TANJUNG KELAYANG KABUPATEN BELITUNG. Anugrah Dwi Fahreza, Pujiono Wahyu P., Boedi Hendrarto*)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A)

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

PERSENTASE TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU ABANG BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP KETERBATASAN LAHAN DI PULAU PANGGANG KEPULAUAN SERIBU DKI JAKARTA

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

Distribusi Karang Batu Di Rataan Terumbu Pantai Selatan Pulau Putus- Putus Desa Ratatotok Timur Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara

POTENSI DAYA TARIK DAN PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP EKOWISATA LAUT DI PULAU HARAPAN, TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU (TNKpS)

Korelasi Tutupan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Relatif Ikan Famili Chaetodontidae di Perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

STUDI TUTUPAN KARANG DI PULAU JANGGI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA NANDA RIZKI

STUDI KOMPETISI TURF ALGAE DAN KARANG GENUS ACROPORA DI PULAU MENJANGAN KECIL, KEPULAUAN KARIMUNJAWA, KABUPATEN JEPARA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

ANALISIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KELURAHAN PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRATIF KEPULAUAN SERIBU

PENGEMBANGAN WISATA BAHARIDALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL BERBASIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG Studi Kasus Pulau Sebesi Provinsi Lampung

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Pantai Bandengan Jepara, sebagai Upaya Optimalisasi Pengembangan Kegiatan Wisata Bahari

Analisis Kualitas Air Dengan Pendekatan Statistik Pada Ekosistem Terumbu Karang Di Pulau Biawak Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

VI. KESESUAIAN LAHAN DAN DAYA DUKUNG FISIK KAWASAN WISATA BAHARI

KAJIAN KESESUAIAN PEMANFAATAN KAWASAN TERUMBU KARANG PADA ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU OLEH PERSADA AGUSSETIA SITEPU

Keanekaragaman dan Penutupan Terumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU MATAS TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH

TINJAUAN PUSTAKA. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati;

KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU KARANG CONGKAK KEPULAUAN SERIBU

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI DI PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI

3. METODOLOGI PENELITIAN

Coral reef condition in several dive points around Bunaken Island, North Sulawesi

3. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif

Ahmad Bahar *1, Fredinan Yulianda 2, Achmad Fahrudin 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP MORFOLOGI KARANG DI PULAU CEMARA KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

Inventarisasi Bio-Ekologi Terumbu Karang Di Pulau Panjang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

ANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN ANALYSIS OF SEA WATER QUALITY IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT

METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG

ANALISIS PENGELOLAAN TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU PONCAN KOTA SIBOLGA, SUMATERA UTARA 1

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tingkat Kenyamanan Iklim Daerah Tujuan Wisata Di Pulau Jawa Bagian Tengah Dengan Menggunakan Tourism Climate Index

