MODUL KAPITA SELEKTA PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MEDIA PLANNING & MEDIA BUYING

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A

PROFESSIONAL WEB DESIGN & DEVELOPMENT - SEO - CYBER PR

BAB 2 TUJUAN, PERMASALAHAN DAN SOLUSI KOMUNIKASI

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan. Periklanan merupakan alat komunikasi

SILABUS PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam aktifitas promosi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat akan iklan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menyebabkan persaingan bisnis semakin kompetitif. Tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun produk karena produk ataupun jasa yang

Digital Marcomm. Karakteristik Media & Pemasaran Digital. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pertemuan Pertemuan 7 3

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

MODUL. Copywriting (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB I PENDAHULUAN. Promosi atau promotion yang dalam dekade terakhir ini sering disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk sejenis, disertai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya teknologi komunikasi sehingga mendorong perkembangan arus

BAB I PENDAHULUAN. ternyata dihabiskan di media digital antara lain untuk mengelola website personal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Pelaku dunia usaha dituntut untuk selalu merespon setiap perubahan. Karena pada

Bab 13 Mempromosikan Produk 10/2/2017 1

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis telekomunikasi di bidang layanan operator telpon seluler telah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. promosikan agat dapat dikenal sehingga membutuhkan bauran komunikasi. pemasaran langsung dan interaktif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. XI PUBLISITAS PR LEWAT IKLAN ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Semua organisasi modern, baik. tujuan finansial dan nonfinansial (Shimp, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih cerdik dalam menarik minat konsumen. Perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentu eksitensi suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat terus eksis jika

Strategi Promotion (Promosi)

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dizaman modern saat ini, perkembangan teknologi informasi berkembang

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Modul ke: IMC 2. Merumuskan Tujuan Media (Penentuan Tujuan Media, Pemilihan Media Primer dan Sekunder) Fakultas Fikom. Program Studi Adv & Marcomm

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. iklan dengan unsur non-komparatif dibandingkan dengan iklan komparatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2007: 204) Komunikasi Pemasaran adalah sarana

MEDIA PLANNING & MEDIA BUYING

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pen g a r u h P e r i k l a n a n ( A d v e r t i s i n g ) t e r h a d a p P r o s e s K e p u t u s a n P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer dan internet sebagai fasilitas untuk menunjang pekerjaan.

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

Review Buku : Rozaqul Arif

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Website sangat membantu pekerjaan Public Relations menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi. penting bagi keberhasilan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan penuh dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki daya tarik tinggi tidak hanya kepada anak anak, karena daya tarik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

06FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

Transkripsi:

PERTEMUAN 14 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : POKOK BAHASAN Pengertian dan karaktersitik periklanan Interaktif. DESKRIPSI Pembahasan pada modul ini meliputi pengertian periklanan di media interaktif (Internet) dan sejumlah katrakteristiknya, baik dari segi penyampaian pesan maupun pengukuran efek dari upaya periklanan yang dilakukan. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Dari materi kuliah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami pemanfaatan internet sebagai sarana komunikasi pemasaran. DAFTAR PUSTAKA 1. Melvin DeFleur & E.E. Dennis., Understanding Mass Communication., Boston : Houghton Mifflin Company., 1996. 2. William Wells, J. Burnett & Sandra Moriarty., Advertising Principles & Practices., New Jersey: Prentice Hall Inc., 1998.. 3. G. DeSanctis & M.S. Poole., dalam Paul A. Pavlou & David W Stewart., Measuring The Effect and Effectiveness of Interactive Advertising : A Research Agenda., Journal of Interactive Advertising Volume 1 No 1 2000 4. M.T Elliot & P.S. Speck., Cunsumer Perceptions of Advertising Clutter and Its Impact Across Various Media., dalam Journal of Advertising Research No 38 Vol 1. 5. Carrie Heeter., Interactivity of Designed Experience., dalam Journal of Interactive Advertising. Vol 1 No 1, 2001. 6. B.K. Kaye & N.J. Medoff., Just a Click Away: Advertising on The Internet., Boston : Allyn & Bacon., 2001.

