MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR Dian Artanti, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: arthantidhian@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas VII G SMP Negeri 25 Purworejo dengan metode pembelajaran Talking Stick berbantu LKS terstruktur. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII G yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data menggunakan rumus persentase dan rerata. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat dari 68,31% pada siklus I, menjadi 86,61% pada siklus II. Hasil belajar juga meningkat dari 75,26 dengan ketuntasan klasikal mencapai 70,69% siswa pada siklus I, menjadi 77,16 dengan ketuntasan klasikal mencapai 80,65% siswa pada siklus II. Jika dilihat dari hasil tersebut maka, metode pembelajaran talking stick berbantu LKS terstruktur dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VII G SMP Negeri 25 Purworejo. Kata kunci: talking stick, motivasi belajar, hasil belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk meningkatkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan, karena matematika akan berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika perlu perhatian khusus dan perlu adanya penerapan pembelajaran yang menarik, mengingat banyak siswa yang tidak suka dengan matematika karena dianggap sulit, sebenarnya matematika bukan merupakan hal yang sulit untuk dipelajari jika siswa belajar matematika dengan tekun, sungguh-sungguh, dan kerja keras. Motivasi setiap siswa berbeda-beda serta kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang mereka dapatkan dari guru. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar, siswa akan berusaha belajar dengan baik untuk mencapai tujuan dan kebutuhan dalam belajar. Sedangkan siswa yang tidak memiliki 128
motivasi akan bersikap tidak peduli dengan keadaan yang mereka hadapi. Motivasi memang muncul dari dalam diri seseorang namun kemunculannya terangsang karena adanya unsur lain yaitu tujuan, tujuan tersebut akan menyangkut soal kebutuhan. Jadi motivasi itu juga tumbuh karena adanya daya penggerak dari luar dan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan dan kebutuhannya. Dari hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 25 Purworejo Motivasi belajar siswa masih rendah siswa mudah putus asa ketika tidak bisa mengerjakan soal, siswa tidak berani menyampaikan pendapatnya, siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, suasana belajar di dalam kelas ramai, siswa jarang mengajukan pertanyaan, dan siswa kurang berinteraksi dengan guru atau siswa lainnya. Selain motivasi hasil belajar siswa juga masih sangat rendah dan masih dibawah kriteria ketuntasan minimum hal ini terbukti dari hasil nilai ulangan semester gasal nilai rata-ratanya yaitu 55,25. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas VII G SMP Negeri 25 Purworejo dengan metode Talking Stick berbantu LKS terstruktur. Menurut Sardiman A.M. (2012: 85) motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi tumbuh dari dalam diri siswa. Sedangkan pengertian hasil belajar Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2012: 7) yaitu mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikimotor. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (meng-organisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang sering digunakan dan berpusat pada guru, sehingga membuat siswa merasa jenuh, untuk itu perlu adanya 129
metode pembelajaran yang baru. Metode pembelajaran baru dan menyenangkan yang melibatkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran akan membuat siswa lebih percaya diri, Salah satunya adalah menggunakan metode Talking Stick. Menurut Miftahul Huda (2013: 224) Talking Stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Sebagai bahan pertimbangan, perlu dikemukakan beberapa hasil penelitian yang terdahulu yang serupa yaitu: Ni Luh Asri Mailani (2013) tentang Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja Melalui Model Talking Stick. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja. Sri Warsini (2013) tentang peningkatan aktivitas belajar IPS melalui penerapan strategi Talking Stick pada siswa kelas V SD Negeri 02 Delingan Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar. Riana Kusuma Sari (2012) tentang meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika melalui metode Talking Stick pada siswa kelas IV SD Negeri Newung I Kecamatan Sukodono. Hasil penelitian selama dua siklus menunjukkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 16) terdapat empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di kelas VIIG SMP Negeri 25 Purworejo. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 25 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang 130
digunakan adalah metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes. Instrumen penelitian yaitu lembar observasi dan lembar tes. Analisis data menggunakan persentase untuk lembar observasi dan menggunakan rerata untuk tes hasil belajar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Motivasi belajar siswa dengan metode pembelajaran Talking Stick pada siklus I sebesar 68,31% masuk dalam kategori cukup. Sedangkan rerata hasil belajar tes evaluasi akhir siklus I sebesar 75,26 dengan ketuntasan klasikal mencapai 70,69%. Hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan. Pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan baik, siswa belum memahami pembelajaran Talking Stick. Pada saat proses pembelajaran masih banyak siswa yang pasif. Sebagian besar siswa belum mampu menyampaikan pendapatnya dengan jelas. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan benar. Kelemahan pada siklus I diperbaiki pada siklus II agar motivasi belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada siklus II peneliti menekankan lagi kepada siswa untuk belajar menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan dengan baik dan benar, peneliti lebih memperhatikan kondisi siswa, dan peneliti memberikan penghargaan kepada siswa yang berani menyampaikan pendapatnya dan menjawab pertanyaan. Motivasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86,61% masuk dalam kategori sangat baik. Hasil belajar juga meningkat menjadi 77,16 dengan ketuntasan klasikal mencapai 80,65%. Hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan. Pada siklus II siswa terlibat lebih aktif. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa metode pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan baik pada motivasi belajar dan hasil belajar siswa, serta persentase dari hasil ketuntasan klasikal siswa dapat dilihat pada gambar 2 berikut. 131
100 50 86.61 77.16 80.65 68.29 75.26 70.69 0 motivasi belajar hasil belajar ketuntasan klasikal Siklus I Siklus II Grafik 2. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II Siklus II sudah mengalami peningkatan terlihat pada grafik tersebut di atas, pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan dan penelitian ini dikatakan berhasil dengan indikator keberhasilan sebagai berikut. 1. Rerata motivasi belajar siswa mencapai 76%. 2. 75% atau lebih dari banyaknya siswa mencapai ketuntasan minimal dengan nilai 70 pada hasil evaluasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dalam penelitian ini yaitu: (1) Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah diberikan pembelajaran menggunakan metode talking stick yaitu dari 68,31% pada siklus I dan masuk dalam kategori cukup menjadi 86,61% pada siklus II dan masuk dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan. (2) Rerata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 75,26 dengan ketuntasan klasikal 70,97%. Pada siklus II rerata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu mencapai 77,16 dengan ketuntasan klasikal 80,65%. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan. Dari simpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. (1) Sebagian besar kemampuan siswa sangat baik dalam mempelajari matematika. Peran guru sangat penting terutama dalam menerapkan metode pembelajaran, untuk itu guru harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang sesuai. (2) Metode 132
pembelajaran talking stick dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang efektif dan tidak membosankan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mailani, Ni Luh Asri. 2013. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa VII-5 SMP Lab Undiksha Singaraja Melalui Model Talking Stick. Diakses pada tanggal 9 April 2014. Tersedia: ejournal.undiksha.ac.id/ /article/download/1005/872 Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Sari, Riana Kusuma. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas IV SDN Newung I Kecamatan Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012. Diakses pada tanggal 19 Januari 2014. Tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/17151/ Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Warsini, Sri. 2013. Peningkatan Aktivitas Belajar Ips Melalui Penerapan Strategi Talking Stick Pada Siswa Kelas V SDN 02 Delingan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Diakses pada tanggal 19 Januari 2014. Tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/24958/ 133