Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk khususnya melalui media cetak. Menurut Rhenald Khasali (1995:99)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer

penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi (Hadi, 2015).Di samping itu, ternyata gaya busana muslim Indonesia kini menjadi trend setter di Asia

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1.1 Pendekatan komunikasi (pendekatan visual dan verbal)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. pemecahan masalah dengan melakukan promosi. Salah satunya. dengan cara menggugah emosi target sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha di Indonesia dewasa ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hal. 3.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat yang disebabkan oleh adanya ide kreatif dan inovatif dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memilih produk yang sesuai dengan harapannya. Konsekuensi dari perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri kreatif atau biasa disebut ekonomi kreatif. Pada tahun 2012, ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan hidup yang berbasis pada langkah-langkah sehat. Jika tubuh kita

Minggu 2 Metode Penelitian Visual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

juga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Judul : Kreatifitas Desain Kaos dan Baju

BAB I PENDAHULUAN. Di Era modern ini, perkembangan foto dan printing mengalami peningkatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Pakaian dapat menjadi salah satu penanda yang paling jelas dari penampilan luar, yang membuat seseorang berbeda dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok atau komunitas tertentu. Fashion bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial yang dapat mengekspresikan suatu identitas tertentu. Fashion juga bisa di metaforakan sebagai kulit sosial yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup, serta menjadi bagian dari kehidupan sosial. di sisi lain fashion dan pakaian dapat diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok yang meliputi gaya, budaya, cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu yang mencakup tentang tata pakaian, potongan rambut, corak. hiasan, dan sebagainya. Fashion sudah menjadi trend di kalangan masyarakat modern, bahkan sudah menjadi budaya yang terus melekat dan berkembang dari masa ke masa. Tidak ada batasan usia untuk masyarakat yang ingin mengkuti perkembangan fashion. Jika kita berbicara tentang fashion sebagai budaya, Indonesia menjadi salah satu negara yang menganut beberapa budaya fashion. Salah satu budaya fashion yang ada di Indonesia adalah budaya fashion hijab bagi kaum perempuan. Budaya fashion hijab sudah menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Namun, munculah fenomena yang saat ini di perbincangkan di Indonesia yaitu penyalahgunaan pemakaian busana hijab. Kejadian yang menghebohkan terjadi dimana busana hijab yang seharusnya menjadi busana untuk menutupi aurat menjadi busana yang dipakai untuk sekedar gaya dan mengikuti trend masa kini. Selain itu banyak juga kaum wanita yang berbusana hijab namun masih menunjukan lekuk tubuh, padahal dalam ayat suci Al-Quran hal itu diharamkan. Fenomena selanjutnya adalah dimana busana hijab di Indonesia menjadi kategori busana kelas atas dan harga nya cenderung tinggi, ditambah lagi dengan muncul nya macam macam tipe kerudung hijab dengan bentuk

tertentu dan model baru busana muslim dengan beberapa tambahan motif dan pelengkap yang eksklusif dan elegan. Sebagai salah satu negara dengan tingkat persaingan industri yang sangat tinggi, Indonesia menjadi salah satu Negara pengrajin busana hijab salah satunya adalah Kota Bandung. Berbagai merek produsen busana hijab berlomba lomba agar produk nya diminati oleh kaum perempuan penikmat busana hijab. Tidak jarang para produsen busana hijab bersaing membuat busana terbaik agar di minati pengguna nya, sebagai contoh merek Shafira, ZOYA, dan Rabbani. Ketiga merek tersebut saat ini menjadi merek yang sering disebut oleh para kaum perempuan penikmat fashion hijab. Demi meraih konsumen para produsen busana hijab menggunakan beberapa media sebagai promosi. Contoh media cetak tabloid, iklan majalah, koran, banner, spanduk, dan lain-lain. Contoh media digital seperti iklan TV, Product Placement, bahkan ada beberapa merek yang menggunakan public figure atau selebritis sebagai brand ambassador untuk mempromosikan produknya. Semua itu sangat berkaitan erat dengan sarana visual dan grafis terutama dalam bidang fotografi. Fotografi bisa dikatakan sebagai sebuah aktivitas mengabadikan gambar menggunakan kamera. Sebagai sarana visual, sebuah foto dapat menyampaikan pesan maupun suatu value tertentu. Foto juga bisa menjelaskan tentang cerita, kejadian, permasalahan, maupun apa yang terjadi pada waktu tertentu. Fotografi tidak hanya digunakan untuk mengabadikan momen saja, namun di Indonesia sendiri fotografi juga digunakan sebagai sarana media promosi untuk kebutuhan industri. Ada beberapa macam kategori untuk fotografi industri salah satunya yaitu fotografi di bidang fashion. Fotografi ini biasa digunakan untuk mempromosikan produk-produk primer yang sudah dikenal di masyarakat. Mengingat kembali tentang industri fashion hijab yang tergolong High Fashion, sebetulnya diluar sana masih bayak produk fashion hijab yang memiliki kualitas setara dengan merek ternama dengan harga yang relatif terjangkau dan memiliki desain serta pola pakaian yang sesuai dengan ajaran agama islam. Salah satunya adalah THIA LABEL. THIA LABEL adalah salah satu produsen dan pengrajin busana hijab yang ada di kota Bandung. Produk yang dihasilkan THIA LABEL berupa baju muslim, Sepatu, dan

