HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN MENJALANKAN SHALAT DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pribadi yang memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi. Dengan percaya diri

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AYAT SUCI AL-QUR AN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA IBU YANG HAMIL PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB)

HUBUNGAN ANTARA AKTUALISASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN RISIKO PADA REMAJA ANGGOTA KLUB FREESTYLE MOTOR DI SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Muhammadiyah Surakarta

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM PUBLIC SPEAKING NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AYAT SUCI AL-QUR AN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan keragu-raguan, ataupun kecemasan. Misalnya ketika seseorang diminta

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

PENGARUH REWARD AND PUNISHMENT

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATION DENGAN KEPUASAN KERJA

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA

KAITAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN PERILAKU ASERTIF

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA MAHASISWA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KONFORMITAS KELOMPOK DENGAN PEILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS UNGGULAN SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERORIENTASI PADA PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI KERJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN CV. INA KARYA JAYA KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

Oleh: MIRANTI ANGGARA MEGA F

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA N 10 PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RASA HUMOR DAN STRES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SMP NEGERI 4 CEPU S K R I P S I. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Keyword A. Pendahuluan B. Metode

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: ENY HIDAYATI A

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI

TWINNING PROGRAM FAKULTAS PSIKOLOGI / FAKULTAS AGAMA ISLAM

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SKRIPSI

SIKAP REMAJA TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRA NIKAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MINAT PROFESI GURU TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN ANGKATAN 2010

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

SKRIPSI. Oleh : ERNA IRIYANI F

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA SKRIPSI. Derajat Sarjana S-1

Disusun oleh : A FAKULTA

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

HUBUNGAN ANTARA MODAL PSIKOLOGI DENGAN KINERJA GURU. Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1) Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BEREMPATI DENGAN KECENDERUNGAN BURN-OUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI GROBOGAN

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN SKRIPSI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN MENJALANKAN SHALAT DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat Mencapai Derajat S-1 Program Studi Psikologi Disusun Oleh : OKTORA RINJANI F. 100104004 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN MENJALANKAN SHALAT DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : OKTORA RINJANI F. 100 104 004 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ii

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN MENJALANKAN SHALAT DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun oleh : OKTORA RINJANI F. 100 104 004 Telah disetuj r-r i untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pembimbing Utarna Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si.,Psi Tanggal, l3 Desember 2014 lil

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN MENJALANKAN SHALAT DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Yang dipersiapkan dan disusun oleh : OKTORA RINJANI F. 100 104 004 Penguji utama Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si.,Psi Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal l3 Desember 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat n Pengujipendamping I Dra. Zahrotul Uyun, M.Si.,Psi Penguji pendamping II Dra.Partini,M.Si.,Psi $ryry: Surakafta, 13 Desernber 201 4 h Surakarta ias Psi@logi ffi {iffi 3"ffi

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN MENJALANKAN SHALAT DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Oktora Rinjani Susatyo Yuwono, S.Psi., M.si.,Psi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta rararebel@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri pada mentor kegiatan mentoring UMS. Populasi dalam penelitian ini adalah mentor kegiatan mentoring Universitas Muhammadiyah Surakarta. Peneliti menggunakan teknik simple random sampling, yaitu dengan melakukan random terhadap 12 fakultas yang ada di Universitas Muhammadiyah Surakarta, subjek yang terpilih dalam penelitian ini adalah para mentor kegiatan mentoring UMS di fakultas Hukum, fakultas Geografi dan fakultas Agama Islam yang berjumlah 108 subjek. Metode pengumpulan data menggunakan skala kedisiplinan menjalankan shalat dengan skala kepercayaan diri. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi produt moment. Berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,412; p = 0,000 (p < 0,05) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri. Sumbangan efektif antara variabel kedisiplinan menjalankan shalat terhadap kepercayaan diri sebesar 17%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri pada mentor kegiatan mentoring UMS. Kata kunci : Kedisiplinan Menjalankan Shalat, Kepercayaan Diri v

