bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum

dokumen-dokumen yang mirip
3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

rintah Colonial. Baru setelah Indonesia merdeka pada tang

praktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege

orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama

jurusan yaitu : (IAIN "Sunan Ampel", 1984/1985,

P4 merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila dengan peranan Pancasila sebagai r>edoman tiiigo

sebagai suatu bangsa, Perbedaan-perbedaan di antara

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng

yang masuk ke Indonesia tanpa melalui perguruan tinggi

Populasi dalam penelitian ini adalah hasil belajar. demokrasi, persepsi siswa tentang sikap orang tua dalam

levan dengan dokumen Kurikulum Elektronika Komuni-

lah dilaksanakan cukup baik. Akan tetapi sub aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 2011/2012

BaB I PMDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini diuraikan dasar-dasar

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

- 1. Pengelolaan dan proses pembelajaran PLS pada kursusrkursus. praktek untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH. Farida Nurhasanah Surakarta 2012

itu maka lulusan yang diharapkan baik dari lembaga pen

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DAN GLOBALISASI DUNIA SAAT INI

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

DAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

diartikan bahwa perguruan tinggi swasta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Menjadi jurusanyang unggul dan menjadi rujukan dalam penyelenggaraan tridharma perguruan

DAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA

PENDIDIKAN PANCASILA

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Bahasa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

hubungan yang kuat/positip. Hal ini memberikan arti

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per

cela, sekarang kejadian seperti itu sudah merupakan berita

PROSES PEMBELAJARAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. Sulistyanto. Abstrak

Deskripsi karya Komposisi MARS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

Pancasila era Orde Lama reformasi

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber

RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

MATA PELAJARAN : Teknologi Pemintalan Serat Buatan JENJANG PENDIDIKAN : SMK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

Written by Administrator Wednesday, 15 February :40 - Last Updated Wednesday, 15 February :48

PENDIDIKAN PANCASILA

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib. DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

RANGKUMAN / KESIMPULAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan

IV. METODE PENELlTlAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB II STRUKTUR KURIKULUM

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MGMP PKN SMA KABUPATEN KULONPROGO, 14 MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

REKAPITULASI INDEK PRESTASI LULUSAN PER PROGRAM STUDI PER PERIODE WISUDA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

PENDIDIKAN PANCASILA

KELULUSAN. Selasa, 4 Februari 2014

Jenis-Jenis Landasan Pendidikan

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah!

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

Transkripsi:

BAR V RANGKUMAN., KESIMPULAN, DAN SARAN A. RANGKUMAN Perkembangan kurikulum tidak dapat lepas dari perkem bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum SMA telah mengalarai perkembangan sejalan dengan perkembang an hal-hal tersebut di atas. Perkembangan kurikulum SMA itu tampaknya membawa perubahan pada program pendidikan umumnya (general education), yang diduga selalu ada di dalam setiap kurikulum SMA yang pernah berlaku. Tesis ini secara khusus menelaah perkembangan program pendidikan umum (general education) dalam kurikulum SMA se jak tahun 19^5 sampai dengan tahun 19&V+. Ada tiga pertanyaan pokok yang diajukan dalam tesis ini, yaitu: 1) adakah program pendidikan umum dalam setiap kurikulum SMA tahun 1945 sampai dengan tahun 198^-? Jika ada, sejak bagaimana bentuk atau sosok programnya? 2) Perubahan-perubahan apa yang terjadi pada program pendidikan umum dalam kurikulumkurikulum SMA tersebut? 3) Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi terjadinya perubahan-perubahan pada program pen didikan umum dalam kurikulum SMA sejak tahun 19^5 sampai dengan tahun 1984+? Untuk menganalisis data yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian tersebut di atas, ditetapkan dua kriteria 263