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 216 ANALISIS SEBARAN KARANG DI PERAIRAN KONDANG MERAK, MALANG SELATAN Dias Alfian Nugraha 1, Aida Sartimbul 1,2*, dan Oktiyas Muzaky Luthfi 1 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, 614 Malang, Telp/Fax. 341-7837 2 Marine Resources Exploration and Management (MEXMA) Research Group, Universitas Brawijaya *Email: aida@ub.ac.id Abstrak - Reef flat (daerah rataan terumbu) merupakan salah satau daerah intertidal yang memiliki biodiversitas karang keras yang tinggi. Kondang Merak memiliki zona reef flat dengan perairan yang cukup tenang karena terlindung oleh reef crest (puncak terumbu) sehingga karang yang berada diperairan ini cukup terlindungi dari gelombang dan arus deras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi karang pada reef flat,yang dilakukan pada bulan April 21 Februari 216, di 12 stasiun. Pengambilan data karang dan alga dilakukan dengan metode line intercept transect (LIT). Teknik skoring digunakan untuk mengetahui distribusi sebaran karang dan alga. Sedangkan pengambilan data suhu dan kedalaman menggunakan metode point intercept transect (PIT).Hasil penelitian menunjukkanbahwa distribusi karang tersebar pada stasiun 1 9 pada variasi suhu 27 o C 29 o C dan kedalaman 7 1 cm. Variasi suhu sesuai untuk habitat karang, namun demikian hanya ditemukantutupan karang yang rendah(<1%) pada stasiun 1 9, tutupan dengan presentase tinggi (26%) hanya ditemukan pada stasiun 7. Tidak ditemukan karang pada stasiun 1-12, tetapi didominasikan oleh alga. Diduga terjadi kompetisi spasial antara karang dan alga. Selain hal tersebut, diduga aktivitas wisatawan menjadi penyebab kecilnya presentase tutupan karang di perairan Kondang Merak. Hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara bahwa 7% wisatawan melakukan aktivitas di perairan dangkal (<1 meter)dengan jarak sekitar 2 meter dari garis pantai.seiring dengan meningkatnya wisatawan di Jalur Lintas Selatan (JLS), penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pengelolaan wisata bahari di Pantai Kondang Merak. Kata Kunci: karang, skoring, suhu perairan, wisata bahari, kondang merak Abstract - Reef flat is an area that has high coral biodiversity.coral in Kondang Merakwas protected by reef crest that reduce high wave and strong current.the aim of this study was to determine the distribution of the coral in the reef flat area, and the study which was conducted between April 21 - February 216, at 12 stations. Data of coral and algae retrievedusing line intercept transect (LIT) method. Scoring techniques used to determine the distribution of coral and algae. Temperature and depth data collection retrieved using point intercept transect (PIT)method. The results showed that the distribution of coral scattered on station 1-9 on temperature variations of 27 o - 29 o C and 7-1 cm depth. Water temperature variation is suitable to the reef habitat, however, coral cover is low (<1%) at station 1-9.A high percentage (26%) are found only in the station 7. There are no coral at stations 1-12, but dominated by algae. It may there is spatial competition occurred between corals and algae, beside that the tourist activity is suspected to be the cause small percentage of coral cover in Kondang Merak Beach. It is indicated by the results of interviews that 7% of tourisms do activities in shallow waters (<1 meter) about 2 meters from the shoreline. Increasing tourisms activities along Java Southern Ring Road will be one of the considerations in determining marine tourism management policies of Kondang Merak. Keywords: coral, scoring, water temperature, marine tourism, Kondang Merak 39 I l m u K e l a u t a n [ I K - 27] - D i a s A l f i a n N u g r a h a, d k k

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 216 I. PENDAHULUAN Zona terumbu karang pada pesisir terbagi atas 3 macam yakni fore reef, reef crest, dan reef flat. Reef flat merupakan zona dengan biodiversitas yang tinggi dan dipengaruhi oleh factor keadaan lingkungan disekitarnya. Faktor lingkungan tersebut dapat dapat berupa aktifitas alami seperti kondisi oseanografi maupun aktifitas antropogenik. Faktor alami yang mempengaruhi pertumbuhan karang yang memiliki pengaruh tinggi contohnya adalah suhu. Menurut NOAA [1] suhu untuk pertumbuhan optimal karang berkisar 23 o C 29 o C. Selain suhu, faktor alami lain yang mempengaruhi pertumbuhan karang adalah kompetisi dengan biota lain yakni alga. Kondang Merak merupakan pantai wisata di Malang yang ramai dikunjungi oleh wisatawan untuk melakukan berbagai aktivitas rekreasi. Pantai ini memiliki reef flat, reef crest, dan fore reef. Keberadaan zona ini menjadi salah satu daya tarik wisata bahari seperti snorkling karena pemandangan bawah air yang indah. Selain aktivitas tersebut, banyakaktivitas lain yang dilakukan oleh wisatawan seperti memancing, bermain air, maupun berfoto. Akses jalan ke pantai ini juga semakin mudah dengan adanya pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) yang sedang berlangsung. Namun, seiring dengan makin mudahnya akses menuju pantai ini, jumlah wisatawan tentu akan meningkat. Peningkatan jumlah wisatawan yang berlebih tentu akan berdampak pada kehidupan organisme seperti karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran karang kondang merak terkait aktifitas wisata. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengelolaan wisata bahari Malang Selatan khususnya Pantai Kondang Merak. II. DATA DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 21 Februari 216 di pantai Kondang Merak, Desa Bantur, Malang (Gambar 1) di sepanjang pantai mulai dari pantai wisata bagian barat hingga pantai di depan pemukiman penduduk yang dibagi menjadi 12 stasiun dengan jarak meter antara stasiun satu dengan yang lain. Pengambilan data sebaran karang dan alga menggunakan metode line intercept transect (LIT)panjang 1 meter tegak lurus dengan garis pantai, sedangkan untuk suhu menggunakan metode point intercept transect (PIT) sebanyak 3 titik dari garis pantai yakni 2,, dan 7 meter (Gambar 2). Pengumpulan data aktivitas wisata menggunakan metode random sampling wawancara dengan wisatawan. Pengolahan data karang menggunakan metode skoring dan diproses dengan software Surfer 11 untuk mengetahui pola sebarannya. Pengolahan data suhu dan kedalaman menggunakan softwareocean Data View (ODV). Data aktivitas wisata diolah menggunkan Microsoft Excel. Gambar 1. Lokasi stasiun penelitian pantai Kondang Merak, menunjukkan stasiun 1 12 Gambar 2. Ilustrasi transek LIT dan PIT. Dari kiri ke kanan menunjukkan stasiun 1 n, dari atas ke bawah menujukkan panjang transek, daratan berada pada bagian utara transek Bahan dan peralatan yang digunakan untuk pengambilan data antara lain: Rollmeter 1 meter untuk pengukuran, alat dasar selam untuk kegiatan observasi bawah air, sabak dan pensil untuk mencatat, GPS untuk tagging koordinat, thermometerdigital untuk mengukur a suhu, notebook, Ocean Data View (ODV), Surfer, dan Microsoft Excel. 4 I l m u K e l a u t a n [ I K - 27] - D i a s A l f i a n N u g r a h a, d k k

