Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Ubi Jalar Terfermentasi dengan Angkak

dokumen-dokumen yang mirip
ISOTERM SORPSI AIR DARI KERUPUK KEDELAI

Alfiah et al., ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia, Vol. 13 (2017), No. 1, Hal

DAFTAR TABEL. 1. Kandungan gizi tepung ubi jalar per 100 g Karakteristik amilosa dan amilopektin... 11

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Teknologi

PENENTUAN KADAR AIR LAPIS TUNGGAL MENGGUNAKAN PERSAMAAN BRUNAUER-EMMETT-TELLER (BET) DAN GUGGENHAIM-ANDERSON-deBOER (GAB) PADA BUBUK TEH

Diterima 11 Februari 2015 / Disetujui 25 Februari 2015 ABSTRACT

KARAKTERISTIK ISOTERMIS SORPSI AIR UBI KAYU INSTAN PADA BERBAGAI MODEL PENDEKATAN DAN PENDUGAAN MASA KADALUARSANYA MENGGUNAKAN BEBERAPA BAHAN KEMASAN

STABILITAS KANDUNGAN GIZI DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN FLAKES BERBAHAN BAKU TEPUNG SINGKONG

IV. METODOLOGI PENELITIAN

KADAR AIR KESETIMBANGAN (Equilibrium Moisture Content) BUBUK KOPI ROBUSTA PADA PROSES ADSORPSI DAN DESORPSI

Peranan a w dalam Pendugaan dan Pengendalian Umur Simpan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOTERM SORPSI AIR DARI TEPUNG KOMPOSIT GAPLEK DAN BIJI SAGA POHON

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat

Kemampuan yang ingin dicapai:

?=ITK f. MIE KERING INSTAN YANG DlSlMPAN PADA BERBAGAI. KONDlSl PENYIMPANAN. Oleh SRI HARYATI FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang optimum untuk gum arabika dan tapioka yang kemudian umur simpannya akan

METODE PENELITIAN. Dari tepung ubi jalar terfermentasi yang diperoleh dianalisa aktivitas antioksidan.

KAJIAN ISOTERMI SORPSI AIR DAN FRAKSI AIR TERIKAT

FORMULASI PANGAN DARURAT BERBENTUK FOOD BARS BERBASIS TEPUNG MILLET PUTIH (Panicum milliaceum L.) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK BISKUIT DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

BAB I. PENDAHULUAN. kapita pada tahun 2012 di Indonesia sebesar 87,24 kg (Anonim a, 2012) yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

PENYIMPANAN DAN PENGGUDANGAN PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN UMUR SIMPAN KRIPIK PISANG KEJU GORONTALO DENGAN PENDEKATAN KURVA SORPSI ISOTERMIS

AKTIVITAS AIR, KURVA SORPSI ISOTHERMIS SERTA PERKIRAAN UMUR SIMPAN FLAKE

LAPORAN AKHIR PKM-P PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERUBAHAN NILAI DESORPSI PRODUK KAKAO FERMENTASI PADA BERBAGAI SUHU DAN KELEMBABAN

Karakteristik Isotermi Sorpsi Air Benih Cabai Merah. (Sorption Characteristics of Red Chilli Seed)

METODE Waktu dan Tempat Metode Penelitian Uji penyimpanan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Karakteristik Isotermi Sorpsi Air Benih Cabai Merah. (Sorption Characteristics of Red Chilli Seed)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration)

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Form isian organoleptik terhadap pengolahan beras pratanak UJI HEDONIK. Nama :... Tanggal :...

PENENTUAN UMUR SIMPAN BAHAN PANGAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG BIJI DURIAN LOKAL (Durio Zibhetinuss L) DENGAN METODE AKSELERASI PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

Kadar protein = % N x 6.25

PERUBAHAN KADAR AIR UBI KAYU SELAMA PENGERINGAN MENGGUNAKAN PENGERING KABINET

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pangan Instan dan Penyimpangan Mutunya. sertifikat produksi pangan industri rumah tangga, mendefinisikan bahwa pangan

METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

PENDUGAAN UMUR SIMPAN DAN MODEL KURVA ISOTERMA SORPSI AIR TEPUNG PISANG. Predicting The Shelf Life of Banana Flour Based on Sorption Isotherms Curves.