PENDAHULUAN Percaya diri diri dibutuhkan oleh banyak orang, tidak terkecuali para mentor kegiatan mentoring. Para mentor merupakan pengajar dalam kegiatan mentoring, para mentor mengajar para mahasiswa dalam hal keagamaan seperti mengaji dan diskusi tentang hal agama. Mentoring merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap hari sabtu yang dilaksanakan di semua fakultas di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Seorang pementor dituntut untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena mereka harus tampil didepan banyak mahasiswa dan diharuskan untuk beradaptasi dengan mahasiswa yang awalnya belum mereka kenal. Karena para pementor mempunyai tanggung jawab untuk mengajarkan para mahasiswa dalam hal keagamaan. Seorang pementor yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan lebih tenang ketika mengajar dalam mentoring. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbgai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002). Rasa percaya diri atau yang lebih sering dikenal dengan kata PD, merupakan salah satu sifat atau watak yang ada di dalam diri manusia. Orang yang mempunyai rasa percaya diri tinggi pasti akan melakukan segala hal yang ia sukai tanpa ada beban sedikitpun. Sedangkan orang yang kurang mempunyai rasa percaya diri pasti akan berpikir beberapa kali untuk melakukan sesuatu yang ia sukai. Kurang percaya diri berarti juga meragukan kemampuan diri sendiri, dan ini jelas merupakan bibit ketegangan (Yulianto, 2006). Hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tangga 10 Maret dengan tiga pementor kegiatan mentoring terkait dengan kepercayaan diri terdapat beberapa hal yang menjadi fenomena pokok yang menarik untuk diteliti dimana beberapa mahasiswa yang mementori kegiatan mentoring memiliki masalah kapan ketika mereka harus berhadapan dengan orang banyak, ragu mengungkapkan pendapat 1

hingga mengakibatkan hilangnya segala sesuatu yang telah direncanakan diawal, serta merasa cemas ketika berhadapan dengan orang baru. Fenomena di atas juga menunjukkan bahwa krisis kepercayaan diri bisa terjadi pada pementor yang seharusnya bisa lebih percaya diri dibandingkan dengan orang lain yang tidak menjadi pementor. Orang mempunyai rasa percaya diri pasti akan selalu berpikiran positif, dan akan lebih menghargai dirinya sendiri, dan akan berbuat sesuatu agar dirinya lebih bernilai dan berharga. Komunikasi dan interaksi terhadap orang lain juga sangat penting dalam meningkatkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan kepercayaan diri. Aktif berinteraksi seperti banyak bicara dan berdiskusi mengenai pelajaran, masalah-masalah atau kejadian-kejadian (Zainuddin, 2013). Dengan cara beribadah pun orang dapat membuat dirinya lebih mempunyai nilai yang positif. Sesuai dengan salah satu faktor kepercayaan diri menurut Hakim (2002) yaitu pendidikan non formal salah satunya adalah dengan mengkuti kegiatan keagamaan misalnya dengan shalat, bila kita melaksanakan shalat kita pasti akan lebih percaya diri. Karena dengan menjalankan shlat kita sudah menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Apalagi jika kita menjalankan shalat dengan tepat waktu dan tidak menunda-nundanya, kepercayaan diri kita sudah pasti meningkat. Karena jika kita menunda nunda mengerjakan shalat kita sama saja termasuk ke dalam golongan orang malas yaitu golongan yang tidak disukai oleh Allah SWT. Menurut Haryanto (2002), Shalat senantiasa mengajarkan kepada umat islam untuk disiplin, taat waktu, sekaligus menghargai waktu itu sendiri, dan kerja keras. Hal ini sangat penting karena berkaitan dengan ketaatan pada aturan dan supremasi hukum. Sebenarnya masalah waktu telah ditegaskan dalam Al Qur an dengan sumpah Allah yang berkaitan dengan waktu, misalnya: Demi waktu (Ashar); demi waktu fajar, demi waktu dhuha. 2

Jadi kita wajib menerapkan apa yang diperintahkan oleh Allah yaitu, disiplin dalam hal shalat karena itu sudah merupakan suatu kewajiban yang diajarkan dalam Al Qur an. Dengan kita disiplin menjalankan shalat maka nilai yang ada dalam diri kita semakin meningkat, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri. Menurut Hakim (2002) kepercayaan diri bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbgai tujuan di dalam hidupnya. Kepercayaan diri menurut Elfiky (2012) adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta memperbaiki diri. Kepercayaan diri merupakan kekuatan yang dapat mengatur langkah ke depan sehingga individu mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan (Sugiarti, 2011). Menurut Pribadi (2012) kepercayaan diri juga merupakan modal dasar untuk pengembangan dalam aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan dalam diri). Berani bertindak dan mengambil kesempatan yang dihadapinya. Menurut Lauster (2000), ada beberapa aspek dari rasa percaya diri sebagai berikut: a. Individu yakin terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini didasari oleh adanya keinginan terhadap kekuatan, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki. b. Individu diterima oleh kelompoknya. Hal ini dilandasi oleh adanya keyakinan terhadap kemampuan dalam bersosialisasi. c. Individu memiliki ketenangan sikap. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang menurut Hakim (2002) : a. Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan kepercayaan diri seseorang, dalam membentuk kepercayaan diri tersebut 3

