BAB II KAJIAN TEORI. menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 96), mengatakan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 93) mengatakan bahwa

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SMP NEGERI 2 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS 3, 4, DAN 5 DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUURIP 1 TURI SLEMAN SKRIPSI

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KARANGANYAR DONOKERTO TURI SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu Motor Abilty, gerak

Survai Kemampuan Motorik Pemain Sekolah Sepakbola Selabora FIK UNY Oleh:

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS ATAS SD NEGERI HARGOTIRTO KOKAP KULON PROGO SKRIPSI

Oleh Oktavelli Elsanul Rizki NIM

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SEMBUNG KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS ATAS SD NEGERI JOMBOR LOR SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

KEMAMPUAN MOTORIK PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI AMBALKEBREK KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) kontrol gerak, (2) pembelajaran

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PENGASIH KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS VA DAN VB SEKOLAH DASAR NEGERI GLAGAH UMBULHARJO YOGYAKARTA. Skripsi

PERBEDAAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA DAN SISWI KELAS V SD NEGERI TLOGOADI DESA TLOGOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

Perkembangan Individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang bervariasi dan bermakna pada siswa. meningkatkan keterampilan gerak dasar dan nilai-nilai fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB II LANDASAN TEORI

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS BAWAH DAN SISWA KELAS ATAS DI SD NEGERI BALEHARJO WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KONSEP PERKEMBANGAN MOTORIK Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan psikomotorik khusus digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANTARA ANAK LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN KELAS IV DAN V DI SD PEGANJARAN 3 KUDUS SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

Pengaruh Motorik Kasar Anak Tunagrahita Terhadap Motorik Halus (Arif Rohman Hakim, S. Or, M. Pd)

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT TALI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B RA AL-MUHAJIRIN PALU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 2 SIDOBUNDER KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

Pengaruh Motorik Kasar Anak Tunagrahita Terhadap Motorik Halus (Arif Rohman Hakim, S. Or, M. Pd) PENGARUH MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa indonesia postur tubuh adalah bentuk, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK NONLOKOMOTOR ANAK MELALUI BERMAIN MELEMPAR BOLA PADA KELOMPOK B TK MELATI PURI TAWANG ALUN KOTA KENDARI

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS BAWAH DI SD NEGERI GUMULAN KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

APLIKASI OLAHRAGA SENAM RITMIK PADA ANAK USIA DINI Oleh Kodrad Budiyono, S.Pd. M.Or

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Isa Ansori dan Sukardi PGSD FIP UNNES

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS II - SEMESTER 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

RTA SKRIPSI. Oleh Supriyanto

MEDIKORA Vol. XII No. 1 April 2014 KEMAMPUAN DAYA TAHAN ANAEROBIK DAN DAYA TAHAN AEROBIK PEMAIN HOKI PUTRA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS AKUATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS ATAS DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Diskripsi Teori 1. Hakekat Kemampuan Motorik Kemampuan Motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu Motor Ability, gerak (motor) merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia, karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Menurut Rusli Lutan (1988: 96), mengatakan bahwa kemampuan motorik adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak. Menurut Sukadiyanto (1997: 70), mengatakan bahwa kemampuan motorik adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai keterampilan atau tugas gerak. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik adalah suatu kemampuan yang diperoleh dari keterampilan gerak umum, yang menjadi dasar untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, keterampilan gerak. Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki potensi atau kemampuan untuk melakukan keterampilan gerak yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki kemampuan motorik rendah. 9

Aspek-aspek yang perlu dikembangkan untuk anak di sekolah adalah motorik, kognitif, emosi, sosial, moralitas dan kepribadian. Menurut Sukintaka (2001: 47), menyatakan bahwa Kemampuan Motorik adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerak yang bukan gerak olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Kualitas hasil gerak merupakan kemampuan (ability) gerak seseorang dalam melakukan tugas gerak. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik adalah kemampuan gerak dasar atau kualitas hasil gerak yang berasal dari dalam maupun luar diri anak untuk mengacu pada keterampilan gerak rendah yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Dan merupakan perubahan gerak dasar dari sejak bayi hingga dewasa yang melibatkan beberapa komponen-komponen gerak dalam melakukan suatu aktivitas gerak olahraga maupun aktivitas sehari-hari. Seseorang yang memiliki kemampuan motorik yang tinggi diduga akan lebih baik dan berhasil dalam melakukan berbagai tugas keterampilan dibandingkan seseorang yang memiliki kemampuan motorik rendah. Kemampuan motorik yang dimiliki seseorang berbedabeda dan tergantung pada banyaknya pengalaman gerak yang dikuasainya. Prinsip kemampuan motorik adalah suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. 10

