BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

FAKTUR PAJAK STANDAR

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

BAB IV EVALUASI ATAS PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PT JMU

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT MPK. IV. 1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Tata Laksana Pajak Pertambahan Nilai

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER /PJ.

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

Halaman Pemberian Hak Cipta Non Eksklusif dari Mahasiswa ke Universitas Bina Nusantara PERNYATAAN NIM :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Atas Prosedur Pajak Pertambahan Nilai. PT. IBH merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Pajak Pertambahan Nilai. yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. PT. Mejoi adalah perusahaan distributor yang bergerak dibidang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

Faktur Pajak. Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. Saat Faktur Pajak Harus Dibuat. Faktur Pajak Gabungan

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK STANDAR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK STANDAR. Lampiran 1A. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-549/PJ/2000 Tanggal : 29 Desember 2000

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

14/PJ/2010 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-146/PJ./2006 TENTANG BE

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

SPT MASA PPN UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

FAKTUR PAJAK STANDAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam bidang nutrisi anak yang telah dikukuhkan pada tanggal 4 September 2001 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) PMA 3. PT. Mejoi merupakan Wajib Pajak yang mempunyai hak dan kewajiban dalam bidang perpajakan, yaitu salah satunya hak dan kewajiban perpajakan dalam Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan karena perusahaan melakukan penyerahan dan pemanfaatan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. PT. Mejoi menjalankan hak dan kewajiban sebagai Wajib Pajak Pertambahan Nilai dengan membuat Faktur Pajak dalam segala kegiatan transaksi yang berkaitan dengan perusahaan dalam satu bulan Masa Pajak, melakukan pemungutan apabila perusahaan melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar dalam hal Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, melakukan kompensasi atas kelebihan pembayaran pada bulan berikutnya dimana Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran dan melaporkan perhitungan Pajak Pertambahan Nilai dengan cara menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Saat pajak terhutang dimulai pada saat terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak sedangkan tempat pajak terhutang adalah sesuai tempat dimana pengusaha dikukuhkan sebagai berikut: 70

1. Memungut Pajak Pertambahan Nilai atas transaksi penyerahan Barang Kena Pajak sebesar 10%. 2. Membuatkan Faktur Pajak dalam satu bulan Masa Pajak atas transaksi penyerahan Barang Kena Pajak ke satu Distributor. 3. Menyetorkan pajak yang terhutang ke Kas Negara paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan. 4. Melaporkan perhitungan Pajak Pertambahan Nilai dengan yang dilakukan pada setiap Masa Pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan dan disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. 5. melakukan kompensasi atas kelebihan pajak yang terhutang. 6. Menyimpan Faktur Pajak dan dokumen-dokumen pendukung lainnya dengan baik dan rapi. 7. Melakukan pencatatan dalam pembukuan perusahaan mengenai perolehan dan penyerahan BKP dan/jkp PT. Mejoi menjual Barang Kena Pajak ke-dua distributor dan distributor tersebut yang memasarkan produk-produk perusahaan. Setiap penjualan didasarkan pada adanya pesanan dari dua distributor. Sebelum melakukan pemesanan perusahaan dan distributor melakukan negoisasi harga, jika sesuai distributor membuat Purchase Order atas permintaan barang dari customer. Setelah menerima Purchase Order dari distributor, bagian gudang melakukan pengecekan stok barang atas permintaan distributor. Jika barang tersedia bagian gudang akan membuat Sales Order untuk mengambil pesanan dan membuat Picking Slip untuk bukti 71

pengambilan barang. Bagian gudang akan menyiapkan barang apa saja yang diorder dan dikirim dengan truk ke gudang distributor. Setelah barang dikirim ke distributor, bagian AR membuatkan invoice. Admin Pajak akan membuatkan Faktur Pajak secara gabungan dari transaksi-transaksi penyerahan barang oleh satu distributor. Pembuatan Faktur Pajak untuk penyerahan Barang Kena Pajak ke dua distributor dilakukan dalam satu Masa Pajak. Penerimaan pembayaran dilakukan sesuai dengan perjanjian kontrak antar perusahaan dan distributor. Perjanjian batas waktu pembayaran tercatat dalam peraturan kontrak antara PT. Mejoi dan distributor kecuali ada penjanjian lain yang disetujui oleh kedua belah pihak maka pembayaran dilakukan sebelum barang dikirim. Semakin jauh distributor berada maka akan semakin lama batas jatuh tempo pembayaran. Jatuh tempo pembayaran akan otomatis muncul pada saat kita input data di SAP, jatuh tempo pembayaran paling cepat 20 (dua puluh) hari setelah barang diterima dan paling lama 60 (enam puluh) hari setelah barang diterima. Pembayaran dilakukan dengan transfer ke bank yang disebutkan dalam perjanjian sesuai dengan nominal transaksi yang dilakukan. Setiap adanya penyerahan Barang Kena Pajak Faktur Pajak akan disimpan Admin Pajak untuk dijadikan dasar adanya Pajak Keluaran yang nantinya untuk pengisian Surat Pemberitahuan Masa PPN. Penelitian ini dilakukan melalui pemeriksaan Surat Pemberitahuan Masa, Surat Setoran Pajak (SSP), Bukti Penerimaan Surat dan Faktur Pajak. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengevaluasi atas data-data yang diperoleh dari perusahaan yang berhubungan dengan penerapan dan 72

pelaporan Pajak Pertambahan Nilai. Evaluasi ini dilakukan dengan mengambil sample-sample masing-masing pembahasan atau permasalahan yang diteliti, hal ini dikarenakan data yang akan diteliti terlalu banyak. Berikut ini Pajak Keluaran dan Pajak Masukan PT. Mejoi selama 3 (tiga) tahun: Tahun Pajak 2010 Pajak Keluaran: Rp 64.327.088.696 Pajak Masukan: Rp 48.608.640.850 Kurang Bayar: Rp 15.718.447.846 Tahun Pajak 2011 Pajak Keluaran: Rp 63.922.719.050 Pajak Masukan: Rp 66.524.172.428 Lebih Bayar: Rp 2.601.453.378 Tahun Pajak 2012 Pajak Keluaran: Rp 67.925.983.473 Pajak Masukan: Rp 70.205.265.546 Lebih Bayar: Rp 2.279.282.073 4.2. Evaluasi Penyerahan Barang Kena Pajak (Pajak Keluaran) Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang terkait dalam kegiatan perusahaan wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai ke Pengusaha Kena Pajak pembeli. Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan tersebut biasa disebut Pajak Keluaran. Pajak Keluaran merupakan Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib 73

dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak. Sehingga sebagai Pengusaha Kena Pajak, wajib melaporkan Pajak Keluaran. PT. Mejoi melakukan kegiatan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak terhadap dua distributor PT. Ens dan PT. Bisan. Penyerahan Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh PT. Mejoi berupa penyerahan produkproduk nutrisi bayi dan anak-anak kepada dua distributor, lalu dua distributor tersebut yang akan memasarkan produk-produk perusahaan. Penyerahan juga terjadi jika ada retur penjualan atas produk perusahaan. Penyerahan Barang Kena Pajak PT. Mejoi hanya dilakukan di dalam negeri saja. Penyerahan akan dilakukan ketika distributor melakukan pemesanan produk-produk. Penyerahan Barang Kena Pajak akan dipungut dan diperhitungkan sesuai dengan Peraturan Undang-Undang yang berlaku. Besaran Pajak Pertambahan Nilai keluaran yang dipungut oleh PT. Mejoi yaitu sebesar 10% (Sepuluh Persen) atas Dasar Pengenaan Pajak. Setelah adanya transaksi dari distributor, PT. Mejoi wajib membuatkan faktur penjualan/invoice. Faktur Pajak sebagai bukti pemungutan pajak tersebut yang akan diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak pembeli terkait transaksi yang berkaitan pada akhir bulan Masa Pajak. Bagian AR perusahaan yang menerbitkan faktur penjualan dan Admin Pajak menerbitkan Faktur Pajak yang merupakan Bukti Pajak Keluaran kepada Admin Pajak untuk menghitung berapa besaran Pajak Pertambahan Nilai atas transaksi tersebut yang harus disetorkan setelah dikreditkan dengan Pajak Masukan. 74

Faktur Pajak harus mencantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat (Pasal 13 ayat (5) UU PPN Tahun 1984): a. Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP; b. Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP; c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; d. PPN yang dipungut; e. PPn BM yang dipungut; f. Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan g. Nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak disesuaikan dengan kepentingan Pengusaha Kena Pajak dan dalam hal diperlukan dapat ditambahkan keterangan lain selain keterangan tersebut di atas. Pengadaan formulir Faktur Pajak dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Pembuatan Faktur Pajak yang dilakukan PT. Mejoi dibuatkan oleh Admin Pajak Sebanyak 3 (tiga) rangkap, lembar 1 (satu) diberikan kepada pembeli/distributor, lembar 2 (dua) disimpan oleh Admin Pajak dan lembar 3 (tiga) disimpan oleh Admin Pajak sebagai arsip. Faktur Pajak dibuat selambat-lambatnya satu bulan setelah berakhirnya Masa Pajak. PT. Mejoi membuatkan Faktur Pajak secara gabungan, atas invoice-invoice distributor dalam satu bulan Masa Pajak. Menurut Pasal 13 Undang-Undang PPN No. 42 Tahun 2009, Faktur Pajak harus diisi dengan lengkap dan Jelas. Lengkap dalam arti 75

mengisi Faktur Pajak dengan benar dan ditandatangani. Jelas berarti tulisan dan nominal angka sudah jelas. Jika sudah lengkap dan jelas maka Faktur Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dari unsur ini jelas diantaranya termasuk dengan memberikan coretan pada bagian yang tidak perlu dari kalimat (Harga Jual/ Penggantian/ Uang Muka/ Termijn*) sesuai dengan keadaan saat membuat Faktur Pajak Standar. Jika penyerahan BKP Dasar Pengenaan Pajaknya adalah Harga Jual, maka Harga Jual tidak di coret, tetapi perusahaan harus mencoret yang tidak perlu, contohnya seperti dibawah ini: Harga Jual/ Penggantian/ Uang Muka/ Termijn*) xxx *) Coret yang tidak perlu Berdasarkan hasil evaluasi, penulis menemukan beberapa Faktur Pajak Keluaran yang tidak lengkap pada tahun 2010, tetapi Faktur Pajak Keluaran tersebut tidak diganti oleh perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan perusahaan, bahwa pada tahun 2010 perusahaan sempat mengalami pergantian Admin Pajak dan Admin Pajak sebelumnya tidak teliti dalam pembuatan Faktur Pajak Keluaran tersebut, jadi Faktur Pajak Keluaran tersebut tidak dapat dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN. Selebihnya sampai akhir 2012 pembuatan Faktur Pajak Keluaran PT. Mejoi sudah sesuai dengan Undang-Undang ketentuan perpajakan yang berlaku. Akibat dari kesalahan dalam membuat Faktur Pajak perusahaan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) dari 76

Dasar Pengenaan Pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 14 ayat 4. Seharusnya Pajak Keluaran pada tahun 2010 bulan Juli menjadi Rp 3.584.375.605,-. Dibawah ini adalah perhitungannya jika Faktur Pajak tidak lengkap tersebut dibuatkan Faktur Pajak pengganti oleh perusahaan: PPN Keluaran Juli 2010 sebelum evaluasi: Rp 3.573.180.494 Pajak Keluaran yang tidak lengkap dan tidak diganti: Rp 11.195.111 PPN Keluaran Juli 2010 setelah evaluasi: Rp 3.584.375.605 Kesalahan perusahaan atas Faktur Pajak Keluaran dikarenakan tidak mencoret bagian Harga Jual/Penggantian/Uang muka/termijn dan tidak mengganti Faktur Pajak Keluaran tersebut. Akibatnya Pajak Keluaran sebesar Rp. 11.195.111,- tidak dapat dilaporkan ke dalam SPT Masa PPN. Dalam hal ini, PT. Mejoi dikenai sanksi administrasi sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) karena PT. Mejoi membuat Faktur Pajak tidak lengkap dan Faktur Pajak tersebut tidak diganti. Rekomendasi penulis kepada perusahaan adalah perusahaan wajib membuat Faktur Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan membuat penggantian Faktur Pajak jika terdapat kesalahan dalam pembuatan Faktur Pajak keluaran. Jika pembuatan Faktur Pajak tidak lengkap dan tidak diganti, maka akan memperkecil jumlah Pajak Keluaran perusahaan. Setelah Faktur Pajak tersebut diganti, Admin Pajak wajib membuatkan SPT Pembetulan. Berikut ini adalah penjelasan tentang penyerahan dan perolehan PT. Mejoi pada periode 2010-2012: 77

