ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP USAHA TANI IKAN LELE DI DESA PLIKEN KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Jurnal Agritech Vol. 11 No.2. UMP (Abstr) Mahyuddin, Kholish Panduan Lengkap Agribisnis Lele.

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMBUDIDAYA IKAN DI RANUPAKIS KECAMATAN KLAKAH KABUPATEN LUMAJANG. Oleh :

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

TUGAS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN GURAMEH. Nama : Kotot wijayanto Nim : Kelas : D3 Manajemen Informatika 2A

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

III. METODOLOGIPENELITIAN Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH (Studi Kasus di Desa Sigaluh Kecamatan Sigaluh Banjarnegara) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INPUT PAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis Sp)

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN WONOSOBO

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

Analisa Faktor Luas Lahan Dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Jagung Di Desa Dadapan

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

DAFTARISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTARTABEL DAFTARGAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERIPIK PISANG DI KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Oleh : Mawardati *) ABSTRAK

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

IV. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

BAB III METODE PENELITIAN. didukung oleh kondisi alam dan iklim tropis di Indonesia. Adanya perubahan pola

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

6 ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI MESIN RICE TRANSPLANTER TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP USAHA TANI IKAN LELE DI DESA PLIKEN KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS Indra Margiyanto, Sulistyani Budiningsih, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor produksi benih, pakan, tenaga kerja dan lahan terhadap produksi usahatani ikan lele dan besarnya sumbangan pendapatan usahatani ikan lele terhadap pendapatan total keluarga petani di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Untuk mengetahui pengaruh faktor produksi terhadap ikan lele digunakan analisis regresi linear berganda, sedangkan untuk mengetahui sumbangan usahatani ikan lele terhadap pendapatan keluarga petani digunakan analisis kontribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari keseluruhan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memprediksi hasil produksi ikan lele, hasil ini didukung dengan uji signifikansi pengaruh dengan menggunakan alat analisis uji F yang diketahui F hitung > F tabel. Berdasarkan kontribusi penghasilan usahatani terhadap pendapatan keluarga petani, diketahui memiliki nilai kontribusi yang cukup tinggi yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 77,64%, sehingga usahatani ikan lele ini layak untuk terus dijalankan. 107 PENDAHULUAN Peranan sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional antara lain adalah menghasilkan bahan pangan protein hewani bagi masyarakat, menciptakan kesempatan kerja, mendorong pertumbuhan agroindustri di dalam negeri melalui penyediaan bahan baku, serta meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petaninelayan. Potensi perairan darat Indonesia memiliki 655 jenis ikan air tawar tergolong ekonomis penting dan hanya sekitar 13 jenis diantaranya dari jumlah tersebut dibudidayakan. Salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai potensi dibudidayakan secara intensif di kolam dan di perairan umum dalam keramba jaring apung (KJA) adalah ikan lele (Rukmana, 2003).

108 Beberapa tahun yang lalu orang tidak pernah menginginkan untuk menangkap atau membudidayakan ikan lele di taman, karena mempunyai sepasang patil tajam dan beracun yang dianggap berbahaya. Selain sebagai ikan rucah, ikan lele dianggap sebagai perusak pematang sawah. Oleh karena itu, memelihara ikan lele dianggap tidak menguntungkan, sehingga jarang orang yang mau membudidayakan ikan lele di kolam. Ikan lele saat itu dianggap tidak memiliki nilai kegunaan karena orang cenderung untuk membudidayakan ikan jenis lain yang mudah memperoleh keuntungan. Ikan lele adalah ikan air tawar yang sudah dikenal dikalangan masyarakat. Selain lezat, ikan lele juga digemari karena tidak sulit dalam mengolahnya dan sangat ekonomis. Keunggulan yang dimiliki ikan lele antara lain : Pertama, ikan ini dapat tumbuh lebih cepat dan lebih besar dalam waktu 24 minggu dan mencapai berat antara 2-3 kg. Kedua, telur ikan ini lebih banyak sehingga dapat menghasilkan benih yang lebih banyak juga. Salah satu kebijakan dalam pengembangan budidaya perikanan adalah pengembangan kawasan untuk komoditas unggulan. Pengembangan komoditas unggulan ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan budidaya sepuluh komoditas yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan yang memiliki kriteria antara lain : Bernilai ekonomis tinggi; Teknologi budidaya yang dapat diterapkan telah tersedia Permintaan luar negeri dan lokal tinggi Dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal Salah satu komoditi unggulan budidaya yang akan lebih dikembangkan adalah ikan lele. Ikan lele disamping sebagai salah satu sumber protein hewani bagi masyarakat, juga merupakan komoditas yang dapat menunjang ekonomi rumah tangga pembudidaya khususnya di pedesaan. Ikan lele mempunyai tingkat serapan pasar yang cukup baik, selain Indra Margiyanto, S. Budiningsih, dan Pujiharto : Analisis Pengaruh Faktor Produksi