Tutupan (%) Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 216 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Tutupan Karang dengan Alga Gambar 3 merupakan presentase karang dan alga. Sebaran karang dan alga menunjukkan presentase tutupan karang tertinggi berada pada stasiun 7 dan alga pada stasiun 12. Karang hanya ditemukan di perairan depan pantai wisata yakni stasiun 1 9 kecuali stasiun 8, sedangkan alga ditemukan di seluruh stasiun kecuali stasiun 9. 4 3 2 1 1 2 3 4 6 7 8 9 1 11 12 Stasiun karang alga Gambar 3. Grafik presentase karang dan alga Jar ak (m ) a Jar ak (m ) Stasiun Stasiun Gambar 4. Sebaran karang (a) dan alga (b) pada stasiun 1-12 pada jarak 1-1 m ke arah laut. Sebaran karang berbanding terbalik dengan alga. Gambar 4 merupakan sebaran karang dan alga berdasarkan metode skoring. Diketahui bahwa karang tersebar mulai jarak meter dari garis pantai pada stasiun 1 hingga stasiun 9. Alga tersebar pada seluruh stasiun. b Tutupan karang perairan Kondang Merak tergolong buruk hingga sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan tutupan di stasiun 1 9 berkisar,4 9%, hanya stasiun 7 yang memiliki tutupan karang 26%. Nilai tutupan karang tersebut sesuai dengan kategori dalam penelitian [2]. Gambar 3 dan 4 menunjukkan sebaran karang dan alga tersebar saling berbanding terbalik. Dimana ketika presentase karang tinggi maka alga menurun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini mengindikasikan adanya kompetisi antara karang dan alga secara ruang seperti pendapat McCook [3]namun demikian alga terlihat secara signifikan mempunyai efek kendali terhadap pertumbuhan karang. 3.2Keterkaitan karang dengan suhu dan kedalaman Gambar menunjukkan pola distribusi suhu pada stasiun 1 12. Pola distribusi suhu dari stasiun 1 ke stasiun 12 suhu semakin dingin. Suhu perairan pantai wisata yakni stasiun 1 9 lebih hangat yaitu berkisar27 o 3 o C dari perarian depan pemukiman (stasiun 1 12) yakni berkisar 24 o 26 o C. Gambar 6 merupakan kedalaman perairan kondang merak yang diukur ketika surut. Dari Gambar 6 diketahui perairan Kondang Merak memiliki bentuk cekung pada bagian tengah yakni daerah perairan wisata bagian timur (stasiun 4 9). Kedalaman perairan pantai wisata bagian barat (stasiun 1 3)dan pemukiman berkisar 7 cm,sedangkan kedalaman pantai wisata bagian timur (stasiun 4 9) berkisar 7 1 cm. Sebaran karang ditemukan hidup pada variasi suhu 27 o 29 o C (Gambar )dengan kedalaman 7 1 cm (Gambar 6). Hal ini sesuai dengan pernyataan NOAA [1] yang menyatakan bahwa karang hidup dan dapat tumbuh secara optimal pada kisaran suhu 23 o 29 o C. Stasiun dimana karang tersebar yang memiliki variasi suhu tersebut adalah stasiun pada perairan pantai wisata (stasiun 1 9). Beberapa zona reef flat akan sangat dangkal ketika surut sehingga akan terpapar sinar matahari, paparan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan karang mengalami stres dan bleaching akibat paparan sinar matahari dan surut ekstrim, sesuai dalam penelitian NOAA [6, 7]. Sebagian perairan Kondang Merak menjadi sangat dangkal dan akan terpapar sinar matahari ketika surut terendah, hanya pantai wisata bagian timur (stasiun 4 9) yang masih termasuk dalam dan tidak terpapar sinar matahari. Kedalaman pada daerah ini berkisar 7 1 cm. Hal tersebut membuat karang dapat tumbuh dengan baik meskipun padakondisi surut. 41 I l m u K e l a u t a n [ I K - 27] - D i a s A l f i a n N u g r a h a, d k k

