BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU PANDUAN Air Compressor Direct Drive

Air Compressor J Series

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING

Air Compressor L Series

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

Ratih Wulandari, ST., MT

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TWIN Tips. Technical & Warranty Information Tips Mengatur Engine Speed Idle. Edisi XIII Juli 2015

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. DIAGRAM ALIR PROSES PENGELASAN DENGAN JENIS GMAW (Gas Metal Arc Welding) MULAI PEMASANGAN PART PENGELASAN PART

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Operasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM

Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Air Compressor Medium Pressure

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kompressor udara (air compressor) merupakan peralatan yang sangat

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

DAFTAR ISI. Company Profile CV. PUTRA MANUNGGAL

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

BAB III AKTIFITAS MINGGUAN KERJA PRAKTEK Minggu Pertama ( 18 Agustus - 22 Agustus 2015 )

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MARABUNTA MACHINDO Hydraulic and Hard Chrome Specialist CNC Miling and CNC Lathe

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KEBOCORAN PIPA PADA HYDRAULIC GATE BEAM SHEARING MACHINE di PT. INKA

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

Kanban. Sistem Produksi Lanjut TI UG. Secara istilah sistem produksi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES WELDING SHOP PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

BAB IV PERCOBAAN, ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. cutting turbocharger. Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan : Proses pengerjaan cutting Turbocharger

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan pengguna kendaraan roda dua di Indonesia cukup

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengendalian persediaan. Render dan Heizer (2001:314) merencanakan untuk persediaan bahan baku pada perusa haan.

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

PERENCANAAN ULANG INSTALASI POMPA PENYALUR BASE OIL DI PT PERTAMINA PRODUCTION UNIT GRESIK

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

Transkripsi:

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi menjadi bahan jadi dimana pada dasrnya terjadi peningkatan nilai guna. Dalam proses perubahannya membutuhkan keterlibatan material, manusia, mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Sistem manufaktur diskrit Yaitu sistem manufaktur yang perubahan setiap proses dapat dilihat dengan jelas. Contohnya meliputi : - Project Process : material, peralatan dan manusia bergerak kearah produk yang dibuat. - Job Process / job shop : Pengelompokan mesin berdasarkan jenis mesin yang sama. - Line Process / flow shop / mass production : mesin diletakkan sesuai dengan urutan proses produksinya dimana perpindahan material dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lain secara satu-satu sesuai dengan urutan proses produksinya. - Batch process : mesin diletakkan sesuai dengan urutan proses produksinya. 2. Sistem manufaktur kontinyu Yaitu sistem manufaktur yang perubahan setiap proses tidak dapat dilihat dengan jelas. Contohnya meliputi : UNIVERSITAS MERCU BUANA 1

- Continue process : biasanya terjadi pada industri yang mengolah bahan cair, serbuk dan bahan kimia. Jenis manufaktur yang terdapat di PT. Sharprindo Dinamika Prima dari pengamatan analisa dan disimpulkan bahwa proses manufakturnya bersifat seluruh proses digunakan. Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Menurut Heizer dan Render (2004), produksi adalah aktifitas yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa melalui adanya pengubahan input menjadi output. Sedangkan menurut Assauri (2008), menyatakan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi luaran (output). Secara umum sistem produksi dapat didefinisikan kedalam tiga sistem utama dalam kegiatan menghasilkan produk berupa barang (Assauri, 2008) : 1. Proses Produksi yang lontinyu (continuous production), dimana peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urut-urutan kegiatan dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandarisasi. 2. Proses produksi yang terputus-putus (internitter production), dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan pada produk yang dikerjakan, sehinggaperalatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dapat bersifat lebih luwes (flexible) untuk dapat dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran. 3. Proses produkasi bersifat proyek (project process), dimana kegiatan produksi dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi UNIVERSITAS MERCU BUANA 2