109 pasar dalam negeri juga terdapat peluang untuk pasar ekspor. Namun demikian untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut diperlukan jaminan kualitas, kuantitas serta kontinuitas yang disertai upaya efisiensi dalam produksi. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memfasilitasi diselenggarakannya suatu forum pengembangan budidaya lele sebagai salah satu upaya pembinaan terwujudnya komunikasi antar pembudidaya lele pada berbagai kawasan sentra budidaya lele dengan stakeholder terkait. Menyadari kian meningkatnya kebutuhan atau permintaan akan ikan lele, maka petani belum siap mensuplai ikan lele ke berbagai tempat dan kondisi ini menjadi permasalahan yang perlu diatasi. Hasil tangkapan dari alam tidak mencukupi lagi, petani yang semula tidak menghiraukan ikan lele mulai tertarik untuk memeliharanya secara intensif di kolam ikan sekitar tempat tinggal atau kolam pekarangan dengan teknik sederhana. Prakarsa petani untuk mendapatkan benih ikan lele mulai berubah karena tidak mungkin hanya mengandalkan benih dari alam saja yang sangat terbatas jumlahnya, sedangkan dipihak konsumen kebutuhan ikan lele terus meningkat. Maka usaha untuk membudidayakan yang semula hanya meliputi pembesaran kini mulai mencoba membenihkan sendiri dan kalau mungkin menjadi produksinya. Atas dasar uraian tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor produksi benih, pakan, tenaga kerja dan lahan terhadap produksi usahatani ikan lele dan mengetahui besarnya sumbangan pendapatan usahatani ikan lele terhadap pendapatan total keluarga petani di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Pliken Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dengan pertimbangan bahwa di daerah ini tedapat permasalahan mengenai

110 pengembangan sektor budidaya ikan lele dan banyak dijumpai petani ikan lele sebagai penghasilan keluarga. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2008. Metode dasar penelitian yang digunakan berupa metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposuve sampling yaitu pengambilan sampel/responden secara sengaja karena memiliki keeratan hubungan permasalahan yang diteliti (Arikunto, 2002). Sampel diambil sebanyak 10 responden anggota kelompok tani MULYA SARI di Desa Pliken Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan metode analisis regresi linear berganda, yaitu : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 Keterangan : Y = produksi usahatani ikan lele (Kg). X 1 = benih (ekor) X 2 = pakan (kg) X 3 = tenaga kerja (HOK) X 4 = lahan (m 2 ) a = konstanta b = koefisien regresi Sedangkan untuk mengetahui sumbangan usahatani ikan lele terhadap pendapatan rumah tangga petani digunakan perhitungan sederhana, yaitu: Pendapatan bersih usahatani ikan lele X = x100% Pendapatan total keluarga usahatani HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik petani sebagai sampel penelitian adalah wujud gambaran tentang keadaan usahataninya. Karakteristik yang diambil adalah menurut umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan kepemilikan lahan. karakteristik yang dimiliki oleh para petani ikan lele berbeda-beda sehingga ada sedikit perbedaan dalam mengelola usahataninya. Adapun karakteristik petani sample di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut. Indra Margiyanto, S. Budiningsih, dan Pujiharto : Analisis Pengaruh Faktor Produksi

