BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian oleh Pamasu dkk, (2013) dengan judul Analisis Produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

BAB III METODE PENELITIAN. didukung oleh kondisi alam dan iklim tropis di Indonesia. Adanya perubahan pola

BAB III METODE PENELITIAN. komoditas tembakau merupakan bahan baku utama pada industri rokok. Usahatani

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Tahun Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. responden. Untuk mengetahui hasil distribusi produksi garam, modal,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

PENDAHULUAN Mengapa Teori Ekonomi Produksi Tujuan Mempelajari Ekonomi Produksi Konsep dan Hukum Ekonomi Produksi...

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariam (2005) menunjukkan penggunaan input produksi adalah melebihi dari yang seharusnya karena itu dikatakan tidak optimal karena penggunaan input produksi sudah melewati batas optimal. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2007) menunjukkan penggunaan input produksi berpengaruh nyata terhadap produksi kubis dan penggunaan beberapa input produksi belum optimal. Dari penelitianpenelitian yang telah dilakukan tersebut, input produksi yang digunakan dalam usahataninya antara lain, yakni lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, dan obat-obatan. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi memang menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh (Soekartawi, 1999). Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan (mengelola) asset dan cara dalam pertanian. Atau lebih tepatnya adalah suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Daniel, 2002).

Menurut Mosher (1987), kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha yang mana biaya dan penerimaan sangat penting sekali. Hal terpenting mengenai usahatani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik dalam ukurannya maupun susunannya hal ini dikaenakan petani selalu mencari metode usahatani yang baru dan lebih efisien serta dapat meningkatkan produksi yang sangat tinggi. Menurut Soekartawi (2002), dalam melakukan usaha pertanian, seseorang petani akan selalu berpikir dalam menghasilkan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Cara berpikir demikian wajar mengingat petani melakukan konsep memaksimumkan keuntungan (profit maximization). Dilain pihak, manakala petani dihadapkan pada keterbatasan keuntungan tersebut dengan kendala biaya usahataninya yang terbatas. Suatu tindakan yang dilakukan adalah memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menekan produksi yang sekecil-kecilnya. 2.2 Landasan Teori Istilah faktor produksi sering juga disebut dengan korbanan produksi, karena faktor produksi atau input tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produk. Macam faktor produksi atau input ini, berikut jumlah dan kuantitasnya perlu diketahui oleh seorang produsen. Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan produk (output). Hubungan antara input dan output ini disebut dengan faktor relationship. Dalam rumus matematis, faktor relationship ini ditulis dengan : Y = f (X₁,X₂,,Xi,,Xn)

Dimana : Y = Produk atau variable yang dipengaruhi oleh faktor produksi, X, dan X = Faktor produksi atau variable yang mempengaruhi Y Dalam proses produksi pertanian, maka Y dapat berupa produksi pertanian dan X dapat berupa lahan pertanian, tenaga kerja, modal, dan manajemen. Namun demikian dalam praktek, keempat faktor produksi tersebut belum cukup untuk dapat menjelaskan Y. Faktor-faktor sosial ekonomi lainnya, seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat keterampilan, dan lain-lain juga berperan dalam mempengaruhi tingkat produksi (Soekartawi, 1994). Menurut Daniel (2002; 52), faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi terdiri dari 4 komponen yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen. Sedangkan sarana produksi adalah sarana yang dibutuhkan dalam proses produksi terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja. Luas pemilikan atau pengusahaan lahan sangat berhubungan dengan efisiensi usahatani dan juga usaha pertanian, penggunaan masukan seperti pupuk, obat-obatan, bibit akan semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai semakin sempit, disamping itu penggunaan tenaga kerja lebih efisien karena sudah ada takaran dan perhitungan menurut teknologi yang dipakai namun sering juga ketidakefisienan dalam penggunaan teknologi karena kurangnya manajemen yang terarah (Soekartawi, 1994; 37). Selain bibit para petani juga membutuhkan pupuk, obat-obatan. Perlindungan tanaman kimiawi sejak proses modernisasi pertanian, di negara yang