Tabel 4.1 Penyerahan dan Perolehan Pada PT. Mejoi Periode Januari-Desember 2010 Bulan Pajak yang dipungut sendiri DPP (Rp) PPN 10% (Rp) PPN Masukan (Rp) Kompensasi (Rp) KB / ( LB ) (Rp) KB / ( LB ) Karena Pembetulan (Rp) Januari 54.336.421.984 5.433.642.201 3.802.016.031 1.631.626.170 Februari 52.119.333.913 5.211.933.389 3.860.719.503 1.351.213.886 Februari P1 52.119.333.913 5.211.933.389 3.900.838.753 1.311.094.636 (40.119.250) Maret 58.708.022.099 5.870.802.227 4.981.996.725 888.805.502 April 57.720.213.464 5.772.021.351 4.861.864.517 910.156.834 April P1 57.720.213.464 5.772.021.351 4.918.329.401 (40.119.250) 853.691.950 (56.464.884) Mei 50.323.643.751 5.032.364.365 3.356.305.602 1.676.058.763 Juni 55.124.078.255 5.512.407.822 4.787.168.820 725.239.002 Juli 35.731.804.980 3.573.180.494 3.000.123.416 573.057.078 Agustus 67.097.972.245 6.709.797.219 5.503.566.332 1.206.230.887 Agustus P1 67.097.972.245 6.709.797.219 5.628.926.713 (56.464.884) 1.080.870.506 (125.360.381) September 41.962.163.232 4.196.216.318 1.924.715.559 2.271.500.759 Oktober 63.293.950.437 6.329.395.044 5.115.257.542 1.214.137.502 November 55.429.078.106 5.542.907.842 3.161.162.310 2.381.745.532 Desember 51.860.845.713 5.186.084.571 4.075.697.657 1.110.386.914 Desember P1 51.424.204.207 5.142.420.424 4.031.799.978 (125.360.381) 1.110.620.446 233.532 Sumber: Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2010 Keterangan P1: Pembetulan 1 (satu) Dilihat dari tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa perusahaan selalu mengalami Kurang Bayar. Perusahaan melakukan pembetulan SPT Masa PPN pada bulan Februari, April, Agustus, Desember. Pada bulan Februari sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Kurang Bayar sebesar Rp 1.351.213.886,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Kurang Bayar sebesar Rp 1.311.094.636,- dan terdapat kelebihan 78

pembayaran atas SPT Masa PPN sebesar Rp 40.119.250,- maka nilai tersebut dikompensasikan ke Masa Pajak bulan April pembetulan 1 (satu). Pada bulan April sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Kurang Bayar sebesar Rp 910.156.834,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Kurang Bayar sebesar Rp 853.691.950,- dan terdapat kelebihan pembayaran atas SPT Masa PPN sebesar Rp 56.464.884,- maka nilai tersebut dikompensasikan ke Masa Pajak bulan Agustus pembetulan 1 (satu). Pada bulan Agustus sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Kurang Bayar sebesar Rp 1.206.230.887,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Kurang Bayar sebesar Rp 1.080.870.506,- dan terdapat kelebihan pembayaran atas SPT Masa PPN sebesar Rp 125.360.381,- maka nilai tersebut dikompensasikan ke Masa Pajak bulan Desember pembetulan 1 (satu). Pada bulan Desember sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Kurang Bayar sebesar Rp 1.110.386.914,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Kurang Bayar sebesar Rp 1.110.620.446,- dan terdapat kekurangan pembayaran atas SPT Masa PPN sebesar Rp 233.532,-. Atas Kurang Bayar ini maka perusahan dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2%. Perhitungan sanksinya adalah 2% x 2 (dua) bulan x Rp 233.532: Rp 9.341,28,- dibulatkan menjadi Rp 9.300,- 2 (dua) bulan terhitung dari 25 Januari 2011 24 Februari 2011. Rekomendasi penulis adalah perusahaan harus lebih teliti dalam pengisian Surat Pemberitahuan Masa PPN agar tidak terlalu sering terjadi pembetulan dan tidak dikenai sanksi atas terjadinya Kurang Bayar terhadap Surat Pemberitahuan Masa PPN. 79

Tabel 4.2 Penyerahan dan Perolehan Pada PT. Mejoi Periode Januari-Desember 2011 Bulan Pajak yang dipungut sendiri DPP (Rp) PPN 10% (Rp) PPN Masukan (Rp) Kompensasi (Rp) KB / ( LB ) (Rp) KB / ( LB ) Karena Pembetulan (Rp) Januari 53.977.579.272 5.397.757.925 2.212.491.912 3.185.266.013 Februari 60.031.965.521 6.003.196.554 3.640.960.943 2.362.235.611 Maret 54.736.988.617 5.473.698.866 6.838.165.804 (1.364.466.938) April 58.596.174.856 5.859.617.487 5.627.044.418 (1.364.466.938) 232.573.069 Mei 56.562.033.388 5.656.203.336 5.590.504.622 65.698.714 Juni 61.234.290.582 6.123.429.054 6.057.331.644 66.097.410 Juli 48.906.561.158 4.890.656.114 4.713.312.401 177.343.713 Agustus 52.209.910.896 5.220.991.088 7.386.766.023 (2.165.774.935) September 45.306.212.567 4.530.621.255 8.793.721.779 (2.165.774.935) (4.263.100.524) September P1 46.881.968.208 4.688.196.820 8.772.972.575 (2.165.774.935) (4.084.775.755) (4.084.775.755) September P2 46.881.968.208 4.688.196.820 8.754.276.887 (2.165.774.935) (4.066.080.067) (4.066.080.067) Oktober 49.624.110.103 4.962.411.007 9.374.126.313 (4.084.775.755) (4.411.715.306) Oktober P1 49.624.110.103 4.962.411.007 6.455.785.834 (4.066.080.067) (1.493.374.827) (1.493.374.827) November 51.051.827.020 5.105.182.698 5.797.882.247 (1.493.374.827) (692.699.549) Desember 45.413.781.070 4.541.378.101 3.449.649.693 (692.699.549) 1.091.728.408 Sumber: Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2011 Keterangan : P1: Pembetulan 1 (satu) P2: Pembetulan 2 (dua) Dilihat dari tabel 4.2 diatas dalam tahun 2011 perusahaan mengalami Lebih Bayar pada bulan Maret, Agustus, September, Oktober, dan November dan mengalamai Kurang Bayar pada bulan Januari, Februari, April, Mei, Juni, Juli dan Desember. Pada bulan Maret mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 1.364.466.938,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan April. 80

Pada bulan Agustus mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 2.165.774.935,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan September. Pada bulan September sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Lebih Bayar sebesar Rp 4.263.100.524,-, setelah dilakukan pembetulan ke-1 (satu) terjadi Lebih Bayar sebesar Rp 4.084.775.755,-, yang dikompensasikan perusahaan ke Masa Pajak bulan Oktober. Perusahaan melakukan pembetulan ke-2 (dua) dan terjadi lebih bayar sebesar Rp 4.066.080.067,-. Atas lebih bayar sebesar Rp 4.066.080.067,- tersebut perusahaan melakukan kompensasi ke Masa Pajak bulan Oktober Pembetulan 1 (satu). Pada bulan Oktober sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Lebih Bayar sebesar Rp 4.411.715.306,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Lebih Bayar sebesar Rp 1.493.374.827,-. Atas Lebih Bayar sebesar Rp 1.493.374.827,- maka perusahaan melakukan kompensasi ke Masa Pajak bulan November. Pada bulan November mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 692.699.549,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan Desember. Rekomendasi penulis adalah perusahaan harus lebih teliti dalam pengisian Surat Pemberitahuan Masa PPN agar tidak terlalu sering terjadi pembetulan. Karena jika sering dilakukan pembetulan maka ada kemungkinan perusahaan akan di periksa oleh Kantor Pajak. 81

