KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

III. BAHAN DAN METODE

LITKAJIBANGRAP. R.Y. Galingging, A. Firmansyah,A. Bhermana, Suparman, dan S. Agustini

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Apa yang dimaksud dengan PHSL?

Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan

INOVASI TEKNOLOGI PENGELOLAAN GAMBUT BERKELANJUTAN DI DEMPLOT ICCTF KALIMANTAN TENGAH: KARET DAN TANAMAN SELA

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI YANG ADAPTIF PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

Formulir PuPS versi 1.1

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI YANG ADAPTIF PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

KADAR HARAMAKRO BERBAGAI JENIS LIMBAH TANAMAN SELAPADAPOLATANAM KELAPA RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Pengkajian Beberapa Varietas Unggul Baru (Vub) Padi Di Lahan Rawa Lebak Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

KERAGAAN VARIETAS PADI RAWA ADAPTIF PADA LAHAN RAWA LEBAK DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAYURAN PADA LAHAN LEBAK DI KALIMANTAN SELATAN (Kasus di Desa Amparaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan)

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

2. Kabupaten Pontianak

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan

Transkripsi:

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH M. A. Firmansyah 1, Suparman 1, W.A. Nugroho 1, Harmini 1 dan Umi Pudji Astuti 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Lahan lebak merupakan lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian jika dilakukan pembangunan jaringan tata air yang efektif. Kajian ini bertujuan untuk memperbaiki teknologi usahatani lahan lebak dangkal di Kabupaten Katingan diperlukan karena masih dilakukan secara tradisional, yaitu tanpa aplikasi pemupukan, kendala pengembangan karet karena genangan air, dan belum termanfaatkannya limbah jerami padi untuk pakan ternak. Kajian dilakukan selama 3 (tiga tahun) 29 211 di SP1 Desa Buntut Bali Kecamatan Pulau Malan Kabupaten Katingan. Kajian dilakukan dengan memperkenalkan pemupukan padi, dan memperkenalkan teknologi tukungan untuk pengembangan tanaman karet di lahan lebak dangkal dengan karet unggul PB26 dan IRR39, serta pemanfaatan limbah jerami untuk pakan ternak. Hasil menunjukkan bahwa pemupukan 2 kg/ha Urea, 15 kg/ha SP-36, dan 5 kg/ha KCl mampu menghasilkan antara 2,5 3,7 t/ha GKP, sedangkan tanpa pupuk antara 1,9 2,9 t/ha GKP. Pemberian pupuk organik limbah sapi 9 t/ha menghasilkan sebesar 5,2 t/ha, diikuti 12 t/ha pupuk organik dengan produksi 4,51 t/ha, dan terendah tanpa pemberian pupuk organik menghasilkan 3,6 t/ha. Kajian penggunaan Pupuk Gambut (Pugam) menunjukkan bahwa perlakuan Pugam T mencapai produksi sebanyak 3,84 t/ha. Teknologi penanaman karet klon unggul PB 26 dan IRR 39 mampu hidup jika dibuatkan tukungan saat tanam, sedangkan jika tidak menggunakan tukungan bibit karet tertekan dan mati karena genangan air. Pemberian silase meningkatkan pertambahan bobot badan sapi pada bulan pertama perlakuan mencapai 8,11 kg/bulan dibandingkan tanpa pemberian silase yang hanya 3,3 kg, sedangkan pada bulan ketiga perlakuan tercapai penambahan bobot badan sapi mencapai 14,39 kg dibandingkan 3,69 kg. Kata Kunci: lahan lebak, oryza sativa, hevea brasiliensis, silase, pertambahan bobot badan sapi PENDAHULUAN Lahan lebak merupakan lahan cekungan yang memiliki kendala kelebihan air di waktu musim hujan dan kering disaat musim kemarau dan tidak dipengaruhi oleh gerakan air pasang surut. Kondisi lahan yang marginal tersebut dikarenakan ketersediaan air yang tidak dapat dikelola dengan baik. Lahan lebak merupakan lahan potensi tinggi untuk pengembangan padi, dan juga sumber pakan untuk ternak saat terjadi musim banjir. Namun demikian kondisi masyarakat asli Kalimantan Tengah masih terbatas pemanfaatan lahan lebak untuk penanaman padi sekali setahun dan juga keinginan untuk perluasan mengembangkan tanaman karet di lahan lebak karena sebagai mata pencaharian utama. Lahan lebak merupakan lahan rawa yang perkembangannya tertinggal dibandingkan dengan lahan rawa pasang surut (Noor, 1996). Lahan lebak di Kalimantan Tengah mencapai luasan 324.92 hektar, sedangkan potensi luasan sawah lebak di Kabupaten Katingan sebesar 61.251 hektar (Nugroho dan Budiman, 26). Umumnya lahan lebak selain dimanfaatkan untuk tanaman padi, juga dimanfaatkan untuk hortikultura, palawija maupun kenaf (Anwar dan Widjaja-Adhi, 1997), namun demikian belum banyak yang mengembangkan untuk tanaman tahunan yang akan mengalami genangan dengan waktu yang cukup lama seperti tanaman karet. Tujuan pengkajian ini adalah melakukan integrasi pemanfaatan lahan lebak dangkal di Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah untuk usahatani padi, karet dan sapi secara terintegrasi, dengan cara pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak.

