BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI. terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum :

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhao (1998) dalam jurnal yang berjudul 汉日语疑问代词的用法与比较 ( 上 )

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana

BAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, dan TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA BENDA BANTU BILANGAN ( 名量词 ) DALAM BAHASA MANDARIN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa

BAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia pasti membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi atau berinteraksi dengan

manusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata sesuai dengan struktur gramatikal suatu bahasa sehingga pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Maksudnya adalah bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang

BAB II. Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di. Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti

ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. negasi, baik yang berbahasa Mandarin ataupun yang berbahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

ANALISIS PENGGUNAAN KATA PELENGKAP BUYU ( 补语 ) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN PADA KORAN GUOJI RIBAO

BAB I PENDAHULUAN. individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial di dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya isyarat, lambang lambang gambar atau kode kode tertentu lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti


Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Sub pokok bahasan dan rincian materi

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia dan bahasa Inggris, dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut.

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti hakikat manusia menurut Aristoteles ( SM), manusia

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pola V lai V qu (V 来 V 去 ). Ia menuliskan data kata kerja. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ( 汉印量词对比分析 )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab II berisi tentang tinjauan pustaka, konsep dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai penjelasan lebih dalam tentang kata benda kata bantu bilangan. Konsep yang diajukan pada bab II berkenaan dengen pengertian analisis kesalahan, kata, kata bantu dan kata bantu bilangan. Teori yang digunakan pada landasan teori dalam penelitian ini adalah sintaksis dan analisis kesalahan. 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2006) yang berjudul Mingliàngcí De Fēnlèi Yǔ Duìwài Hànyǔ Mingliàngcí Jiàoxué yang di tulis oleh Wang Han Wei. Dalam jurnal ini, Wei memaparkan penggolongan kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. Penggolongan ini untuk mempermudah pelajar asing dalam mempelajari kata benda bantu bilangan. Wei juga menjelaskan bahwa kata benda bantu bilangan dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu kata benda bantu bilangan khusus dan kata benda bantu bilangan pinjaman. Pembahasan dalam jurnal ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk dapat melihat penggolongan penggolongan jenis kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. 19

Sementara itu, dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007), Jing Jing dan Chang Liang menulis artikel yang berjudul Hàn Yīng Liàngcí Zhī ǐjiào. Dalam jurnal ini Jing dan Chang membandingkan penggunaan kata benda bantu bilangan bahasa Mandarin dengan bahsa Inggris. Jing dan Chang juga memaparkan tentang perbedaan jenis kata bantu bilangan dan ciri-ciri kata bantu bilangan dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Hasil yang di dapat bahwa dalam bahasa Mandarin jenis kata bantu bilangan satuan individual lebih banyak dari satuan kolektif, sedangkan dalam bahasa Inggris di dapat bahwa jenis kata bantu bilangan satuan kolektif lebih banyak dari satuan individualnya. Pembahasan pada jurnal ini sangat mendukung penulis, karena jurnal ini menerangkan lebih dalam mengenai penggunaan kata benda bantu bilangan jenis individual dan kolektif dalam bahasa Mandarin. Selanjutnya dalam skripsi Cherry Cerianti (2011) yang berjudul Analisis Kontrastif Kata Bantu Bilangan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia, Cherry memaparkan tentang perbedaan dan persamaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Skripsi ini sangat mendukung penulis pada bagian pembahasan, penulis dapat melihat penjabaran dan penjelasan mengenai penggunaan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2005), yang berjudul Liàngcí Shuāng Hé Duì De Biànxī Wang Suping memaparkan analisis pada kata benda bantu bilangan shuāng ( 双 ) dan duì ( 对 ) baik dari segi makna dan penggunaannya. Pembahasan pada jurnal ini sangat mendukung penulis, karena 20

