BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

dokumen-dokumen yang mirip
Jonggol Islamic City yang kini mengusung citra menuju Kota Serambi Madinah.

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... I DAFTAR TABEL... VII DAFTAR GAMBAR... IX BAB 1 PENDAHULUAN... I LATAR BELAKANG... I - 1

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

PENTINGNYA PENERAPAN ECO INDUSTRIAL PARK (EIP) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

3. METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

lebih dahulu pengertian atau definisi dari masing-masing komponen kata yang digunakan dalam menyusun judul tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB.I PENDAHULUAN. karena semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang industri baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Pembangunan Kehutanan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. kecil dikarenakan ketersediaan bahan bakar global yang semakin menipis dan

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, selain itu upaya untuk melindungi lingkungan juga

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

GREEN BUSINESS: Konsep dan Arah Kebijakan. Endah Murniningtyas DeputiBidanng SDA-LH Kementerian PPN/Bappenas

Panduan Pengguna Untuk Sektor Pertanian, Konstruksi dan Pertambangan. Indonesia 2050 Pathway Calculator

PENGERTIAN GREEN CITY

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekreasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok dari banyak orang pada

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman

KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB I PENDAHULUAN. negara yang memiliki kawasan pesisir yang sangat luas, karena Indonesia

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KAWASAN INDUSTRI

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

Ekologi Industri Pengembangan Bioetanol Berbahan Dasar Limbah Pangan sebagai Salah Satu Bentuk Kemandirian Energi di Indonesia

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Laporan Evaluasi Program

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT: PERSPEKTIF LINGKUNGAN. Mukti Sardjono, Saf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan,

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

IX STRATEGI PENGELOLAAN USDT BERKELANJUTAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAMPIRAN 1 KEUNTUNGAN DARI SUSTAINABLE BUILDING. Menurut Yulestra Putra dalam library.usu.ac.id, sustainable building

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERUBAHAN RENCANA KERJA

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eco Industrial Park merupakan komunitas industri dan bisnis yang terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan pada peningkatan kualitas lingkungan, ekonomi, sosial dan kemampuan dalam mengelola lingkungan serta sumber daya yang dihasilkan dari sebuah kawasan (Lowe,2001). Tipe ekosistem pada proses perancangan ekologi industri terdiri dari tiga tipe yakni tipe pertama linear material flow (unlimited resources to unlimited waste), tipe kedua jenis quasi-cyclic material flows (energy and limited resources to limited waste), tipe ketiga jenis cyclic materials flows (energy to energy) (Ayres dan Ayres,2002). Keuntungan dan tujuan EIP menurut US EPA adalah meningkatkan kinerja ekonomi dan meminimasi dampak lingkungan yang terjadi dengan melakukan produksi bersih, pencegahan pencemaran, efisiensi energi, green design bangunan dan infrastruktur yang dapat mencapai sebuah kawasan hijau dan ramah lingkungan serta mewujudkan green city. Konsep ekologi industri di Indonesia menurut Swantomo, dkk (2007) dapat mengembangkan sistem pertukaran limbah yang dapat bermanfaat bagi industri tersebut. Indonesia sebagai negara agraris dapat mengembangkan ekologi industri berbasis agroindustri. Keuntungan yang dapat diperoleh yaitu penurunan jumlah konsumsi energi fosil, sumber daya alam, dan mengurangi

2 dampak lingkungan. Biaya produksi juga dapat dikurangi atau melakukan penghematan. Kawasan Pesantren Madinatul Qur an merupakan bagian dari pertumbuhan pembangunan di wilayah Bogor, tepatnya berlokasi di kecamatan Jonggol. Kawasan ini berdiri pada lahan sebesar 160 Ha yang memiliki perbukitan dan gunung kapur. Kawasan ini terintegrasi dengan pemukiman penduduk dan strategis dengan pengembangan wilayah Bogor Timur pada tahun 2017. Lokasi ini sebuah kawasan yang strategis dan sinergi dengan pembangunan pemerintah Kabupaten Bogor. Lokasi ini berdekatan dengan jalur transportasi Bekasi, Jakarta, Bandung. Kawasan ini diprediksi mampu berkembang dengan didukung wilayah-wilayah yang berada disekitarnya. Kawasan yang strategis diperlukan sebuah pengelolaan yang direncanakan dari awal pembangunan sehingga mampu mengendalikan pertumbuhan yang mendukung nilai-nilai pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Menurut Bappeda Bogor (2015) Pengembangan kawasan untuk mendukung pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Pencapaian yang diharapkan sebuah kawasan yang berkelanjutan pemerintah Bogor adalah mencanangkan konsep green city. Kemandirian Madinatul Qur an sebagai nilai utama dalam mengembangkan kawasannya. Beberapa kawasan yang dikembangkan oleh MQ Jonggol adalah pemetaan beberapa zona. Zona tersebut meliputi parameter aktivitas budaya, religi, kegiatan ekonomi, sosial. Parameter tersebut merupakan kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia semakin meningkat seiring

3 dengan jumlah pertumbuhan penduduk, pola pikir, ilmu, pengetahuan dan kemampuannya. Kebutuhan manusia tidak dapat dibatasi namun dapat dilakukan pengendalian atau kontrol melalui sebuah perencanaan. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan material dan non material, meskipun demikian dalam memenuhi kebutuhan non material membutuhkan kebutuhan material demikian juga sebaliknya. Sehingga dalam memenuhi kebutuhan manusia tersebut merupakan sebuah peluang dalam memunculkan kegiatan bisnis dan industri. Lokasi pesantren didesain sesuai dengan nilai-nilai tata kota yang dapat memenuhi kebutuhan religi (ibadah), kegiatan ekonomi, budaya, pendidikan, entertain, pusat kesehatan, agroindustri, konservasi lingkungan. Pembagian kawasan ini meliputi zona madinah, makah, sunda dengan konsep zero waste (Kusumawanto dan Astuti,2014). Masterplan kota santri pondok pesantren modern ini sebagai berikut. Gambar 1.1 Area Madinatul Qur an Jonggol (Sumber: Kusumawanto, A.2013)