26if pokok pendidikan umum, yaitu- sebagai berikut: 1) Program pendidikan umum merupakan program yang secara khusus ditujukan untuk membina kepribadian siswa secara terpadu sehingga menjadi warga negara yang baik yang seutuhnya, 2) Program pendidikan umum merupakan program yang diberikan kepada semua siswa SMA (kriteria pendidikan umum yang lainnya dapat dilihat pada bab II). Dari hasil analisis data pada bab yang lalu, dirangkum sebagai berikut (penomoran berdasarkan dapat urutan pertanyaan penelitian di ates): 1.1 Pendidikan umum sebagai "program" yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang wajib diberikan semua siswa dan secara khusus diarahkan untuk kepada membina kepribadian siswa untuk menjadi warga negara yang baik, dalam kurikulum SMA di Indonesia baru ada di dalam Kurikulum SMA 196/+. Waraun sebenarnya sejak tahun 19^5 telah muncul benih-benih pemikiran tentang pendidikan umum (misalnya yang teriihat dalam tujuan pendidikan) hanya belum diwujudkan dalam bentuk "program pendidik an umum" dalam kurikulum SMA. 1.2 Pada Kurikulum SMA 19^5-1951, 1952, dan 1958, sebe narnya telah ada beberapa mata pelajaran yang diberi kan secara umum kepada setiap siswa, dan ada juga mata pelajar.an tertentu yang diarahkan untuk pembinaan ke pribadian siswa, namun mata pelajaran-mata pelajaran

365 tersebut belum difungsikan sebagai program pendidikan umum, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2.1 Istilah atau nama program kurikulum SMA yang dikategorikan sebagai program pendidikan umum ( general education ) selalu berubah-ubah. Mula-mula ' bernama Kelompok Dasar (Kurikulum SMA 196i+); kemudian Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila (Kurikulum SMA 1968) ; selanjutnya Program Pendidikan Umum ( Kurikulum SMA 1975 )j dan akhirnya menjadi Program Inti (Kurikulum SMA 1981*). Jadi hanya pada Kurikulum SMA 1975 yang secara resmi dan tegas ada program yang diberi nama Program Pendidikan Umum. Dengan kata lain, istilah Program Pendidikan Umum baru muncul dalam Kurikulum SMA 1975. 2.2 Perbandingan persentase, program pendidikan umum terhadap keseluruhan struktur program kurikulum SMA bersangkutan juga selalu berubah-ubah. Mula-mula yang sekitar Z+0% dari keseluruhan program kurikulum ( 196/f), kemudian sekitar 30$ (1968 dan 1975), dan akhirnya sekitar 60% dari keseluruhan struktur program kurikulum (I98if). Pada Kurikulum SMA 198/4. itu ternyata program pendidikan umum lebih besar daripada program akademisnya. 2.3 Unsur-unsur atau aspek-aspek yang dicakup program pendidikan umum menunjukkan adanya perkembangan dan

366 perubahan. Mula-mula hanya raencakup unsur atau aspek religi, humaniora, ilmu sosial, dan pendidikan jasmani/ pendidikan olahraga/kesehatan (Kurikulum SMA ta hun 196/f, 1968, dan 1975). Kemudia keempat unsur ter sebut ditambah lagi dengan unsur ilmu-ilmu eksakta dan ketrampilan (Kurikulum SMA 1984). Banyaknya aspek (unsur) religi tetap, sedangkan banyaknya ilmu sosial dan humaniora berubah-ubah (lihat tabel/bagan no.ix). 2.i+ Struktur program pendidikan umum berkerabang sebagai berikut: Pada Kurikulum SMA 1964 terdiri dari Pendidikan Agama, Kewargaan Negara, Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi In donesia, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani/Kesehatan. Pada Kurikulum SMA 1968, program pendidikan umum ter diri dari Pendidikan Agaraa, Pendidikan Kewargaan Ne gara, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Olahraga. Pada Kurikulum SMA 1975 terdiri dari Pendidikan Agaraa, Pen didikan Moral Pancasila (PMP), Pendidikan Olahraga/ Kesehatan, dan Pendidikan Kesenian. Sedangkan pada kurikulum SMA 19&+ terdiri dari Pendidikan Agama, Pen didikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani/Olahraga/Kesehatan, Pendidikan Seni, ^eografi, Ekonomi, Sejarah Nasional dan Dunia, Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Bahasa Inggris, dan Ketrampilan.

