METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Tempat dan Waktu Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Syaratnya adalah hanya ada

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Isolasi Cendawan

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan Juni 2014 di

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian,

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 April 2014 pada areal lahan

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di TPH yang ada di Bandar

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

Transkripsi:

20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah panci aluminium dan ember plastik dengan diameter 26 cm dan tinggi 20 cm, baskom berdiameter 42 cm dengan tinggi 23 cm, timbangan digital, termometer, fruit hardness tester, handrefraktometer, gelas ukur, ember anti pecah, wajan, sutil, kompor, saringan, parutan, nampan, plastik, sarung tangan. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah salak dengan varietas salak pondoh dengan tingkat kematangan optimal dan ukuran seragam. Bahan lain yang digunakan adalah, air, dan larutan kloroks 1%.

21 C. Metode penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 perlakuan. Perlakuan pertama adalah jenis wadah penyimpanan dengan 2 taraf yaitu plastik dan aluminium. Perlakuan kedua adalah pemberian air pendingin dengan 3 taraf yaitu setengah tinggi permukaan, setara tinggi permukaan, dan diatas tinggi permukaan. Perlakuan pembanding atau kontrol dilakukan dengan menyimpan salak pada suhu ruang, tanpa menggunakan dan air pendingin. Masing-masing unit percobaan diulang sebanyak tiga kali ulangan. Penyimpanan buah salak dilakukan dengan 7 unit percobaan, yaitu : P0 : penyimpanan salak tanpa perlakuan sebagai pembanding. P1 : penyimpanan salak menggunakan panci aluminium dengan pemberian air setengah tinggi permukaan. P2 : penyimpanan salak menggunakan panci aluminium dengan pemberian air setara tinggi permukaan. P3 : penyimpanan salak menggunakan panci aluminium dengan pemberian air di atas tinggi permukaan P4 : penyimpanan salak menggunakan ember plastik dengan pemberian air setengah tinggi permukaan P5 : penyimpanan salak menggunakan ember plastik dengan pemberian air setara tinggi permukaan P6 : penyimpanan salak menggunakan ember plastik dengan pemberian air di atas tinggi permukaan

22 baskom wadah panci atau ember salak air Gambar 3. Penyimpanan salak dalam media dengan pemberian air pendingin setengah dari tinggi permukaan. baskom wadah panci atau ember salak air Gambar 4. Penyimpanan salak dalam media dengan pemberian air pendingin setara dari tinggi permukaan. baskom wadah panci atau ember salak air Gambar 5. Penyimpanan salak dalam media dengan pemberian air pendingin di atas tinggi permukaan.

23 D. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap, tahap pertama adalah tahap persiapan yang meliputi pengayakan dan penyangraian. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan penyimpanan. 1 Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, yang dilakukan adalah : a. Mengayak dengan ukuran rata-rata 2 mm dengan menggunakan saringan b. Pasir disangrai dengan suhu > 100 C dilakukan selama ± 30 menit. c. Pasir yang sudah disangrai kemudian didinginkan. Mulai Pengayakan menjadi ukuran rata-rata 2 mm Penyangraian > 100 C selama ± 30 menit Pendinginan Pemasukan ke dalam wadah aluminium dan wadah plastik Selesai Gambar 6. Diagram alir persiapan.

24 2 Tahap Pelaksanaaan a. Buah salak dibersihkan dari duri, kotoran dan tanah yang menempel. Kemudian buah salak disortasi sesuai kriteria yaitu tingkat kematangan optimal, segar, dan tidak ada kerusakan pada buah seperti memar, terkelupas dan terluka. b. Buah salak dicelupkan ke dalam larutan kloroks 1% untuk menghambat tumbuhnya jamur. Salak kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. c. Buah salak yang sudah kering kemudian ditimbang. d. Menyiapkan 9 buah wadah aluminium dan 9 buah ember plastik, yang telah diisi dengan berukuran 2 mm yang sudah diberi label perlakuan. Buah salak yang sudah ditimbang kemudian disusun di atas secara acak, bagian atas buah salak ditimbun lagi dengan hingga menutupi semua permukaan buah salak, masing-masing kotak berisi 15 buah salak. e. Menyiapkan 18 baskom, kemudian ambil 9 wadah aluminium dan 9 ember plastik yang telah berisi salak dan yang masing-masing di masukkan ke dalam 18 baskom yang berisi air. Perlakuan airnya adalah 3 wadah aluminium dan 3 wadah ember plastik di rendam dengan air setengah dari tinggi permukaan, 3 wadah aluminium dan 3 wadah ember plastik di rendam dengan air setara tinggi permukaan, dan 3 wadah aluminium dan 3 wadah ember plastik yang terakhir di rendam dengan air di atas tinggi permukaan. Bagian bawah wadah aluminium dan wadah plastik diberi alas yang terbuat dari sterofoam sehingga antara dinding bawah wadah dan baskom terdapat ruang kosong sehingga dapat terisi air.

