BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di dunia dan telah merubah proses bisnis yang ada. Persaingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. nasional menuju ke arah cara hidup dengan wawasan global. Globalisasi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa atribut..., Ferdy Fahdrian Suyaka, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

1. PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MELALUI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA KONSUMEN TOKO BUKU RESTU DI KOTA BLITAR)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga

BAB I PENDAHULUAN. iklim dunia bisnis diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Swasta dan Koperasi. Tidak ada lagi penugasan kepada PT.Pos

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kondisi persaingan yang semakin ketat dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

Redaksi : Jln. Soekarno-Hatta No.77 Bandung Pos 1254, Telp. (022) ;

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu komunikasi merupakan salah satu dari bentuk kegiatan sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal, serta dapat memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti bahwa telah terjadi persaingan yang semakin ketat di bidang bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik. Persaingan dalam dunia bisnis antara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat. Banyaknya usaha akan menimbulkan daya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication

BAB I PENDAHULUAN. interconnection-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minat besar seseorang dalam membaca (media cetak), mendengar (radio), dan

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

PERBEDAAN KEPUASAN PELANGGAN DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DAN WILAYAH LAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan jasa saat ini telah mengalami perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pertumbuhan perusahaan otomotif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis di semua sektor menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan kualitas baik (product), harga bersaing di pasaran (price), promosi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai macam produknya kepada masyarakat. Berkembangnya industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba cepat saat ini globalisasi ekonomi telah menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyak dan berkembangnya perusahaan elektronik bertaraf

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan informasi yang melayani masyarakat dengan berbagai jenis pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN. Seiring semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks dalam kegiatan pemasaran, sebab dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bawah. Mungkin inilah hasil manis dari diberlakukannya Undang-undang RI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan pokok yang mutlak dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan bisnis yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian dan cara mendapatkannya seperti media online yang dibantu oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya bisnis perdagangan pada saat ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi baik itu telekomunikasi, komputer,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai perubahan teknologi berdampak pada perkembangan perekonomian di dunia dan telah merubah proses bisnis yang ada. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis terjadi hampir di berbagai jenis industri. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis untuk lebih kreatif dalam menjaga keberlangsungan hidup usahanya agar mampu menghadapi perubahan dan unggul dalam persaingan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Berita Resmi Statistik No. 73/11/Th. XV, 5 November 2012, Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan III-2012 yang digambarkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan meningkat sebesar 3,21 persen. Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011, PDB Indonesia triwulan III-2012 ini tumbuh sebesar 6,17 persen. Peningkatan terjadi hampir di semua sektor perekonomian Indonesia pada triwulan III-2012 dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan adanya perkembangan peluang usaha sehingga menciptakan iklim persaingan yang kompetitif, salah satunya industri media. Di era globalisasi seperti saat ini, kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perilaku masyarakat dalam merespon berbagai peristiwa yang terjadi, baik global maupun nasional. Banyaknya media yang tersedia memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

2 mendapatkan informasi. Hasil riset Edelman Trust Barometer 2013 menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media di Indonesia masih menduduki salah satu posisi tertinggi di dunia, yaitu mencapai 77%. Persentase tingkat kepercayaan responden Indonesia kepada media ini jauh lebih tinggi dari rata-rata tingkat kepercayaan responden global yang hanya sebesar 57% (www.antaranews.com akses 17 April 2013 pukul 13:35 WIB). Jenis media informasi terdiri dari empat macam, yaitu media tradisional (koran majalah, radio, dan televisi), media online, media sosial, dan media yang dimiliki oleh perusahaan. Persentase kepercayaan masyarakat terhadap media dapat dilihat dari Gambar 1.1 berikut 7,8 7,6 7,4 7,2 7 6,8 6,6 6,4 6,2 Media Tradisional Media Online Media Sosial Media Perusahaan Sumber : www.antaranews.com akses 17 April 2013 GAMBAR 1.1 TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP MEDIA TAHUN 2013 Berdasarkan Gambar 1.1 di atas, media online memperoleh persentase tertinggi sebesar 27%. Sedangkan media tradisional terpaut tipis 1% dengan media online, yaitu sebesar 26%. Data tersebut menunjukkan bahwa kekuatan

