BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. persalinan (WHO, 2008) merupakan periode penting bagi ibu dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rahmawati, 2010). Dalam menyusui diperlukan cara-cara sederhana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dasar pelayanan kesehatan. terhadap wanita usia produktif adalah Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala

METODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian

USIA DAN PARITAS DENGAN POSTPARTUM BLUES DI RSUD BANGIL PASURUAN 2014 HOSNOL KHOTIMAH Subject : Postpartum Blues, Usia, Paritas DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB I PENDAHULUAN. postpartum yang terdiri dari tiga fase yaitu fase dependen (taking in), fase

BAB I PENDAHULUAN. pada perubahan hormonal paska kehamilan (Djamhoer, 2005; Alan, 2007).

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

Beberapa penelitian menyebutkan status pekerjaan ibu sebagai hambatan pemberian ASI eksklusif. Sebuah penelitian di Vietnam menunjukkan bahwa ibu

PERBEDAAN RISIKO DEPRESI POST PARTUM ANTARA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA DI RSIA AISYIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlunya kesehatan dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilahirkan selama enam bulan tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan

BAB II TINJAUAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA KELANCARAN PENGELUARAN ASI DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES DI WILAYAH PUSKESMAS TRUCUK II KLATEN

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

PERSALINAN BUATAN DENGAN POSTPARTUM BLUES CHILMIYAH ROSILANDA ABADAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru

PENGARUH JENIS PERSALINANTERHADAP RISIKO DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

1 BAB I PENDAHULUAN. Mood disorders atau gangguan emosional merupakan. salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada anak, karena alergi membebani pertumbuhan dan perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi, meskipun terjadi penurunan signifikan di beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

RIWAYAT KEJADIAN POSTPARTUM BLUES MENGHAMBAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1 TAHUN

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

BAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah masalah kesehatan yang penting dan lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. Depresi menurut Kaplan dan Sadock (1998), merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya. Depresi postpartum yaitu sekumpulan gejala klinis depresi yang terjadi pada wanita setelah melahirkan, umumnya pada hari ketiga hingga hari kesepuluh setelah melahirkan dan dapat menetap selama beberapa bulan (Orshan, 2008). Gejala depresi postpartum ditunjukkan dengan adanya kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido (Regina et al., 2001). Depresi postpartum merupakan masalah yang lebih serius daripada maternity blues atau sering disebut juga postpartum blues. Postpartum blues atau sering disebut dengan kesedihan sementara merupakan tingkatan depresi paling rendah karena berlangsung sangat cepat, sedangkan tingkatan paling parah yaitu postpartum psychosis. Fase diantara terjadinya postpartum blues dan postpartum psychosis adalah depresi postpartum (postpartum depression). Wanita yang mengalami gejala postpartum blues dapat berlanjut menjadi depresi postpartum atau bahkan di tingkat yang lebih parah yaitu psikosis. Sebanyak 20% ibu dengan postpartum blues berlanjut 1

2 menjadi depresi postpartum di tahun pertama setelah kelahiran (Stewart et al., 2003). Sekitar 10-15% wanita yang melahirkan akan mengalami depresi postpartum selama satu bulan setelah melahirkan (Gonidakis, 2007). Dalam beberapa penelitian, depresi postpartum terbukti dapat menghambat keberlangsungan menyusui. Kejadian depresi postpartum pada wanita melahirkan di Jepang telah mencapai 13,9% (Haku, 2007). Prevalensi depresi di Iran mencapai 14-21,4%, sekitar 1,89% depresi terjadi pada wanita setiap tahunnya dan tiga kali lipat dari itu dialami oleh wanita pada lima bulan pertama setelah melahirkan (Tashakori, 2012). Faktor risiko terjadinya depresi postpartum yaitu depresi atau kecemasan selama kehamilan, kurangnya dukungan sosial, adanya riwayat depresi, komplikasi kehamilan dan kebidanan, status single parent, hubungan dengan pasangan yang tidak harmonis dan status sosial ekonomi yang rendah (Stewart et al., 2003). Secara spesifik depresi postpartum akan mempengaruhi perilaku ibu dalam menyusui dan dapat menyebabkan mereka berhenti menyusui bayinya (Taj dan Sikander, 2003). Ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan lebih cenderung akan memberikan susu botol pada bayinya (Roux et.al., 2002). ASI sangat bermanfaat bagi ibu maupun bayi, ASI mengandung gizi yang sempurna untuk bayi yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kecerdasan anak dan secara psikologis dapat menjalin hubungan yang erat antara ibu dan bayi ketika menyusui (LINKAGES, 2002). Kondisi psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui (Jager et al., 2013). Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI akan menyebabkan produksi ASI akan berkurang. Stres, kekhawatiran,

3 ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan dalam keberhasilan pemberian ASI. Ibu dengan kondisi depresi terutama pasca melahirkan kemungkinan akan lebih cepat untuk melakukan penyapihan ASI dini kepada bayinya dibandingkan dengan ibu dengan kondisi normal. Sebanyak 82% ibu dengan depresi postpartum berhenti menyusui setelah mengalami gejala depresi (Jager et al., 2012). Hal ini berhubungan dengan adanya kecemasan dan suasana hati yang tidak mendukung setelah melahirkan (Dunn et al., 2006). Suatu penelitian menunjukkan bahwa depresi postpartum mempengaruhi hubungan psikologis antara ibu dan anak serta pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang lahir dari ibu dengan depresi postpartum cenderung memiliki gangguan kognitif, perilaku dan interpersonal apabila dibandingkan dengan anak yang lahir dari ibu tanpa depresi postpartum. Sebuah penelitian yang dilakukan di Ruang Rawat Gabung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 1998 diektahui bahwa sebanyak 33,3% wanita pasca melahirkan primipara mengalami depresi postpartum (Udayani, 1998). Dari penelitian lain yang dilakukan di Indonesia seperti di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya ditemukan angka kejadian depresi postpartum yaitu 11-30%, suatu jumlah yang tidak sedikit dan tidak mungkin dibiarkan begitu saja apabila mengingat dampak negatif yang ditimbulkannya (Sylvia, 2006).