BAHAN DAN METODA Lokasi pengkajian dilakukan di lahan lebak dangkal di SP1 Desa Buntut Bali Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Pelaksanaan pengkajian dilakukan mulai MT Okmar 29 hingga MT Okmar 211. Terdapat tiga komoditas yang diintegrasikan, antara lain: 1) Rakitan Paket Teknologi Budidaya padi menggunakan pemupukan anorganik dan pengkajian pemupukan organik limbah sapi di lahan lebak mineral, serta pengkajian penggunaan Pugam di lahan lebak gambut, 2) Teknologi pengembangan tanaman karet unggul di lahan lebak mineral menggunakan berbagai dimensi tukungan, dan 3) Pemanfaatan jerami padi sebagai silase untuk pakan sapi. Rakitan paket teknologi budidaya padi lahan lebak menggunakan pemupukan anorganik, dilakukan pada MT Okmar 29, perlakuan yang digunakan adalah paket pemupukan 2 kg/ha Urea, 15 kg/ha SP-36, dan 5 kg/ha KCl; dan tanpa pemupukan (pola petani). Varitas padi yang digunakan adalah varietas lokal. Luas setiap petak percobaan,5 ha yang dilakukan oleh tiga petani kooperator. Pengamatan meliputi jumlah anakan dan produksi. Rakitan paket teknologi budidaya padi lahan lebak mineral menggunakan pemupukan organik limbah sapi. Pupuk organik yang dikaji adalah dosis pupuk kandang sapi, antara lain: t/ha (P), 3 t/ha (P1), 6 t/ha (P2), 9 t/ha (P3), dan 12 t/ha (P4). Pengkajian ini dilakukan di lahan lebak sela tukungan karet, setiap petak percobaan memiliki ukuran 15x2 m dan diulang sebanyak tiga kali. Pemupukan anorganik yang digunakan dengan dosis 2 kg/ha urea, 15 kg/ha SP-36 dan 5 kg/ha KCl. Varietas yang digunakan adalah varietas lokal Embang Parukat dengan usia panen 5 bulan. Pengkajian penggunaan Pugam di laksanakan di MT Okmar 211 yang terletak di lahan lebak gambut dalam. Perlakuan adalah pemberian Pugam A dan Pugam T, masing-masing sebanyaks 4 kg/ha, sedangkan kontrol tanpa pemberian Pugam. Luas tiap demplot perlakuan baik Pugam A, Pugam T dan Kontrol adalah 25 x 1 m. Dolomit diberikan sebanyak 4 kg/ha, pupuk anorganik Urea sebanyak 15 kg/ha dan pupuk NPK Ponskha sebanyak 15 kg/ha. Varitas padi yang digunakan adalah Inpara-5. Pengamatan yang dilakukan adalah jumlah malai dan produksi gabah kering giling. Teknologi pengembangan tanaman karet unggul di lahan lebak mineral menggunakan berbagai dimensi tukungan, yang dibedakan berdasarkan kedalaman genangan air saat musim hujan. Dimensi panjang dan lebar tukungan berukuran masing-masing 1 m, namun tinggi tukungan dibedakan berdasarkan 5%, 1%, dan 15% dari kedalaman genangan air rata-rata sebesar 5 cm. Parameter yang diamati adalah lingkar batang maupun tinggi tanaman, serta tanaman yang dapat bertahan pada kondisi tersebut. Pengkajian pemanfaatan limbah jerami padi untuk pakan ternak diintroduksikan dengan pembuatan silase. Silase yang digunakan berasal dari bahan limbah jerami padi hasil panen demplot Inpara 5 pada perlakuan Pugam A, Pugam T, dan Kontrol yang telah dicacah, gula merah, dedak, air dan EM-4 peternakan. Peralatan yang digunakan adalah 1 unit APO, kantong plastik hitam besar, terpal, meteran. Sebelum perlakuan diaplikasikan setiap sapi diberikan feed supplement mineral sebagai mineral tambahan. Setiap bulan para petani akan mengukur lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan. Silase diberikan sebanyak 35% dari bobot badan sapi, dan silase diberikan setiap hari. Sebelum diberikan pada ternak terlebih dahulu silase di angin anginkan. Parameter pengukuran dilakukan pada pertambahan berat badan sapi antara yang diberi silase dan tidak diberi silase. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengkajian Pemupukan Anorganik Tanaman Padi Lahan Lebak di Sela Karet Penanaman padi di lahan lebak dangkal lokasi penelitian masih dilakukan satu kali dalam satu tahun. Hal tersebut utamanya disebabkan karena belum sempurnanya pengelolaan tata air, sehingga kebanjiran saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Menurut Ar-Riza dan Rina (24) untuk meningkatkan produktivitas lahan lebak dangkal dengan penerapan pola tanam padi dua kali setahun diperlukan pembangunan jaringan tata air yang efektif.