3 internet dalam penyebaran informasi memang tak terkalahkan. Apalagi masyarakat saat ini cenderung mobile sehingga mereka perlu mendapatkan informasi mengenai suatu peristiwa secara cepat, tepat, dan akurat. Berkembangnya pencarian informasi melalui internet menghadirkan isu akan berakhirnya industri media cetak. Hal ini tentu menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan media cetak. Akan tetapi jumlah pembaca media tradisional di negara berkembang seperti Indonesia memang bisa dikatakan masih cukup banyak dibandingkan dengan negara-negara maju yang sudah begitu akrab dengan teknologi internet. Salah satu faktor pendukungnya yaitu masih adanya keterbatasan untuk mengakses internet di daerah-daerah kecil sehingga membuat masyarakat disana belum bisa membaca berita di media online. Berdasarkan data yang dirilis Nielsen Media Research, persentase pembaca koran meningkat dari 13,4% pada awal 2011 menjadi 13,7% pada akhir tahun (Nielsen Newsletter 2011). Selain itu, Serikat Perusahaan Pers Pusat menyelenggarakan sebuah studi survei yang memotret perilaku konsumsi media dimana jumlah pembaca media cetak dari kalangan muda mencapai 86,4%. Hal ini menunjukkan masih adanya pasar yang potensial dan peluang bagi representasi masa depan industri media cetak di Indonesia (Study Release Memotret Pola Konsumsi Media Di Kalangan Pelajar SMA Indonesia Serikat Perusahaan Pusat 2012) Semenjak dicabutnya Permenpen No.01/Per/Menpen/1984 tentang SIUPP yang kemudian diganti menjadi SK No.132/1998 menjadi peluang bagi siapa pun untuk mendirikan perusahaan di bidang media (www.kompasiana.com akses 17

4 April 2013). Sejak itulah perusahaan penerbitan pers semakin tumbuh subur dan menimbulkan persaingan kompetitif dalam industri media cetak. Industri media cetak terdiri dari beberapa macam, diantaranya surat kabar, tabloid, majalah, dan buletin. 400 350 300 250 200 150 100 50 0 349 Surat Kabar Harian 240 Surat Kabar Mingguan Sumber : Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) dalam Jurnal Dewan Pers 2011 188 250 GAMBAR 1.2 JUMLAH MEDIA CETAK DI INDONESIA 50 Tabloid Majalah Buletin Berdasarkan Gambar 1.2 di atas jumlah media cetak terbanyak adalah surat kabar, yang terdiri dari surat kabar harian sebanyak 349 dan surat kabar mingguan sebanyak 240. Banyaknya surat kabar yang beredar dikarenakan adanya keunggulan dibandingkan dengan media cetak lainnya, yaitu harga yang relatif terjangkau bagi masyarakat. Pada tahun 2012, jumlah surat kabar yang beredar di Jawa Barat mencapai 42 surat kabar, naik sekitar 3% dari tahun 2011 (www.belajarbisnismedia.wordpress.com akses 20 April 2013). Beberapa daerah di Indonesia menunjukan pertumbuhan positif pada pembaca surat kabar. Pertumbuhan tertinggi didominasi oleh beberapa kota di Jawa Barat, salah satunya wilayah Greater Bandung dari 6.7% menjadi 7%

5 (Nielsen Newsletter 2011). Industri penerbitan surat kabar di wilayah Bandung diramaikan oleh berbagai merek koran yang menawarkan berbagai keunggulan produknya. Banyaknya pilihan membuat konsumen dapat dengan leluasa untuk menentukan plihannya sesuai kebutuhan dan keinginanya, namun bagi pemasar tentunya merupakan tantangan besar agar produknya dapat bersaing untuk memikat hati konsumen. TABEL 1.1 MARKET SHARE PEMBACA SURAT KABAR (ORANG PERHARI) TAHUN 2009-2012 No Nama Koran Tahun 2009 2010 2011 2012 1 Kompas 1.950.000 1.969.000 1.850.000 1.825.000 2 Republika 310.000 321.000 319.000 315.000 3 Pikiran Rakyat 168.000 188.000 185.000 180.000 4 Tribun Jabar 110.000 154.000 178.000 210.600 Sumber : Diolah dari Media Scene 2010 (dalam skripsi Pengaruh Media Iklan terhadap Keputusan Pembelian Harian Seputar Indonesia di Kota Bandung, IM Telkom), www.jutaanpembaca.com www.jambi-independent.co.id www.kompas.com akses 20 April 2013 Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, jumlah pembaca surat kabar pada periode tahun2009 hingga 2010 mengalami peningkatan. Namun pada periode 2011 hingga 2012 beberapa surat kabar mengalami penurunan jumlah pembaca. Surat kabar Tribun Jabar mengalami peningkatan jumlah pembaca sebanyak 32.600. Sedangkan surat kabar Kompas mengalami penurunan pembaca sebanyak 25.000, Republika 4.000, dan Pikiran Rakyat 5.000. Pikiran Rakyat merupakan salah satu surat kabar yang diterbitkan oleh PT. Pikiran Rakyat Bandung dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) No. 035/SK.MENPEN/SIUPP/A.7/1986. Berdiri sejak tahun 1966 yang kemudian terus berkembang menjadi surat kabar terkuat di Jawa Barat hingga saat ini.