yang digunakan ditempatkan dilokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan. 3.1.2. STARTEGI PENEMPATAN PRODUK Startegi yang dterapkan oleh perusahaan ini adalahberdasarkan make to order, dimana perusahaan memproduksi barang untuk memenuhi permintaan pelanggannya dari distributor maupun dari konsumen langsung dan make to stock, karena perusahaan ini selalu menyiapkan cadangan untuk terus memenuhi kebutuhan jiaka pada suatu saat mendadak membutuhkan barang yang harus segera dikirim. Tetapi untuk saat ini lebih bayak produk yang dibuat tetapi sudah dibeli. 3.1.3. PRODUK YANG DIHASILKAN PT. Sharprindo Dinamika Prima merupakan produsen utama air compressor dengan merk Shark. Produk-produk PT. Sharprindo Dinamika Prima,diantaranya : 1. Low Pressure Air Compressor ( 8 Bar) 1/ 4HP s/ d 15HP 2. Medium Pressure Air Compressor ( 12 Bar) 3HP s/ d 30HP 3. High Pressure Air Compressor ( > 30 Bar) 10HP s/ d 40HP 4. Booster Air Compressor 5. Screw Air Compressor 15HP s/ d 400HP 6. Scroll Air Compressor 6HP s/ d 20HP 7. Air Dryer 8. Air Filter 9. Gasoline Generator 10. Gasoline Engine 11. Water Pump UNIVERSITAS MERCU BUANA 3

12. Electro Motor 13. Receiver Tank Beberapa produk Low Pressure Air Compressoryang dihasilkan PT.Sharprindo Dinamika Prima adalah sebagai berikut : Gambar 3.1. Gambar produk L.1/4-L.1 hp unloading (2) UNIVERSITAS MERCU BUANA 4

Gambar 3.2. Gambar produk L.2- L.5 hp automatic (2) UNIVERSITAS MERCU BUANA 5

Gambar 3.3. Gambar produk L.2- L.5 hp unloading (2) UNIVERSITAS MERCU BUANA 6

Gambar 3.4. Gambar produk L.2 l..5 hp automatic (2) UNIVERSITAS MERCU BUANA 7

Gambar 3.5. Gambar produk L.7,5 - L.15 hp unloading (2) UNIVERSITAS MERCU BUANA 8

3.2 PROSES PRODUKSI PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 1.2.1. ALUR PROSES PRODUKSI Proses pembuatan sebuah kompresor Shark memerlukan serangkaian proses panjang dimulai dari sebuah perencanaan dan desain gambar hingga menjadi sebuah kompresor udara yang handal dan berkualitas. Secara umum proses dari pembuatan kompresor udara dibagi menjadi tiga proses utama, yaitu praproses, proses produksi inti dan pascaproses. Praproses produksi merupakan proses perencanaan yang meliputi beberapa proses yang harus dilakukan, yaitu : 1. Desain produk dari R&D Desain produk dari R&D harus dipastikan sudah melewati tahap pengujian yang sesuai dengan standart produk yang dibuat. Dalam pengujian ini pihak R&D bekerja sama dengan pihak pemakai agar produk yang didesain bisa dipakai secara maksimal dan efektif. Desain produk meliputi : gambar produk, spesifikasi dan breakdown produk, dan hasil pengujian dan verifikasi & validasi desain. 2. Persiapan alat proses dan inspeksi produk Persiapan alat dilakukan oleh divisi Engineering dan inspeksi oleh divisi Quality Control. Dalam melakukan pembuatan alat proses produk oleh divisi Engineering dilakukan sendiri di Workshop Engineering, apabila ada yang tidak bisa dilakukan diworkshop Engineering maka proses kerjasama dengan pihak luar / outsourching. 3. Rencana produksi Rencana produksi dibuat oleh divisi PPC berdasarkan PO dari marketing dari hasil survey lapangan dan kebutuhan pelanggan. Dalam penentuan rencana produksi mengacu pada kapasitas produksi yang dibuat oleh divisi Engineering. UNIVERSITAS MERCU BUANA 9

Proses produksi ini meliputi : pengecoran logam (foundry), proses permesinan (machining), Perakitan bare (bare assembly), pembentukan plat (Plate cutting), Pengelasan (welding), pengecatan (painting), perakitan final (final assembly) dan pengemasan (packaging). Sedangkan proses pascaproses meliputi inspeksi produk jadi dan proses distribusi ketangan pelanggan (costumer) dan distributor. START START FOUNDRY PLATE CUTTING MACHINING WELDING BARE ASSEMBLY PAINTING FINAL ASSEMBLY PACKAGING FINISH Gambar 3.6. Alur proses produksi kompresor Shark UNIVERSITAS MERCU BUANA 10