PERIKLANAN INTERAKTIF 1 Teknologi komunikasi modern menciptakan tantangan baru pada industri periklanan. Munculnya sejumlah media baru sebagai konsekuensi perkembangan teknologi telah memberikan peluang munculnya sarana komunikasi baru antara produsen dan konsumen dalam format interaktif, khususnya yang berbasiskan internet. Sebagai konsekuensi dari pemanfaatan media baru ini, sejumlah perubahan mengikutinya, baik dari segi proses interaksi yang terjadi pada pengunaan medianya, metode komunikasi yang terjadi maupun pilihan isi pesannya. Oleh sebab itu, diperlukan cara pandang baru yang tidak lagi memandang medium ini sebagai salah satu dari media periklanan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi pemasaran, karena karena secara substansial medium ini memiliki ciri interaktif yang membawa sejumlah perbedaan. Jika definisi periklanan tradisional adalah bentuk komunikasi yang ditujukan untuk membujuk konsumen melalui penggunaan berbagai strategi dan daya tarik agar konsumen membeli produk atau jasa tertentu 2, atau bentuk komunikasi non personal yang dibayar oleh sponsor untuk mempengaruhi khalayak melalui media massa 3, maka pada konteks periklanan interaktif, perbedaan substansial terutama terjadi pada penggunaan mediumnya. Tujuan pokok periklanan untuk membujuk konsumen agar membeli produk yang ditawarkan secara substansi tidak berubah. Namun demikian, pada periklanan interaktif akan terlihat sejumlah perbedaan di beberapa aspek penting yang akan dibahas berikut ini. Periklanan interaktif yang menggunakan medium internet merupakan bagian dari sejumlah media baru yang berkembang pada akhir abad ke 20. Saat ini, kita akan merasakan banyaknya media yang membawa pesan iklan, baik berupa televisi, majalah, surat kabar, billboard, direct mail maupun e-mail spam, banner di website, iklan pop-up 1 Naskah ini merupakan materi kuliah Kapita Selekta Periklanan yang disampaikan pada mahasiswa PKK Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, tanggal 12 Juli 2008 2 Melvin DeFleur & E.E. Dennis., Understanding Mass Communication., Boston : Houghton Mifflin Company., 1996., hal.564. 3 William Wells, J. Burnett & Sandra Moriarty., Advertising Principles & Practices., New Jersey: Prentice Hall Inc., 1998., hal. 13.

dan masih banyak bentuk lainnya. Sebagai konsekuensi dari terpaan berbagai pesan tersebut, konsumen mengembangkan pemahaman yang lebih canggih terhadap media periklanan. Kesemuanya ini menciptakan tantangan besar bagi pengiklan dan pemilik media mengenai bagaimana cara menarik perhatian konsumen, khususnya agar memperhatikan pesan iklan yang mereka sampaikan. Untuk menjawab tantangan ini, tampilan iklan menjadi semakin berwarna, bervariasi, bergerak dinamis, berukuran besar, bersinar terang, bersuara keras dan berusaha saling menggungguli diantara satu pesan iklan dengan pesan lainnya. Walaupun semua ini terkesan terjadi pada media televisi, ternyata terjadi pula pada media internet. Persaingan dalam menarik perhatian khalayak pada medium internet juga terjadi cukup ketat. Berbagai bentuk upaya dilakukan untuk menciptakan cara menarik perhatian khalayak, mulai dari penggunaan gambar berwarna atraktif, gambar bergerak, tampilan pop-up, sampai penggunaan gambar wanita cantik dan sexy. Namun demikian, setlah beberapa saat digunakan, kini khalayak pengguna internet tidak lagi mudah dibuat tertarik dengan sejumlah cara tersebut. Prinsip lebih agresif adalah lebih baik mungkin berhasil dalam jangka pendek, tetapi sekarang tampaknya khalayak sudah mulai kebal, bahkan dengan pesan yang paling agresif sekalipun. 4 Hal ini sejalan dengan sifat medium internet yang lebih bersifat medium akses. Memahami Prinsip Periklanan Interaktif Untuk dapat menarik perhatian khalayak, ciri periklanan melalui internet yang lebih mampu menyajikan pesan secara pribadi dan sesuai kebutuhan merupakan peluang. Periklanan interaktif memberikan kendali yang lebih besar kepada konsumen dengan memberikan lebih banyak pilihan informasi produk. Hal inilah yang membuat komunikasi terasa lebih pribadi dibandingkan dengan menggunakan media tradisional melalui bentuk interaksi langsung antara satu pihak dengan pihak lain. 4 M.T Elliot & P.S. Speck., Cunsumer Perceptions of Advertising Clutter and Its Impact Across Various Media., dalam Journal of Advertising Research No 38 Vol 1 hal 29 41.