Tabel 4.3 Penyerahan dan Perolehan Pada PT. Mejoi Periode Januari-Desember 2012 Bulan Pajak yang dipungut sendiri DPP (Rp) PPN 10% (Rp) PPN Masukan (Rp) Kompensasi (Rp) KB / ( LB ) (Rp) KB / ( LB ) Karena Pembetulan (Rp) Januari 58.851.291.188 5.885.129.113 2.581.934.465 3.303.194.648 Februari 63.101.942.405 6.310.194.235 7.435.873.806 (1.125.679.571) Februari P1 63.101.942.405 6.310.194.235 7.435.873.806 (1.125.679.571) (1.125.679.571) Maret 63.654.418.323 6.365.441.825 4.394.386.706 (1.125.679.571) 1.971.055.119 Maret P1 63.654.418.323 6.365.441.825 4.418.951.587 (1.125.679.571) 1.946.490.238 (24.564.881) April 63.099.266.880 6.309.926.688 5.557.551.258 752.375.430 April P1 63.099.266.880 6.309.926.688 5.551.428.809 758.497.879 6.122.449 Mei 60.872.180.401 6.087.218.035 7.304.562.473 (1.217.344.438) Mei P1 60.872.180.401 6.087.218.035 4.356.393.473 1.730.824.562 2.948.169.000 Juni 53.915.729.001 5.391.572.893 7.420.610.209 (1.217.344.438) (2.029.037.316) Juni P1 53.915.729.001 5.391.572.893 8.224.317.835 (1.217.344.438) (2.832.744.942) (803.707.626) Juli 54.094.564.330 5.409.456.427 7.478.725.991 (2.029.037.316) (2.069.269.564) Agustus 51.123.681.028 5.112.368.096 6.286.875.969 (2.069.269.564) (1.174.507.873) September 54.131.905.567 5.413.190.552 6.346.675.934 (1.174.507.873) (933.485.382) Oktober 53.156.433.588 5.315.643.352 7.240.426.950 (933.485.382) (1.924.783.598) November 57.292.538.302 5.729.253.825 5.821.082.777 (1.924.783.598) (91.828.952) Desember 45.965.884.359 4.596.588.432 4.462.577.950 (116.393.833) 134.010.482 Sumber: Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Tahun 2012 Keterangan : P1: Pembetulan 1 (satu) Dilihat dari tabel 4.3 diatas perusahaan melakukan pembetulan SPT Masa PPN pada bulan Februari, Maret, April, Mei, Juni. Pada bulan Februari sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Lebih Bayar sebesar Rp 1.125.679.571,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Lebih Bayar sebesar Rp 1.125.679.571,-. Pembetulan ini dilakukan karena 82

ada kesalahan dalam lampiran A2 terdapat salah input Nama Pembeli BKP/Penerima BKP dan NPWP. Kesalahan ini dikarenakan Admin Pajak yang sebelumnya kurang teliti dalam pengisian SPT Masa PPN. Pada bulan Maret sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Kurang Bayar sebesar Rp 1.971.055.119,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Kurang Bayar sebesar Rp 1.946.490.238,- dan perusahaan melakukan kelebihan pembayaran atas SPT Masa PPN sebesar Rp 24.564.881,- maka nilai tersebut akan dikompensasikan ke Masa Pajak bulan Desember. Pada bulan April sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Kurang Bayar sebesar Rp 752.375.430,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Kurang Bayar sebesar Rp 758.497.879,- dan perusahaan mengalami kekurangan pembayaran atas SPT Masa PPN sebesar Rp 6.122.449,-. Atas Kurang Bayar ini maka perusahan dikenalan sanksi berupa bunga sebesar 2%. Penghitungan sanksinya adalah 2% x 11 (sebelas) bulan x Rp 6.122.449: Rp 1.346.938,78,- dibulatkan menjadi Rp 1.346.000,-. 11 (sebelas) bulan terhitung dari 28 Mei 2012 7 Maret 2013. Pada bulan Mei sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Lebih Bayar sebesar Rp 1.217.344.438,-, setelah dilakukan pembetulan terjadi Kurang Bayar sebesar Rp 1.730.824.562,- dan perusahaan dan perusahaan mengalami kekurangan pembayaran atas SPT Masa PPN sebesar Rp 2.948.169.000,-. Atas kekurangan bayar ini maka perusahaan dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2%. Perhitungan sanksinya adalah 2% x 8 (delapan) bulan x Rp 2.948.169.000: Rp 471.707.040,- dibulatkan menjadi Rp 471.707.000,-. 8 (delapan) bulan terhitung dari 30 Juni 2012 28 Januari 2013. 83

Pada bulan Juni sebelum dilakukan pembetulan, terdapat Lebih Bayar sebesar Rp 2.029.037.316,-, setelah dilakukan pembetulan terdapat Lebih Bayar sebesar Rp 2.832.744.942,-. Atas Lebih Bayar sebesar Rp 2.029.037.316,- perusahaan melakukan kompensasi ke Masa Pajak bulan Juli dan Rp 803.707.626,- ke Masa Pajak bulan November. Pada bulan Juli mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 2.069.269.562,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan Agustus. Pada bulan Agustus mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 1.174.507.873,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan September. Pada bulan September mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 933.485.382,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan Oktober. Pada bulan Oktober mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 1.924.783.598,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan November. Pada bulan November mengalami Lebih Bayar sebesar Rp 91.828.952,- dan atas Lebih Bayar tersebut perusahaan melakukan kompensasi pada Masa Pajak bulan Desember. Rekomendasi penulis adalah perusahaan harus lebih teliti dalam pengisian Surat Pemberitahuan Masa PPN agar tidak terlalu sering terjadi pembetulan dan tidak dikenai sanksi atas terjadinya Kurang Bayar terhadap Surat Pemberitahuan Masa PPN. 84