Wisatwawn (orang) Wisatawan (orang) Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 216 2 2 1 1 Gambar. Pola distribusi suhu.distribusi suhu terlihat semakin ke barat (kiri) semakin meningkat Gambar 7. Macam aktivitas wisatawan di Pantai Kondang Merak Gambar 9 merupakan grafik jarak aktivitas dilakukan dengan garis pantai. Hasil menunjukkan aktivitas paling sering dilakukan pada jarak kurang dari 2 meter dari garis pantai (46,43%). dilakukan pada jarak kurang dari meter sebanyak 17,86%, jarak kurang dari 7 meter sebanyak 1,71%, dan jarak lebih dari 7 meter sebanyak 2%. 2 2 1 Gambar 6. Kedalaman perairan, kedalaman terdalam terdapat pada kawasan wisata bagian timur (stasiun 4-9) 3.3 wisata Kondang Merak merupakan pantai wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara terutama pada hari libur. Wisatawan melakukan berbagai aktivitas rekreasional di berbagai tempat di sepanjang pantai. Gambar 7 menunjukkan grafik aktivitas yang sering dilakukan oleh wisatawan. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas yang paling sering dilakukan wisatawan yakni 7% adalah bermain air dan berfoto. Selain aktivitas tersebut sebagian wisatawan juga melakukan aktivitas seperti memancing (17,31%) dan snorkling (7,69%). Gambar 8 merupakan grafik pada kedalaman perairan dimana aktivitas rekreasi wisatawan dilakukan. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas wisatawan banyak dilakukan pada kedalaman 1 meter (82,61%) sedangkan yang dilakukan pada kedalaman >1 meter sedikit(17,39%). 1 Gambar 8. Kedalaman perairan dimana aktivitas dilakukan oleh wisatawan Gambar 1 merupakan grafik aktivitas dilakukan pada kondisi pasang surut. Gambar 1 menunjukkan aktivitas banyak dilakukan secara kondisional terhadap pasang surut (7%), dimana hal ini berarti pasang surut tidak mempengaruhi aktivitas rekreasi wisatawan di pantai. Hanya terdapat 2% dari wisatawan yang melakukan aktivitas hanya ketika surut. 42 I l m u K e l a u t a n [ I K - 27] - D i a s A l f i a n N u g r a h a, d k k