111 Tabel 1. Karakteristik Responden. No Umur (th) Pendidikan Jumlah Tanggungan (orang) Luas lahan (m 2 ) 1 50 SMP 5 500 2 47 STM 4 380 3 42 SMA 2 400 4 52 SMP 4 500 5 57 SD 6 450 6 49 SMP 5 350 7 58 SMP 7 480 8 55 SMP 5 525 9 62 SD 8 375 10 59 SD 6 463 X 53,1 5 442,3 Sumber: Data Primer, 2008 Dari hasil analisa regresi linear berganda diperoleh bahwa variabel modal kerja dalam analisis ini harus dikeluarkan dari model regresi atau termasuk dalam exluded variable (di luar model). Hal ini karena faktor produksi modal kerja yang digunakan untuk memprediksi hasil produksi merupakan jumlah dari keseluruhan faktor produksi benih, faktor produksi pakan, faktor produksi tenaga kerja sehingga menimbulkan autokorelasi yang tinggi oleh sebab itu dikeluarkan dari model. Dengan demikian berdasarkan analisa regresi hanya 4 (empat) variabel saja yang dapat digunakan untuk mengestimasi hasil produksi. Hasil analisis regresi dapat dijelaskan sebagai berikut sebagai berikut : Y = 1441,328 0,000148X 2 + 0,000109X 3 + 0,00003X 4 + 1,268859X 5 Berdasarkan hasil estimasi tersebut maka dapat dijelaskan bahwa : a. Nilai a (konstanta) sebesar 1441,328 artinya apabila pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel faktor produksi benih (X 1 ), faktor produksi pakan (X 2 ), faktor produksi tenaga kerja (X 3 ) dan faktor produksi luas lahan (X 4 ) memiliki nilai konstant maka

112 besarnya jumlah produksi ikan lele hanya sebesar 1441,328kg. b. Nilai b 1 (koefisien regresi variabel faktor produksi benih) sebesar - 0,000148 artinya apabila terjadi peningkatan variabel benih maka akan mengakibatkan penurunan terhadap produksi ikan lele sebesar - 0,000148. Variabel faktor produksi benih bernilai negatif artinya bahwa variabel ini memiliki kapasitas berlebih, sehingga dapat mengakibatkan penurunan pada variabel produksi ikan lele. Hasil ini dibuktikan dengan nilai negatif yang diperoleh dari koefisien regresi variabel faktor produksi benih. c. Nilai b 2 (koefisien regresi variabel faktor produksi pakan) sebesar 0,000109 artinya apabila terjadi peningkatan variabel pakan maka akan mengakibatkan peningkatan terhadap produksi ikan lele sebesar 0,000109. Variabel faktor produksi pakan memberikan pengaruh yang positif, hal ini dapat diartikan adanya peningkatan terhadap jumlah pakan dalam upaya peningkatan hasil produksi ikan lele secara bobot dengan satuan kilogram. d. Nilai b 3 (koefisien regresi variabel faktor produksi tenaga kerja) sebesar 0,00003 artinya apabila terjadi peningkatan variabel tenaga kerja maka akan mengakibatkan peningkatan terhadap produksi ikan lele sebesar 0,00003. Variabel faktor produksi tenaga kerja berpengaruh positif, artinya penggunaan tenaga kerja yang optimal akan dapat meningkatkan volume bobot produksi ikan lele dalam satuan kilogram. e. Nilai b 4 (koefisien regresi variabel faktor produksi luas lahan) sebesar 1,268859 artinya apabila terjadi peningkatan variabel luas kolam maka akan mengakibatkan peningkatan terhadap produksi ikan lele sebesar 1,268859. Variabel faktor produksi luas lahan pada kolam ikan yang digunakan untuk pembesaran ikan lele tersebut berpengaruh positif terhadap Indra Margiyanto, S. Budiningsih, dan Pujiharto : Analisis Pengaruh Faktor Produksi