Produksi inti yang dilakukan PT. Sharprindo Dinamika Prima berupa pabrikasi yang merupakan real process dari pembuatan Kompresor Udara. Urutan proses produksi kompresor Shark L.1/2 hp dilakukan dalam beberapa line produksi, tetapi dalam laporan ini dibatasi hanya untuk menjelaskan proses perakitan final saja. Adapun urutan urutan proses produksinya sebagai berikut : 1. Pengecoran logam process (Foundry) 2. Permesinan (Machining) 3. Perakitan bare (Bare assembly) 4. Pembentukan plate (Plate cutting) 5. Pengelasan (Welding) 6. Pengecatan (Painting) 7. Perakitan final (Final assembly) 8. Pengemasan (Packaging) 3.2.2 PROSES PERAKITANFINAL KOMPRESORSHARKL.1/2 HP Proses perakitan final kompresor Shark L.1/2 hp adalah proses terakhir sebelum kompresor udara di kemas / packaging. Proses ini adalah proses pelengkap dari semua proses part yang dirakit oleh oleh setiap line proses. Dalam setiap proses perakitan mengacu pada jadwal produksi yang di terbitkan pihak PPC yang didalamnya terdapat tanggal, type kompresor dan jumlah unit yang akan dibuat. Selanjutnya setelah ada jadwal produksi, pihak divisi final assembly menerima Voucer/ Picking list production spare part untuk kebutuhan di proses perakitannya dan harus mengambil ke Ware huose. Isi voucer/ Picking list production tergantung dari jumlah dan type kompresor udara yang dibuat sesuai jadwal dari PPC. UNIVERSITAS MERCU BUANA 11

Dalam perakitan kompresor Shark L.1/2 hp di bagi dalam beberapa unit type sesuai pesanan pelanggan, yaitu : 1. Type kompresor udara tanpa penggerak (type unloading/ auto) 2. Type kompresor dengan penggerak engine (type unloading) 3. Type kompresor dengan penggerak electro motor (type automatic) Dalam proses perakitannya semua type dikerjakan dalam satu line konveyor assembly. Secara proses perbedaannya hanya terletak pada proses ke-4 yaitu proses pemasangan penggerak kompresornya, apabila perakitan kompresor Shark tanpa penggerak berarti proses ini diabaikan dan lanjut ke proses perakitan selanjutnya. Urutan proses final kompresor Shark L.1/2hp meliputi proses proses berikut ini : 1. Perakitan komponen tangki kompresor Langkah awal dalam perakitan kompresor adalah perakitan komponen kompresor, yaitu : a. Ambil tangki kompresor dan letakkan di atas line konveyor asembly. b. Pasang base motor diatas tatakan motor tangki kompresor l.1/2 hp Gambar 3.7. Proses pemasangan base motor ke tangki kompresor 2. Pemasangan asesoris tangki kompresor Langkah dalam pemasangan asesoris kompresor yaitu : UNIVERSITAS MERCU BUANA 12

a. Ambil spare part asesoris kompresor udara L.1/2 hp yaitu : air cock 1/4, pressure guage, Check valve, Pressure switch (apabila type automatic+electro motor) dan unloading valve (apabila type unloading). b. Pasang spare part asesoris tersebut sesuai dengan tempatnya. Gunakan lem merah untuk pada saat pemasangan spare part asesoris untuk menghindari kebocoran. Gambar 3.8. Proses pemasangan asesoris kompresor 3. Pemasangan unit Bare assembly ke tangki Langkah dalam pemasangan unit bare assembly ke tangki kompresor yaitu : a. Ambil unit bare assembly L.1/2 hp dan letakkan diatas tatakan bare tangki kompresor. b. Ambil dan pasang baut putih 5/16x1 pada lubang kaki bare assembly dan kencangkan dengan impact tool. c. Masukkan pipa bare assembly ke check valve dan kencangkan dengan kunci pas 24. d. Pasang oil guage pada bare assembly dan kencangkan. Gambar 3.9. Proses pemasangan bare assembly ke tangki kompresor UNIVERSITAS MERCU BUANA 13