25 f. Untuk memperoleh air yang suhunya sedikit lebih rendah, maka setiap hari air pendingin diberi es. g. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali dengan cara mengambil 1 buah salak dari setiap wadah. Setiap pengamatan berjumlah 19 sampel buah salak. Selanjutnya, buah salak diamati bobot buah salak, total padatan terlarut, dan nilai kekerasan.

26 Prosedur penelitian untuk penyimpanan buah salak sebagai berikut : Mulai Pengambilan buah salak Pembersihan Penyortiran Pencelupan dalam larutan kloroks 1 % Pengeringan Penimbangan buah salak Salak dipendam dalam menggunakan wadah alumunium Salak dipendam dalam menggunakan ember plastik Wadah diletakkan dalam suhu ruangan Wadah direndam air setengah dari tinggi permukaan Wadah direndam air setara tinggi permukaan Wadah direndam air di atas tinggi permukaan Pengamatan dan pengambilan data Analisis data Selesai Gambar 7. Diagram alir penyimpanan buah salak.

27 E. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari pengamatan suhu, bobot buah salak, total padatan terlarut, kekerasan buah, dan umur simpan buah salak. Pengamatan dihentikan ketika kondisi salak di dalam tempat penyimpanan telah busuk pada ujung daging buah salak atau sudah tidak layak jual. 1. Suhu Suhu diukur di beberapa titik tempat penyimpanan, yaitu suhu ruang, suhu air pendingin, suhu di dalam. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari. 2. Bobot buah salak Bobot buah salak diukur dengan cara menimbang berat dengan menggunakan timbangan digital. Bobot awal (w 0 ) adalah bobot buah salak sebelum disimpan, sedangkan bobot hari ke-n (w n ) adalah bobot buah salak saat pengambilan. Penimbangan bobot buah salak dilakukan selama 2 hari sekali sampai keadaan buah sudah mengalami pembusukan pada bagian ujung buah salak atau sudah tidak layak jual. Perhitungan susut bobot dinyatakan dalam persen. 3. Total Padatan Terlarut ( Brix) Pengukuran Total Padatan Terlarut buah salak dilakukan dengan menggunakan handrefraktometer. Prosedur pengukuran total padatan terlarut yang dilakukan adalah daging buah salak diparut, diperas dan disaring airnya. Air perasan buah salak yang diperoleh, diukur dengan menggunakan handrefraktometer. Nilai yang dihasilkan adalah nilai Brix.

28 4. Kekerasan Kekerasan diukur dengan menggunakan fruit hardness tester. Pengukuran dilakukan dengan menusukkan fruit hardness tester pada buah salak yang belum dikupas. Pengukuran dilakukan dengan 3 kali ulangan dengan titik penusukan yang berbeda. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali. 5. Umur simpan buah salak Umur simpan buah salak ditentukan dengan cara menghitung lama waktu salak dari awal penyimpanan sampai salak mengalami kerusakan sehingga tidak layak jual. Kriteria buah salak sudah tidak layak jual adalah apabila buah salak sudah mengalami pembusukan pada bagian ujung daging buah, buah layu, di tumbuhi jamur, daging buah salak lunak, berair, atau dan manimbulkan bau busuk. F. Analisis Data 1. Persentase bobot buah salak Persentase bobot buah salak dapat dihitung dengan rumus :...(5) Keterangan : PB = Persentase bobot salak w 0 = bobot buah pada hari ke-0 (gram) w n = Berat buah pada hari ke-n (gram)