Pemberian pupuk anorganik untuk mengenalkan kepada petani bahwa budidaya padi lebak memerlukan tambahan unsur hara. Hasil menunjukkan bahwa pemberian pupuk memberikan pengaruh positif pada parameter pertumbuhan dan produksi. Padi yang dipupuk menunjukkan jumlah anakan yang lebih banyak yaitu 16 24 anakan produktif, dibandingkan tanpa pemberian pupuk yaitu 14 16 anakan produktif. Pada parameter produksi, bahwa pemupukan mampu menghasilkan GKP (Gabah Kering Panen) antara 2,5 3,7 t/ha, sedangkan tanpa pupuk antara 1,9 2,9 t/ha. Analisis finansial menunjukkan bahwa pemberian pemupukan masih menguntungkan dibandingkan tanpa pemupukan, pada perlakuan pemupukan dengan rata-rata produksi padi 683 kg /,25 ha dengan harga gabah Rp. 2.5,-/kg menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1.77.,- dan tanpa pemupukan mendapatkan produksi 533 kg /,25 ha mendapatkan penerimaan Rp. 1.332.5.-. yang berarti memberikan tambahan keuntungan sebesar Rp. 377.,-/,25 ha tanaman padi. Pengkajian Pemupukan Organik Limbah Sapi di Lahan Lebak Sela Karet Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik limbah sapi 9 t/ha menghasilkan sebesar 5,2 t, diikuti 12 t/ha pupuk organik dengan produksi 4,51 t/ha dan terendah tanpa pemberian pupuk organik menghasilkan 3,6 t/ha (Gambar 1). Menurut Raihan et all., (23) pengaruh bahan oganik termasuk pupuk kandang sapi menjadikan tanah gembur, memperbaiki aerasi tanah dan mampu meningkatkan produksi tanaman secara berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, karena pupuk organik lebih lama mengendap didalam tanah dibandingkan pupuk kimia. Gambar 1. Peningkatan produksi padi hasil pemberian pupuk organik limbah sapi pada lahan lebak disela karet. Pengkajian Aplikasi Pupuk Gambut di Lahan Lebak Gambut Hasil pengkajian menunjukkan bahwa jumlah malai tertinggi ada pada perlakuan pupuk gambut (Pugam) A sebesar 1.434 helai/6,25 m 2. Sedangkan tertinggi pada perlakuan Pugam T sebanyak 3,84 t/ha (Gambar 2). Kondisi rendahnya perlakuan Pugam A meskipun memiliki jumlah malai lebih besar dari perlakuan lainnya terutama Pugam T, ternyata malai pugam T lebih berat dan bernas dibandingkan perlakuan Pugam A yang banyak hampa. Hal ini menunjukkan bahwa Pugam T yang bersifat lebih cepat bereaksi mampu memperbaiki tanah gambut dibandingkan Pugam A yang lambat bereaksi.