jurnal ini menerangkan mengenai penggunaan kata benda bantu bilangan shuāng ( 双 ) dan duì ( 对 ) dalam bahasa Mandarin. Dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2007) Wang Zhifang menulis artikel yang berjudul Liàngcí Gè de ǐyòng Sh Fàn Huà Guǎnjiàn. Fang memaparkan tentang makna dan penggunaan kata benda bantu bilangan 个 (gè) dalam bahasa Mandarin modern. Hasil dari penelitian ini memaparkan bahwa kata benda bantu bilangan 个 (gè) adalah kata benda bantu bilangan individual, namun penggunaannya tidak dapat terikat oleh kata benda bantu bilangan lainnya. Dalam tesis yang berjudul Duìwài Hànyǔ Jiàoxué Zhōng de Míng Liàngcí Piān Wù Fēnxī Jí Jiàocái Yánji ū (2009) di tulis oleh Zhang Jing, memaparkan bahwa kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin adalah jenis kata yang sangat susah untuk di pelajari dan perlu adanya metode yang tepat dalam pengajarannya. Jing juga menganalisis kesalahan penggunaan kata benda bantu bilangan terhadap mahasiswa Amerika, Eropa, Jepang dan Korea. Hasil yang di dapat pada penelitian ini menganjurkan kepada pendidik agar pelajar lebih sering diberikan hafalan dan contoh mengenai kata benda bantu bilangan. Tesis ini sangat mendukung penulis pada bagian pembahasan, penulis dapat melihat penjabaran dan penjelasan mengenai penggunaan kata benda bantu bilangan dalam bahasa Mandarin. Pada jurnal dan skripsi yang ditulis oleh para peneliti Cina tersebut membahas mengenai kata benda bantu bilangan yang berkaitan dengan skripsi 21

penulis. Dalam skripsi ini, penulis melakukan penelitian yang berbeda yaitu menganalisis kesalahan penggunaan kata benda bantu bilangan dalam kalimat bahasa Mandarin. Hal ini tentu sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena penelitian ini akan difokuskan kepada mahasiswa semester IV PSSC FIB USU. 2.2 Konsep Menurut Mardalis dalam buku Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (1989:46) konsep merupakan satu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atau persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam skripsi ini, penulis akan menjelaskan beberapa konsep yang sesuai dengan variabel-variabel yang terdapat pada judul. Konsep yang akan diuraikan penulis dalam skripsi ini adalah analisis kesalahan, kata, kata bantu dan kata bantu bilangan. 2.2.1 Analisis Kesalahan Analisis kesalahan pertama sekali digunakan sebagai suatu alternatif terhadap linguistik kontrastif. Para linguis yang tidak puas dengan analisis kontrastif mencoba mencari alternatif lain yaitu analisis kesalahan. Analisis kesalahan ini muncul sebagai upaya untuk menerangkan kesalahan yang dilakukan pembelajar dan tidak dapat dijelaskan oleh analisis kontrastif (Tarigan, 1995:60). 22

Ellis dalam bukunya yang berjudul Second Languange Acquisition (1986:296) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel, pengindentifikasian kesalahan dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian dan penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Sejalan dengan itu Chrystal (dalam Pateda, 1989:50) yang berjudul Analisis Kesalahan mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengindentifikasi, mengklasifikasi dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan kesalahan yang dibuat oleh seseorang yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua berdasarkan teori linguistik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja para peneliti yang menggunakan teknik meliputi pengumpulan sampel, mengindentifikasi, mengklasifikasi dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan kesalahan yang dibuat oleh seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing. 2.2.2 Kata Menurut Tarigan dalam buku Pengajaran Morfologi (1985:6), kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari. Kata ialah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. Kata terdiri dari satu atau beberapa morfem. 23

Menurut Muis dalam buku Morfosintaksis (2005:6) kata merupakan suatu unsur yang dapat muncul tersendiri dalam berbagai posisi dalam kalimat. Hal senada juga dikatakan oleh Fatimah dalam buku Metode Linguistik (2006:36) kata adalah kesatuan unsur bahasa yang dapat berdiri sendiri dan bersifat terbuka. Menurut Suparto dalam buku Tata Bahasa Mandarin itu Mudah (2003:21) kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata dalam bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi dua bagian yairu kata konkrit dan kata abstrak. Kata konkrit adalah kata yang mempunyai arti yang konkrit, yang dapat berdiri sendiri menjadi bagian kalimat. Sedangkan kata abstrak tidak mempunyai arti yang konkrit dan tidak dapa berdiri sendiri menjadi bagian kalimat. Sementara itu menurut Zhao Yong Xin (2005:2) dalam bukunya Intisari Tata Bahasa Mandarin, kata adalah satuan terkecil bahasa yang berdiri sendiri, mempunyai arti dan bisa digunakan untuk membentuk kalimat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kata adalah bentuk bebas yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat muncul tersendiri dalam berbagai posisi dalam kalimat. 2.2.3 Kata Bantu Menurut Suparto (2003:181) dalam buku Tata Bahasa Mandarin itu Mudah kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada bagian belakang kata, 24