2. Jenis-jenis Kemampuan Motorik a. Motorik Kasar Secara alamiah seiring dengan peningkatan atau bertambahnya umur anak hingga dewasa akan di ikuti dengan peningkatan kemampuan motorik kasar anak. Istilah motorik kasar dan motorik halus secara umum di gunakan untuk mengkategorikan tipe-tipe gerak. Menurut Cratty yang dikutip oleh Rusli Lutan (1988: 97), menyatakan bahwa motorik kasar memiliki ukuran besar otot yang terlibat, jumlah tenaga yang dikerahkan atau lebarnya ruang yang dipakai untuk melaksanakan gerakannya. Otot tersebut ukurannya relatif besar, contohnya pada otot paha dan pada otot betis. Otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilkan gerak seperti berjalan, berlari, dan loncat. Motorik kasar memacu kemampuan anak saat beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarnya, seperti lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. Dengan demikian kemampuan motorik kasar adalah sesuatu kemampuan yang diperoleh dari ketrampilan gerak umum yang mendasari tingkat penampilan yang baik atau tingkat kemampuan gerak (motor ability) akan mencerminkan tingkat gerak seseorang dalam mempelajari suatu gerakan secara kualitas dan kuantitas yang baik. 11

b. Motorik Halus Motorik halus atau gerak halus secara khusus dikontrol oleh otot-otot kecil. Gerakkan yang lebih banyak menggunakan tangan dipertimbangkan sebagai gerak halus. Sebab otot-otot yang ukurannya lebih kecil ada pada jari-jari tangan dan lengan, sehingga akan menghasilkan gerakan pada jari-jari kaki dan jari-jari tangan. Untuk itu gerak halus bisa berupa aktivitas seperti, menggambar, menulis, menggenggam dan memainkan alat musik. Kemampuan motorik mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan dasar. Gerak dasar merupakan gerak yang berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan pada anak. Gerakan ini pada dasarnya berkembang menyertai gerakan reflex yang telah dimiliki dan disempurnakan melalui proses berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang. Menurut Amung Ma mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20-21) kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori : 1) Kemampuan Lokomotor Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke temapt lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas, seperti melompat, meloncat, berjalan, dan berlari. 2) Kemampuan Nonlokomotor Kemampuan nonlokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan nonlokomotor terdiri atas menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melingkar, melambung, dan lain-lain. 3) Kemampuan Manipulatif Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak sedang menguasai bermacam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan mata-tangan dan mata-kaki tetapi bagian lain dari tubuh juga 12

ikut terlibat. Kemampuan manipulatif ini lebih banyak menggunakan koordinasi, seperti gerakan mendorong, gerakan menangkap, dan lainlain. 3. Unsur-Unsur Kemampuan Motorik Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda tergantung pada banyaknya pengalaman melakukan gerakan yang dikuasainya. Kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam kemampuan ketrampilan fisik yang dapat di rangkum menjadi lima komponen, yaitu: kekuatan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan kelincahan, yang juga merupakan unsur-unsur dalam kemampuan motorik. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut Toho dan Gusril yang dikutip oleh Imam Yanuar (2010 : 10), yaitu: a. Kekuatan Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dipunyai oleh anak sejak usia dini. Apabila anak tidak mempunyai kekuatan otot tentu dia tidak dapat melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung dan mendorong. b. Koordinasi Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam satu tugas kerja yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan sistem saraf. Anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh 13

anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi gerakanya apabila ia mampu bergerak mudah dan lancar dalam rangkaian dan irama gerakanya terkontrol dengan baik. c. Kecepatan Kecepatan adalah sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu. Dalam melakukan lari 4 detik, semakin jauh jarak yang di tempuh maka semakin tinggi kecepatanya. d. Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahakan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan di bagi dalam dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada satu tempat, keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain. e. Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak pada satu titik ke titik lain dalam melakukan lari zig-zag, semakin cepat waktu yang di tempuh, maka semakin tinggi kelincahanya. Keterampilan gerak sangat berhubungan dengan unsur kebugaran jasmani. Adapun unsur-unsur dalam kebugaran jasmani menurut Rusli Lutan (2001: 63-72) adalah sebagai berikut: 14

a. Kekuatan otot adalah kemampuan tubuh untuk mengerahkan daya maksimal terhadap objek di luar tubuh. Dalam pengertian lain, kekuatan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal. b. Daya tahan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan daya terhadap objek di luar tubuh selama beberapa kali. Daya tahan otot terbentuk melalui beban yang relatif lebih ringan. Namun, pelaksanaan tugasnya dilakukan berulang kali dalam satu kesempatan. c. Fleksibilitas adalah gambaran mengenai luas sempitnya ruang gerak pada berbagai persendiaan dalam tubuh kita. Seperti melakukan gerakan memelintirkan tubuh, membungkuk, berputar, dan mengulur. d. Koordinasi adalah perpaduan berirama dari sistem syaraf dan gerak dalam sebuah pelaksanaan tugas secara harmonis dari beberapa anggota tubuh. e. Kecepatan adalah kemampuan untuk mengerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu secepat mungkin. f. Agilitas adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau mengubah arah secepat mungkin. g. Power adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin. h. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kaitannya dengan daya tarik bumi baik dalam situasi diam (statis) dan bergerak (dinamis). 15

Menurut Bompa yang dikutip oleh Djoko Pekik Irianto (2002: 66), ada lima biomotorik dasar, yakni: a. Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan. b. Daya tahan adalah kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama. c. Kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat. d. Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan melalui jangkauan yang luas. e. Koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien. Berdasarkan komponen-komponen kemampuan motorik tersebut, tidaklah berarti bahwa semua orang harus dapat mengembangkan secara keseluruhan komponen kemampuan motorik. Tiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam mendapatkan komponen-komponen kemampuan motorik. Bagaimanapun juga, faktor yang berasal dari dalam diri dan luar selalu mempunyai pengaruh. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Faktor-faktor yang mempengaruhi kemapuan motorik anak terdiri dari dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Menurut Sukintaka (2001: 47) berkembangnya kemampuan motorik sangat ditentukan oleh dua faktor, ialah faktor pertumbuhan dan faktor perkembangan. Dari dua faktor penentu ini masih harus didukung dengan berlatih, yang sesuai dengan kematangan anak dan gizi yang baik. Ada 16

kemungkinan bahwa makin baiknya pertumbuhan dan perkembangan akan berpengaruh terhadap kemampuan motorik seseorang. Disamping beberapa faktor di atas dalam buku yang ditulis oleh Endang Rini Sukamti (2007: 40-41) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju perkembangan motorik seseorang, antara lain: a. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik. b. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin katif janin semakin cepat perkembangan motorik anak. c. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu, lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pasca lahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak menyenangkan. d. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakkan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik. e. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat perkembangan motorik. f. Anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dibandingkan anak yang IQ-nya normal atau di bawah normal. g. Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan motorik. h. Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan berkembangnya kemampuan motorik. i. Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua, maka perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih baik ketimbang perkembangan anak yang lahir kemudian. j. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memper;ambat perkembangan motorik karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di bawah tigkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya. k. Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik. l. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan pelatihan ketimbang anak karena perbedaan bawaan. 17

