DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN GRAMATIK. Oleh Rika Widawati, S.S., M.Pd. Disampaikan dalam mata kuliah Morfologi.

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BBM 5 KLASIFIKASI MORFEM, PRINSIP PENGENALAN MORFEM, SERTA BENTUK ASAL, DAN BENTUK DASAR

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

RINGKASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

Siti Zumrotul Maulida: Merubah, Mengobah atau...,

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

TINJAUAN MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BBM 4 MORFOLOGI PENDAHULUAN. Drs. H. Basuni Racman, S.P.d.,M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI DALAM SKRIPSI MAHASISWA PBSI IKIP PGRI MADIUN TAHUN AKADEMIK 2013/2014.

Pengertian Morfologi dan Ruang Lingkupnya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SILABUS

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

VERBA TRANSITIF BEROBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA

PROSES MORFOLOGIS DALAM BAHASA INDONESIA. (Analisis Bahasa Karya Samsuri) Oleh: Tatang Suparman

BAB 4 PENUTUP. saran-saran. Berikut ini diuraikan secara berturut-turut (1) simpulan dan (2) saran.

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

KEMAMPUAN MEMAHAMI PREFIKS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 WIDODAREN NGAWI JAWA TIMUR

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

MODEL PEMBELAJARAN STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA BAGI PEMBELAJAR ASING (BIPA) OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG

Analisa dan Evaluasi Afiks Stemming untuk Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novia Siti Rohayani, 2013

Oleh Rolina Santi Harianja Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd.

KEKELIRUAN REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA oleh Suci Sundusiah, S.Pd.

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perhatikan kalimat di bawah ini!

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Januari 2014 KATA BERIMBUHAN DALAM LAPORAN PRAKERIN SISWA SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB II LANDASAN TEORI. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA KOREA KE DALAM BAHASA INDONESIA

RANCANGAN PELAJARAN BAHASA MELAYU PENGGAL DUA TINGKATAN ENAM 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

Media Informatika Vol. 7 No. 1 (2008) PERANGKAT LUNAK SISTEM PENENTUAN KATA DASAR SUATU KATA DALAM SUATU KALIMAT SECARA OTOMATIS

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB II. Telaah Morfologis terhadap Ragam Bahasa Remaja. dalam Media Jejaring Sosial Facebook

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Chaer (2008:25) mengemukakan bahwa proses morfologi pada dasarnya adalah

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

ADVERBIA DALAM BAHASA INDONESIA: TINJAUAN BENTUK DAN PERILAKU SEMANTISNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

MORFOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Dosen Dr. Prana D Iswara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

Transkripsi:

DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

Pertemuanke-3 ISTILAH-ISTILAH TEKNIS DALAM MORFOLOGI SATUAN GRAMATIK wacana kalimat sintaksis frasa klausa kata morfem morfologi

MORFEM DAN ALOMORF A. MORFEM Morfem ialah satuan gramatik terkecil; satuan gramatik yang tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya. Misalnyarumah, jalan, pakai, -an, ber-, men-, maha, juang, lah. B. ALOMORF Dari bahasainggrisallomorph, anggotamorfemyang telahditentukanposisinya. Misalnya bentuk mem-, men-, meny-, meng-, menge-, me- alomorf dari men-. Bentuk ber-, bel-, bel- alomorf dari ber-.

BENTUK TUNGGAL DAN BENTUK KOMPLEKS A. Bentuk Tunggal Satuangramatikyang tidakterdiridarisatuanyang lebih kecil. Contoh: sepeda, makan, ber-, -an, ke, luar, kota B. Bentuk Kompleks Satuangramatikyang terdiridarisatuan-satuanyang lebih kecil lagi. Contoh: bersepeda, makanan, bersepeda ke luar kota

BentukAsaldanBentukDasar A. Bentuk Asal Bentuk asal ialah satuan yang paling kecil yang menjadi asal suatu kata kompleks. Misalnya kata berpakaian terbentuk dari kata asal pakai mendapat afiks an pakaian ber- berpakaian. BENTUK ASAL SELALU BERUPA BENTUK TUNGGAL

