BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Secara umum peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

PERAN GURU DALAM MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI KARAKTER DI SMP NEGERI 1 BUA PONRANG KABUPATEN LUWU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sekolah. Kedisiplinan itu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku siswa dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB IV PENUTUP. Pada bab penutup ini akan disampaikan kesimpulan, implikasi. pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

VISI DAN MISI BIB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SCHOOL OF LOVE AND SCHOOL OF CULTURE STRATEGI JITU PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dipaparkan kesimpulan, dan rekomendasi yang mengacu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Secara Umum, Pendidikan seni yang dilaksanakan di SMK Negeri 10

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis melakukan penelitian, mendeskripsikan dan membahas hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

PENYELENGGARAAN KEGIATAN MOS DI SEKOLAH. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

JADUAL PELAKSANAAN DAN RINCIAN BIAYA PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, dengan tahapan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pada akhirnya mempengaruhi prestasi anak didik. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

KESADARAN, BUDAYA, DAN GENGSI. Oleh : ANASTASIA EVIRA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. individu memiliki penilaian moral yang berbeda-beda. Namun krisis moral

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. perumusan masalah dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN Situraja kabupaten

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Bukti Instrumen PKKS Kompetensi 1 Kepribadian Dan Sosial

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari segi budaya, social maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Menciptakan Harmonisasi Hubungan Antaretnik di Kabupaten Ketapang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SD/MI KABUPATEN PONOROGO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA). Untuk memanfaatkan

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

Telaah Budi Pekerti dalam Pembelajaran di Sekolah (Implementasi Konsep dan Prinsip Tatakrama dalam Kehidupan Berbasis Akademis) Oleh: Yaya S.

Transkripsi:

118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara umum peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah berkedudukan sebagai katalisator atau teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Dalam peranannya sebagai katalisator, maka keteladanan seorang guru merupakan faktor mutlak dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik yang efektif, mengingat kedudukannya sebagai figur atau idola yang digugu dan ditiru oleh peserta didik. Peran sebagai inspirator, berarti seorang guru harus mampu membangkitkan semangat peserta didik untuk maju dan mengembangkan potensinya. Peran sebagai motivator, mengandung makna bahwa setiap guru harus mampu membangkitkan semangat, etos kerja dan potensi yang luar biasa pada diri peserta didik. Peran sebagai dinamisator, bermakna setiap guru memiliki kemampuan untuk mendorong peserta didik ke arah pencapaian tujuan dengan penuh kearifan, kesabaran, cekatan, cerdas dan menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan peran guru sebagai evaluator, berarti setiap guru dituntut untuk mampu dan selalu mengevaluasi sikap atau prilaku diri, dan metode pembelajaran yang dipakai dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik, sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas programnya. Guru IPS memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan karakter di sekolah. Peran guru tersebut dilakukan dengan memberikan teladan, baik dengan penampilan, ucapan

119 dan tindakan, dalam merancang pembelajaran berusaha memikirkan pengembangan nilai-nilai karakter yang akan diterapkan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran tersebut, mengembangkan kedisiplinan anak, menerapkan pembiasan-pembiasan pada siswa. Selain itu, guru memiliki peran dalam memberi contoh secara pribadi atau kelompok, menanamkan kepercayaan kepada siswa sesuai dengan keilmuan, menciptakan rasa senang dan mengembangkan komitmen antara guru dan anak. Materi pelajaran IPS yang diberikan kepada siswa dalam mengembangkan pendidikan karakter ialah berisi materi-materi tentang tanggung jawab, ketekunan, kepedulian, kedisiplinan, kewarganegaraan, kejujuran, keberanian, keadilan, rasa hormat dan integritas. Materi-materi tersebut diharapkan agar para siswa memiliki perilaku sosial yang baik di lingkungannya. Dalam menyajikan setiap mata pelajaran para guru menekankan pada sikap-sikap yang memiliki nilai-nilai kebaikan, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter pada pembelajaran IPS dapat melembaga dalam diri siswa. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai kejujuran, nilai kedisiplinan dan nilai kreativitas yang harus dimiliki oleh siswa. Adapun tujuan yang akan dicapai para guru IPS dalam pembentukan karakter para siswa dari pembelajaran IPS tersebut ialah siswa memiliki kemampuan berpikir tentang pribadi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dan siswa dapat menerapkan perilaku-perilaku ekonomi dalam kehidupan sehari-hari serta mengerti perilaku mana yang baik dan buruk. Tujuan lain yang akan dicapai dalam pembelajaran IPS ialah munculnya patriotisme, kemandirian, tanggung jawab, keterbukaan dan kerjasama antara siswa.

