Anak Yang Diperdagangkan (Trafficking)

dokumen-dokumen yang mirip
Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DATA PENEMPATANEMPATAN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA Tahun 2011 s/d Triwulan III 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

DATA PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TAHUN 2015 (PERIODE 1 JANUARI S.D 31 JANUARI) POSISI CETAK DATA TANGGAL 1 FEBRUARI 2016

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

DATA PENEMPATAN TKI DAERAH ASAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERIODE 2011 S.D 2015 (S.D 30 APRIL)

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PENDUDUK LANJUT USIA

BNP2TKI BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA. Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

BNP2TKI BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA. Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BNP2TKI BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA. Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BNP2TKI BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA. Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BNP2TKI BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA. Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi

Antar Kerja Antar Lokal (AKAL)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BERITA RESMI STATISTIK

2

BERITA RESMI STATISTIK

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROV BENGKULU TAHUN 2017 SEBESAR 70,61 PADA SKALA 0-100

INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 SEBESAR 71,92 PADA SKALA 0-100

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

BERITA RESMI STATISTIK

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011)

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2017

PRAKIRAAN HARIAN TINGGI GELOMBANG 5 HARI KE DEPAN 25 September 2016 s/d 29 September 2016 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BERITA RESMI STATISTIK

Perdagangan anak yang dipahami disini adalah perdagangan orang. Undang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017

B A B 1 P E N D A H U L U A N. Perdagangan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan terjadi

A. PERKEMBANGAN MAHASISWA TPB - IPB

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN RIAU TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA BARAT TAHUN 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2011

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA. Tahun 2011 s.d 2016 (s.d Maret)

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

BERITA RESMI STATISTIK

Transkripsi:

Anak Yang Diperdagangkan (Trafficking) Perdagangan anak merupakan isu krusial lain yang masih memerlukan upaya dari seluruh pemangku kepentingan. Tabel berikut menggambarkan jumlah korban traffiking dewasa dan anak tahun 2004 2 November 2009. Gambar. 7.1 Jumlah Korban Trafiking Dewasa Dan Anak Di Indonesia, Tahun 2004 s.d November 2009 600 500 496 510 400 300 200 100 0 334 240 187 103 125 129 88 10 18 55 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Dewasa Anak Menurut catatan Bareskrim POLRI dari tahun 2004 sampai dengan November 2009, jumlah korban trafficking anak mengalami peningkatan hingga tahun 2009 meskipun jumlah tersebut telah mengalami penurunan mulai tahun 2008. Pada tahun 2004, jumlah anak yang menjadi korban trafficking adalah 10, kemudian meningkat menjadi 18 anak pada tahun 2005, kemudian menginjak tahun 2006 dan 2007 jumlah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 129 anak pada tahun 2006 dan 240 anak pada tahun 2007. Menurut Bareskrim POLRI data yang disajikan diatas belum bisa menggambarkan representasi jumlah yang sesungguhnya terjadi dimasyarakat karena banyak faktor yang mempengaruhi sulitnya mengetahui jumlah korban trafficking sesungguhnya. Antara lain adalah karena sifatnya yang tersembunyi dan cenderung menyamarkan korban, serta melewati batas wilayah bahkan lintas negara. Sehingga data tentang trafficking yang diperoleh merupakan kasus yang dilaporkan saja. 1 Page

Lebih lanjut Bareskrim mencatat sebaran kasus trafficking pada anak selama periode Januari sampai dengan Oktober 2009 di 11 provinsi seperti dalam tabel 7.1. Tabel.7.1 DATA TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (ANAK) POLDA SE-INDONESIA PERIODE JANUARI-OKTOBER 2009 NO KORBAN ANAK WILAYAH P L 1 Sumatera Utara 3-2 Bangka Belitung 2-3 Lampung 7-4 Kepulauan Riau 7-5 Banten - 1 6 Jawa Barat 13-7 Jawa Timur 6-8 Kalimantan Barat 5-9 Nusa Tenggara Barat 1-10 Bali 1-11 Sulawesi Utara 9 - Jumlah 54 1 Tabel 7.1 menunjukkan bahwa korban perdagangan anak, mayoritas adalah anak perempuan yaitu 98% atau dari jumlah seluruh korban yaitu 55 anak hanya 1 anak laki-laki yang menjadi korban, sedangkan 54 lainnya adalah anak perempuan. Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama yang mempunyai jumlah anak sebagai korban trafficking tertinggi dibanding dengan provinsi lainnya, yaitu sebanyak 13 anak, dimana keseluruhannya adalah anak perempuan. Urutan kedua terbanyak adalah provinsi Sulawesi Utara, yaitu sejumlah 9 anak perempuan yang menjadi korban trafficking. Sedangkan Polda provinsi Nusa Tenggara Barat dan Bali mencatat jumlah anak korban trafficking terendah dibanding provinsi-provinsi lainnya, yaitu masing-masing 1 anak perempuan. Hanya satu provinsi, yaitu Banten, yang mencatat 1 korban anak laki-laki dalam kasus trafficking. 2 Page