Avaliable online at Jurnal Teknosains Pangan Vol IV No. 4 Oktober 2015

Skor hedonik. Kadar air

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

FEN OMENA HISTERESIS ISOTERMI SORPSI AIR P ADA AMILOSA, AMILOPEKTlN, PROTEIN, DAN SELULOSA

FEN OMENA HISTERESIS ISOTERMI SORPSI AIR P ADA AMILOSA, AMILOPEKTlN, PROTEIN, DAN SELULOSA

ANALISIS UMUR SIMPAN TEPUNG TERMODIFIKASI HASIL FERMENTASI UBI KAYU MENGGUNAKAN BAKTERI ASAM LAKTAT WIKAU MAOMBO

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

BAB III METODE PENELITIAN

KADAR AIR KRITIS PADA PROSES PENGERINGAN DALAM PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas (L) Lam.) ABSTRACT

Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 2,3,4

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

PENGARUH FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ASAM AMINO PADA TEPUNG GAPLEK YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG KEDELAI (Glycine max (L))

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Pengeringan Lapisan Tipis Buah Mahkota Dewa

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

KAJIAN UMUR SIMPAN PRODUK COOKIES WIKAU MAOMBO DENGAN METODE ASLT (ACCELERATED SHELF LIFE TESTING)

Sorpsi Air untuk Penentuan Masa Simpan Produk Pangan

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Larutan garam jenuh (Saturated salt) CH 3 COOK MgCl 2 K 2 CO 3 NaBr NaNO 3

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

PENDUGAAN UMUR SIMPAN COOKIES NENAS DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGEMBANGAN PRODUK MI KERING DARI TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas) DAN PENENTUAN UMUR SIMPANNYA DENGAN METODE ISOTERM SORPSI

SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

OPTIMASI PROSES DAN FORMULA PADA PENGOLAHAN MI SAGU KERING (Metroxylon sagu)

MEMPELAJARI LAJU PENGERINGAN DAN SIFAT FISIK MIE KERING BERBAHAN CAMPURAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TAPIOKA

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar ungu (Ipomea batatas L. Poir) mengandung antosianin yang bermanfaat

MODEL MATEMATIKA KADAR AIR KESEIMBANGAN DUA PARAMETER UNTUK LADA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

Lampiran 1. Analisis Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Edible film. Analisis terhadap sifat-sifat fisik, mekanik dan biologis edible filmini meliputi:

III BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN. dan penelitian utama dengan rancangan perlakuan konsentrasi koji Bacillus

ABSTRAK. penting dalam penentuan kualitas dari tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan matematis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

KARAKTERISTIK KURVA ISOTHERM SORPSI AIR TEPUNG JAGUNG INSTAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

KAJIAN MUTU MI INSTAN YANG TERBUAT DARI TEPUNG JAGUNG LOKAL RIAU DAN PATI SAGU. Riau. Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAMA PENGUKUSAN BERAS VARIETAS IR 64 TERHADAP PRODUKSI PIGMEN Monascus sp. BST1 SKRIPSI OLEH: KENT MIRA CANDRA