6 Mengusung slogan Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat, surat kabar Pikiran Rakyat telah berhasil membawa image masyarakat Jawa Barat dan memenuhi kebutuhan akan informasi. Surat kabar Pikiran Rakyat merupakan koran regional berbasis provinsi. Peredaran surat kabar Pikiran Rakyat merambah ke seluruh pelosok Jawa Barat. Saat ini distribusi surat kabar Pikiran Rakyat tersebar di 8 kota dan 12 kabupaten di Jawa Barat. dan memantapkan diri sebagai yang terbesar di provinsi ini. Selain di wilayah Jawa Barat, surat kabar Pikiran Rakyat beredar di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Secara umum sumber pendapatan surat kabar terbagi menjadi dua yaitu berasal dari sirkulasi yang dihitung berdasarkan penjualan tiras atau kopi surat kabar kepada pelanggan dan penjualan slot iklan. Sebagian besar perusahaan surat kabar tidak mampu menutupi biaya operasional dan biaya produksi untuk memperoleh margin yang sesuai jika hanya mengandalkan hasil sirkulasi. Namun jumlah sirkulai juga berpengaruh pada penjualan slot iklan. Berikut ini adalah data market share sirkulasi surat kabar TABEL 1.2 MARKET SHARE SIRKULASI SURAT KABAR (EKSEMPLAR PER HARI) TAHUN 2010-2012 No Nama Koran Tahun 2010 2011 2012 1 Kompas 509.000 500.000 507.000 2 Pikiran Rakyat 188.600 185.450 184.250 3 Tribun 178.821 179.791 180.100 4 Republika 176.000 200.000 195.000 Sumber : Diolah dari data internal Pikiran Rakyat, www.kompas.com, www.tribunnews.com, www.jambi-independent.com Berdasarkan data di atas, jumlah penjualan tiras surat kabar Pikiran Rakyat mengalami penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada periode 2011

7 hingga 2012 surat kabar Pikiran Rakyat mengalami penurunan sebesar 1.200 tiras. Berbeda dengan beberapa kompetitornya seperti Tribun yang justru mengalami peningkatan jumlah tiras. Selama periode 2011 hingga 2012, surat kabar Tribun mampu meningkatkan jumlah penjualan sebanyak 209 tiras. Pada dasarnya jumlah tiras yang kecil akan sulit memperoleh minat pemasang iklan. Pengiklan umumnya menyukasi tiras yang banyak, karena biayanya menjadi lebih murah ketimbang tiras yang kecil. Biaya iklan dihitung berdasarkan patokan biaya penyampaian informasi per pembaca atau disebut dengan istilah Cost per mill (CPM), harga sebuah iklan dibagi jumlah pembacanya/readership (www.belajarbisnismedia.wordpress.com akses 20 April 2013). Selain itu jumlah tiras juga menunjukan seberapa banyak pembaca yang membeli surat kabar tersebut. Para pemasang iklan tentu ingin menyampaikan informasi mengenai produk ataupun jasa yang ditawarkan seluas mungkin sehingga memperoleh banyak konsumen. Kondisi penjualan tiras surat kabar Pikiran Rakyat yang terus mengalami penurunan tentu akan sulit menempati posisi unggul dalam persaingan. Selain itu besar kemungkinan jumlah pemasang iklan akan berkurang seiring dengan menurunnya jumlah penjualan tiras. Hal ini tentu akan berdampak pada jumlah pendapatan perusahaan. Berikut ini adalah jumlah tiras dan distribusi surat kabat Pikiran Rakyat di beberapa provinsi. TABEL 1.3 TIRAS SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DI BEBERAPA PROVINSI TAHUN 2007-2012 No Wilayah Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 D.K.I Jakarta 7.100 7.000 6.500 6.400 6.000 6.000