120 Tanggapan siswa mengenai pelajaran IPS dalam pengembangan pendidikan karakter secara umum bernilai positif artinya para siswa di SMP Rangkasbitung menyambut baik terhadap pengembangan pendidikan karakter. Hal tersebut diindikasikan dari beberapa keterangan yang diungkapkan oleh siswa SMP Rangkasbitung Kabupaten Lebak Banten bahwa respon siswa mengenai pelajaran IPS sangat positif, dalam memberikan pengajaran IPS, guru selalu menciptakan suasana kondusif yang memungkinkan para siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga para siswa sangat merespon terhadap materi pendidikan karakter yang disampaikan oleh para guru IPS. Selain itu, dalam memberikan materi pendidikan karakter para guru IPS melakukan pendekatan personal kepada para siswa dan memberikan pengarahan khusus kepada anak didik untuk berbuat baik di lingkungan sosialnya.sehingga siswa dapat diarahkan untuk memiliki perilaku sosial yang baik. Ditinjau dari perilaku sosial para siswa setelah mendapatkan pelajaran IPS maka secara umum terdapat perubahan yang signifikan terhadap perilaku sosial siswa setelah mendapatkan pembelajaran IPS. Hal tersebut ditunjukkan perilaku siswa yang lebih baik, siswa cenderung lebih peka terhadap lingkungan sosial yang ada di sekitarnya seperti mudah bergaul, siswa dapat mengetahui manfaat menabung, menerapkan sistem kebersamaan dan mencintai lingkungan sosialnya serta keberanian untuk mengungkapkan pendapat dan mengekpresikan dirinya. Di samping itu, ada juga yang menunjukkan perilaku siswa cenderung biasa-biasa saja, tidak menunjukkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik misalnya ada siswa yang bolos sekolah, pakaian yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah. Hal tersebut dapat

121 disebabkan oleh berbagai faktor antara lain siswa kurang memahami makna dari pengajaran IPS yang diberikan oleh para guru IPS dan juga perilaku atau watak siswa yang tidak mau berubah. B. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyadari masih terdapat keterbatasan yang ada, oleh karena itu hasil penelitian ini belum dapat dikatakan sempurna, namun demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi praktisi pendidikan dalam rangka pembelajaran. Adapun rekomendasi yang diajukan oleh penulis secara umum yaitu hendaknya kepada seluruh pihak yang terkait (pengawas, kepala sekolah dan guru) dapat mengembangkan sistem pengembangan karakter yang lebih baik lagi, kepala sekolah melakukan evaluasi secara objektif kepada para guru IPS dalam upaya pengembangan karakter siswa, dan hendaknya melakukan pengawasan terhadap perilaku siswa di sekolah. Guru hendaknya dapat meningkatkan lagi pemahaman materi pendidikan karakter terhadap siswa melalui contoh-contoh nyata berupa sikap dan perilaku yang dapat dijadikan teladan bagi para siswa, melakukan pengawasan terhadap perilaku sosial di lingkungan sekolah, lebih menekankan pembentukan karakter peserta didik melalui berbagai metode atau pendekatan pembelajaran agar siswa memiliki karakter yang baik, memberikan sanksi yang tegas kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga siswa merasa jera dan dapat menjadi contoh bagi siswa lain untuk tidak melakukan pelanggaran atau bentuk perilaku menyimpang lain.

122 Orang tua diharapkan dapat meningkatkan peran dan tanggung jawabnya dalam pembentukan karakter anak, baik di sekolah maupun di rumah dengan meningkatkan pemantauan anak, memberi keteladanan yang baik, dan penciptaan lingkungan yang edukatif dalam keluarga, memberikan pendidikan karakter sedini mungkin agar anak terbiasa melakukan hal-hal baik saat dewasa kelak, karena kedamaian dan kesejahteraan bangsa di masa yang akan datang ada digenggaman tangan mereka. Siswa hendaknya selektif dalam memilih teman atau dalam berinteraksi dengan teman sebaya, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial dengan kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap perilaku siswa. Sekalipun berteman dengan mereka yang sering melakukan perilaku menyimpang itu tidak dapat dihindarkan, maka alangkah baiknya jika siswa lebih selektif dalam memilah perilaku yang dapat dijadikan teladan. Siswa hendaknya menghindarkan diri dari segala bentuk perilaku menyimpang baik yang termasuk dalam deviasi primer seperti berbohong, membolos, suka menentang orang tua, tidak disiplin, maupun penyimpangan yang termasuk dalam deviasi sekunder seperti pemerkosaan, perzinahan, homoseksual, pencurian, pemakaian narkoba. Pihak pengawas sekolah hendaknya melakukan pengawasan secara ekstra mengenai upaya pembinaan perilaku oleh kepala sekolah dan guru. Menyadari bahwa penyelenggaraan pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi demoralisasi yang melanda bangsa Indnesia, maka sebaiknya pemerintah dan lembaga pendidikan lainnya mengambil kebijakan untuk menyelenggarakan pendidikan karakter anak di sekolah, maka

123 untuk rekomendasi untuk penelitian berikutnya yaitu agar dapat lebih difokuskan pada model pengembangan manajemen pendidikan karakter dalam upaya untuk membentuk salah satu karakter dasar anak agar dapat menghasilkan temuan yang lebih mendalam, sebagai contoh, mengenai manajemen pengembangan karakter cinta Allah dan Rasul, orang tua dan cinta kepada guru serta sesama manusia. Juga dapat difokuskan pada penelitian tentang faktor-faktor yang mendorong dan meningkakan partisipasi orang tua dalam pengembangan pembentukan karaker anak, sehingga diperoleh gambaran yang lebih lengkap dan mendalam.