beberapa aksesoris busana hijab. Selain model yang bervariatif dan corak warna yang unik, kualitas produk yang bagus dan harga yang terjangkau adalah salah satu kelebihan dari THIA LABEL. Saat ini THIA LABEL lebih mengandalkan media sosial sebagai sarana promosi, akan tetapi dengan adanya pesaing besar seperti Shafira, Rabbani, dan ZOYA, THIA LABEL meningkatkan penjualan. Unsur visual yang ada di beberapa media sosial THIA LABEL kurang menarik dan media promosi yang digunakan pun terbilang kurang berhasil menarik perhatian konsumen. Semua ini membuat nama THIA LABEL tidak tertanam di benak konsumen. Untuk itu THIA LABEL membutuhkan tambahan media visual untuk sarana promosi. Maka dari itu penulis berpendapat bahwa fotografi adalah salah satu cara yang tepat untuk menginformasikan THIA LABEL dan meningkatkan daya tarik untuk konsumen. Penulis memutuskan untuk membuat perancangan fotografi untuk THIA LABEL, dan akan berkerjasama dengan seorang desainer grafis yang hasil akhirnya akan di implementasikan kedalambeberapa media promosi. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. a) Fenomena busana fashion hijab menjadi kategori high fashion dengan harga yang relative tinggi. b) Munculnya merek ternama dan pesaing yang lebih unggul. c) THIA LABEL kurang di minati oleh masyarakat khususnya di Kota Bandung. d) THIA LABEL memerlukan sebuah media yang bisa meyakinkan konsumen untuk membeli produk dan sebagai sarana promo guna menginformasikan nilai dan identitas yang dimiliki. 1.2.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dihadapi dalam perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut, Bagaimana merancang fotografi dengan menekankan nilai dan identitas untuk meningatkan daya tarik konsumen terhadap THIA LABEL.

1.3 Ruang Lingkup Dalam kaitannya dengan bidang studi Desain Komunikasi Visual, berikut ini adalah batasan masalah yang akan dilakukan selama proyek tugas akhir ini, adalah: 1. Penulis akan membuat perancangan fotografi untuk THIA LABEL, yang hasilnya akan di implementasikan ke beberapa media promosi. 2. Perancangan ini ditujukan bagi kalangan perempuan remaja dan dewasa umur 30-40 tahun dan merupakan golongan ekonomi menengah yang menyukai busana hijab. 3. Waktu perancangan Tugas Akhir ini dilakukan dari bulan Februari hingga Agustus 2015, sedangkan penggunaan hasil perancangan fotografi akan dimuat ke beberapa media sosial pada 1 Juli hingga 30 september 2015. Lokasi penelitian berada di toko THIA LABEL di Jalan Burangrang no.40, Bandung. Kemudian lokasi perancangan fotografi dilaksanakan di kota Bandung. 1.4 Tujuan Perancangan Perancangan fotografi ini bertujuan untuk, Menginformasikan nilai dan identitas THIA LABEL agar lebih diminati oleh masyarakat Kota Bandung maupun Luar Kota. 1.5 Metode Pengumpulan Data A. Wawancara Menurut Sugiono (2009:317) : Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara akan dilakukan secara langsung terhadap pemilik THIA LABEL yaitu Fathia Pratiwi untuk mendapatkan data yang akurat dan untuk mengetahui masalah apa saja yang dialami oleh THIA LABEL serta apa saja yang dibutuhkan THIA LABEL agar perancangan fotografi berjalan dengan baik. Selain itu penulis juga akan mewawancarai fotografer fashion yang ada di Kota Bandung yaitu Aldhy Eka Putra