Wisatawan (orang) Wisatawan (orang) Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 216 1 1 Gambar 9. Jarak aktivitas yang dilakukan wisatawan dari garis pantai 2 2 1 1 Gambar 1. wisatawanpada saat kondisi pasang surut Gambar 8, 9, dan 1 menunjukkan bahwa wisatawan sebagian besar melakukan aktivitas pada daerah yang dangkal (kedalaman 1 meter) dan tidak jauh dari garis pantai ( 2 meter), namun demikian kondisi pasang surut tidak mempengaruhi dimana wisatawan melakukan aktivitas. yang paling banyak dilakukan adalah bermain air dan berfoto. Seorang wisatawa melakukan lebih dari 1 aktivitas ketika berwisata ke pantai Kondang merak. Berdasarkan data hasil wawancara 67% wisatawan melakukan kegiatan berupa berfoto, bermain air, dan snorkeling dalam 1 kunjungan. Wisatawan tersebut 94% adalah remaja dengan usia 18 2 tahun. Seperti pada penelitian Mulyani[4]bahwa kaum muda yang belum berkeluarga merupakan konsumen potensial bagi keberadaan kawasan wisata. Selain kegiatan Wisatawan yang berkunjung untuk memancing di perairan Kondang Merak hanya dilakukan oleh penduduk lokal Desa Bantur. 3.4Dampak pariwisata terhadap sebaran karang Karang merupakan organisme yang rentan terhadap dampak perubahan lingkungan baik alamiah maupun antropogenik.dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas antropogenik seperti aktivitas wisatawan memiliki dampak kerusakan pada terumbu karang di Kondang Merak.Berdasarkan Gambar 4a sebaran karang ditemukan mulai tersebar pada jarak meter dari garis pantai.kemungkinan hal ini terkait dengan aktivitas wisatawan seperti pada Gambar 8 dan 9 yang menunjukkan bahwa sebanyak 82,61% aktivitas dilakuan pada kedalaman 1 meter, 64,29% dari aktivitas tersebut dilakukan pada jarak meter dari garis pantai.. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang aktivitas yang dilakukan pada jarak 2 adalah bermain ait (38,46%) dan berfoto (36,4%). yang dilakuakan pada jarak 2 meter hingga lebih dari 7 meter adalah snorkeling (7,69%) dan memancing (17,31%). Terdapat kemungkinan ketika wisatawan melakukan aktivitas tersebut secara tidak sengaja merusak karang. Penelitian Yusnita [] menunjukkan perilaku wisatawan seperti menendang karang, mengambil karang, menginjak karang serta memegang karang berpotensi merusak karang. Menurut NOAA [6,7] aktivitas wisata dapat memberikan dampak negatif yang signifikan pada karang dari segi kerusakan fisik dan wujud aestetiknya berkurang. Peningkatan wisata akan memberikan efek yang luas terhadap proses dan populasi pesisir. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pengelolaan wisata bahari di Malang Selatan khususnya di Pantai Kondang Merak IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah: 1. Karang tersebar mulai stasiun 1 9 pada jarak > meter dari garis pantai pada variasi suhu 27 o 29 o C 2. Daerah dimana tidak ditemukan karang tergantikan alga, diduga terjadi kompetisi secara ruang 3. 82,61% aktivitas wisatawan dilakukan pada kedalaman 1 meter dan 64,29% aktivitas tersebut dilakukan pada jarak < meter dari garis pantai 43 I l m u K e l a u t a n [ I K - 27] - D i a s A l f i a n N u g r a h a, d k k

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang 216 4. wisata mempengaruhi kerusakan karang di Kondang Merak karenatidak ditemukan karang padadaerah dimana wisatawan melakukan aktivitas(< meterdari garis pantai) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima banyak terima kasih kepada Riska, Riski, Fahmi, Hilmi, dan Aji yang telah berkontribusi secara langsung dalam proses pengambilan data. DAFTAR PUSTAKA [1] NOAA, 21. In What Types off Water Do Corals Live?http://oceanservice.noaa.gov/facts/coralwaters [2] Gomez E.D. dan Yap H.T., 1981. Growth of Acropora pulchra(brook) in Bolinao. Pangasinan, Philipines. Proc. Of the 4th int. Coral Reef Symp. 2:27-213 [3] McCook LJ, Tompa J, Diaz-Pulilo G. 21. Competition between Corals and Algae on Coral Reefs: A Review of Evidence and Mechanism. Coral Reef (19): 4-417 [4] Mulyani, R. 26. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Ke Kawasan Wisata Pantai Carita Kabupaten Pandeglang. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor; Bogor [] Yusnita, I. 214. Kajian Potensi Dampak Wisata Bahari Terhadap Terumbu Karang di Kelurahan Pulaupanggang, Kepulauan Seribu. Institut Pertanian Bogor; Bogor [6] NOAA, 216. Coral Bleaching. http://oceanservice.noaa.gov/facts/coralbleaching [7] NOAA, 216. Threats. www.coris.noaa.gov/activities/coral_demographics/ 2_Threats 44 I l m u K e l a u t a n [ I K - 27] - D i a s A l f i a n N u g r a h a, d k k