8 No Wilayah Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2 Banten 5.000 4.800 4.200 3.300 3.200 3.150 3 Jawa Barat 182.720 179.400 179.300 177.700 175.200 174.100 4 Jawa Tengah 500 500 500 500 450 450 5 Jawa Timur 500 300 300 300 250 250 6 Yogyakarta 400 400 400 400 350 300 Total 196.920 192.400 191.200 188.600 185.450 184.250 Sumber : Data Internal Pikiran Rakyat Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, jumlah tiras surat kabar Pikiran Rakyat yang terjual selama enam tahun terakhir mengalami penurunan. Salah satunya provinsi Jawa Barat yang merupakan wilayah utama dalam distribusi tiras Pikiran Rakyat. Meskipun wilayah Jawa Barat memberikan kontribusi terbesar dalam penjualannya, namun dalam enam tahun terakhir terus mengalami penurunan jumlah tiras. Bahkan pada periode 2011 hingga 2012, jumlah tiras di Jawa Barat mengalami penurunan hingga 1.100 tiras. Distribusi tiras surat kabar Pikiran Rakyat di Jawa Barat tersebar di beberapa wilayah. Wilayah tersebut diantaranya Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Cirebon, Karawang, Indramayu, Bekasi, Bogor, dan lain sebagainya. Jumlah penjualan tiras di beberapa wilayah Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 1.4 di bawah ini. TABEL 1.4 TIRAS SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DI JAWA BARAT TAHUN 2007-2012 No Wilayah Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Kota Bandung 87.000 85.500 85.450 84.500 83.850 83.800 2 Kab. Bandung 17.400 17.000 17.600 18.700 18.100 18.150 3 Kota/Kab. 9.300 9.350 9.350 9.200 9.100 9.150 Tasikmalaya 4 Kab. Garut 6.600 6.300 6.100 5.850 5.800 5.850 5 Kab.Sumedang 5.500 5.400 5.400 5.150 5.200 5.200 6 Kota/Kab Bogor 4.500 4.500 4.450 4.400 7.900 7.800 7 Kab. Karawang 2.650 2.400 2.400 2.400 2.300 2.300

9 No Wilayah Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 8 Kota/Kab Bekasi 2.600 2.400 2.350 2.500 2.250 2.200 9 Kab. Indramayu 2.580 2.500 2.500 2.450 2.500 2.500 10 Lain-lain 44.590 44.050 43.700 42.550 38.200 37.150 Total 182.720 179.400 179.300 177.700 175.200 174.100 Sumber : Data Internal Pikiran Rakyat Berdasarkan Tabel 1.4 di atas, jumlah pembaca surat kabar Pikiran Rakyat tertinggi berada di wilayah Kota Bandung. Akan tetapi jumlah tiras yang dijual dari tahun ke tahun semakin menurun. Pada periode 2011 hingga 2012 beberapa daerah seperti Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, dan Garut, mengalami peningkatan penjualan. Sedangkan di Kota Bandung yang menjadi wilayah utama distribusi surat kabar Pikiran Rakyar di Jawa Barat, justru mengalami penurunan sebanyak 50 tiras. Penurunan jumlah tiras setiap tahunnya ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Marketing Sirkulasi Pikiran Rakyat, penurunan ini disebabkan kemajuan teknologi yang menyediakan informasi melalui media elektronik dan internet. Kemudian adanya faktor persaingan harga dengan kompetitor, seperti Tribun Jabar yang unggul dalam pangsa pasar. Harga yang ditawarkan kompetitor sebesar Rp. 1.000,-/eceran dan harga langganan Rp.28.000,-/bulan. Jauh lebih murah dibandingkan harga surat kabar Pikiran Rakyat yang dibanderol sebesar Rp. 3.000,-/eceran dan harga langganan Rp.65.000,-/bulan. Selain itu, menurunnya jumlah penjualan tiras surat kabar Pikiran Rakyat disebabkan jumlah konsumen berlangganan semakin menurun. Penurunan ini dapat dilihat dari Gambar 1.3 berikut

10 120% 100% 80% 60% 40% Eceran Berlangganan 20% 0% 2011 2012 Sumber : Data Internal Pikiran Rakyat GAMBAR 1.3 CARA PEMBACA MENDAPATKAN SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT Berdasarkan gambar di atas, jumlah penjualan tiras pada tahun 2011 sebanyak 83,25% didominasi oleh konsumen yang melakukan pembelian dengan cara berlangganan. Akan tetapi pada tahun 2012 justru terjadi penurunan menjadi 74.15%. Konsumen yang mendapatkan surat kabar Pikiran Rakyat dengan cara membeli secara eceran meningkat pada tahun 2012 sebesar 8% dari tahun sebelumnya. Pembaca yang mendapatkan surat kabar dengan cara berlangganan lebih menguntungkan perusahaan daripada yang membeli secara eceran. Pembaca yang berlangganan akan membeli surat kabar secara terus menerus sehingga dapat meningkatan penjualan tiras. Berbeda dengan pembeli eceran yang membeli sesekali, tidak secara terus menerus. Akan tetapi, berdasarkan data di atas rata-rata