113 produksi ikan lele, hal ini memberikan pengertian bahwa usahatani ikan lele yang saat ini dijalankan memiliki proporsi yang sesuai antara luas lahan dengan hasil produksi. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas (benih, pakan, tenaga kerja dan luas lahan) terhadap produksi ikan lele adalah signifikan berdasarkan uji F. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian signifikansi berdasarkan F hitung. Nilai yang diperoleh dari uji F hitung sebesar 73,973 dan F tabel (df 1 = 4 dan df 2 = 5) sebesar 5,192, hasil ini berarti signifikan karena nilai F hitung > F tabel. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas yang digunakan (faktor produksi benih, faktor produksi pakan, faktor produksi tenaga kerja dan faktor produksi luas lahan) dalam memprediksi hasil produksi ikan lele pada usahatani tersebut adalah berpengaruh secara signifikan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa, diduga terdapat pengaruh dari faktor-faktor produksi terhadap produksi usahatani ikan lele di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas, diterima. Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini, usahatani ikan lele di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Banyumas terdapat ketidaksesuaian antara jumlah benih yang digunakan dalam usaha ini dengan proporsi luas lahan, sehingga proporsi jumlah benih mempengaruhi pada penurunan hasil produksi. Dengan demikian, upaya usahatani ini harus memperhatikan proporsi jumlah benih dengan luas lahan yang digunakan. Hasil penelitian ini dapat dipahami sebagai suatu indikasi terjadinya ketidakseimbangan jumlah benih pada kapasitas lahan yang ada, sehingga usahatani ikan lele bisa memberikan produksi menurun. Perlu kiranya dipelajari bahwa pertimbangan kapasitas kolam ikan dengan jumlah

114 benih yang disebar agar lebih proporsional sehingga faktor-faktor produksi lainnya seperti pakan dan tenaga kerja dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap hasil produksi ikan lele tersebut. Jadi ukuran proporsional jumlah benih dengan luas lahan idealnya 30-50 ekor/m 2. Kontribusi rata-rata pada usahatani ikan lele terhadap total pendapatan rumah tangga petani sebesar 77,64% yang berarti bahwa pada umumya pendapatan usahatani ikan lele mendominasi jumlah pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan melihat besarnya kontribusi usahatani yang diperoleh, diketahui bahwa pada umumnya pendapatan hasil usahatani ikan lele mendominasi pendapatan keluarga. Hal ini menjelaskan bahwa usaha ini baik untuk dijalankan karena kontribusinya yang cukup signifikan terhadap pendapatan keluarga. Dengan demikian usahatani ikan lele di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Banyumas berdasarkan kontribusi yang diperoleh menjadi salah satu prioritas utama. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada usahatani ikan lele di Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari keseluruhan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memprediksi hasil produksi ikan lele. 2. Berdasarkan kontribusi penghasilan usahatani terhadap pendapatan keluarga petani, diketahui memiliki nilai kontribusi yang cukup tinggi yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 77,64%, sehingga usahatani ikan lele ini layak untuk terus dijalankan. Saran 1. Hendaknya perlu pertimbangan dalam hal menentukan jumlah benih dengan kapasitas kolam ikan yang digunakan untuk budidaya ikan lele tersebut, agar hasilnya Indra Margiyanto, S. Budiningsih, dan Pujiharto : Analisis Pengaruh Faktor Produksi

115 dapat lebih optimal dengan tetap memperhatikan faktor-faktor produksi yang sudah memiliki pengaruh positif. 2. Kontribusi dari usahatani ikan lele yang tinggi maka perlu dipertahankan tanpa mengabaikan kontribusi dari usaha lain diluar usahatani ikan lele melalui cara intensifikasi dan ekstensifikasi budidaya ikan lele. Rukmana. Rahmat. 2003. Lele Dumbo. Aneka Ilmu: Semarang. Sudjana, 1996. Statistik untuk Ekonomi dan Niaga. Tarsito: Bandung. Soekartawi. 1995. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian ; Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada: Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta: Jakarta. Kustituanto, B. 1988. Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis. BPFE: Yogyakarta. Munir, Rozy. 1987. Lingkungan : Sumberdaya alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Universitas Indonesia : Jakarta. Nurjana, Made L. Petani Dianjurkan Tangkap Peluang Ekspor Ikan Lele, dalam www.kompas.co.id. diakses pada 24 April 2008. Prawiro, Ruslan H, 1981. Kependudukan Teori Fakta dan Masalah. Offset Alumni : Bandung.