Meskipun demikian, istilah interaktif seringkali digunakan secara berlebihan dan kurang didefinisikan secara tegas. Apapun yang dilakukan oleh manusia terhadap suatu obyek atau benda dapat disebut interaksi dan obyek atau benda tersebut dikatakan memiliki kemampuan interaktif. Interaktivitas kadang-kadang digunakan untuk perilaku tertentu pada peralatan yang mampu memberikan pilihan / alternatif fungsi. Para perancang bahkan menggunakan istilah tersebut untuk pengertian navigasi atau untuk menunjuk sebuah website yang bagus. 5 Pada industri periklanan, istilah periklanan interaktif (atau kadang-kadang disebut periklanan on-line) secara sederhana berarti iklan di internet. 6 Pengertian interaktif ini yang kemudian membawa konsekuensi bahwa pada periklanan interaktif, diperlukan khalayak yang lebih aktif dibandingkan dengan khalayak pada media periklanan lainnya, misalnya yang menggunakan media massa. Pada media internet, pesan iklan tidak secara serta merta menerpa khalayak penggunanya, seperti yang terjadi pada penggunaan media massa. Sebagai media akses, internet memerlukan sejumlah syarat seperti kebutuhan akan informasi / produk tertentu, ketersediaan akses internet dan motivasi untuk mencari informasi. Sepintas masalah tersebut terlihat sederhana, tetapi justru hal tersebut yang seringkali menyebabkan kegagalan dalam pemanfaatan internet sebagai medium periklanan atau bahkan berbisnis melalui internet. Banyak orang beranggapan bahwa periklanan melalui internet hanya merupakan sebuah bentuk medium alternatif yang serupa dengan medium periklanan lainnya. Dengan demikian, mereka memperlakukan medium iklan di Internet seperti halnya beriklan melalui medium yang bersifat ekspos seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah. Secara konkrit, yang mereka lakukan adalah memilih internet sebagai medium iklan dan mengharapkan hasil / respon yang sama dengan beriklan di surat kabar atau televisi. Mereka berharap dapat menjangkau sejumlah besar khalayak di seluruh dunia dan mendapatkan banyak pembeli. 5 Carrie Heeter., Interactivity of Designed Experience., dalam Journal of Interactive Advertising. Vol 1 No 1, 2001. 6 B.K. Kaye & N.J. Medoff., Just a Click Away: Advertising on The Internet., Boston : Allyn & Bacon., 2001.

Kenyataan yang mereka dapatkan adalah bahwa medium Internet memang berpotensi untuk menjangkau banyak khalayak di seluruh dunia, karena Internet dapat diakses dari manapun dan kapanpun. Namun, Internet adalah media akses, sehingga diperlukan adanya upaya aktif dari khalayaknya / pengguna internet, dan dalam banyak hal, upaya aktif ini didasarkan oleh adanya kebutuhan akan produk tertentu dan motif untuk mencari informasi. Secara sepintas, iklan di Internet dapat saja dikunjungi oleh banyak pengguna Internet, tetapi respon dalam bentuk pembelian belum dapat dipastikan terjadi. Mereka yang membuka sebuah website berisi iklan, atau bahkan meng klik iklan banner di website tersebut, belum dipastikan ingin membeli. Ia dapat saja sekedar ingin mengetahui apa yang diiklankan atau justru sedang menjelajah (surving) Internet tanpa kebutuhan tertentu dan keinginan membeli. Fenomena ini dapat dilihat pada kasus yang dialami oleh produsen mobil Volvo pada ilustrasi berikut ini. Kasus Volvo Pada tahun 2000, Volvo mengembangkan promosi untuk produk barunya, sedan Volvo S60 hanya melalui Internet. Perusahaan tersebut bekerjasama dengan American Online menempatkan iklan Volvo S60 dalam bentuk banner pada lokasi utama halaman web di portal AOL. Iklan banner tersebut akan membawa pengakses portal AOL ke website khusus yang disebut www.revolvolution.com dimana mereka dapat mengetahui lebih lanjut mengenai mobil tersebut, mencoba berbagai alternatif fitur yang mereka sukai dan memesannya pada dealer terdekat. Walaupun lebih dari sejuta pengguna Internet mengunjungi situs iklan tersebut, dealer Volvo di seluruh kawasan Amerika kecewa karena respon dalam bentuk pembelian mobil sangat kecil. Akhirnya Volvo mengakhiri cara penggunaan promosi hanya melalui Internet dan kembali menggunakan kampanye terintegrasi yang melibatkan website, televisi dan iklan di media cetak. 7 Fenomena ini cukup banyak terjadi, terutama pada pertengahan dekade 90an dimana wabah Internet melanda sebagian besar pelaku bisnis yang menganggap berbisnis melalui internet akan memperluas secara spektakuler jangkauan mereka terhadap konsumen. Oleh sebab itu, mereka berbondong-bondong beriklan melalui Internet, 7 Kevin Lane Keller., Building, Measuring and Managing Brand Equity., New Jersey: Prentice Hall Inc., 2003., hal 306.