4.3. Evaluasi Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak. Ada dua tipe Pajak Masukan, yaitu Pajak Masukan yang bisa dikreditkan dan Pajak Masukan yang tidak bisa dikreditkan. Pajak Masukan yang bisa dikreditkan yaitu Pajak Masukan yang diperkenankan sebagai pengurang Pajak Keluaran dalam satu Masa Pajak tidak sama yang jangka waktunya ditetapkan 3 bulan dari tanggal penerbitan Faktur Pajak sebelum ditetapkan sebagai biaya oleh perusahaan. Sedangkan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan tidak bisa menjadi pengurangan dalam Pajak Keluaran karena sudah melebihi batas waktu 3 (tiga) bulan dari terbitnya Faktur Pajak. Pajak Masukan diakui ketika adanya transaksi perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang sehubungan dengan kegiatan usaha. PT. Mejoi melakukan pembelian dan/atau pemanfaatan, biasanya barang/jasa yang dibutuhkan masing-masing divisi di perusahaan. Divisi yang ingin melakukan pembelian akan membuat Purchase Order yang nantinya akan diberikan ke bagian AP, lalu bagian AP yang akan memproses pembelian tersebut. Untuk beberapa transaksi tidak memungkinkan menggunakan Purchase Order yaitu contohnya Rumah Sakit. Atas pembelian ini vendor akan mengirimkan invoice dan Faktur Pajak jika barang/jasa sudah 85

diterima/sudah dimanfaatkan oleh perusahaan. Bagian AP PT. Mejoi yang akan menerima invoice dan Faktur Pajak atas pembelian dari vendor dan mencocokan dengan Bukti Pengiriman Barang atau Bukti Pengerjaan Jasa. Jika sesuai, bagian AP menginput transaksi ke dalam SAP dan memberikan Faktur Pajak ke Admin Pajak untuk diperiksa, dihitung dan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak. Pembayaran atas perolehan Barang/Jasa Kena Pajak dilakukan setiap hari rabu. Proses pembayaran paling cepat yaitu 7 (tujuh) hari dan paling lama selama 90 (sembilan puluh) hari. Pembayaran ini dilakukan melalui transfer Bank, yaitu Bank yang telah di sepakati, namun sebelumnya akan diproses melalui bagian BDP yaitu bagian Purchasing Filipin yang akan memproses pembayaran, dan sebelum melakukan pembayaran bagian BDP Filipin akan approval terdahulu ke perusahaan. Sarana yang digunakan untuk menentukan besaran Pajak Masukan yang harus dibayarkan atas perolehan Barang dan/atau Jasa Kena Pajak adalah Faktur Pajak. PT. Mejoi menerima Faktur Pajak Masukan atas transaksi pembelian perusahaan dengan vendor-vendor. Faktur Pajak Masukan yang diterima akan diperiksa oleh Admin Pajak jika terdapat kesalahan dalam Faktur Pajak, Faktur Pajak akan dikirim kembali ke vendor untuk di buatkan Faktur Pajak pengganti. Faktur Pajak tersebutlah yang akan menentukan berapa besar Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar oleh perusahaan. Faktur Pajak Masukan ini juga nantinya akan dikreditkan dengan Pajak Keluaran agar diketahui Pajak Pertambahan Nilai Kurang Bayar atau Lebih Bayar. Sehingga jumlah Pajak Masukan sangat 86

mempengaruhi Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang yang akan dibayar perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian pada SPT Masa PPN 2010-2012 dan Faktur Pajak, penulis menemukan masalah yang terdapat dalam Faktur Pajak Masukan PT. Mejoi seperti terdapatya Faktur Pajak Masukan yang tergolong tidak lengkap. Dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 Pasal 13 ayat 1, Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak yang paling sedikitnya memuat: 1. Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP; 2. Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP; 3. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; 4. PPN yang dipungut; 5. PPn BM yang dipungut; 6. Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan 7. Nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Menurut hasil penelitian dan wawancara dengan perusahaan ada beberapa Faktur Pajak Masukan yang tidak dikreditkan karena Faktur Pajak terlambat disampaikan oleh vendor, akibatnya perusahaan tidak bisa mengkreditkan Faktur Pajak Masukan tersebut karena sudah kadaluarsa. Dalam pengkreditan Pajak Masukan, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan 87

sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan. Adapun Faktur Pajak yang diterima PT. Mejoi yang tidak lengkap seperti tidak mencoret pada bagian kalimat (Harga Jual/ Penggantian/ Uang Muka/ Termijn), salah dalam kode dan nomor faktur namun jika ada kesalahan dalam Faktur Pajak Masukan PT. Mejoi tidak mengkreditkan Faktur Pajak tidak lengkap tersebut namun terkadang perusahaan lalai dalam mengkreditkan Faktur Pajak yang tidak lengkap. Ditemukan ada 3 (tiga) Faktur Pajak Masukan pada tahun 2011 yang dikreditkan oleh perusahaan tetapi Faktur Pajak tersebut tidak lengkap, seperti kesalahan penulisan NPWP dan kesalahan dalam menuliskan alamat perusahaan. Apabila pada saat dilakukan pemeriksaan oleh fiskus ditemukannya Pajak Masukan yang seharusnya tidak dapat dikreditkan tetapi dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak maka berdasarkan Pasal 13 ayat (3) Undang- Undang KUP menyebutkan adanya sanksi denda sebesar 100% (seratus persen) dari Pajak Pertambahan Nilai yang Kurang Bayar. Dalam hal Faktur Pajak yang tidak dikreditkan namun bisa dikreditkan PT. Mejoi terkadang tidak meminta penggantian atas Faktur Pajak yang tidak lengkap kepada vendor kecuali nominalnya besar, barulah PT. Mejoi meminta penggantian Faktur Pajak untuk bisa dikreditkan dalam SPT Masa PPN Pembetulan. Rekomendasi dari penulis adalah sebaiknya pada saat menerima Fakur Pajak perusahaan memeriksa dengan teliti Faktur Pajak tersebut dan jika ada kesalahan atau tidak lengkap maka perusahaan meminta Faktur Pajak pengganti kepada vendor yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut dan 88