367 2.5 Ada beberapa mata pelajaran yang selalu ternnsuk ke dalam program pendidikan umum dalam setiap kurikulum SMA, yaitu Pendidikan Agaraa, Pendidikan Kewargaan Ne gara/pmp, dan PendidiKan Jasmani/Pendidikan Olahraga. Akar peraikiran tentang perlunya Pendidikan Agaraa telah ada sejak masa awal kemerdekaan (1945)' Jadi jauh sebelum ia ada pada program pendidikan umum Kurikulum SMA 196*+. Pendidikan Agama selalu ada dalam program dalam program pendidikan umum di SMA (196*+, 1968, 1975 dan 198*+). Pendidikan Kewargaan Negara, yang kemudian berkembang menjadi Pendidikan Moral Pancasila (sebagai PKN khas Indonesia), berfungsi sebagai pendidikan umum sejak Kurikulum SMA 196/* sampai dengan 1984. PKN/PMP merupa kan mata pelajaran yang jika dilihat dari tujuan dan materinya secara khusus diarahkan untuk membina siswa menjadi warga negara yang baik. Pendidikan Jasraani/PendidiKan Olahraga dan Kesehatan juga selalu ada dalam setiap program pendidikan umum, bahkan akar peraikiran tentang perlunya mata pelajaran ini telah ada sejak masa awal kemerdekaan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai pendidikan umum pada Kurikulum SMA 196*+, 1968 dan 198*+. Hanya pada Kurikulum SMA 1975 mata pelajaran Bahasa tidak berkedudukan (berfungsi) sebagai pendidikan umum, melainkan sebagai mata pelajaran bidang akademis. Jika

369 Indonesia yang berpedoman pada Pancasila dan UUD 19*+5«2.8 Materi-materi program pendidikan umum Kurikulum SMA 196*+ didukung oleh materi dari bidang agama, ilmu-ilmu sosial (PKN, Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indone sia), humaniora (Bahasa Indonesia), dan Pendidikan Jasmani. Secara programatik, materinya terdiri dari aspek pengetahuan (kognitif) dan aspek nilai - moral (afektif) yang berguna bagi pembinaan siswa menjadi warga negara Indonesia yang baik menurut versi pada masa itu. Materi tertentu dari program pendidikan umum Kurikulum SMA 196*+ (khususnya PKN dan Sejarah In donesia) menunjukkan adanya pengaruh situasi ideologi-politik pada masa itu yang cenderung ke arah kiri (sosialisme-marxisme). Materi program pendidikan umum raengalami perubahan pada Kurikulum SMA 1968, karena materinya hanya mencakup materi bidang agama, ^ewargaan Negara, Indonesia, dan Pendidikan Olahraga, tanpa ada Bahasa lagi materi Sejarah Indonesia dan Ilmu Bumi Indonesia. Ada suatu perubahan yang prinsipil dalam materi prog ram pendidikan umum Kurikulum SMA 1968, yakni tidak ada lagi materi pendidikan uraum yang dipengaruhi oleh faham sosialisme-marxisme (seperti yang pernah ada pada pendidikan umum Kurikulum 196*+), dan lebih menegaskan lagi materi Pancasila dan UUD 19*+5 yang murni dan konsekuen.

370 Secara prograraatik, konstruk materi program pendidik an umum Kurikulum SMA 1968 lebih menekankan pada sepek pengetahuan (kognitif) dan kurnng sekali (kecuali pada Pendidikan Agama) lai-nilai bagi pembinaan diri siswa. Materi program pendidikan umum mengalami perkembangan lagi pada program pendidikan umum Kurikulum SMA 1975. Materi yang mengembangkan nilai-nilai lebih dikembangkan lagi dengan munculnya bidang studi PMP, memperhatikan pengembangan ni- yang membina nilai-moral Pancasila, di samping juga nilainilai religius dari Pendidikan Agama dan nilai -nilai estetis dari Pendidikan Kesenian. Sementara itu, materi program pendidikan umum Kuriku lum SMA 198*+ mencakup materi bidang agama, ilmu - ilmu sosial, ilmu-ilmu eksakta, humaniora, pendidikan jas mani, dan pendidikan ketrampilan. Sifat materi dari tiap-tiap mata pelajarannya bukan hanya berupa pe ngembangan pengetahuan atau konsep-konsep keilmuan, melainkan juga pengembangan nilai-nilai dan ketrampil an. Namun ada juga mata pelajaran tertentu yang masih kurang mengembangkan nilai, misalnya mata pelajaran Ekonomi dan Bahasa Inggris. 2.9 Pengembangan nilai-nilai dalam program pendidikan umum menunjukkan adanya perkembangan dan perubahan. Pada program pendidikan umum Kurikulum SMA 196*+, nilai-ni lai etis (nilai moral) yang terutama dikembangkan