11 para konsumen tidak memperpanjang masa berlangganannya. Hal ini mengindikasikan adanya penurunan loyalitas pelanggan. Menurut Lovelock (2012 : 360) Loyalitas pelanggan adalah kesediaan pelanggan untuk terus membeli dari suatu perusahaan dalam jangka panjang dan merekomendasikan produk kepada teman dan rekan, termasuk preferensi, keinginan dan niat masa depan Perusahaan pada umumnya menginginkan bahwa loyalitas pelanggan dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama, termasuk Pikiran Rakyat. Hal tersebut tidaklah mudah mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan pada diri pelanggan, seperti selera maupun aspek-aspek psikologis serta perubahan kondisi lingkungan, sosial dan kultural pelanggan. Banyaknya surat kabar yang beredar dengan strategi yang diterapkan menyebabkan terjadinya persaingan antar perusahaan untuk merebut hati konsumen. Terlebih dengan adanya strategi harga dan keunggulan yang sangat jauh dengan kompetitor menyebabkan banyak konsumen surat kabar Pikiran Rakyat yang mulai berpindah. Kondisi ini menunjukan adanya permasalahan dalam mempertahankan loyalitas konsumen. Menurut Ratih Hurriyati (2005 : 130) Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

12 Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Perusahaan harus mampu mempertahankan jumlah pelanggan agar mampu terus bertahan. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu. Menurut Oliver dalam Kotler & Keller (2012 : 127) A deeply held commitment to rebuy or repatronize a preferred product or service in the future despite situational influences and marketing efforts having the potential to cause switching behavior. Komitmen yang dipegang teguh untuk membeli kembali atau repatronize produk pilihan atau jasa di masa depan meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran memiliki potensi untuk menyebabkan perilaku beralih. Maka loyalitas adalah sebuah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli kembali sebuah produk pilihan atau jasa di masa depan. Berbagai usaha dilakukan oleh perusahaan Pikiran Rakyat untuk mempertahankan jumlah konsumen dan mengatasi berbagai permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa strategi yang diterapkan oleh Pikiran Rakyat. Salah satu strategi Pikiran Rakyat untuk mempertahankan loyalitas konsumen adalah dengan meluncurkan program Membership Card PR Readers Club bagi para pelanggan. Program Membership Card PR Readers Club ini merupakan kartu keanggotaan yang memberikan manfaat finansial berupa asuransi kecelakaan gratis sebagai bentuk apresiasi kepada pembaca Pikiran Rakyat yang telah setia menjadi pelanggan. Keberadaan Member Card ini diharapkan dapat menjadi

13 sebuah daya ikat dan dapat memberikan benefit serta keuntungan lebih dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan. Pelanggan mendapatkan keuntungan berupa voucher potongan harga langganan dan diskon di beberapa merchant-merchant Pikiran Rakyat. Diskon yang diberikan bervariasi, sebesar 5% hingga 50%. Beberapa merchant Pikiran Rakyat yang memberikan diskon tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut. TABEL 1.5 DAFTAR MERCHANT MEMBERSHIP CARD PR READERS CLUB No Merchant Diskon No Merchant Diskon 1 Savoy Homann 40% 11 Era Abadi Putera 20% 2 Sambara 10% 12 The Man Galeri 10% Le Laki 3 The Luxton 50% 13 Bali Heaven 10% 4 Grand Pasundan 40% 14 Kopi Adirasa 20% 5 IMA 50% 15 Risol-risol House 10% of Risol 6 Hotel Horison 10% s.d 16 Tulang Jambal 10% 40% 7 Holiday Inn 30% 17 Vilour Sport Cafe 10% 8 Kampung Baso 10% 18 Toko Buku Djawa 10% 9 Formen Galeri 10% 19 Rumah Sosis 10% Le Laki 10 Helios Fitness 50% 20 Lain-lain 10% hingga 50% Sumber : Katalog Readers Club Pikiran Rakyat April 2013 Untuk mendapatkan membership card Pikiran Rakyat Readers Club ini pelanggan hanya perlu mengirimkan formulir pendaftaran yang dapat di download di www.pikiran-rakyat.com dan bukti berlangganan berupa kwitansi pembayaran minimal 2 bulan terakhir ke bagian marketing communication. Konsumen tidak dipungut biaya apapun selama memiliki membership card PR Readers Club tersebut. Program membership card PR readers club ini ditujukan untuk mempertahankan serta menambah jumlah konsumen yang berlangganan surat