4 Zona Madinah Zona Sunda Zona Makah Gambar 1.2 Peta existing Madinatul Qur an Jonggol (Sumber: Kusumawanto, A. 2013) Aktivitas bisnis dan industri memberikan dampak terhadap lingkungan dan sosial. Dampak tersebut diperlukan sebuah pengelolaan sehingga sebuah kawasan dapat tumbuh atau sustainble development. Kawasan industri pada sebuah pengembangan daerah telah diatur dalam keputusan Presiden No. 41 Tahun 1996 (Widodo,2008) dimana kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang di lengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan Industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Beberapa konsep tersebut merupakan parameter-parameter yang mendasari perencanaan dan desain Eco Industrial Park (EIP) di kawasan pondok pesantren mandiri sebagai kota santri. Kota santri sebagai kawasan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai peradaban yang mencakup

5 seluruh kebutuhan manusia. Tentunya kemandirian sebuah kawasan terlihat dari aktivitas ekonomi tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan industri harus dikelola dan dirancang sesuai dengan aspek sosial ekonomi dan lingkungan sehingga memberikan dampak Sustain, Profit, Growth (SPG). Pencapaian tersebut membutuhkan kehandalan sebuah sistem pengelolaan EIP dalam memastikan aliran bahan baku MFA (Material Flow Analysis) dan memberikan dampak lingkungan yang berkelanjutan dengan prinsip zero waste melalui LCA (Life Cycle Assesment) sebuah aliran material dalam menunjang kegiatan produksi. Kawasan EIP (Eco Industrial Park) pada lokasi MQ (Madinatul Qur an) dirancang sesuai dengan kebutuhan penduduk di wilayah tersebut meliputi konveksi, produksi obat herbal, pengolahan pangan, industri kerajinan, energi biomassa, agroindustri, peternakan, perkebunan. Kajian proses produksi dari masing-masing kegiatan industri dengan mengetahui aliran material bahan baku antar industri. Implementasi EIP pada kawasan ini dapat dinilai dari nilai efektif, efisien bahan baku, analisa biaya (ekonomi), lingkungan, sosial, politik, dan teknologi yang diterapkan. EIP menjadi sebuah sistem pengembangan kawasan industri yang dapat memberikan dampak pada perbaikan mutu industri dan pertumbuhan sebuah wilayah atau daerah. Proses pengembangan kawasan Madinatul Qur an Jonggol mulai dibangun mulai tahun 2013 dengan misi kota wisata santri mandiri yang unggul dengan membangun kota islami modern terbagi menjadi 3 zona tersebut yang dilengkapi kompleks pendidikan, muamalah, konservasi alam dan mandiri

6 pangan serta energi. Misi tersebut memberikan sebuah harapan atau output kemandirian kawasan pondok pesantren mandiri dalam mencukupi kebutuhan ekonomi, sosial, agama dan menjaga kelestarian lingkungan serta mewujudkan sustainable development livelihold. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah disusun tersebut menjadikan sebuah skema dalam penyusunan perumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Perancangan jenis industri sesuai dengan potensi dan studi kelayakan dari kebutuhan masyarakat kawasan pondok pesantren Madinatul Qur an Jonggol Bogor dalam Quality Of Life dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan, teknologi, politik dan penghematan sumber energi. 2. Perancangan kawasan Eco Industrial Park (EIP) pada pondok pesantren Madinatul Qur an Jonggol melalui perspektif parameter aliran material bahan baku ( material flow analysis), life cycle assessment (LCA) dan keberlanjutan proses produksi dalam mencapai industri ramah lingkungan (zero waste) yang bertujuan mencapai kawasan kota santri ramah lingkungan (green city). 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan pada penyusunan latar belakang dan rumusan masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi kelayakan perancangan jenis industri yang memberikan kontribusi dalam pencapaian Quality Of Life (QoL) yang dianalisa secara aspek

7 ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat di sekitar kawasan MQ Jonggol Bogor. 2. Perancangan EIP ( Eco Industrial Park) menggunakan analisa aliran material bahan baku ( Material Flow Analysis) dan Life Cycle Assesment dalam industri mewujudkan green city. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemodelan kawasan EIP yang islami melalui pendekatan jenis industri yang diijinkan sesuai aturan di Madinatul Qur an dan dapat mengelola pertumbuhan wilayah melalui perencanaan serta penataan zona industri yang memberikan keuntungan secara lingkungan, sosial dan ekonomi dalam mencapai kualitas hidup (Quality of Life). 2. Analisa kajian model potensi kawasan industri pada sebuah wilayah pondok pesantren yang terpadu dengan kawasan penduduk (pemukiman) dan dapat memberikan dampak secara ekonomi, lingkungan dan sosial bagi wilayah Madinatul Qur an dalam mewujudkan green city. 1.5 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan wilayah melalui pengelolaan kegiatan industri yang sesuai dengan konsep Eco industrial park dengan memaksimalkan potensi kearifan lokal sebagai sumber bahan baku pendukung kegiatan industri bagi kemandirian kawasan atau wilayah.

8 2. Merencanakan pertumbuhan dan pengembangan kawasan dengan memberikan keuntungan ekonomi, sosial dan lingkungan melalui EIP dalam mencapai kawasan green city.