keluarga mengajarkan berbagai hal salah satunya dengan menjalankan shalat secara disiplin, karena dengan disiplin menjalankan shalat kita telah menjalankan salah satu kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. b. Pendidikan formal Sekolah bisa dikatan sebagai lingkungan kedua bagi anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang paling berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga di rumah. c. Pendidikan non formal Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan kepribadian yang penuh rasa percaya diri adalah memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri sendiri dan orang lain. Adapun penanaman disiplin adalah usaha melatih dan mengajarkan seseorang untuk selalu bertindak sesuai dengan peraturan yang ada secara suka rela (Aeni, 2011). Papalia (2009) dalam bukunya mengatakan bahwa disiplin merupakan metode pembentukan karakter serta pengajaran kontrol diri dan perilaku yang dianggap pantas. Hal ini dapat menjadi alat yang baik untuk sosialisasi dengan tujuan mengembangkan disiplin diri. Kedisiplinan menjalankan shalat adalah menjalankan serangkaian gerakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam secara tepat waktu dan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh agama. Aspek kedisiplinan yang dituliskan oleh Prijodarminto (1992) terkait dengan penelitian ini yaitu kedisiplinan menjalanka shalat maka aspek kedisiplinan menjalankan shalat adalah: 1. Sikap mental (mental attitude) yang dimaksud adalah sikap taat dan tertib terhadap syarat-syarat shalat yang telah ditentukan oleh agama. 2. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang berlaku dalam mengerjakan shalat, dimaksudkan agar pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang 4

mendalam untuk mencapai keberhasilan. 3. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib Kepatuhan ini dapat diekspresikan atau dipelihatkan melalui perilaku yang disiplin, tertib dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan shalat. Faktor-faktor penyebab kedisiplinan menurut Prijodarminto (1992) yaitu: 1. Faktor keluarga Sikap disiplin harus ditanamkan sejak dini, yang mana penanaman sejak dini ini harus diterapkan di dalam kehidupan keluarga. 2. Faktor sekolah Usaha untuk menanamkan kedisiplinan anak di sekolah diterapkan secara kontinu oleh pihak sekolah. 3. Faktor masyarakat Lingkungan lain yang tidak kalah penting dalam usaha penanaman kedisiplinan adalah lingkungan masyarakat. Disiplin merupakan cara masyarakat dalam mengajarkan anak mengenai perilaku moral yang disetujui kelompok dimana dalam diperlukan unsur kesukarelaan dan adanya kesadaran diri. Artinya, kemauan dan kemampuan untuk berperilaku sesuai aturan yang disetujui kelompok muncul dari dalam diri tanpa adanya paksaan (Aulina, 2013). Kepercayaan diri pada setiap individu akan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh sejauhmana penerimaan masyarakat pada individu. Jika mereka merasa dirinya diterima maka akan muncul perasaan aman dan nyaman untuk melakukan segala hal yang mereka inginkan. Kepercayaan diri merupakan pandangan sikap dan keyakinan remaja dalam menghadapi suatu tugas dan pekerjaan. Tidak adanya percaya diri, seseorang tidak dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia yang utuh dalam kehidupan masyarakat. Kepercayaan diri akan memperkuat motivasi mencapai keberhasilan, karena semakin tinggi kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, semakin kuat pula 5

semangat untuk menyelesaikan segala pekerjaannya (Ashriati, 2006). Suhardita (2011) mengatakan bahwa Konsep percaya diri pada dasarnya merupakan suatu keyakinan untuk menjalani kehidupan, mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan sendiri pada diri sendiri bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu. Artinya keyakinan dan percaya diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukanya. Misalnya saja dalam kedisiplinan shalat. Penelitian yang dilakukan oleh Adi (dalam Mulyadi, 2006) membuktikan bahwa terdapat hubungan antara keteraturan menjalankan shalat dan penurunan kecemasan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarni (2013) pada mahasiswa Fakultas Psikologi UMM memperoleh hasil bahwa semakin tinggi kepercayaan diri mahasiswa maka semakin rendah kecemasan komunikasi di depan umum pada mahasiswa, begitu juga sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri mahasiswa maka semakin tinggi kecemasan komunikasi di depan umum pada mahasiswa. Dimana kecemasan merupakan salah satu permasalahan yang terkait dengan kepercayaan diri. Orang yang memiliki kedisiplinan menjalankan shalat yang tinggi maka akan menimbulkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi, sebaliknya jika tingkat kedisiplinan menjalankan shalat rendah maka akan menghasilkan kepercayaan yang rendah. Kedisiplinan menjalankan shalat yang termasuk dalam pendidikan keagamaan yang selalu diajarkan oleh keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan setiap manusia yang selalu mengajarkan berbagai hal sejak dini. Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor kepercayaan diri. Dari uraian di atas maka peneliti mengajukan hipotesis untuk diuji dalam penelitian ini yaitu, Ada hubungan positif antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri. Semakin tinggi tingkat kedisiplinan menjalankan shalat maka semakin tinggi pula kepercayaan diri. 6

METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah mentor kegiatan mentoring Universitas Muhammadiyah Surakarta. Terdapat 11 fakultas yang ada di UMS yaitu; FKIP, Ekonomi & Bisnis, Teknik, Hukum, Geografi, Psikologi, Agama Islam, Kedokteran, Ilmu Kesehatan, Farmasi, dan Komunikasi & Informatika. Ada 3 fakultas yang terpilih untuk dilakukan penelitian yaitu Hukum, Geografi dan Agama Islam. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Skala kedisiplinan menjalankan shalat disusun berdasarkan aspek kedisiplinan, yaitu sikap mental; pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria dan standar yang berlaku; sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Dari aspek tersebut kemudian dikembangkan menjadi pernyataan sebanyak 20 buah. Dengan diberi lima alternatif jawaban; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan sangat sering. Skala kepercayaan diri yang digunakan adalah skala yang telah dimodifikasi oleh peneliti yang merupakan hasil pengembangan dari skala kepercayaan diri yang telah disusun oleh Lauster. Skala tersebut disusun berdasarkan aspek kepercayaan diri, yaitu merasa yakin terhadap tindakan yang dilakukan., merasa diterima oleh kelompoknya, serta memiliki ketenangan sikap. Dari aspek-aspek tersebut kemudian akan dikembangkan menjadi butirbutir pernyataan sebanyak 32 buah yang harus diisi oleh subjek. Dengan diberi lima alternatif jawaban; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan sangat sering. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.412 dengan signifikansi 0.000 (p 0,05) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kedisiplinan 7

menjalankan shalat dengan kepercayan diri. Hal ini berarti semakin tinggi (kuat) kedisiplinan menjalankan shalat maka semakin tinggi kepercayaan diri, sebaliknya semakin rendah kedisiplinan menjalankan shalat seseorang maka semakin rendah kepercayaan dirinya. Hal ini sesuai dengan berbagai penelitian mengenai kedisiplinan shalat, salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Adi (dalam Mulyadi, 2006) membuktikan bahwa terdapat hubungan antara keteraturan menjalankan shalat dan penurunan kecemasan. Dimana kecemasan merupakan salah satu permasalahan yang terkait dengan kepercayaan diri. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan faktor-faktor yang dikemukakan oleh Hakim (2000), salah satu faktornya yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan kepercayaan diri seseorang, dalam membentuk kepercayaan diri tersebut keluarga mengajarkan berbagai hal salah satunya dengan menjalankan shalat secara disiplin, karena dengan disiplin menjalankan shalat kita telah menjalankan salah satu kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT. Hasil analisis kategorisasi pada variabel kedisiplinan menjalankan shalat diketahui rerata empirik sebesar 52,53 dan rerata hipotetik sebesar 42,5 yang berarti bahwa kedisiplinan menjalankan shalat pada subjek adalah tergolong tinggi. Yaitu tidak ada subjek yang memiliki kategori sangat rendah, 4 orang dengan kategori rendah, 28 orang dengan kategori sedang, 66 orang dengan kategori tinggi dan 10 orang dengan kategori sangat tinggi. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat mentor yang kedisiplinan menjalankan shalatnya belum optimal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prijodarminto (1992) bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Hasil analisis kategorisasi variabel kepercayaan diri menunjukkan bahwa hasil rerata emprik sebesar 67,01 dan rerata hipotetik sebesar 65, hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan 8