gabungan kata, atau kalimat yang berfungsi sebagai tambahan untuk menambah arti. Kata bantu dalam Bahasa Mandarin dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kata bantu struktural, kata bantu aspek dan kata bantu modalitas. Fungsi kata bantu adalah tidak dapat berdiri sendiri menjadi sebuah kalimat dan biasanya kata bantu ditambah pada bagian belakang kata, gabungan kata membentuk bagian kalimat atau ditambahkan pada akhir kalimat. Sementara itu menurut menurut Zhao Yong Xin (2005:2) dalam bukunya Intisari Tata Bahasa Mandarin kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat dan menyatakan makna tambahan. Kata bantu dalam bahasa Mandarin tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca nada ringan. Berikut ini adalah contoh kata bantu dalam kalimat. 哥哥 gēgē abang 的 de kata bantu 书 shū buku buku abang sangat bagus 很 hěn sangat 好看 hǎokàn bagus 2.2.4 Kata Bantu Bilangan Menurut Zhao Yong Xin (2005:21) kata bantu bilangan menyatakan unit suatu kegiatan atau benda. Pernyataan yang sama juga dikatakan oleh Suparto, menurutnya kata bantu bilangan bahasa Mandarin adalah kata yang menyatakan satuan atau unit dari orang atau benda. Fungsi kata bantu bilangan dalam sebuah kalimat adalah sebagai atribut, adverbial, dan komplemen, serta bisa menjadi subjek dan objek. Kata bantu bilangan memiliki ciri ciri yaitu sebagai berikut: 25

a. kata bantu bilangan tidak bisa berdiri sendiri b. Kata bantu bilangan tidak dapat dihapus atau sifatnya melekat pada kata bilangan c. Kata bantu bilangan bisa digunakan bersama kata ganti penunjuk d. Kata bantu bilangan dapat di reduplikasi Struktur dari kata bantu bilangan adalah sebagai berikut : 数词 指示代词 + 量词 + 名词 动词 Kata ganti petunjuk/kata bilangan + kata bantu bilangan + kata benda/kata kerja Kata bantu bilangan dibagi menjadi dua bagian yaitu kata benda bantu bilangan dan kata kerja bantu bilangan. Kata benda bantu bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah benda (Xin, 2005:21). Kata benda bantu bilangan dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu kata benda bantu bilangan individual, kata benda bantu bilangan kolektif, kata benda bantu bilangan ukuran berat, kata benda bantu bilangan tidak tentu, dan kata benda bantu bilangan pinjaman. Sedangkan kata kerja bantu bilangan adalah kata yang menyatakan frekuensi suatu kegiatan (Xin, 2005:21). Kata kerja bantu bilangan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kata kerja bantu bilangan majemuk. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai kata benda bantu bilangan yaitu sebagai berikut : 26

2.2.4.1 Kata Benda Bantu Bilangan Menurut Wang Han Wei dalam Jurnal Electronic Chinese Academic (2006), kata benda bantu bilangan adalah kata yang digunakan untuk menyatakan jumlah atau berat suatu benda. Pada buku Tata Bahasa Mandarin itu Mudah (2003), Suparto membagi kedalam lima jenis kata benda bantu bilangan yaitu kata benda bantu bilangan individual, kolektif, ukuran berat, tidak tentu, dan pinjaman. 1. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Individual Kata benda bantu bilangan individual atau dalam bahasa Mandarin disebut gètǐ míng liàngcí ( 个体名量词 ) memiliki fungsi sebagai kata benda bantu bilangan untuk menyatakan suatu unit benda yang berbentuk tunggal. Kata benda bantu bilangan individual dapat berperan sebagai atribut, adverbial, subjek dan objek. Contoh kata benda bantu bilangan individual yaitu 只 (zhǐ = seekor), 条 (tiáo = seekor), 本 (běn = sebuah), 把 (běn = segenggam), 根 (gēn = sebatang) dan 匹 (pǐ = segulungan). 2. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Kolektif Kata benda bantu bilangan kolektif atau dalam bahasa Mandarin disebut jítǐ míng liàngcí ( 集体名量词 ) dapat digunakan untuk menyatakan suatu unit benda yang lebih dari satu dalam bentuk kelompok atau dapat digunakan untuk menjelaskan benda yang berbentuk pasangan. Contoh kata benda bantu bilangan 27