atau dikenalkan kepada siswa adalah nilai-nilai etis 371 (moral) sosialisme yang cenderung ke arah kiri (marxisme). Nilai-nilai religius juga dikembangkan, namun saat itu bukan sebagai nilai yang wajib dikenalkan ke pada setiap siswa. Program pendidikan umum Kurikulum SMA 1968 kurang me ngembangkan nilai-nilai etis sosial yang dari Pancasila. Hal ini karena belum adanya bersumber rujukan yang jelas dan terinci dari nilai-nilai Pancasila ter sebut. Nilai-nilai lama dihilangkan, sementara nilainilai baru (nilai Pancasila yang sejati) belum dirumuskan secara terinci. Pada program pendidikan umum Kurikulum SMA 1975 di kembangkan nilai-nilai religius melalui Agama. Juga secara khusus dikembangkan dan Pendidikan dibinakan nilai-moral Pancasila kepada setiap siswa melalui bi dang studi PMP. Begitu juga dikembangkan nilai -nilai estetis melalui Pendidikan Kesenian. Pada program pendidikan umum Kurikulum SMA 198*+ terdapat empat mata pelajaran yang secara khusus membinakan nilai-nilai kepada setiap siswa (nilai religius, nilai moral Pancasila, nilai-nilai'*+5, dan nilai es tetis). Sementara itu, mata pelajaran PMP secara khu sus telah memiliki rujukan nilai yang jelas denga ada nya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P*+).

372 Selain itu, mata pelajaran-mata pelajaran lain pun, seperti Biologi, Fisika, Geografi, dan lain-lainnya, juga raengenalkan nilai-nilai kepada diri siswa. B. KESIMPULAN Dari hasil analisis data dapat diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan kesimpulan temuan penelitian te sis ini, yaitu sebagai berikut (penomoran didasarkan pada urutan pertanyaan penelitian di atas): 1.1 Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan umum sebenarnya telah muncul sejak tahun 1945 > namun baru terwujud sebagai "program pendidikan umum" dalam Kurikulum SMA 196*+. Pendidikan umum sebagai program ditemukan di dalam Kurikulum SMA 196*+, 19oo, 1975, dan 198*+. 1.2 Pendidikan umum (general education) di SMA Indonesia disajikan dalam bentuk mata pelajaran-mata pelajaran, yang secara bersama-sama termasuk program pendidikan umum. Jadi pendidikan umum di Indonesia (di SMA) ti dak disajikan dalam bentuk topik-topik permasalahan tertentu. Dengan kata lain, program pendidikan umum di SMA Indonesia ditopang oleh mata pelajaran - mata pelajaran tertentu yang dianggap tepat untuk membina kepribadian siswa sehingga menjadi warga negara yang baik. 2.1 Peraikiran tentang pendidikan umum selalu berubah-ubah dari satu periode kurikulum ke periode berikutnya.

373 Perubahan-perubahan peraikiran tersebut membawa per ubahan pula pada tujuan, struktur program, dan materi program pendidikan uraum. Perkembangan program pendi dikan umum dilihat secara programatik tidak dapat digambarkan sebagai garis lurus (linear), melainkan terjadi perubahan-perubahan yang naik turun (lihat gambar 3 pada lampiran). 2.2 Pemikiran tentang program pendidikan umum berkembang dari pemikiran yang menetapkan program pendidikan umum hanya ditekankan pada mata pelajaran-mata pel ajaran pembina nilai kepribadian, ke arah pemikiran bahwa pendidikan uraum selain membina nilai-nilai ke pribadian, juga memberikan ketrampilan dan pengetahuan minimal di berbagai bidang, yang diperlukan ol^h setiap warga negara. 2.3 Perkembangan tujuan program pendidikan umum (yang implisit dan eksplisit) ternyata mengalami perubahanperubahan dalam setiap periode kurikulum, yang ternya ta dipengaruhi oleh perubahan pada ideologi - politik dan perkembangan tuntutan masyarakat. 'J-'ujuan program pendidikan uraum pada Kurikulum SMA '6*+ (yang diambil dari tujuan-tujuan kurikuler) banyak dipengaruhi oleh warna ideologi-politik Pemerintah Orde Lama, yang cenderung ke arah sosialisme-kiri, dengan penafsiran Pancasila olen Manipol-Usdek.