5. Fungsi Kemampuan Motorik Tujuan dan fungsi kemampuan motorik sering tergambar dalam kemampuan anak menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dan seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Menurut Cureton dalam Toho Cholik Mutohir dan Gusril (2004: 51), fungsi utama kemampuan motorik adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan memiliki kemampuan motorik yang baik tentu individu mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan motorik yang khusus. Semua unsur-unsur motorik pada setiap anak dapat berkembang melalui kegiatan olahraga dan aktivitas bermain yang melibatkan otot. Semakin banyak anak mengalami gerak tentu unsur-unsur kemampuan motorik semakin terlatih dengan banyaknya pengalaman motorik yang dilakukan tentu akan menambah kematangannya dalam melakukan aktivitas motorik. Sampai saat ini, belum terdapat ketepatan yang bersifat universal terhadap komponen dasar yang menjadi dasar kinerja jasmani, demikian guru pendidikan, maupun pelatih olahraga kerapkali menggunakan tes-tes kemampuan motorik sebagai alat untuk melakukan identifikasi. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut aktivitas yang tepat diberikan kepada siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan diri atau 18

setidak-tidaknya dapat mengurangi kelemahan yang dimilikinya (Setyo Nugroho, 2005: 24). 6. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas IV dan V Pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar merupakan salah satu kegiatan yang utama untuk membantu mengoptimalkan perkembangannya. Pendidikan jasmani mengutamakan juga proses merupakan belajar gerak pembelajaran motorik dan yang lebih mengajarkan keterampilan gerak motorik sehingga bermanfaat untuk perkembanganya. Usia tingkat Sekolah Dasar yaitu dari usia enam sampai dengan usia sekitar dua belas tahun. Usia tersebut merupakan masa akhir dari masa kanak-kanak. Biasanya karakteristik yang masih melekat pada diri para siswa Sekolah Dasar ini adalah menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak hal, seperti perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut Syamsu Yusuf (2004: 24-25), masa usia sekolah dasar sering disebut masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah di didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi dua fase, yaitu: a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira usia 6 atau 7 tahun sampai usia 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain: 1) adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi (apabila jasmaniahnya sehat banyak prestasi yang diperoleh). 19

2) sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. 3) adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut namanya sendiri). 4) suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 5) apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal itu dianggap tidak penting. 6) pada masa ini (terutama usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya pantas diberi nilai baik atau tidak. b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira usia 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada usia ini adalah: 1) adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2) amat realistik, ingin mengtahui, ingin belajar. 3) menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai nilai menonjolnya faktor-faktor (bakat khusus). 4) sampai kira-kira usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. 5) pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. 6) anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasannya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri. Selanjutnya menurut Syamsu Yusuf (2004: 178-184) karakteristik pada anak usia sekolah dasar terbagi menjadi tujuh fase, yaitu: perkembangan intelektual, perkembangan bahasa, perkembangan sosial, perkembangan emosi, perkembangan moral, perkembangan penghayatan keagamaan, dan perkembangan motorik. Dari ke tujuh fase tersebut dapat disimpulkan bahwa masa anak usia sekolah dasar ini adalah masa-masa 20

yang sangat penting karena pada masa ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah pemikiran kongkrit dan rasional (dapat diterima akal), sehingga segala bentuk perkembangan, baik perkembangan dalam bentuk fisik, mental, dan sosial terjadi pada masa usia sekolah dasar ini dan akan menjadi masa persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan dimasa dewasa nanti. Pada masa sekolah dasar anak diharapkan memperoleh pengetahuan dasar yang sangat penting (esensial) bagi persiapan dan penyesuaian diri terhadap kehidupan dimasa dewasa. Masa ini juga disebut masa suka berkelompok kerena bagi anak usia ini peran kelompok sebaya sangat berarti baginya, dan sangat mendambakan penerimaan oleh kelompoknya, baik dalam penampilan maupun dalam ungkapan diri (bahasa) dan cenderung meniru kelompok sebaya. Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur enam atau tujuh tahun biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Menurut Zulkifli (2000: 52), menyatakan bahwa setelah anak mencapai usia enam atau tujuh tahun, perkembangan jasmani dan rohani mulai sempurna. Anak keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki lingkungan sekolah, yaitu lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jasmani dan rohani. Anak mengenal lebih banyak teman dalam lingkungan sosial yang lebih luas, sehingga peranan sosialnya semakin berkembang. Ia ingin mengetahui segala sesuatu disekitarnya 21 sehingga bertambah