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah depresi postpartum pada ibu melahirkan berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian ASI saja dalam dua bulan pertama setelah kelahiran? 2. Bagaimana pengalaman ibu dalam memberikan ASI? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh depresi postpartum pada ibu melahirkan terhadap keberhasilan pemberian ASI dalam dua bulan pertama dan untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu selama memberikan ASI. 2. Tujuan Khusus : a. Mengetahui gambaran keberhasilan ASI dalam dua bulan pertama. b. Mengetahui pengaruh depresi postpartum terhadap keberhasilan ASI dalam dua bulan pertama. c. Mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan pemberian ASI dan tindak lanjutnya. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi puskesmas

5 Dengan penelitian ini puskesmas dapat melakukan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu melahirkan khususnya mengenai skrining depresi postpartum dan penanganannya agar tidak berdampak negatif terhadap pemberian ASI eksklusif. b. Bagi masyarakat Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya ibu melahirkan dan keluarga untuk mengantisipasi terjadinya depresi postpartum agar tidak berdampak negatif terhadap keberhasilan ASI eksklusif. c. Bagi penelitan selanjutnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat memunculkan ide dan gagasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai upaya pencegahan dan penanganan depresi postpartum agar tidak berdampak negatif pada keberhasilan ASI eksklusif. E. Keaslian Penelitian 1. Nishioka et al. (2011) dalam penelitiannya yang berjudul A Prospective Study of The Relationship Between Breastfeeding and Postpartum Depressive Symptoms Appearing at 1 5 Months After Delivery. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gejala depresi postpartum terhadap pemberian makanan pada bayi hingga lima bulan setelah kelahiran. Hasil dari penelitian ini adalah depresi postpartum memicu penghentian pemberian ASI pada lima bulan setelah kelahiran dan ibu beralih untuk memberikan susu formula. Persamaan terletak pada desain penelitian kohort prospektif,

6 responden yaitu ibu melahirkan, variabel bebas gejala depresi postpartum, variabel terikat ASI eksklusif dan alat ukur yang digunakan yaitu Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS). Perbedaan teletak pada durasi penelitian yaitu lima bulan, tidak menggunakan desain penelitian kualitatif dan lokasi penelitian yaitu penelitian ini dilakukan di Jepang yang mana memiliki kondisi sosial dan budaya yang berbeda dengan Indonesia. 2. Zubaran et al. (2012) dalam penelitiannya yang berjudul The Correlation Between Breastfeeding Self-efficacy and Maternal Postpartum Depression in Southern Brazil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keberhasilan menyusui dengan depresi postpartum pada ibu melahirkan di Brazil. Hasil penelitian ini adalah ibu yang mengalami depresi postpartum memiliki kepercayaan diri menyusui yang lebih rendah daripada ibu tanpa depresi postpartum sehingga tingkat keberhasilan menyusui pada ibu dengan depresi postpartum lebih rendah daripada ibu tanpa depresi postpartum. Persamaan penelitian ini terletak pada responden yaitu ibu melahirkan, alat ukur Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS), variabel bebas dan variabel terikat. Perbedaan terletak pada desain penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional, alat ukur lainnya yaitu Postpartum Depression Screening Scale (PDSS) dan Breastfeeding Self-Efficacy Scale (BSES-SF) serta lokasi penelitian yaitu Brazil. 3. Hasselmann et al. (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Symptoms of Postpartum Depression and Early Interruption of

7 Exclusive Breastfeeding in the First Two Months of Life. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara depresi postpartum dengan pemberhentian ASI eksklusif (penyapihan) dalam dua bulan pertama setelah kelahiran. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kondisi mental dan emosional ibu sangat berpengaruh terhadap menyusui khususnya pada awal kelahiran. Persamaan penelitian ini adalah variabel bebas yaitu depresi postpartum dan variabel terikat yaitu pemberian ASI dalam dua bulan pertama setelah kelahiran, alat ukur yang digunakan yaitu Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS), dan rancangan penelitian yaitu kohort prospektif. Perbedaan terletak pada lokasi penelitian yaitu di Brazil yang memiliki banyak perbedaan dari segi aspek dengan Indonesia dan tidak menggunakan desain penelitian kualitatif. 4. Ekowati Nunung (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif, tidak ada hubungan antara inisiasi menyusu dini, status bekerja ibu, jumlah anak dan gangguan menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif. Persamaan penelitian ini terletak pada variabel terikat yaitu keberhasilan pemberian ASI. Perbedaan terletak pada rancangan penelitian yaitu cross-sectional, responden yaitu ibu yang memiliki bayi berusia 0-6 bulan, dan alat ukur yang digunakan yaitu food recall 24 jam.