sedang berkembang melalui revolusi hijau dimulai telah sangat tergantung pada kedua jenis saprodi pertanian tersebut (Soetrisno, 1999: 38). Produktivitas tenaga kerja yang tinggi akan menunjukkan penekanan input produksi yang efisien bagi usahatani karena tingkat produksi yang tinggi akan dicapai tenaga kerja. Efisiensi kerja akan dipengaruhi oleh luas areal, cara budidaya, pendidikan, keterampilan, dan pola konsumsi. Makin luas usahatani maka pengolahan kerja dapat diusaha seoptimal mungkin (Daniel, 2002; 45). Produktivitas tenaga kerja = Menurut Tarigan, K. dan L. Sihombing (2007) dalam ekonomi produksi terdapat dua efisiensi, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis a. Efisiensi teknis yaitu suatu kondisi yang jumlah pemakaian input tertentu mempunyai average product dalam keadaan maksimum. b. Efisiensi ekonomis yaitu jika nilai produk marginal sama dengan harga faktor produksi. Menurut Soekartawi (1993) pengertian efisiensi sangat relatif. Efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian dapat terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input (P) tersebut, atau dapat dituliskan dengan : NPM = P x Dalam praktiknya, di sektor pertanian yang paling sering digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas (Tarigan, K. dan L. Sihombing,2007). Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan

dependen, yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut independen yang menjelaskan (X). Penyelesaian antara hubungan Y dan X adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Dengan demikian kaidah-kaidah dari regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Ada tiga alasan pokok mengapa fungsi produksi Cobb-Douglas lebih banyak dipakai oleh para peneliti : a. Penyelesaian fungsi ini relatif mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain. Fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah ditransfer ke dalam bentuk linear. b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus menunjukkan besaran elastisitas. c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to scale. (Soekartawi, 1994). 2.3 Kerangka Pemikiran Usahatani adalah kombinasi dari faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal, dan keahlian) yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Usahatani bayam merupakan salah satu usaha hortikultura sayur-sayuran yang memiliki prospek cerah karena kandungan gizi, vitamin, dan mineral dalam bayam dibutuhkan oleh masyarakat setiap harinya sebagai sayur. Agar usahatani bayam dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan beberapa input produksi yang dapat menunjang kegiatan usahatani tersebut yang terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja.

Seorang petani di dalam menjalankan usahataninya harus memikirkan caranya agar dia dapat mengalokasikan input-input yang tersedia dengan sebaik dan seefisien mungkin. Dengan tujuan untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Maka dengan mempergunakan konsep optimalisasi dalam penggunaan input produksi, petani dapat memberikan hasil produksi yang maksimal. Optimalisasi input produksi disini artinya adalah petani dapat menemukan kombinasi input produksi yang baik sehingga diperoleh produksi yang maksimal sesuai dengan ketersediaan inputnya tersebut. Penerimaan usahatani bayam akan meningkat apabila penggunaan input produksi sudah optimal. Penggunaan input produksi yang optimal akan menghasilkan produksi yang maksimal dan mengurangi biaya produksi sehingga pendapatan bersih petani akan meningkat yang dihitung dari penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi. Dari pendapatan bersih petani dapat dilihat apakah penggunaan input produksi sudah optimal. Dalam usahatani bayam penggunaan input produksi dalam jumlah tertentu dihasilkan produksi bayam. Setelah produksi dikalikan dengan harga output maka diperoleh penerimaan. Penerimaan setelah dikurangi biaya produksi diperoleh pendapatan bersih. Tingkat optimasi penggunaan input produksi tercapai pada saat produk marginal sama dengan produk rata-rata, sehingga elastisitas produksi (EP) = 1. Tingkat optimasi penggunaan input produksi maksimal apabila nilai produk marginal sama dengan nilai input produksi. Apabila NPM lebih besar dari Px maka penambahan input masih menguntungkan, sebaliknya apabila NPM lebih kecil daripada Px maka penggunaan input perlu dikurangi.

Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut : Usahatani Bayam Input Produksi (Lahan, Tenaga Kerja, bibit, obatobatan,pupuk) Produksi Biaya pemasaran Penjualan Penerimaan Harga Output/Penjualan Total Biaya Produksi Harga Input Produksi Pendapatan Bersih Tingkat Optimasi Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian 1. Penggunaan input produksi berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi bayam di daerah penelitian. 2. Penggunaan input produksi pada daerah penelitian belum optimal. 3. Besarnya biaya pemasaran berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh petani bayam.