kolektif yaitu 套 (tào = sebuah atau satu set), 双 (shuāng = sepasang), 群 (qún = sekelompok), 堆 (duī = setimbunan), dan 排 (pái = sederet). 3. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Ukuran Kata benda bantu bilangan ukuran atau dalam bahasa Mandarin disebut dùliànghéng míng liàngcí ( 度量衡名量词 ) berfungsi sebagai kata benda bantu bilangan yang digunakan untuk menyatakan suatu unit benda yang memiliki ukuran, berat, panjang dan volume. Contoh kata benda bantu bilangan ukuran adalah 尺 (chǐ = meter), 寸 (cùn = inci), 斤 (jīn = gram) dan 两 (liǎng = ons). 4. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Tidak Tentu Kata benda bantu bilangan tidak tentu atau dalam bahasa Mandarin disebut bù dìngliàng míng liàngcí ( 不定量名量词 ) berfungsi sebagai kata benda bantu bilangan yang digunakan untuk menyatakan suatu unit benda yang berbentuk kecil dan memiliki jumlah tidak tentu. Contoh kata benda bantu bilangan tidak tentu adalah 些 (xiē = sedikit) dan 点 (diǎn = beberapa). 5. Kata Benda Bantu Bilangan Jenis Pinjaman Kata benda bantu bilangan pinjaman atau dalam bahasa Mandarin disebut jièyòng míng liàngcí ( 借用名量词 ) berfungsi sebagai kata benda bantu bilangan yang umumnya digunakan untuk menyatakan benda dalam bentuk sebuah wadah. Contoh kata benda bantu bilangan pinjaman adalah 杯 (bēi = secangkir), 碗 (wǎn = semangkuk) dan 包 (bāo = sebungkus). 28

2.3 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori sintaksis dan analisis kesalahan. Menurut Verhaar dalam buku Asas Asas Linguistik Umum (2008:11) sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata kata di dalam kalimat. Menurut Edi Subroto dalam buku Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural (2007:57), sintaksis bertujuan untuk membentuk kaidah - kaidah yang mengatur bergabungnya kata dengan kata, kata dengan kelompok kata di dalam frase atau kalimat. Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan dengan peran sintaksis. Analisis kesalahan mencoba untuk mengindentifikasi apakah kesalahan itu disebabkan oleh kemampuan tata bahasa mahasiswa yang masih kurang atau hanya kekhilafan yang dapat diperbaiki kembali. Ini menunjukkan bahwa kesalahan itu erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, terlebih lagi dalam menguasai bahasa kedua. Persamaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua akan memperlancar proses belajar bahasa dengan cepat dan mudah, sedangkan perbedaan antara keduanya menimbulkan kesukaran dalam bentuk kesalahan seperti keterbatasan dalam mengingat pelafalan nada dan bunyi bahasa atau penggunaan tata bahasa yang masih kurang. Dengan analisis kesalahan berbahasa 29

diharapkan pendidik akan lebih mudah memilih, menyusun, menyajikan, dan melatih bahan pelajaran yang harus di kuasai pelajar atau mahasiswanya supaya mempermudah proses pengajaran itu sendiri. Corder (dalam Prawono, 1996:54) mengungkapkan bahwa secara teoritis untuk menganalisis bahasa pembelajar dengan tujuan untuk mengdiagnosis kesilapan kesilapan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses menguasai bahasa kedua. Beliau juga memaparkan langkah langkah yang harus dilakukan untuk menganalisis kesalahan dengan benar sebagai berikut: a. tahap mengenal kalimat yang baik dan tidak baik susunannya, analisis dapat merekonstruksi kalimat yang dianggap benar oleh penutur bahasa kedua baik ekspresi maupun konteksnya, b. analisis mendeskripsikan bahasa antara berdasarkan pasangan pasangan kalimat yang baik dan jelek strukturnya, c. penjelasan. Analisis dalam skrispi ini membutuhkan teori teori untuk dijadikan landasan dari hasil penelitian itu sendiri. Penulis menganggap teori sintaksis dan analisis kesalahan ini sangat relevan karena memiliki keterkaitan yang erat untuk dijadikan landasan penelitian dalam skripsi ini. 30