pengalamannya. Semua pengalaman baru itu akan membantu dan mempengaruhi proses perkembangan berpikirnya. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah di didik dari pada masa sebelumnya atau sesudahnya. B. Penelitian yang Relevan Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh: 1. Penelitian Windu Agung Prasetyo (2010) yang berjudul: Kemampuan Motorik Kasar Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar Muhammadiyah I Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas atas SD Muhammadiyah I Wonokromo Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan jumlah 37 siswa yang terdiri dari 20 siswa putra dan 17 siswa putri. Adapun sampel yang digunakan adalah seluruh anggota populasi. Pengambilan data menggunakan tes, dengan instrument yang digunakan sebagai berikut: tes daya tahan dengan lari 600 meter, tes kecepatan dengan lari jarak pendek 40 meter, tes kekuatan dengan lompat jauh tanpa awalan, tes kelincahan dengan lari zig-zag atau dodging run, tes koordinasi dengan lempar tangkap bola tenis, dan tes keseimbangan dengan cara meniti balok titian. Hasil penelitian bahwa kemampuan motorik kasar siswa kelas atas SD Muhammadiyah I Wonokromo Pleret, Kabupaten Bantul, DIY berkategori sedang. Secara rinci terdapat 1 siswa (2,70%) dalam kategori baik sekali, 9 siswa (24,32%) dalam kategori baik, 15 siswa (40,54%) dalam kategori sedang, 22

10 siswa (27,03%) dalam kategori kurang, 2 siswa (5,41%) dalam kategori kurang sekali. Frekuensi terbanyak pada kategori sedang, yaitu sebesar 40,54%. 2. Penelitian yang di lakukan oleh Pamuji Sukoco (2004) dengan judul " Perkembangan Motorik Murid Sekolah Dasar Purwo Martani". Populasi penelitian ini adalah anak sekolah dasar dari kelas satu sampai kelas enam Sekolah Dasar Purwomartani, Kalasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan dengan survei dan pengumpulan data dengan teknik tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa murid sekolah dasar Purwomartani mengalami tingkat perkembangan motorik. Hal ini dapat dilihat bahwa pada tiap tahap atau tiap tingkat usia selalu mengalami kenaikan dalam hal kemampuan lari, kemampuan lompat, dan kemampuan lempar. C. Kerangka Berpikir Program Pendidikan Jasmani yang ada di Sekolah Dasar adalah berusaha membantu siswa untuk menggunakan tubuhnya lebih efektif dalam melakukan berbagai keterampilan gerak dasar yang meliputi gerak lokomotor, gerak nonlokomotor dan gerak manipulatif serta keterampilan yang menyeluruh yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan motorik kasar yang dimiliki oleh anak bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam cabang olahraga saja, akan tetapi dapat membantu memudahkan anak didik untuk melakukan tugas geraknya di dalam proses Pendidikan Jasmani, serta mengembangkan sebagai keterampilan gerak yang 23

dimilikinya, karena banyaknya keterampilan dalam olahraga maupun keterampilan yang lain di masukkan sebagai keterampilan gerak kasar atau motorik kasar, dimana gerakan-gerakan tersebut lebih banyak melibatkan otototot besar di dalam pelaksanaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi kemampuan motorik kasar siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri 2 Jetiswetan. Untuk mengetahui seberapa tinggi kemampuan motorik kasar siswa kelas IV dan V, siswa diberikan tes dan pengukuran selama kurang lebih 1 bulan dengan 3 kali pertemuan yaitu 1 kali dalam seminggu, tes kemampuan motorik kasar meliputi: daya tahan dengan lari 600 meter menggunakan ukuran satuan waktu (menit), kecepatan dengan lari jarak pendek 40 meter menggunakan ukuran satuan waktu (detik), power dengan standing long jump menggunakan ukuran jarak (meter dan centimeter), kelincahan dengan dodging run test menggunakan ukuran satuan waktu (detik), koordinasi dengan lempar tangkap bola tenis menggunakan ukuran satuan frekuensi, dan keseimbangan dengan cara meniti balok titian menggunakan ukuran satuan waktu (detik). Pembelajaran X1 Penjas Gerak Jasmani Hasil Belajar 24 Motorik Kasar Anak