B. Bentuk Dasar Ialahsatuan baiktunggal maupunkompleksyang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Misalnya kata berpakaian bentuk dasar pakaian dan afiks ber-; pakaian bentuk dasar pakai dan afiks an BENTUK DASAR DAPAT BERUPA BENTUK TUNGGAL DAN BENTUK KOMPLEKS

PERTEMUAN 4 PRINSIP-PRINSIP PENGENALAN MORFEM Prinsip1 satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik dan arti atau makna yang sama merupakan satu morfem. contoh: baju berbaju, menjahitbaju, bajumerah, baju batik baca membaca, dibaca, membacakan, dibacakan, bacaan, ruang baca

Prinsip2 satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda merupakan satu morfem apabila satuansatuan itu mempunyai arti atau makna yang sama, dan perbedaan struktur fonologiknya dapat dijelaskan secara fonologik. Contoh: membawa, mendukung, menyuruh, menggali, mengebom, melerai me(n) + (bawa, dukung, suruh, gali, bom, lerai) mem-, men-, meny-, meng-, menge-, me-

Prinsip3 Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologik, masih dapat dianggap sebagai satu morfem apabila mempunyai arti atau makna yang sama, dan mempunyai distribusi yang komplementer. Contoh: Morfem bel dan ber(belajar, berjalan)

Prinsip4 Apabila dalam deretan struktur, suatu satuan berparalel dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero. Contoh: 1. Ia membeli sepeda. 2. Ia menjahit baju. verbal transitif (men-) 3. Ia membaca buku. 4. Ia menulis surat. 5. Ia makan roti. verbal transitif (kekosongan/ 6. Ia minum es. zero)

Prinsip5 Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama itu berbeda artinya, tentu saja merupakan morfem yang berbeda. Contoh: Kata buku dalam Ia membaca buku (kitab) dan dalam buku tebu (sendi)

Apabila satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama itu mempunyai arti yang berhubungan, satuan itu merupakan satu morfem apabila distribusinya tidak sama, dan merupakan morfem yang berbeda apabila distribusinya sama. Contoh: kata duduk dalam ia sedang duduk dan duduk orang itu sangat sopan merupakan satu morfem karena mempunyai arti yang berhubungan dan mempunyai distribusi yang berbeda.

1. Ia sedang duduk. (P, verbal) 2. Duduk orang itu sangat sopan. (S, nominal) Contoh lain: 1. Ia belum datang. 1 morfem (P, verbal) 2. Datangnya terlambat. (S, nominal)

1. Mulut gua itu lebar. morfem berbeda, S,N 2. Mulut orang itu lebar. distribusi sama 1. Ia membeli kursi. morfem berbeda, O,N 2. Ia mendapat kursi. distribusi sama

Persamaan dan perbedaan distribusi dapat dilihat pada kalimatdibawahini. 1. Iatinggal dirumah. 2. Iatinggal dikampus. 3. Ia tinggal di rumah. distribusi sama 4. Iaadadirumah. 5. Iatinggaldirumah. 6. Saya tinggal di rumah.

1. Ialari. 2. Larinya cepat. distribusi tidak sama 3. Iasakit. 4. Sakitnya belum sembuh.

Prinsip6 Setiap satuan dari sebuah kata yang dapat dipisahkan merupakan morfem. Contoh: 1. bersandar ber- dan sandar 2. sandaran sandar dan an 3. menduduki me(n)-, duduk, dan i 4. diduduki 5. penduduk 6. kedudukan

DERETAN MORFOLOGIS Ialah suatu deretan atau suatu daftar yang memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya. kejauhan jauh dan ke an menjauhkan men-, jauh, dan-kan dijauhkan di-, jauh, dan kan terjauh ter- dan jauh berjauhan jauh dan ber an menjauhi men-, jauh, dan i dijauhi di-, jauh, dan i jauh

terlantar menterlantarkan diterlantarkan keterlantaran terlantar bandingkan terlantar lantaran lantar

Sumber Rujukan Arifin, Zaenal. 2007. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT Grasindo. Ramlan, M. 2001. MorfologisuatuTinjauanDeskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.