diri pada subjek adalah sedang. Yaitu terdapat 1 orang yang memiliki kepercayaan diri sangat rendah, 9 orang memiliki kategori rendah, 75 orang memiliki kategori sedang, 21 orang memiliki kategori tinggi dan 2 orang memiliki kategori sangat tinggi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa masih banyak mentor yang kepercayaan dirinya belum optimal. Hal ini dapat disebabkan karena kepercayaan diri merupakan pencapaian yang dihasilkan dari proses pendidikan atau pemberdayaan, kepercayaan diri dapat dilatih atau dibiasakan oleh lingkungan terutama orang tua dan juga guru (Adywibowo, 2010). Adapun sumbangan efektif kedisiplinan menjalankan shalat terhadap kepercayaan diri melalui perhitungan product moment diperoleh angka sebesar 17%. Hal ini menunjukkan masih terdapat 83% faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan diri selain kedisiplinan shalat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hakim (2000) bahwa masih terdapat faktor lain selain kedisiplinan shalat yang terdapat dalam faktor lingkungan keluarga, yaitu faktor pendidikan formal dan pendidikan non formal. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri. Namun ada keterbatasan pada penelitian ini, antara lain a) generalisasi dari hasilhasil penelitian ini terbatas pada populasi tempat penelitian dilakukan sehingga penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian lagi dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini. b) peneliti tidak mengetahui kondisi sesungguhnya saat subjek sedang mengisi skala yang diberikan oleh peneliti, bisa jadi subjek mengisi skala tidak sesuai dengan kejadian sesungguhnya. KESIMPULAN DAN SARAN Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri. 9

Sumbangan efektif atau peranan kedisiplinan menjalankan shalat terhadap kepercayaan diri sebesar 17% ini berarti masih terdapat 83% faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan diri di luar variable kedisiplinan menjalankan shalat. Kedisiplinan shalat pada subjek tergolong tinggi. Kepercayaan diri pada subjek tergolong sedang. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran-saran yang diajukan dalm penelitian ini sebagai berikut: Subjek, diharapkan kepada subjek agar lebih meningkatkan kepercayaan dirinya dengan faktorfaktor lain. Universitas, pihak Universitas khusunya LPIK diharapkan lebih memperhatikan kegiatan mentoring dan lebih mengorganir kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para anggota mentoring. Peneliti lain, disarankan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi dan memberi kontribusi teoritis khususnya mengenai hubungan antara kedisiplinan menjalankan shalat dengan kepercayaan diri. DAFTAR PUSTAKA Adywibowo, Inge Pudjiastuti. 2010. Memperkuat Kepercayaan Diri Anak Melalui Percakapan Referensial. Jurnal Pendidikan Penabur, No.15, Tahun ke-9, Desember 2010, Hal 37-49. Aeni, Ani Nur. 2011. Menanamkan Disiplin pada Anak Melalui Dairy Activity Menurut Ajaran Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta lim, Vol.9, No.1, 2011, Hal 17-29. Ashriati, Alsa, Suprihatin. 2006. Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Remaja Penyandang Cacat Fisik pada SLB-D YPAC Semarang. Jurnal Psikologi Proyeksi, Vol.1, No.1, Oktober 2006, Hal 45-67. Aulina, Choirun Nisak. 2013. Penanaman Disiplin pada Anak Usia Dini. Pedagogia, Vol.2, No.1, Februari 2013, Hal 36-49. Elfiky, Ibrahim. 2012. Dahsyatnya Berperasaan Positif. Jakarta: Zaman. 10

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Haryanto, Sentot. 2002. Psikologi Shalat: Kajian Aspek-Aspek Psikologis Ibadah Shalat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyadi, Hidayah, Mahfur. 2006. Kecemasan dan Psikoterapi Islam. El Qudwah, Vol. 10. Papalia, Olds, Feldman. 2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika. Pribadi, Brotowidagdo. 2012. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Universitas Semarang. Jurnal Dinamika Sosbud, Vol.14, No.1, Juni 2012: 1-6. Prijodarminto, Soegeng. 1992. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita. Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa. Jurnal UPI, ISSN 1412-565X. No.1, Agustus 2011, Hal 127-138. Winarni, Reny. 2013. Kepercayaan Diri dengan Komunikasi Didepan Umum pada Mahasiswa. Jurnal Online Psikologi, Vol.1, No.2, Tahun 2013, Hal 400-413. Yulianto, Nashori. 2006. Kepercayaan Diri dan Prestasi Atlet Taekwondo Daerah Istimewa Yogjakarta. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol.3, No.1, Juni 2006, Hal 55-62. Zainuddin. 2013. Kiat Membimbing Siswa untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Bergaul. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Vol.10, No.1, 2013, Hal 995-1005. Sugiarti, Widyawati, Br. 2011. Pengaruh Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Menghadapi Menopause pada Ibu Rumah Tangga. Jurnal Penelitian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Vol.1, No.1, 2011, Hal 30-42. Suhardita, Kadek. 2011. Efektivitas Penggunaan Teknik Permainan dalam 11