PENGARUH BAHAN KEMASAN TERHADAP PERUBAHAN KADAR AIR KOPI BUBUK (Coffea sp.) PADA BERBAGAI SUHU DAN RH UDARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 3(1), Mei 2017, 71-78 Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Ubi Jalar Terfermentasi dengan Angkak Yulinda Eka Ayu Rukmawati, Sri Hartini, Margareta Novian Cahyanti Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Salatiga 50711, Indonesia Email: 652013026@student.uksw.edu Received: Februari 2017; Revised: Maret 2017; Accepted: Mei 2017; Available Online: Mei 2017 Abstrak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kurva isoterm sorpsi air, pemodelan isoterm sorpsi air yang tepat dan menentukan kadar air monolayer pada tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak.pemodelan isoterm sorpsi air yang digunakan meliputi GAB (Guggenheim Anderson deboer), BET (Brunauer Emmet Teller) dan Caurie.Sedangkan uji ketepatan model dilakukan dengan MRD (Mean Relative Deviation).Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kurva isoterm sorpsi air tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak berbentuk Sigmoid yang mendekati tipe II. Pemodelan matematika yang tepat untuk menggambarkan isoterm sorpsi air tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak adalah model GAB (Guggenheim Anderson deboer) dengan nilai MRDpada suhu 30 C, 35 C, 40 C secara berturut-turut sebesar 4.41%;2.50%; 3.37%. Nilai kadar air monolayermodel GAB(Guggenheim Anderson deboer)7.34%; 6.57%;16.09%, model BET(Brunauer Emmet Teller)pada suhu 30 C, 35 C, 40 C sebesar 2.09%; 1.05%; 4.26%, dan model Caurie pada suhu 30 C, 35 C, 40 C sebesar 1.41%; 1.36%; 1.42%. Kata Kunci: Isoterm sorpsi, pemodelan matematika, tepung, ubi jalar,fermentasi, angkak. Abstract The research was aimed to obtain moisture sorption curve, moisture sorption isotherm models and obtain determine the water content monoleyer of fermented sweet potato flour with red yeast rice.the moisture sorption isotherm model used are GAB (Guggenheim Anderson deboer), BET (Brunauer Emmet Teller) and Caurie.Meanwhile, the test of modelling accuray by MRD (Mean Relative Deviation). The results showed that the water sorption isotherm curve of sweet potato flour fermented with red yeast rice Sigmoid shaped the approach of type II. The precise mathematical models are models of GAB (Guggenheim Anderson deboer) with a value of MRD at a temperature of 30 C, 35 C, 40 C respectively at 4.41%, to 2.50%, 3.37%. Moisture content of the monolayer at temperature of 30 C, 35 C and 40 C in GAB model was 7.34%, 6.57%, 16.09%, BET model was 2.09%, 1.05%, 4.26%, and Caurie model was 1.41%, 1.36%, 1.42%. Keywords: Sorption isotherm, mathematic model, flour, sweet potato, fermented, red yeast rice. DOI: 1. PENDAHULUAN Tepung ubi jalar angkak (teukak) merupakan tepung yang dibuat melalui prosesfermentasi menggunakan angkak yang merupakan produk hasil fermentasi dari Monascus purpureus. Penggunaan angkak dalam pembuatan teukak ini berfungsi sebagai antimikroba yang dapat memperpanjang masa simpan dan tepung ini bersifat higroskopis (Susetyo et al., 2016). Sifat higroskopis ini dapat mempengaruhi masa simpan dan kualitas dari teukak tersebut. Stabilitas produk ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu kelembaban relatif kesetimbangan (RH) atau aktivitas air (a w ) tempat penyimpanan dan kadar air kesetimbangan bahan pangan (M e ) (Lodero et al., 2016). Hubungan antara aktivitas air/water activity (a w ) dengan kadar air produk pangan di Copyright 2017, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, P-ISSN: 2460-6065, E-ISSN: 2548-3013