PBB (kg/bl) (t/ha) (t/ha), Kontrol, 3.44 (t/ha), Pugam A, 2.56 (t/ha), Pugam T, 3.84 Perlakuan Amelioran Gambar 2. Peningkatan produksi perlakuan pupuk gambut padi Inpara 5 di lahan lebak gambut Pengkajian Pengembangan Karet di Lahan Lebak (Inovasi Teknologi Tukungan) Hasil pengkajian menunjukkan bahwa menanam karet klon unggul PB 26 dan IRR 39 mampu hidup di lahan lebak dangkal jika dibuatkan tukungan saat tanam, sedangkan jika tidak menggunakan tukungan kebanyakan bibit karet tertekan dan mati (Tabel 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata pembuatan tukungan 5% dari ketinggian genangan air sudah cukup untuk mempertahankan pertumbuhan bibit karet PB26, sedangkan untuk IRR39 yang terbaik jika tinggi tukungan 1% dari genangan di lahan lebak dangkal. Tabel 1. Keragaan agronomis karet di rawa lebak kabupaten katingan dengan inovasi teknologi tukungan (16 BST). Tinggi tukungan (% dari genangan) 5 1 15 Diameter batang (mm) Tinggi tanaman (cm) IRR-39 PB-26 IRR-39 PB-26, 3,7 3,35 3,2 Keterangan: BST = Bulan Setelah Tanam; = bibit karet mati., 2,98 2,36 3,58 Pengkajian Pemanfaatan Silase Limbah Jerami untuk Pakan Sapi Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pemberian silase jerami dapat meningkatkan rata-rata berat sapi dibandingkan tanpa pemberian silase (Gambar 3). Pada ternak sapi tanpa diberi silase jerami terjadi penurunan pertambahan berat badan sapi pada bulan ketiga, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh ketersediaan pakan pada musim kemarau serta daya cerna sapi yang berkurang. Kondisi ini terjadi dikarenakan hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam hijauan atau rerumputan akibat kekurangan air untuk bertumbuh. Sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan sapi yang sudah dewasa yang dapt menyebabkan berat badannya menurun atau kurus (Sampurna, 29). 26 298 224 29 22 226 Bl-2, Tanpa Bl-1, Tanpa Silase, 5.7 Bl-3, Tanpa Silase, 3.3 Silase, 3.69 Perlakuan Bl-3, Diberi Silase, 14.39 Bl-2, Diberi Bl-1, Diberi Bl-1 Silase, 1.2 Silase, 8.11 Bl-2 Bl-3 Gambar 3. Pemberian silase meningkatkan pertambahan bobot badan sapi dibandingkan tanpa pemberian silase.

KESIMPULAN 1. Pemberian pupuk anorganik 2 kg/ha Urea, 15 kg/ha SP-36, dan 5 kg/ha KCl pada padi lokal meningkatkan produksi. Pada parameter produksi, bahwa pemupukan mampu menghasilkan GKP (Gabah Kering Panen) antara 2,5 3,7 t/ha, sedangkan tanpa pupuk antara 1,9 2,9 t/ha. 2. Dosis kotoran sapi yang memberikan hasil produksi tertinggi dengan rata-rata 5 t/ha adalah penambahan kotoran sapi 9 t/ha. 3. Perlakuan Pugam T lebih tinggi dibandingkan Pugam A, masing-masing 3,84 t/ha, 2,56 sedangkan kontrol 3,44 t/ha 4. Pembuatan tukungan 5% dari ketinggian genangan air sudah cukup untuk mempertahankan pertumbuhan bibit karet PB26, sedangkan untuk IRR39 yang terbaik jika tinggi tukungan 1% dari genangan air di lahan lebak dangkal. 5. Pemberian silase meningkatkan pertambahan bobot badan sapi pada bulan pertama perlakuan pemberian silase mencapai 8,11 kg dibandingkan tanpa pemberian silase yang hanya 3,3 kg, sedangkan pada perlakuan pemberian silase bulan ketiga mencapai 14,39 kg dibandingkan 3,69 kg. DAFTAR PUSTAKA Anwar, E.A. dan I.P.G. Widjaja-Adhi. 1997. Tampilan Potensi Usahatani Di Lahan Lebak. Prosd. Simposium Nasional dan Konggres VI Peragi. Jakarta 25-27 Juni 1996. Perhimpunan Agronomi Indonesia Nasional. Jakarta. ;35-49. Ar-Riza, I. dan Y. Rina. 24. Optimasi Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak Untuk Meningkatkan Produksi Padi. Prosd. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Sumberdaya Tanah dan Iklim. Bogor 14-15 Oktober 23. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. ;257-272. Noor, M. 1996. Padi Lahan Marjinal. Penerbi PT. Penebar Swadaya. Jakarta. ;213 Nugroho, K. dan C. Budiman. 26. Arahan Tata Ruang Pertanian. 1.3. Provinsi Kalimantan Tengah. Edisi Pertama. BBP2SDLP. Bogor. Sampurna, I. 29. Pakan Sapi Bali. Universitas Udayana. Denpasar. Raihan, S., N. Fauziati dan Y. Raihana. 23. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tanah Serta Hasil Jagung Di Lahan Lebak. Prosd. Seminar Nasional Sumberdaya Lahan. Buku II. Cisarua, 6-7 Agustus 22. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. ;189-24