14 kabar Pikiran Rakyat. Selain itu program ini dilaksanakan sebagai strategi pemeliharaan pelanggan yang dapat menciptakan respon positif sehingga dapat membentuk loyalitas yang lebih kuat. Menjaga pelanggan yang dimiliki akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Pendekatan konsep dalam strategi mempertahankan loyalitas pelanggan yang dilakukan surat kabar Pikiran Rakyat adalah salah satu program customer relationship management yaitu continuity marketing. Menurut Asminar Mokodongan (2010:5) Penerapan program CRM pemasaran berkelanjutan (continuity marketing) adalah pemberian pelayanan yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mengikat pelanggan dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Bentuk pelayanan yang diberikan berupa pemberian kartu keanggotaan, pemberian diskon, pemberian voucher serta pemberian fasilitas khusus. Untuk mengetahui seberapa efektif kinerja continuity marketing melalui program membership card PR readers club yang dilaksanakan sebagai pembentukan loyalitas pelanggan surat kabar Pikiran Rakyat, maka perlu diadakan suatu penelitian berkelanjutan tentang Analisis Kinerja Continuity Marketing melalui Program Membership Card Pikiran Rakyat Readers Club Terhadap Loyalitas Pelanggan 1.2 Identifikasi Masalah Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis terjadi hampir di berbagai jenis industri, termasuk industri media cetak. Para pelaku bisnis di industri ini berlomba-lomba menerapkan strategi pemasaran untuk mendongkrak penjualan

15 dan menghasilkan banyak keuntungan. Salah satunya dengan merebut hati konsumen agar tercipta loyalitas pelanggan. Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat diidentifikasikan ke dalam tema sentral sebagai berikut : Di tengah persaingan industri media saat ini, banyak pelaku bisnis yang berusaha mempertahankan eksistensinya. Salah satunya adalah industri media cetak. Meningkatnya kemajuan teknologi yang menyediakan informasi melalui media elektronik dan online serta adanya faktor persaingan harga dengan kompetitor, berdampak pada jumlah penjualan tiras surat kabar Pikiran Rakyat. Menurunya jumlah konsumen yang mendapatkan surat kabar dengan cara berlangganan mengindikasikan adanya permasalahan loyalitas pelanggan Pikiran Rakyat. Hal tersebut membuat surat kabar Pikiran Rakyat menciptakan strategi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, salah satunya dengan program member card PR readers club. Dengan keuntungan finansial berupa asuransi dan diskon di beberapa merchant diharapkan dapat menciptakan tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, 1. Bagaimana kinerja continuity marketing yang dirasakan pelanggan surat kabar Pikiran Rakyat 2. Bagaimana loyalitas pelanggan pada surat kabar Pikiran Rakyat 3. Seberapa besar pengaruh kinerja continuity marketing terhadap loyalitas pelanggan surat kabar Pikiran Rakyat 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut

16 1. Untuk memperoleh temuan mengenai kinerja continuity marketing yang dirasakan pelanggan surat kabar Pikiran Rakyat 2. Untuk memperoleh temuan mengenai loyalitas pelanggan pada surat kabar Pikiran Rakyat 3. Untuk memperoleh temuan mengenai seberapa besar pengaruh kinerja continuity marketing terhadap loyalitas pelanggan surat kabar Pikiran Rakyat 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan untuk berbagai pihak secara teoritis maupun secara praktis. a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Ekonomi dan Manajemen khususnya pada bidang Manajemen Pemasaran. Penelitian dilakukan melalui pendekatan serta metode-metode terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek pemasaran dan customer behavior. Penelitian dilakukan melalui pendekatan continuity marketing dan loyalitas pelanggan. b. Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi surat kabar Pikiran Rakyat mengenai program continuity marketing melalui membership card PR readers club terhadap loyalitas pelanggan, sehingga bisa menjadi masukan dan informasi dalam memecahkan berbagai

17 masalah yang dihadapi, terutama dalam memenangkan persaingan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan dapat memberikan informasi lain.