4. Pemasangan mesin penggerak bare assembly Langkah dalam pemasangan mesin penggerak ke tangki kompresor yaitu : a. Ambil mesin penggerak (pakai engine atau elektro motor) dan letakkan diatas tatakan motor tangki kompresor. b. Pasang baut pengencang mesin dan kencangkan dengan kunci pas 12. c. Pasang V-Belt pada pully mesin penggerak ke pully bare assembly. Toleransi kekencangan pully 10-20 mm Gambar 3.10. Proses pemasangan mesin penggerak kompresor 5. Pengisian oli ke Bare assembly Langkah selanjutnya adalah pengisian oli pada bare assembly. Standar pengisian oli adalah sampai titik merah pada oil guage. UNIVERSITAS MERCU BUANA 14

6. Pengetesan unit kompresor Proses pengetesan dilakukan dengan cara tes menjalankan unit kompresor yang sudah dirakit dari line sebelumnya. Proses ini dilakukan oleh operator Quality Control untuk setiap unit kompresor yang telah dirakit. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi : Pemeriksaan secara fisik yaitu memeriksa kondisi visual produk apakah ada cacat/ retak pada part dan kondisi permukaan tangki apakah sesuai standar atau tidak. Pemeriksaan secara fungsi yaitu memeriksa kondisi kompresor waktu dijalankan apakah sesuai dengan standar atau tidak. Pemeriksaan ini meliputi : daya hisap, putaran bare assembly, suara bare dan kebocoran dari setiap sambungan part. Dalam proses ini operator mengacu pada standar pengetesan yang telah dibuat dan hasilnya di tulis dalam sebuah form yaitu Check List. Apabila ada produk yang kurang bagus atau tidak sesuai standar, maka produk tersebut harus diperbaiki dan di tes kembali agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Gambar 3.11. Proses pengetesan kompresor udara L.1/2 hp UNIVERSITAS MERCU BUANA 15

7. Pembuangan oli dari Bare assembly Proses ini adalah kelanjutan dari proses pengetesan, apabila pengetesan kompresor hasilnya OK, maka oli dari bare assembly di buang kembali. 8. Pemasangan sticker Setelah oli di buang dari bare assembly dan kondisi kompresor Shark sudah bersih, maka proses selanjutnya adalah pemasangan sticker. Stiker yang dipasang diantaranya : merk produk (Shark), petunjuk cara penggunaan kompresor, dan spesifikasi produk/ manufaktur produk. Gambar 3.12. Proses pemasangan sticker kompresor udara L.1/2 hp 9. Pemasangan Belt cover ke tangki kompresor Langkah langkah pemasangan belt cover adalah sebagai berikut : 1. Ambil part belt cover dari rak dan tempatkan pada bagian belt cover seat kompresornya. 2. Masukkan mur &baut pengikat baut M8x20 ke lubang baut belt cover seat dan kencangkan dengan kunci impact. Gambar 3.13. Proses pemasangan belt cover kompresor udara L.1/2 hp UNIVERSITAS MERCU BUANA 16

10. Proses finishing Proses finishing adalah proses terakhir dari perakitan, dimana diproses ini mengecek kembali produk hasil rakitan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan produk hasil rakitan tersebut baik, karena akan langsung di proses ke divisi selanjutnya yaitu pengemasan produk/ packaging. Untuk kompresor Shark type L.1/2 hp proses pengemasan dengan menggunakan kardus. Gambar 3.14. Gambar produk L.1/2 hp Unloading tanpa penggerak (2) Gambar 3.15. Gambar produk L.1/2 hp Unloading dengan penggerak engine (2) UNIVERSITAS MERCU BUANA 17

START Perakitan komponen tangki Pemasangan asesoris tangki kompresor Pemasangan unit Bare assembly ke tangkikompresor Pemasangan mesin penggerak bare assembly Pengisian oli ke Bare assembly Pengetesan kompresor Sesuai standart HASIL Tidak sesuai standart Proses perbaikan kompresor Pembuangan oli dari bare assembly Pemasangan stiker kompresor Pemasangan belt cover k Proses finishing FINISH Gambar 3.16.Flow chart proses perakitan kompresor type L.1/2 hp UNIVERSITAS MERCU BUANA 18

Berikut ini data perhitungan waktu proses perakitan final produk kompresor udara type L.1/2 hp yang di dapat dari divisi Engineering : Tabel 3.1. Data cycle time proses perakitan Kompresor Shark L.1/2 hp UNIVERSITAS MERCU BUANA 19

Tabel 3.1. Data cycle time proses produksi L.1/2 hp (lanjutan) (3) UNIVERSITAS MERCU BUANA 20