Jurnal Kimia VALENSI, Vol 3, No. 1, Mei 2017 [71-78] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013 suatu kondisi penyimpanan pada nilai kelembaban relatif (RH) tertentu disebut isoterm sorpsi air (ISA) (Fitriani et al.,2015). Isoterm sorpsi air dapat ditunjukkan dalam bentuk kurva isoterm sorpsi (Carter and Schmidt, 2012). Menurut Sormoli and Langrish (2015) kurva isoterm sorpsi air berkaitan dengan sifat fisikokimia dan kimia serta komponen penyusun bahan pangan tersebut. Beberapa model persamaan ISA yang dapat digunakan, antara lain model Brunauer- Emmet-Teller (BET), Oswin, Hasley, Henderson, Caurie, Peleg, Lewicki dan Guggenheim-Anderson-deBoer (GAB) (Dalgıç et al., 2012). Persamaan isoterm sorpsi air juga dapat digunakan untuk menghitung nilai kadar air monolayer dalam suatu bahan pangan. Menurut Jamaluddin dkk (2014) kadar air monolayer dalam suatu bahan pangan mempengaruhi aktivitas mikrobiologis yang dapat menyebabkan kerusakkan selama proses penyimpanan. Beberapa penelitian tentang isoterm sorpsi air (ISA) pada tepung sudah banyak dikembangkan, seperti penelitian Ayala- Aponte (2015) tentang ISA tepung singkong dengan model ISA yang paling tepat yaitu model GAB. Chisté et al., (2012) melakukan penelitian tentang ISA tepung tapioka dengan model ISA yang paling tepat yaitu model GAB dan hasil penelitian Suppakul et al., (2013) tentang ISA tepung singkong menyatakan model ISA yang paling tepat yaitu GAB. Penelitian tentang ISA tepung ubi jalar yang terfermentasi angkak tidak dijumpai dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kurva isoterm sorpsi air,pemodelan isoterm sorpsi air yang tepat (GAB, BET, Caurie) dan menentukan kadar air monolayer tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak. 2. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan gelas, drying cabinet, cawan porselin, glass container, inkubator, termohigrometer, sorption container, moisture analyzer (Ohaus MB 25, Ohaus Corp, USA), neraca analitik dengan ketelitian 0.01 g (Ohaus TAJ602, Ohaus Corp, USA), dan neraca analitik dengan ketelitian 0.1 mg (Ohaus Pioneer Balance, Ohaus Corp, USA). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak sebagai bahan utama. Bahan kimia yang digunakan adalah akuades dan tujuh jenis garam seperti NaOH, MgCl 2, K 2 CO 3, Mg(NO 3 ) 2, KI, NaCl, dan KCl untuk mengatur kelembaban relatif (relative humidity/rh). Pembuatan Tepung Fermentasi (Susetyo et al., 2016) Ubi jalar dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran dan tanah. Ubi jalar yang telah dicuci dikukus selama ± 60 menit setelah itu dikupas kulitnya, dipotong kecilkecil dan ditambahkan angkak dengan dosis 5% (w/w). Kemudian dikemas di dalam plastik setelah itu difermentasi pada suhu ruang dengan lama fermentasi 48 jam. Setelah proses fermentasi selesai, potongan ubi jalar tersebut dikeringkan dengan menggunakan drying cabinet pada suhu 50 C hingga kering. Setelah kering, potongan-potongan tersebut dihaluskan dan diayak dengan tingkat kehalusan 61 mesh. Pengukuran Kadar Air (Kumalasari,2012) Sampel ditimbang sebanyak 1g dengan menggunakan cawan moisture analyzer. Moisture analyzer diatur pada suhu 105 o C kemudian penutup pada moisture analyzer ditutup dan ditunggu selama beberapa menit hingga muncul hasil kadar airnya dan hasil yang diperoleh dicatat. Preparasi Larutan Garam Jenuh (Hayati, 2004) Preparasi larutan garam jenuh dilakukan menggunakan 7 macam garam. Garam-garam tersebut ditimbang dengan berat tertentu dan dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah terisi air hangat dengan suhu ± 50 o C, kemudian diaduk hingga homogen. Apabila garam dapat larut dengan sempurna, maka ditambahkan garam kembali sedikit demi sedikit hingga garam tidak larut. Larutan garam jenuh dibuat sebanyak 50 ml dan dimasukkan kedalam sebuah glass container yang cukup besar untuk menampung larutan garam jenuh tersebut. 72

Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Ubi Jalar Terfermentasi dengan Angkak Rukmawati, et. al. Pengukuran Kadar Air Kesetimbangan (Aini et al., 2014) Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan kedalam glass container yang sudah diatur RH-nya menggunakan larutanlarutan garam jenuh. Kemudian glass container disimpan pada suhu 30 o C, 35 o C, 40 o C dan setiap hari sampel tersebut ditimbang sampai steady state. Setelah tercapai keadaan steady state, sampel tersebut diukur kadar airnnya menggunakan moisture analyzer. Pemodelan Matematika Pemodelan matematika yang digunakan untuk menentukan kurva isoterm sorpsi air pada tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak yaitu GAB (Guggenheim Anderson deboer), BET (Brunauer Emmet Teller) dan Caurie.Persamaan masing-masing pemodelan adalah sebagai berikut : Pemodelan GAB (Guggenheim Anderson deboer) (Aini et al., 2014) : ( )( ) Keterangan: M = kadar air (%) M o = kadar air monolayer (%) a w = aktivitas air C = konstanta energi K = konstanta (1) Persamaan BET (Adawiyah dan Soekarto, 2010): ( ) Keterangan: M = kadar air (%) a w = aktivitas air M o = kadar air monolayer (%) C = konstanta Persamaan Caurie (Cahyanti, 2016): (2) ln( ) = -ln(c.m o ) + ( ) (3) Keterangan: M = kadar air (%) M o = kadar air monolayer (%) C = konstanta Caurie a w = aktivitas air Uji Ketepatan Model (Sugiyono et al., 2012) Ketepatan suatu persamaan isoterm sorpsi dapat diuji dengan menggunakan Mean Relative Determination (MRD) dengan persamaan sebagai berikut: MRD = Keterangan : Mi = kadar air hasil percobaan Mhit = kadar air hasil perhitungan n = jumlah data Jika : MRD < 5 maka model sangat tepat 5 < MRD < 10 maka model agak tepat MRD > 10 maka model tidak tepat Analisa Data (Motulsky and Christopoulos, 2004) Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali untuk sampel pada setiap jenis larutan garam kemudian data dianalisis menggunakan regresi linier dan regresi non-linier. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini sampel tepung dimasukkan kedalam glass container yang berisi dengan larutan garam jenuh. Ada tujuh macam laruran garam jenuh yang digunakan yaitu larutan garam jenuh NaOH, MgCl 2, K 2 CO 3, Mg(NO 3 ) 2, KI, NaCl, dan KCl. Pemilihan larutan garam jenuh yang digunakan ini bertujuan untuk menentukan nilai kelembaban relative (RH %) dari tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak. Data kelembaban relatif, aktivitas air dan kadar air kesetimbangan masing-masing tepung dalam glass containerditunjukkan dalam tabel 1. Kurva isoterm sorpsi air dibuat dengan menghubungkan kadar air kesetimbangan dengan aktifitas air. Gambar 1 menunjukkan kurva isoterm sorpsi air tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak. Berdasarkan gambar 1 terdapat lengkungan yang terbentuk dalam kurva isoterm sorpsi air yaitu suhu 30 C terletak dalam a w 0.1 dan a w 0.48, suhu 35 C terletak pada a w 0.1 dan a w 0.51 dan suhu 40 C terletak pada a w 0.1 dan a w 0.38. Kurva yang dihasilkan berbentuk sigmoid (menyerupai bentuk S) dan mendekati tipe II. Kurva isoterm sorpsi air tipe II ini biasanya terdapat pada bahan pangan kering 73

Kadar Air Kesetimbangan (%bk) Jurnal Kimia VALENSI, Vol 3, No. 1, Mei 2017 [71-78] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013 (Fitriani et al., 2015). Pola kurva isoterm sorpsi dengan tipe II ini juga dihasilkan pada beberapa penelitian yang banyak mengandung pati seperti tepung singkong (Suppakul et al., 2013), tepung jagung instan (Aini et al., 2014), tepung sereal gandum (Zapata et al., 2014). Pada gambar 2 menunjukkan kurva isoterm sorpsi air model GAB pada suhu 30 C, 35 C, 40 C. Gambar 3 menunjukkan kurva isoterm sorpsi air model BET pada suhu 30 C, 35 C, 40 C. Berdasarkan gambar 3 nilai aktifitas air (a w ) dipengaruhi oleh suhu, bila semakin tinggi suhu udara penyimpanan maka semakin rendah aktivitas airnya. Selain itu pada suhu 30 C dan 35 C menghasilkan nilai R 2 yang rendah (tidak linier). Gambar 4 menunjukkan kurva isoterm sorpsi air model Caurie (C) pada suhu 30 C, 35 C, 40 C. Tabel 1. Kelembaban relatif (RH), aktivitas air (a w ), dan kadar air kesetimbangan (M e ) pada suhu 30 C, 35 C dan 40 C Suhu 30 C 35 C 40 C Garam RH (%) a w M e (%bk) RH (%) a w M e (%bk) RH (%) a w M e (%bk) NaOH 10 0.10 1.22 ± 0.37 10 0.10 1.22 ± 0,43 10 0.10 1.35 ± 0.49 MgCl 2 42 0.42 5.34 ± 0.88 42 0.42 5.57 ± 0,97 37 0.37 5.24 ± 0.92 K 2 CO 3 48 0.48 7.34 ± 0.90 51 0.51 7.34 ± 0,85 38 0.38 6.11 ± 0.98 Mg(NO 3 ) 2 67 0.67 12.87 ± 2.50 68 0.68 11.78 ± 1,52 49 0.49 9.00 ± 1.20 KI 77 0.77 18.13 ± 1.64 83 0.83 18.24 ± 1,24 65 0.65 12.67 ± 1.50 NaCl 89 0.89 25.56 ± 1.89 88 0.88 24.05 ± 2,06 74 0.74 15.38 ± 1.69 KCl 97 0.97 37.73 ± 3.24 99 0.99 38.80 ± 4,36 85 0.85 18.54 ± 1.36 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 Aktivitas Air Gambar 1. Kurva isoterm sorpsi air tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak suhu 30 C, 35 C, 40 C 74

Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Ubi Jalar Terfermentasi dengan Angkak Rukmawati, et. al. 0,09 0,08 0,07 0,06 a w / M e 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 y = -0.0553x2-0.0085x + 0.0847 R² = 0.9778 y = -0.0713x2 + 0.0135x + 0.0813 R² = 0.9957 y = -0.008x2-0.037x + 0.0788 R² = 0.9299 Poly. () Poly. () Poly. () Poly. () 0,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 Aktivitas Air (a w ) Gambar 2. Kurva isoterm sorpsi air model GAB suhu 30 C, 35 C, 40 C 2,50 a w / (1-a w ) M e 2,00 1,50 1,00 0,50 y = 0.5735x - 0.0948 R² = 0.4997 y = 1.3584x - 0.4052 R² = 0.3537 y = 0.1981x + 0.0375 R² = 0.8045 Linear (Suhu 30 C) Linear (Suhu 35 C) 0,00 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 Linear (Suhu 40 C) -0,50 Aktivitas Air (a w ) Gambar 3. Kurva isoterm sorpsi air model BET suhu 30 C, 35 C, 40 C 75

Jurnal Kimia VALENSI, Vol 3, No. 1, Mei 2017 [71-78] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013 0,00-5,00-4,00-3,00-2,00-1,00 0,00 1,00 2,00 3,00-0,50 y = 0.6231x - 1.8875-1,00 R² = 0.9519-1,50 y = 0.5299x - 1.8377 R² = 0.9115-2,00 y = 0.7197x - 2.0386-2,50 R² = 0.9761-3,00 Linear () -3,50 ln 1 / M e -4,00 Linear () -4,50 Linear () ln (1-a w )/a w Gambar 4.Kurva isoterm sorpsi air model Caurie suhu 30 C, 35 C, 40 C Tabel 2. Nilai M e dan M hit dengan pemodelan GAB, BET dan Caurie Garam M e Suhu 30 C Suhu 35 C Suhu 40 C M hit M e M hit GAB BET C GAB BET C GAB BET C M e M hit NaOH 1.22 1.21-3.03 1.68 1.22 1.23 0.41 1.96 1.22 1.35 1.96 1.58 MgCl 2 5.34 5.83 4.93 5.33 5.34 5.68 4.38 5.29 5.34 5.80 5.29 5.19 K 2 CO 3 7.34 7.17 5.11 6.32 7.34 7.27 3.63 6.34 7.34 6.05 5.46 5.4 Mg(NO 3 ) 2 12.87 12.23 6.92 10.12 12.87 11.84 4.08 9.3 12.87 8.52 7.21 7.51 KI 18.13 17.17 9.74 14.13 18.13 19.36 6.76 14.52 18.13 12.70 11.03 11.79 NaCl 25.56 26.72 19.45 24.28 25.56 23.02 8.94 17.57 25.56 15.81 15.2 15.98 KCl 37.73 39.05 64.66 54.66 37.73 40.14 84.4 63.33 37.73 19.16 22.21 22.29 Kadar air kesetimbangan hasil perhitungan (M hit ) dapat dihitung berdasarkan masing-masing persamaan regresi linier dan non-linier pada masing-masing pemodelan. Tabel 2 menunjukkan nilai kadar air kesetimbangan hasil percobaan (M e ) dan kadar air kesetimbangan hasil perhitungan (M hit ) dengan pemodelan GAB, BET dan Caurie (C). Nilai MRD dapat ditentukan dengan cara membandingkan kadar air kesetimbangan hasil perhitungan (M hit ) dengan kadar air kesetimbangan percobaan (M e ), selain itu nilai MRD dapat digunakan untuk menentukan pemodelan yang tepat dalam menggambarkan fenomena isoterm sorpsi air tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak. Tabel 3 menunjukkan nilai MRD untuk masing-masing pemodelan pada suhu 30 C, 35 C, 40 C. 76