37*+ Sedangkan tujuan program pendidikan umum pada. Kuri kulum SMA 1968 (ditelusuri dari tujuan-tujuan kurikulor) diwarnai oloh perubahan iduologi pulitik Urdu Baru yang menekankan pada pelaksanaan Pancasila seca ra murni dan konsekuen. Tujuan program pendidikan umum berubah kembali dengan lahirnya Kurikulum SMA 1975. Perubahan tersebut bukan karena perubahan mendasar pada ideologi-politik negara, namun lebih banyak karena tuntutan masyarakat dan negara yang sedang melaksanakan pembangunan. Deraikian pula dengan perubahan tujuan program pendidikan umum pada Kuriku lum SMa 198*+ yang lebih banyak dipengaruhi oleh tun tutan pembangunan nasional dan oleh tuntutan perkem bangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2.*+ Struktur program pendidikan umum (dalam komposisi ma ta pelajarannya) sejak Kurikulum SMA 196*+ sampai de ngan Kurikulum SMA 198*+ ternyata selalu berubah-ubah. Hal ini menunjukkan adanya ketidakajegan (inkonsistensi) pemikiran dari penyusun kurikulum tentang mata pelajaran-mata pelajaran apa yang perlu mendukung program pendidikan umum. 2.5 Materi program pendidikan uraum dalam Kurikulum SMA sejak tahun 196*+ mengalami perkembangan, yang ditandai pula dengan adanya perubahan-perubahan. Perubahan materi program pendidikan umum dalam satu kebulatan

375 program dari satu periode kurikulum SMA ke periode berikutnya tergantung dari komposisi mata pelajaran pendukungnya, yang berkaitan erat pula dengan perkem bangan peraikiran dan tujuan program pendidikan Perubahan materi program pendidikan umum pun umum. sangat dipengaruhi oleh perubahan ideologi-politik negara (Pemerintah), terutama pada mata pelajaran yang seca ra khusus diarahkan untuk membina warga negara yang baik (misalnya PKN/PMP). Selain itu, materi dari tiap-tiap mata pelajaran yang selalu ada dalam setiap program pendidikan umum atau dalam beberapa program pendidikan umum, juga menunjukkan adanya perkembangan dan perubahan. Ada yang mengalami perubahan yang banyak dan ada pula yang sedikit; ada yang mengalami perubahan yang prinsipil, ada yang tidak. 2.6 Benang merah yang dapat diperoleh dari perkembangan program pendidikan umum dalam Kurikulum SMA, selalu diarahkannya program pendidikan umum yaitu untuk mem bina setiap siswa SMA menjadi warga negara yang baik yang berjiwa Pancasila. Namun sosok manusia atau war ga negara yang berjiwa Pancasila tersebut dalam seti ap periode ditafsirkan secara berbeda-beda sesuai de ngan keadaan politik pemerintah pada saat itu.