meminta dengan segera Faktur Pajak pengganti tersebut agar tidak terlambat untuk mengkreditkannya. Perusahaan juga harus lebih teliti lagi dalam mengkreditkan Pajak Masukan. Berikut rekapannya: Tabel 4.4 Rekap Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan Tetapi Tidak Dikreditkan oleh PT. Mejoi Selama tahun 2010-2012 No Bulan Nomor Faktur Pajak DPP 2010 PPN Keterangan 1 November 010.000-10.00005996 6.720.000 672.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 2 Desember 010.000-10.00007444 62.293.501 6.229.350 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 3 Desember 010.000-10.00153126 5.000.000 500.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 2011 No Bulan Nomor Faktur Pajak Keterangan DPP PPN 1 Juli 010.000-11.00042951 1.391.596 139.160 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan (claim) 2 Agustus 010.000-11.00000123 20.408.163 2.040.816 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 3 Agustus 010.000-11.00000045 33.160.000 3.316.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 4 November 010.000-11.00000069 3.500.000 350.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan (diskon) 5 Desember 010.000.11.00032344 4.453.211 445.321 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan (diskon) 6 Desember 010.000.11.00032599 2.610.893 261.089 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan (diskon) 2012 No Bulan Nomor Faktur Pajak Keterangan DPP PPN 1 Juni 010.000-12.00002413 10.200.000 1.020.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 2 Juni 010.000-12.00091693 4.058.400 405.840 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 3 Juni 010.000-12.00002412 7.200.000 720.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 4 Agustus 010.000-12.00025313 7.000.000 700.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 5 Agustus 010.000-12.00003231 10.839.800 1.083.980 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 6 Agustus 010.000-12.00004971 50.971.048 5.097.105 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 7 Agustus 010.000-12.00004224 122.131.250 12.213.125 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan (claim) 8 Agustus 010.000-12.00004132 144.890.850 14.489.085 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan (claim) 9 Agustus 010.000-12.00003913 65.000.000 6.500.000 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 10 Oktober 010.000-12.00006887 18.158.784 1.815.878 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena termasuk JKP 11 Oktober 010.000-12.00142081 669.251 66.925 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 12 Oktober 010.000-12.00152039 1.171.189 117.119 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 13 Oktober 010.000-12.03307290 425.338 42.533 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 14 Oktober 010.000-12.00084355 1.257.332 125.733 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan 15 Oktober 010.000-12.00087842 2.200.331 220.033 Tidak dikreditkan, tetapi bisa dikreditkan karena berhubungan dengan perusahaan Sumber: Faktur Pajak PT. Mejoi Tahun 2010-2012 89

Tabel 4.4 menjelaskan Faktur Pajak Masukan yang tidak dikreditkan oleh perusahaan, tetapi bisa dikreditkan karena transaksi pembelian berhubungan dengan perusahaan. Faktur Pajak Masukan Tahun 2010-2012 tidak dikreditkan karena Faktur Pajak Masukan terlambat disampaikan oleh vendor dan ada sebagian Faktur Pajak tidak lengkap dan perusahaan tidak meminta Faktur Pajak pengganti. Ini mengakibatkan Pajak Masukan menjadi lebih kecil dari pada Pajak Keluaran yang akan mengakibatkan Kurang Bayar didalam Surat Pemberitahuan Masa PPN. Saran dari penulis, ialah perusahaan dengan segera meminta Faktur Pajak Masukan ke vendor-vendor jika Barang/Jasa Kena Pajak sudah sesuai dengan pesanan perusahaan. Sehingga, perusahaan dapat mengkreditkan Pajak Masukan dengan tepat waktu. 90

Tabel 4.5 Evaluasi atas Faktur Pajak yang Tidak Dikreditkan oleh PT. Mejoi Periode 2010-2012 Masa Pajak Perolehan Faktur Pajak yang Tidak Dikreditkan Total Perolehan Setelah Evaluasi Penambahan Pajak Masukan PPN (Rp) DPP (Rp) PPN (Rp) (Rp) (Rp) 2010 November 3.161.162.310 6.720.000 672.000 3.161.834.310 672.000 Desember 4.031.799.978 62.293.501 6.229.350 Desember 5.000.000 500.000 2011 4.038.529.328 6.729.350 Juli 4.713.312.401 1.391.596 139.160 4.713.451.561 139.160 Agustus 7.386.766.023 20.408.163 2.040.816 Agustus 33.160.000 3.316.000 7.392.122.839 5.356.816 November 5.797.882.247 3.500.000 350.000 5.798.232.247 350.000 Desember 4.453.211 445.321 3.449.649.693 Desember 2.610.893 261.089 Juni 2012 10.200.000 1.020.000 Juni 8.224.317.835 4.058.400 405.840 Juni 7.200.000 720.000 Agustus 7.000.000 700.000 Agustus 10.839.800 1.083.980 Agustus 6.286.875.969 50.971.048 5.097.105 Agustus 122.131.250 12.213.125 Agustus 144.890.850 14.489.085 Agustus 65.000.000 6.500.000 Oktober 18.158.784 1.815.878 Oktober 669.251 66.925 Oktober 7.240.426.950 1.171.189 117.119 Oktober 425.338 42.534 Oktober 1.257.332 125.733 Oktober 2.200.331 220.033 Sumber: Surat Pemberitahuan Masa PPN dan Faktur Pajak PT. Mejoi 3.450.356.103 706.410 8.226.463.675 2.145.840 6.326.959.264 40.083.295 7.242.815.173 2.388.223 91

Berdasarkan tabel 4.5, penulis menganalisis perolehan perusahaan selama tahun 2010-2012 setelah dilakukan evaluasi terhadap Faktur Pajak yang dapat dikreditkan namun oleh perusahaan tidak dikreditkan. Pada bulan November 2010 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 3.161.162.310,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 3.161.834.310,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 672.000,-. Pada bulan Desember 2010 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 4.031.799.978,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 4.038.529.328,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 6.729.350,-. Pada bulan Juli 2011 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 4.713.312.401,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 4.713.451.561,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 139.160,-. Pada bulan Agustus 2011 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 7.386.766.023,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 7.392.122.839,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 5.356.816,-. Pada bulan November 2011 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 5.797.882.247,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 5.798.232.247,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 350.000,-. 92

Pada bulan Desember 2011 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 3.449.649,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 3.450.356.103,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 706.410,-. Pada bulan Juni 2012 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 8.224.317.835,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 8.226.463.675,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 2.145.840,-. Pada bulan Agustus 2012 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 6.286.875.969,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 6.326.959.264,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 40.083.295,-. Pada bulan Oktober 2012 Pajak Masukan perusahaan sebesar Rp 7.240.426.950,-, namun karena ada Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan, maka Pajak Masukan setelah evaluasi sebesar Rp 7.242.815.173,-. Maka penambahan Pajak Masukan sebesar Rp 2.388.223,-. 93

Tabel 4.6 Rekap Faktur Pajak Masukan yang Tidak Lengkap Pada PT. Mejoi No Bulan Nomor Faktur Pajak DPP 2011 PPN Keterangan 1 Januari 010.000-11.00000014 18.062.623 1.806.262 Dikreditkan tetapi tidak lengkap karena NPWP perusahaan salah. 2 September 010.000-11.00006458 2.672.727 267.272 Dikreditkan tetapi tidak lengkap karena alamat perusahaan salah. 3 September 010.000-11.00006457 509.091 50.909 Dikreditkan tetapi tidak lengkap karena alamat perusahaan salah. Sumber: Faktur Pajak PT. Mejoi Tahun 2011 Tabel 4.6 menjelaskan Faktur Pajak tidak lengkap karena salah menulis NPWP dan alamat perusahaan. Faktur Pajak tersebut dikreditkan oleh perusahaan. Dalam hal ini PT. Mejoi dikenakan sanksi administrasi sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) kerena telah mengkreditkan Faktur Pajak tidak lengkap. Perhitungan sanksi: Januari: Rp 18.062.623 x 2% : Rp 361.252,- September: Rp 3.181.818 x 2% : Rp 63.636,- Total sanksi : Rp 424.889,- Berikut adalah hasil evaluasi yang dilakukan penulis atas Pajak Masukan PT. Mejoi: 94