Isoterm Sorpsi Air pada Tepung Ubi Jalar Terfermentasi dengan Angkak Rukmawati, et. al. Tabel 3. Nilai MRD masing-masing pemodelan pada suhu 30 C, 35 C, 40 C Pemodelan Nilai MRD (%) Suhu 30 C Suhu 35 C Suhu 40 C Guggenheim-Anderson-deBoer (GAB) 4.41 2.50 3.37 Brunauer-Emmet-Teller (BET) 81.92 73.48 15.74 Caurie 20.67 30.11 11.05 Tabel 4. Nilai kadar air monolayer masing-masing pemodelan pada suhu 30 C, 35 C, 40 C Pemodelan Kadar Air Monolayer (m o ) Suhu 30 C Suhu 35 C Suhu 40 C Guggenheim-Anderson-deBoer (GAB) 7.34 6.57 16.09 Brunauer-Emmet-Teller (BET) 2.09 1.05 4.26 Caurie 1.41 1.36 1.42 Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa model GAB merupakan pemodelan yang tepat dalam menggambarkan fenomena isoterm sorpsi air pada tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak dengan nilai MRD < 5. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayala-Aponte (2015) menjelaskan bahwa pemodelan GAB dapat menggambarkan kurva isoterm sorpsi air pada tepung singkong, Chisté et al., (2012) melakukan penelitian tentang ISA tepung tapioka dengan model ISA yang paling tepat yaitu model GAB dan hasil penelitian Suppakul et al., (2013) tentang ISA tepung singkong menyatakan model ISA yang paling tepat yaitu GAB. Kadar air monolayer dapat dihitung dengan menggunakan pemodelan GAB, BET dan Caurie.tabel 4 menunjukkan nilai kadar air monolayer dari masing-masing pemodelan pada suhu 30 C, 35 C dan 40 C. Nilai kadar air monolayer menggambarkan kadar air pada lapisan monolayer dalam suatu bahan pangan. Kandungan air pada lapisan monolayer ini dapat digunakan untuk menentukan stabilitasfisik dan kimia suatu bahan yang dikeringkan (Aini et al., 2014). Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai kadar air monolayer masing-masing pemodelan memiliki nilai yang berbeda, pada suhu 30 C menuju ke suhu 35 C nilai kadar air monolayer mengalami penurunan, sedangkan dari suhu 35 C menuju ke suhu 40 C nilai kadar air monolayermengalami kenaikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bajpai dan Pradeep (2013) pada kappa carrageenan yang nilai kadar air monolayernya mengalami peningkatan pada suhu 20 C yang disebabkan karena terbentuknya ikatan baru antara uap air dengan bahan pangan kemudian mengalami penurunan pada suhu 30 C. Hal ini karena molekul uap air lebih aktif pada energi yang lebih tinggi sehingga molekul uap air menjadi tidak stabil dan menyebabkan terlepasnya ikatan antara molekul uap air tersebut dari bahan pangan. 4. SIMPULAN Kurva isoterm sorpsi air pada tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak berbentuk sigmoid yang mendekati tipe II. Pemodelan yang tepat untuk memprediksikan fenomena isoterm sorpsi air pada tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak adalah GAB dengan nilai MRD pada suhu 30 C, 35 C, 40 C secara berturut-turut sebesar 4.41%; 2.50%; 3.37%. Nilai kadar air monolayer tepung ubi jalar terfermentasi dengan angkak pada suhu 30 C, 35 C, 40 C dengan model GAB sebesar 7.34%; 6.57%; 16.09%, model BET sebesar 2.09%; 1.05%; 4.26%, dan model Caurie sebesar 1.41%; 1.36%; 1.42%. 77