Walaupun data tersebut hanya menggambarkan sebagian kecil kasus trafficking secara nasional yang menempatkan anak sebagai korban, dapat terlihat bahwa anak perempuan masih merupakan sasaran utama bagi pihak-pihak yang mengambil keuntungan besar dari bisnis ilegal ini. Melihat kecenderungan data yang tersedia, dapat diperkirakan bahwa anak perempuan masih sangat rentan menjadi korban utama dalam kasus trafficking di provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Hal ini disebabkan antara lain karena budaya patriarki yang masih sangat kuat di Indonesia, yang cenderung membentuk anak perempuan menjadi pasif dan mempunyai sikap nrimo atau menerima apa saja perlakuan orang lain atau apapun yang diputuskan orang lain terhadap dirinya. Beberapa tradisi di Indonesia juga menganggap anak perempuan sebagai obyek dan aset bagi orang tua, sehingga banyak anak perempuan berada pada posisi yang marjinal. Salah satu contohnya adalah tidak dimilikinya akses terhadap dunia pendidikan bagi anak perempuan seluas anak laki-laki, dan cenderungnya anak perempuan dinikahkan dalam usia yang sangat muda. Pendidikan yang rendah dan rentannya pernikahan muda terhadap perceraian dapat menjadi latar belakang rentannya anak perempuan terjebak dalam kasus trafficking. Hal tersebut diperkuat oleh data yang dikumpulkan oleh IOM Indonesia, IOM telah mencatat korban perdagangan orang pada berbagai negara tetangga yang disinyalir negara-negara tersebut menjadi tujuan perdagangan orang dari Indonesia. Sekitar 19 negara tetangga yang menjadi tujuan perdagangan orang dari Indonesia (tabel 7.2). Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa mayoritas korban perdagangan orang baik anakanak maupun dewasa korbanya didominasi perempuan sepertiu ditunjukkan pada tabel 7.2 anak perempuan yang menjadi korban mencapai 82 persen dan perempuan dewasa 91 persen. 3 Page

Tabel. 7.2 Jumlah Korban Perdagangan Orang menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur dan Negara Tujuan, Maret 2005 s.d September 2009 NEGARA ANAK DEWASA TUJUAN L P L P TOTAL % Malaysia 87 385 197 2,020 2,689 75,94 Saudi Arabia - 14-49 63 1,78 Singapore - 3-25 28 0,79 Jepang - 4-23 27 0,76 Syria - 1-11 12 0,34 Kuwait - 3-7 10 0,28 Iraq - - - 9 9 0,25 Suriname - - 7 1 8 0,23 Amuritania 6-1 - 7 0,2 Taiwan* - - - 6 6 0,17 Jordan - 1-4 5 0,14 Thailand - - - 4 4 0,11 Hongkong** - - 1 2 3 0,08 Timur Timor - - - 3 3 0,08 Brunei Darusallam - - - 2 2 0,06 Oman - - - 2 2 0,06 Qatar - 1-1 2 0,06 Arab Emirate - 1 - - 1 0,03 Macau - - - 1 1 0,03 Turkey - - - 1 1 0,03 Total 93 413 206 2171 2883 81,42 Catatan: * Provinsi Cina Administrasi Khusus Cina ** Wilayah Sumber: IOM Indonesia Lebih lanjut IOM juga telah mengidentifikasi korban perdagangan orang berdasarkan tingkat pendidikan korban, (gambar 7.2) 4 Page

Gambar 7.2 Persentase Jumlah Korban Perdagangan Orang menurut Tingkat Pendidikan, Maret 2005 s.d September 2009 Universitas/Diploma ; 0,42 No data; 1,84 Drop-out SLTA; 3,87 Tidak Sekolah; 5,59 Drop-out SLTP; 9,23 Drop-out Universitas/Diploma ; 0,13 Sekolah Dasar; 29,77 SLTA; 9,26 SLTP; 19,68 Drop-out Sekolah Dasar; 20,02 Sumber: IOM Indonesia Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa meskipun korban perdagangan orang dari berbagai latar belakang pendidikan, namun latar belakang korban pada umumnya berlatar belakang pendidikan rendah SLTP ke bawah berdasarkan catatan tersebut korban dengan latar belakang pendidikan SD sebesar 29, 77 persen, Droup Out SD sebesar 20,02 persen, SLTP 19,68 persen dan droup out SLTP 9,23 persen. Selebihnya berlatar belakang pendidikan SLTA dan beberapa yang telah berhasil mengenyam pendidikan Universitas/ Diploma atau droup out universitas. Diploma, sementara ada juga yang tidak mengenyam pendidikan atau tidak sekolah. 5 Page