Tabel 4.7 Evaluasi Pajak Masukan Januari-Desember 2010 Pada PT. Mejoi Bulan Perolehan sebelum evaluasi Perolehan setelah evaluasi Selisih (Rp) DPP (Rp) PPN (Rp) DPP(Rp) PPN(Rp) Januari 38.020.132.947 3.802.016.031 38.020.132.947 3.802.016.031 - Februari 39.008.323.983 3.900.838.753 39.008.323.983 3.900.838.753 - Maret 49.819.857.647 4.981.996.725 49.819.857.647 4.981.996.725 - April 48.782.057.884 4.918.329.401 48.782.057.884 4.918.329.401 - Mei 33.055.038.903 3.356.305.602 33.055.038.903 3.356.305.602 - Juni 47.871.582.420 4.787.168.820 47.871.582.420 4.787.168.820 - Juli 30.001.159.488 3.000.123.416 30.001.159.488 3.000.123.416 - Agustus 55.724.547.266 5.628.926.713 55.724.547.266 5.628.926.713 - September 19.247.133.382 1.924.715.559 19.247.133.382 1.924.715.559 - Oktober 51.152.484.743 5.115.257.542 51.152.484.743 5.115.257.542 - November 31.611.543.313 3.161.162.310 31.618.263.313 3.161.834.310 672.000 Desember 39.064.333.207 4.031.799.978 39.131.626.707 4.038.529.328 6.729.350 Jumlah 483.358.195.183 48.608.640.850 483.432.208.684 48.616.042.200 7.401.350 Sumber: Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi Tahun 2010 Dilihat dari tabel 4.7, penulis melakukan evaluasi perolehan disebabkan adanya Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan. Oleh karena itu pada bulan November dan Desember terdapat selisih dengan total sebesar Rp 7.401.350,-. Total selisih tersebut adalah Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan. Hal ini mempengaruhi kecilnya Pajak Masukan yang nantinya yang akan dikreditkan. 95

Tabel 4.8 Evaluasi Pajak Masukan Januari-Desember 2011 Pada PT. Mejoi Bulan Perolehan sebelum evaluasi Perolehan setelah evaluasi Selisih (Rp) DPP (Rp) PPN (Rp) DPP (Rp) PPN (Rp) Januari 22.124.893.613 2.212.491.912 22.106.830.993 2.210.685.650 (1.806.262) Februari 36.409.551.254 3.640.960.943 36.409.551.254 3.640.960.943 - Maret 68.381.658.039 6.838.165.804 68.381.658.039 6.838.165.804 - April 42.625.734.197 5.627.044.418 42.625.734.197 5.627.044.418 - Mei 55.904.939.021 5.590.504.622 55.904.939.021 5.590.504.622 - Juni 60.573.183.347 6.057.331.644 60.573.183.347 6.057.331.644 - Juli 47.133.072.357 4.713.312.401 47.134.463.957 4.713.451.561 139.160 Agustus 73.867.660.225 7.386.766.023 73.921.228.385 7.392.122.839 5.356.816 September 65.884.908.070 8.754.276.887 65.881.726.260 8.753.958.706 (318.181) Oktober 23.897.058.007 6.455.785.834 23.897.058.007 6.455.785.834 - November 43.045.074.850 5.797.882.247 43.048.574.850 5.798.232.247 350.000 Desember 27.569.501.902 3.449.649.693 27.576.566.002 3.450.356.103 706.410 Jumlah 567.417.234.882 66.524.172.428 567.461.514.312 66.528.600.371 4.427.943 Sumber: Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi Tahun 2011 Dilihat dari tabel 4.8, penulis melakukan evaluasi perolehan disebabkan adanya Faktur Pajak tidak lengkap tetapi dikreditkan dan adanya Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan tetapi dapat dikreditkan. Oleh karena itu pada bulan Januari dan September terdapat selisih dengan total sebesar Rp 2.124.443,-. Total selisih tersebut adalah Faktur Pajak tidak lengkap yang dikreditkan perusahaan, maka perusahaan akan dikenakan sanksi sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak. Pada bulan Juli, Agustus, 96

November, Desember terdapat selisih dengan total sebesar Rp 6.552.386,-. Selisih ini adalah Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan. Hal ini mempengaruhi kecilnya Pajak Masukan yang nantinya akan dikreditkan. Tabel 4.9 Evaluasi Pajak Masukan Januari-Desember 2012 Pada PT. Mejoi Bulan Perolehan sebelum evaluasi Perolehan setelah evaluasi DPP (Rp) PPN (Rp) DPP (Rp) PPN (Rp) Selisih Januari 25.819.344.896 2.581.934.465 25.819.344.896 2.581.934.465 - Februari 74.358.738.478 7.435.873.806 74.358.738.478 7.435.873.806 - Maret 32.932.720.624 4.418.951.587 32.932.720.624 4.418.951.587 - April 55.514.288.749 5.551.428.809 55.514.288.749 5.551.428.809 - Mei 43.563.935.171 4.356.393.473 43.563.935.171 4.356.393.473 - Juni 70.069.734.305 8.224.317.835 70.091.192.705 8.226.463.675 2.145.840 Juli 54.496.887.040 7.478.725.991 54.496.887.040 7.478.725.991 - Agustus 42.176.064.422 6.286.875.969 42.576.897.372 6.326.959.264 40.083.295 September 51.721.681.068 6.346.675.934 51.721.681.068 6.346.675.934 - Oktober 63.069.416.443 7.240.426.950 63.093.298.653 7.242.815.171 2.388.221 November 30.925.916.114 5.821.082.777 30.925.916.114 5.821.082.777 - Desember 43.461.841.933 4.462.577.950 43.461.841.933 4.462.577.950 - Jumlah 588.110.569.243 70.205.265.546 588.556.742.803 70.249.882.902 44.617.356 Sumber: Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi Tahun 2012 Dilihat dari tabel 4.9, penulis melakukan evaluasi perolehan disebabkan adanya Faktur Pajak yang tidak dikreditkan perusahaan. Oleh karena itu pada bulan Juni, Agustus, Oktober terdapat selisih dengan total sebesar Rp 44.617.356,-. Total selisih tersebut adalah Faktur Pajak yang tidak 97

dikreditkan perusahaan. Hal ini mempengaruhi kecilnya Pajak Masukan yang nantinya akan dikreditkan. 4.4. Evaluasi Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Pasal 3 Undang-undang KUP menjelaskan bahwa bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai untuk melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran, pembayaran atau pelunasan pajak yang dilaksanakan sendiri oleh pihak Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak yang telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai sangat penting untuk Pengusaha Kena Pajak. Karena sebagai Wajib Pajak yang sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan kewajiban perpajakannya yaitu melaporkan penyerahan Pajak Pertambahan Nilai dan perolehan Pajak Pertambahan Nilai. Sebagai Pengusaha Kena Pajak harus mengetahui prosedur-prosedur tentang penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dimana dalam hal ini perusahaan wajib mengetahui tata cara pelaksanaan dan tata cara penyetoran dan pelaporan. Hal ini sangat wajib untuk setiap Wajib Pajak yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. 98