Jurnal Kimia VALENSI, Vol 3, No. 1, Mei 2017 [71-78] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013 DAFTAR RUJUKAN Adawiyah DR, Soekarto ST. 2010. Pemodelan isotermis sorpsi air pada model pangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 21(1): 33-39. Aini N, Prihananto V, Wijonarko G. 2014. Karakteristik kurva isotherm sorpsi air tepung jagung instan. Agritech. 34(1):50-55. Ayala-Aponte AA. 2015. Thermodynamic properties of moisture sorption in cassava flour. DYNA. 83(197):138-144. Bajpai SK, Pradeep T. 2013. Studies on equilibrium moisture absorption of kappa carrageenan. International Food Research Journal. 20(5):2183-2191. Cahyanti MN, Hindarto J, Lestario LN. 2016. Pemodelan isoterm sorpsi air biskuit coklat menggunakan persamaan Caurie. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 5(2):51-53. Carter BP, Schmidt SJ. 2012. Developments in glass transition determination in foods using moisture sorption isotherms. Food Chemistry. 132(4):1693-1698. Chisté RC, Silva PA, Lopes AS, da Silva Pena R. 2012. Sorption isotherms of tapioca flour. International Journal of Food Science & Technology. 47(4):870-874. Dalgıç AC, Pekmez H, Belibağlı KB. 2012. Effect of drying methods on the moisture sorption isotherms and thermodynamic properties of mint leaves. Journal Of Food Science And Technology. 49(4):439-449. Fitriani PE, Wijaya IMAS, Gunam IBW. 2015. Pendugaan masa kadaluarsa ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) instan pada beberapa bahan kemasan. Media Ilmiah Teknologi Pangan (ScientificJournal of Food Technology). 2(1):058-068. Hayati R, Abdullah A, Ayob MK, Soekarto ST. 2004. Isotermi sorpsi air dan analisis umur simpan ikan kayu tongkol (Euthynnus affinis) dari Aceh. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 15(3):207-213. Kumalasari H. 2012. Validasi Metoda Pengukuran Kadar Air Bubuk Perisa Menggunakan Moisture Analyzer Halogen HB43-S, sebagai Alternatif Metoda Oven dan Karl Fischer. [Skripsi]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor. Jamaluddin, Molenaar R, Tooy D. 2014. Kajian isoterm sorpsi air dan fraksi air terikat kue pia kacang hijau asal kota Gorontalo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 2(1):27-37. Loredo RYA, Hernandez AIR, Sanchez EM, Aldapa CAG, Velazquez G. 2016. Effect of equilibrum moisture content on barrier, mechanical and thermal properties of chitosan films. Journal of Food Chemistry 196:560-566. Motulsky H, Christopoulos A. 2004. Fitting Models to Biological Data Using Linear and Nonlinear Regression: A Practical Guide to Curve Fitting. Oxford University Press. New York. Sormoli ME, Langrish TA. 2015. Moisture sorption isotherms and net isosteric heat of sorption for spray-dried pure orange juice powder. LWT-Food Science and Technology. 62(1):875-882. Sugiyono S, Satyagraha H, Joelijani W, Syamsir E. 2012. Pendugaan umur simpan produk granula ubi kayu menggunakan model isoterm sorpsi air (shelflife prediction of cassava granule using moisture sorption isotherm model). Jurnal Pangan. 21(3):233-244. Suppakul P, Chalernsook B, Ratisuthawat B, Prapasitthi S, Munchukangwan N. 2013. Empirical modeling of moisture sorption characteristics and mechanical and barrier properties of cassava flour film and their relation to plasticizing antiplasticizing effects. LWT-Food Science and Technology. 50(1):290-297. Susetyo YA, Hartini S, Cahyanti MN. 2016. Optimasi kandungan gizi tepung ubi jalar (Ipomoea batatas L.) terfermentasi ditinjau dari dosis penambahan inokulum angkak serta aplikasinya dalam pembuatan mie basah. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 5(2):44-51. Zapata MJE, Quintero COA, Porras BLD. 2014. Sorption isotherms for oat flakes (Avenasativa L). Agron Colomb. 32(1):52-58. 78