untuk mendapatkan seputar informasi secara teknis tentang bagaimana dan apa saja yang dibutuhkan untuk merancang fotografi. B. Kuesioner Suharsimi Arikunto (2006:151) menjelaskan angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menyebarkan kuesioner kepada target audience dan komunitas hijabers di Kota Bandung untuk mendapatkan data yang diperlukan demi lancarnya perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL. C. Studi Pustaka Nazir (1988:112). Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan Penulis mencari data dengan cara mengumpulkan materi-materi melalui buku-buku desain, literature fashion, fotografi, busana muslim, dan internet untuk memperoleh teori-teori yang dibutuhkan. Selain itu data sekunder dari penelitian serupa akan dipergunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. D. Observasi Menurut Supardi (2006:88) : Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa metode observasi sebagai alat pengumpul data adalah kegiatan pengamatan (secara inderawi) yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati. Penulis akan melakukan pengamatan objek pengamatan identitas visual terdahulu, pesaing, dan data lainnya. Proses pengamatan ini berlangsung di lokasi toko THIA LABEL di kota Bandung dan melalui percakapan personal maupun pesan singkat dengan pemilik THIA LABEL dari bulan Februari hingga Agustus 2015. 1.6 Analisis Analisi Matriks

Tjetjep Rohendi Rohidi (2011 : 247-249) menjelaskan bahwa matriks merupakan alat yang rapi baik bagi pengelolaan informasi maupun bagi analisis. Sebuah matriks memuat kolom dan baris, yang memunculkan dua dimensi yang berbeda, konsep atau seperangkat informasi. Matriks juga sangat berguna untuk membuat perbandingan seperangkat data, misal mengidentifikasi perbedaan dan persamaan data dalam penelitian. 1.7 Kerangka Penelitian Latar Belakang Masalah Fenomena busana fashion hijab yang menjadi kategori busana kelas atas Kurangnya minat konsumen terhadap THIA LABEL

Ide Perancangan fotografi untuk menginformasikan nilai dan identitas THIA LABEL Memberitahukan bahwa fashion hijab tidak harus didapat dengan harga yang relatif mahal melalui produk THIA LABEL Analisis Data Wawancara Studi Pustaka Observasi Kuesioner Konsep Perancangan Perancangan fotografi Hasil Perancangan Media visual berupa foto Teori Teori Fotografi Teori Layout Teori Fashion Teori Hijab Teori Periklanan Hasil Akhir Kaum perempuan penikmat busana fashion hijab mengerti tata cara berbusana hijab serta bisa mendapatkan busana hijab dengan harga terjangkau dan THIA LABEL dapat meningkatkan penjualan B Bagan 1.1 Kerangka Penelitian (Sumber: Dokumentasi pribadi) 1.8 Pembabakan Bab I Pendahuluan Menjelaskan tentang, latar belakang, permasalahan, ruang lingkup, tujuan perancangan, teknik pengumpulan data, kerangka perancangan serta pembabakan.

Bab II Dasar Pemikiran Menjelaskan tentang teori fotografi, teori warna, teori layout, fotografi komersil, dan teori-teori lainnya yang dirasa perlu dalam proses perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL Bab III Data dan Analisis Masalah Data Menjelaskan data tentang yang berkaitan dengan data pemberi proyek, data produk atau ide yang akan digarap, data khalayak sasaran, data hasil observasi, wawancara, dan data-data lainnya yang dianggap perlu dalam proses perancangan perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL Analisis Menjelaskan teori-teori yang sudah diterapkan pada dasar pemikiran yang kemudian dihubungkan dengan data yang telah dikumpulkan, untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dan memberi solusi yang tepat dalam proses perancangan fotografi. Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Menjelaskan tentang perancangan konsep yang akan digunakan dalam perancangan fotografi busana hijab THIA LABEL. Seperti konsep pesan, konsep kreatif, konsep visual dan konsep media. Bab V Penutup Menjelaskan tentang kesimpulan, saran dan masukan yang didapat selama proses pembuatan tugas akhir dan juga selama proses sidang.