Pada saat melakukan penyerahan Barang Kena Pajak terhadap distributor, PT. Mejoi wajib membuatkan Faktur Pajak gabungan dalam satu Masa Pajak untuk satu distributor, dimana Faktur Pajak tersebut adalah gabungan dari transaksi penyerahan dalam satu bulan dan satu distributor. Dalam hal penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, dimana Wajib Pajak menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terhutang ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak. Sarana yang digunakan untuk melakukan penghitungan, penyetoran dan pelaporan yaitu SPT Masa PPN. Kewajiban pelaporan SPT Masa PPN terhutang dalam UU KUP Pasal 3 Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Direktorat Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau di tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Pengisian SPT Masa PPN dilakukan oleh Admin Pajak sedangkan yang menandatanganinya adalah Direktur Keuangan atau perwakilan yang ditunjuk oleh PT. Mejoi. Jika ditandatangani selain oleh Direktur keuangan maka harus dilampirkan Surat Kuasa Khusus. 99

4.4.1. Evaluasi Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan setelah penyerahan BKP dan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh perusahaan pada akhir Masa Pajak. Penyetoran ini dilakukan untuk memenuhi kewajiban perpajakan sebagai PKP. Pajak Pertambahan Nilai pada akhir Masa Pajak harus disetorkan apabila Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, selisihnya merupakan besaran Pajak Pertambahan Nilai yang harus di setorkan oleh PKP ataupun melakukan restitusi atau kompensasi jika Pajak Masukan Lebih Besar dari Pajak Keluaran tetapi perusahaan wajib melaporkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Pada peraturan sebelumnya jatuh tempo penyetoran Pajak Pertambahan Nilai pada tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Hal tersebut diatur dalam PMK No. 184/PMK.03/2007 Pasal 2 ayat (13). Pada peraturan terbaru yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 Pasal (2A), sejak 1 April 2010, penyetoran paling lambat disetorkan pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai di sampaikan sesuai peraturan yang berlaku. Jika akhir bulan tersebut hari libur, maka penyetoran paling lambat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Apabila perusahaan tidak melakukan pembayaran ataupun penyetoran Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 9 100

ayat 2a, Pengusaha Kena Pajak akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang terhutang dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sampai tanggal pembayaran. Pembayaran dan Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai harus dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dibuat 5 (lima) rangkap dengan peruntukan sebagai berikut: a. Lembar ke-1 : Untuk PT. Mejoi. b. Lembar ke-2 : Untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). c. Lembar ke-3 : Untuk PT. Mejoi yang akan di lampirkan pada Surat Pemberitahuna Masa Pajak Pertambahan Nilai. d. Lembar ke-4 : Untuk Kantor Penerimaan Pembayaran e. Lembar ke-5 : Untuk arsip Pemungut/Pihak Lain Berikut ini merupakan penjabaran tanggal penyetoran Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi selama tahun 2010-2012: 101

Tabel 4.10 Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi Masa Pajak 2010 Periode Januari-Desember 2010 Tanggal Penyetoran Pajak Sesuai/Tidak dengan UU PPN No 18 Tahun 2000/UU PPN No 42 Tahun 2009 Januari 15 Februari 2010 Sesuai UU Februari 15 Maret 2010 Sesuai UU Februari (pemb 1) - - Maret 15 April 2010 Sesuai UU April 14 Mei 2010 Sesuai UU April (pemb 1) - - Mei 15 Juni 2010 Sesuai UU Juni 15 Juli 2010 Sesuai UU Juli 13 Agustus 2010 Sesuai UU Agustus 15 September 2010 Sesuai UU Agustus (pemb 1) - - September 15 Oktober 2010 Sesuai UU Oktober 15 Nopember 2010 Sesuai UU November 15 Desember 2010 Sesuai UU Desember 25 Januari 2011 Sesuai UU Desember (pemb 1) 24 Februari 2011 Sesuai UU Sumber: Surat Setoran Pajak PT. Mejoi Tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa PT. Mejoi tidak terlambat dalam melakukan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai selama tahun 2010. Untuk SPT Masa PPN Pembetulan tidak terjadi Kurang Bayar sehingga perusahaan tidak perlu melakukan penyetoran SPT Masa PPN Pembetulan. Meskipun peraturan terbaru menyebutkan sejak bulan April jatuh tempo penyetoran adalah pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, tetapi PT. Mejoi tetap melakukan penyetoran SPT Masa PPN pada tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya. Dari hasil wawancara terhadap Admin Pajak, hal ini terjadi karena Admin 102

Pajak sudah terbiasa menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai pada tanggal 15 (lima belas). Hal ini tidak melanggar peraturan, tetapi baik untuk perusahaan karena memperkecil adanya keterlambat dalam penyetoran. Tabel 4.11 Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai PT. Mejoi Masa Pajak 2011 Periode Januari-Desember 2011 Tanggal Penyetoran Pajak Sesuai/Tidak dengan UU PPN No 42 Tahun 2009 Januari 24 Februari 2011 Sesuai UU Februari 21 Maret 2011 Sesuai UU Maret - - April 27 Mei 2011 Sesuai UU Mei 28 Juni 2011 Sesuai UU Juni 28 Juli 2011 Sesuai UU Juli 25 Agustus 2011 Sesuai UU Agustus - - September - - September (pemb 1) - - September (pemb 2) - - Oktober - - Oktober (pemb 1) - - November - - Desember 30 Januari 2012 Sesuai UU Sumber: Surat Setoran Pajak PT. Mejoi Tahun 2011 Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa PT. Mejoi tidak terlambat dalam melakukan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai selama tahun 2011. Untuk SPT Masa PPN Pembetulan tidak terjadi Kurang Bayar sehingga perusahaan tidak perlu melakukan penyetoran SPT Masa PPN Pembetulan. Pada Masa Pajak bulan Maret, Agustus, September, Oktober dan November tidak melakukan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dikarenakan kondisi Lebih Bayar pada Masa Pajak tersebut. 103