HUMANISME PENDIDIKAN. A. Humanisme Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan seorang manajer di tempat kerjanya adalah melakukan penyeliaan

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 1. Kebutuhan fisiologis

Teori-teori Belajar. Teori Humanistik. Afid Burhanuddin. Memahami teori toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.

BAB IV ANALISAS ETOS KERJA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) - manusia lahir. Manusia secara perlahan-lahan mengalami penurunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Holistik dan Humanistik. Mata Kuliah Kepribadian II

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan berperan untuk meningkatkan kualitas

Bab I Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat atau dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh tuhan dikarenakan telah dibekali akal dan pikiran. Melalui akal dan

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

11 MENGURAI KONSEP DASAR MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU MELALUI RELASI SOSIAL YANG DIBANGUNNYA

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

ANALISIS PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM UPAYA UNTUK MEMPEROLEH INDEKS PRESTASI YANG TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kepribadian Pola perilaku Memberikan karakter pada Pemikiran seseorang sepanjang waktu Motif dalam berbagai Emosi situasi berbeda relatif stabil

Gambar 1. Maslow s Hierarchy of Human Needs (

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami kebutuhan para karyawannya agar karyawan. mampu memberikan feedback positif bagi perusahaan, Persaingan yang

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN VIHARA MAHANAMA DUSUN SEMANDING DESA CANDIGARON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

MOTIVASI. Pengertian Motivasi Definisi Motivasi Dimensi Motivasi Teori Motivasi. 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap kehidupan manusia pasti berhubungan dengan rasa bahagia dan rasa

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abraham Maslow ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Andri Permana, 2013

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan dibentuk oleh lima kebutuhan konatif (conative needs), yang memiliki karakter

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses

BAB IV ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENUMBUHKAN MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR AN. A. Analisis Minat Anak Membaca Al-Qur an di TPQ Nurul Afkar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN: STRUKTUR ORGANISASI SUMBER BAHAGIA PRINTING. Pemilik

Pengantar Perancangan BANGUNAN RUMAH TINGGAL Baju Arie Wibawa, ST, MT. Pertemuan 01 MK. Perancangan Bangunan Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari manusia merupakan suatu hal yang menarik. Banyak hal yang tak terduga

BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL

Starlet Gerdi Julian / /

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendekatan-Pendekatan Psikologi Kepribadian. Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi aktuasi yaitu untuk menggerakkan dan mengarahkan pelaksanan

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, hingga bersosialisasi dengan manusia yang beda benua. Semua terkena

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan, teknologi dan perekonomian berkembang sangat pesat di jaman era

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya

Transkripsi:

Humanisme dalam pendidikan itu perlu agar para peserta didik mampu membangun empati dan simpati atas penderitaan orang lain. Pendidikan harus lebih mampu menggali kearifan lokal dan ajaran agama yang mendukung konsep Rahmatan lil alamin bagi semua makhluk. Pendidikan adalah memanusiakan manusia dimana peserta didik nyaman belajar harus diciptakan untuk menggali potensi humanisme pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi di era globalisasi mau tidak mau disertai pergeseran nilai-nilai manusia dalam kehidupannya. Dalam dunia pendidikan, seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, peran-peran tradisional orang tua dan guru sebagai pendidik paling berpengaruh semakin berkurang. Untuk itu diperlukan suatu paradigma baru untuk menjawab tantangan jaman. Sebuah pertanyaan yang sangat inheren dalam dunia pendidikan adalah : Bagaimana seorang anak dipersiapkan untuk menjalani kehidupannya di masa depan? Seperti kita ketahui setiap pendidikan harus berorientasi ke masa depan. Padahal masa depan adalah sesuatu yang sulit dipastikan. Meskipun demikian tidak perlu pesimis, karena bagaimanapun masa depan masih dapat diperkirakan dari sejarah dan kehidupan masa sekarang. HUMANISME PENDIDIKAN A. Humanisme Pendidikan Humanisme dalam arti filsafat di artikan sebagai paham filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia sedemikian rupa sehingga manusia menempati posisi yang sangat sentral dan penting dalam hidup sehari-hari. 1 Pendidikan yang humanis menekankan bahwa pendidikan pertama-tama dan utama adalah bagaimana menjalin komunikasi dan relasi personal antara pribadi-pribadi dan antar pribadi dan kelompok didalam komunitas sekolah.mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik sehingga mampu menumbuhkembangkan diri menjadi pribadi dewasa dan matang. 1 Zaenal Abidin, Filsafat Manusia, PT Remaja Rosdakarya, 2006 hlm. 29 1 S o s i o l o g i P e n d i d i k a n

Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi dunia, minat dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan dan mencoba mempraktekan kemampuankemampuan yang mereka miliki (the learner centered teaching). Ciri utama pendidikan yang berpusat pada siswa bahwa siswa menghormati, menghargai dan menerima siswa sebagai mana adanya komunikasi dan relasi yang efektif sangat diperlukan sebab suasana komunikasi yang efektif peserta didik akan dapat mengeksplorasi dirinya, mengembangkan dirinya dan kemudian memfungsikan dirinya dalam masyarakat secara optimal. Namun, demikian beragamnya latar belakang sumber daya sekolah baik peserta didik, guru dan sumber daya disekolah. Latar belakang pendidik secara ekonomi, budaya dan kondisi keluarga serta lingkungan disetiap sekolah membuat prestasi yang dicapai oleh masing-masing sekolah berbeda. Untuk mengatasi hal itu, dibutuhkan perlakuan sekolah (manajemen) melalui rancang bangun yang menerapkan dan membangun tingkat disiplin peserta didik dan guru. Penerapan disiplin bukan hanya sekedar reward dan punishment namun lebih jauh perlu yang dilakukan secara humanisme. B. Pentingnya Humanisme Pendidikan Pendidikan humanisme sebgaai contoh penerapan yang menekankan pada kedisiplinan. Sekolah melalui pendekatan dan penerapan disiplin kasih saying bertujuan antara lain: a. Menumbuhkembangkan proses pembelajaran yang humanis para guru pada saat melaksanakan KBM. b. Menumbuhkembangkan diri peserta didik secara utuh sehingga mereka menjadi pribadi dewasa yang matang dan mapan mampu menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam kehidupan sehari-hari dengan penerapan disiplin kasih saying. c. Penerapan kondisi proses belajar mengajar yang optimal didukung kedisiplinan siswa dan guru. 2 Pendidikan akan menemukan tujuannya jika nilai-nilai humanis masuk dalam diri peserta didik. Peserta didik akan memiliki motivasi yang kuat untuk belajar agar bermanfaat bagi sesame. Peserta didik yang belajar terus agar memiliki pikiran yang cerdas, kreatif, hati yang 2 http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/09/1 humanisme pendidikan di akses tanggal 21 Desember 2010 2 S o s i o l o g i P e n d i d i k a n

bersih, tingkat spiritual yang tinggi dan kekuatan fisik yang prima. Semua keunggulan tersebut dimaksudkan untuk diabdikan kepada Tuhan dan untuk memberikan kemaslahatan individual dan sosial yang optimal. 3 C. Beberapa Teori Humanisme Tentang Pendidikan 1. Abraham Marslow (1908-1970) Bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang terkecil adalah hierarchy of needs (hierarki kebutuhan) bahwa manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan rasa aman), love and belonging need (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri) dan self actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). 2. Carl Ransom Rogers (1902-1987) Menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka. Rogers menegaskan dalam pengembangan diri seseorang pribadi akan berusaha keras demi aktualisasi diri (self aktualisasi), pemeliharaan diri (self maintenance) dan meningkatkan diri (self inhancement). 3. Charles Boville (sekitar 1475-1553) Dalam bukunya sapience, ia mensejajarkan manusia yang cerdas dengan Phyromitos. Kesejajaran ini terletak pada akal yang diberikan kepada manusia agar bisa menyempurnakan tabiatnya. 4. As Rollo May (Psikolog kelahiran 1909) Bahwa manusia sebagai wujud yang menggenggam pengalaman ini termasuk manifestasi untuknya. Menurut Marslow, pertama kali pendidikan harus memfokuskan diri pada aspek fisologis dan keamanan yang dibutuhkan peserta didik. Contohnya, menciptakan lingkungan nyaman untuk pembelajaran. Ini adalah awal untuk terciptanya pendidikan yang humanis. 4 3 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, PT. Lkis Printing Cemerlang, 2009, hlm. 31 4 Barbara. J. Gruendermann dan Bille Fernsebner, Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Jakarta: EGC, 2005, hlm. 26 3 S o s i o l o g i P e n d i d i k a n

Dari teori diatas terlihat bahwa humanis melihat pribadi manusia sebagai wujud yang sepenuhnya terpusat pada diri sendiri dalam proses aktualisasi diri, pemeliharaan diri dan peningkatan diri. Sebagai aktualisasi makna dari pendidikan humanisme dalam proses pembelajaran Sugihartono, dkk (2004) menyatakan bahwa teori humanisme adlah suatu teori yang bertujuan memanusiakan manusia dan tujuan utama para pendidik adalah membantu para siswa untuk mengembangkan dirinya, mengenal dirinya sendiri sebagai maunsia yang unik dan membantu mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka. 5 BAB II KESIMPULAN Humanisme pendidikan merupakan pendidikan untuk memanusiakan manusia sebagaimana gagasan Paulo Freire, pendidikan yang memanusiakan manusia adalah proses membimbing, mengembangkan dan mengarahkan potensi dasar manusia baik jasmani maupun rohani secara seimbang dengan menghormati nilai humanisme. Pendidikan humanisme ini bertujuan untuk mengembangkan potensi dasar manusia secara maksimal yang dibutuhkan oleh bangsa. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, yaitu mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kepuasankepuasan emosi yang timbul dalam pergaulan dengan sesama manusia, dengan alam dan dengan Sang Pencipta. Pengalaman pribadi seseorang dalam menerima penghargaan, pujian, perlindungan akan menimbulkan rasa percaya diri dan rasa aman dalam kehidupan. Jadi pendidikan haruslah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar ini. Jadi, humanisme pendidikan tidak akan menghambat perkembangan manusia. Justru mengajarkan manusia menghargai pribadi maupun orang lain karena nilai-nilai humanisme berada pada pemuliaan seorang manusia yang diterima dan dihargai lingkungannya. 5 http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/09/1 humanisme pendidikan di akses tanggal 21 Desember 2010 4 S o s i o l o g i P e n d i d i k a n

BAB III DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zaenal. Filsafat Manusia. 2006. PT Remaja Rosdakarya Moh. Roqib. Ilmu Pendidikan Islam. 2009. PT. Lkis Printing Cemerlang J. Gruendermann, Barbara dan Bille Fernsebner. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif. 2005. Jakarta: EGC http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/09/1 humanisme pendidikan di akses tanggal 21 Desember 2010 5 S o s i o l o g i P e n d i d i k a n