376 3.1 Perkembangan program pendidikan umum dalam Kurikulum. SMA di Indonesia sejak tahun 19*+5 banyak dipengaruhi oleh faktor politik, dan juga faktor pemikiran paedagogis, faktor tuntutan kebutuhan masyarakat dan faktor kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor pemi kiran paedagogis terutama mempengaruhi tentang perlu adanya program pendidikan umum dan komposisi mata pelajarannya. Faktor politik sangat mempengaruhi dalam menentukan mata pelajaran-mata pelajaran tertentu yang berkaitan dengan pembinaan warga negara yang baik, mem pengaruhi pula tujuan program pendidikan uraum dan tu juan kurikuler serta materi sebagian mata pelajar an kelompok pendidikan umum terse but. Faktor tuntutan kebutuhan masyarakat dan kemajuan ilmu dan teknologi turut mempengaruhi struktur pengetahuan program, tujuan dan materi program pendidikan umum. 0, SARAN-SARAN Saran-saran yang diberikan yang berkaitan dengan hasil penelitian ini berupa: (1) saran untuk kebijakan yang ber kaitan dengan perencanaan dan pengembangan program dikan umum dalam Kurikulum SMA, dan (2) saran untuk pendi pene litian selanjutnya. 1. Saran untuk perencanaan dan pengembangan program pen didikan umum: 1.1 Dalam kurikulum SMA, program pendidikan umum rnutlak

jyn ada dan mesti secara tegas dinyatakan sebagai prog ram pendidikan umum, meskipun dengan nama lain. Hal ini karena program pendidikan uraum itu penting bagi pembinaan kepribadian siswa yang terpadu dan seutuhnya, sehingga menghindarkan siswa menjadi manusia yang terspesialisasi terlalu dini. 1.2 1.2.1 Situasi dan tuntutan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dan berubah sejalan dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu struktur program dan program pendidikan uraum hendaknya selalu dapat materi menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi dan tun tutan masyarakat tersebut. 1.2.2 Tujuan program pendidikan umum perlu dirumuskan se cara tegas cfen jelas, dan perlu diuraikan karakteristik dari manusia yang diharapkan terbina oleh program pendidikan uraum tersebut. Tujuan-tujuan kurikuler dari setiap mata pelajaran program pendidik an umum pun mesti mengacu pada tujuan program. 1.2.3 Baik tujuan (tujuan program dan tujuan kurikuler) maupun materi dari setiap mata pelajaran program pendidikan umum (bukan hanya yang khusus untuk mem bina nilai dan moral seperti Pendidikan Agama atau PMP), hendaknya mengandung nilai-nilai moral (etis), karena program pendidikan umum lebih diarahkan untuk

378 membina kepribadian siswa yang terpadu sehingga men jadi manusia yang seutuhnya, dan bukan untuk menjadikan siswa seorang intelektualis atau ahli belaka. 1.3 Dari hasil penelitian tesis ini diketahui bahwa per kembangan dan perubahan program pendiuikan umum dalam kurikulum SMA sangat dipengaruhi atau dilatarbelakangi oleh faktor politik, faktor pemikiran paedagogis, tuntutan/situasi kebutuhan masyarakat, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekalipun banyak yang turut menentukan perubahan program faktor pendidikan umum (terutama faktor politik), namun semestinya tidak perlu mengubah sosok manusia (warga negara) yang diharapkan terbina oleh program pendidikan uraum. Dengan kata lain, manusia (warga negara) yang diharapkan ter bina oleh program pendidikan umum adalah tetap, lipun struktur program dan materinya berubah-ubah seka ka rena faktor-faktor tersebut di atas. 2. Saran-saran untuk penelitian selanjutnya: 2.1 Penelitian yang telah peneliti lakukan ini lebih difokuskan pada pengkajian struktur program, tujuan, mate ri, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan program pendidikan uraum dalam kurikulum SMA sejak ta hun 19*+5 sampai dengan tahun 198*+. Tampaknya masih perlu diteliti pula masalah perkembangan metodologi pengajaran dan sistem evaluasi yang digunakan dalam

379 program pendidikan umum tersebut. Juga tampaknya perlu dikaji perkembangan program pendidikan umum dalam ku rikulum selain kurikulum SMA, misalnya kurikulum SMTA ke juruan. 2.2 Proses bela jar-mengajar dalam program pendidikan uraum semestinya berbeda dengan proses belajar-mengajar un tuk program akademis, sekalipun mata pelajarannya saraa. Hal ini karena program pendidikan umum lebih di arahkan pada perabinaan kepribadian siswa atau perabinaan nilai-nilai kepada siswa. Tampaknya perlu diteliti apakah guru-guru yang mengajar mata pelajaran program pendidikan umum telah melaksanakan proses bela jar-meng ajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendiuikan umum ataukah tidak.