PENANGGULANGAN KEKERINGAN DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 OLEH DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN PROVINSI BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V GAMBARAN UMUM. Secara visualisasi wilayah administrasi dapat dilihat dalam peta wilayah Kabupaten Lebak sebagaimana gambar di bawah ini

I. PENDAHULUAN. khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Propinsi BANTEN. Total Kabupaten/Kota

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Irigasi pada hakekatnya merupakan upaya pemberian air pada tanaman

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

RENCANA KERJA TAHUNAN

PENANGANAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian rencana strategi BPBD Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

TIM PENYUSUN. : Dr. Widada Sulistya DEA Dra. Nurhayati, M.Sc. : Triyogo Amberkahi, ST

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

EVALUASI KONDISI SUMBER DAYA AIR TAHUN 2011/2012. Status 31 Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Mitra

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tanah merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. biasa akibat wabah penyakit menular (Depkes, 2007) alam di negara ini juga telah menyebabkan kerugian ekonomi paling sedikit US

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

b. Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan; c. Kepala Seksi Pemanfaatan Air; d. Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah (Kharisma Nugroho dkk,

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Resti Viratami Maretria, 2011 Perencanaan Bendung Tetap Leuwikadu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustekom, 2005 bahwa Indonesia merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN I - 1

09. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

NOMOR 42 TAHUN 2002 SERI D.39 NOMOR 07 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan kita. Dalam hutan terdapat banyak kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya.

Transkripsi:

PENANGGULANGAN KEKERINGAN DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 OLEH DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN PROVINSI BANTEN Oleh : Bayu Sugara, S.Kom SERANG Salah satu permasalahan yang selalu hadir di musim kemarau adalah kekeringan sehingga di beberada Provinsi yang ada di Indonesia tidak luput dari masalah kekeringan karena indonesia adalah negara Iklim Tropis. Hal tersebut tidak lain merupakan akibat dari posisi geografis Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa dan merupakan Daerah pertemuan angin antar tropis, namun musim kemarau di Indonesia seringkali menjadi sebuah bencana bagi lingkungan dan ekosistem disekitarnya karena hal tersebut menyebabkan kekurangan pasokan air dalam jangka waktu yang cukup lama atau lebih akrab di sebut dengan kekeringan. Bahkan Beberapa wilayah di Indonesia seperti Provinsi Banten sering mengalami bencana kekeringan luar biasa yang membuat Provinsi Banten mengalami krisis dalam berbagai sektor seperti Perekonomi dan Pertanian secara berkepanjangan sehingga mengurangi laju produktifitas ekonomi keluarga yang mayoritas penduduknya menggandalkan hasil pertanian Bahkan kekeringan yang terjadi di sebagian daerah Provinsi Banten akan mengakibatkan beberapa masyarakat kekurangan Air untuk kehidupan sehari harinya. Kekeringan adalah kekurangan curah hujan dari biasanya atau kondisi normal, bila terjadi berkepanjangan sampai mencapai satu musim atau lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air yang di canangkan. Penyebab kekeringan bisa diakibatkan oleh hal yang bersifat alamiah atau bisa juga akibat ulah manusia. Hal yang bersifat alamiah misalnya tingkat curah hujan dibawah normal dalam satu musim sedangkan kekeringan akibat ulah manusia antara lain kerusakan kawasan tangkapan air oleh perbuatan manusia seperti penebangan liar dan lain lain. Saat ini, beberapa Daerah di Indonesia sedang dilanda kekeringan termasuk diantaranya adalah Daerah Provinsi Banten. Kekeringan di Provinsi Banten tersebar di lima Kabupaten/ Kota. Dari

data tahun 2012 hingga sekarang, Kabupaten Lebak merupakan wilayah dengan kekeringan terluas yaitu sekitar 7.659 hektar yang tersebar di 16 kecamatan, Kabupaten Serang sebanyak 1.579 hektar sawah yang mengalami puso (gagal panen) dan 805 Hektar lainya mengalami kekeringan, Kabupaten Pandeglang sebanyak 5.229 hektar di 10 kecamatan dan Kabupaten Tangerang sekitar 2.214 hektar yang tersebar di 10 kecamatan. Di Kota Serang, sawah yang mengalami puso (gagal panen) diperkirakan sebanyak 30 Ha (hektar), sementara seluas 942 Ha lainnya mengalami kekeringan. Untuk menanggulangi masalah kekeringan ini tentu diperlukan upaya dari berbagai pihak. Provinsi Banten melalui Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Bidang Sungai Seksi Penanggulangan Bencana, turut serta dalam upaya penanggulangan tersebut. Salah satu upaya darurat yang dilakukan antara lain dengan memberikan bantuan pompa air sebanyak 2 unit untuk Kab. Serang, 3 unit untuk Kota Serang dan 5 unit untuk Kabupaten Lebak, dan Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten telah menyiapkan Beberapa unit mobil tangki air bersih pada tahun 2012 Pemberian Bantuan Mesin Pompa Air Untuk Daerah yang terkena Kekeringan di Kabupaten/ Kota Provinsi Banten oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten TA 2012 Pemberian Bantuan Air Bersih Untuk Daerah yang terkena Kekeringan di Kabupaten/ Kota Provinsi Banten oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten TA 2012 Tidak cukup dengan itu Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten melakukan beberapa upaya konservasi air dengan membangun atau merehabilitasi bangunan penampung air. Salah satu bangunan yang sudah selesai dilaksanakan antara lain Tandon Kronjo di Kabupaten Tangerang. Pembangunan Tandon Kronjo diharapkan menjadi solusi terhadap permasalahan di daerah Kronjo dimana dampak kekeringan dimusim kemarau dan banjir di musim hujan semakin dirasakan dan berdampak buruk bagi aktivitas masyarakat khususnya yang bergerak di bidang pertanian. Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten melakukan realisasi Pembangunan Tandon Air Kronjo secara multi years (tahun jamak) yaitu TA. 2009 dan 2010.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman juga telah melakukan rehabilitasi situ di Kota Serang yaitu Situ Ciwaka. Rehabilitasi Situ Ciwaka ini dilakukan secara bertahap dimulai Tahun Anggaran 2008 s.d Tahun Anggaran 2010. Situ Ciwaka merupakan bangunan peninggalan zaman Belanda yang pernah direhab oleh Pemerintah Pusat pada tahun 1971, keberadaan Situ Ciwaka dinilai sangat penting dalam rangka turut menciptakan keseimbangan hidrologis/ tata air permukaan antara lain bermanfaat untuk air irigasi, air baku domestik, pengendalian banjir dan konservasi sehingga perlu adanya perlindungan dan pelestarian terhadap situ tersebut dengan mengunakan dana APBD, dan Pada tahun 2009 Kantor Lingkungan Hidup Kota Serang mengalokasikan dana untuk Program pelindungan dan konservasi Sumber Daya Alam di situ Ciwaka. Dan pada Tahun Anggaran 2012, Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten juga melakukan upaya konservasi sumber daya air dengan melakukan Rehabilitasi Situ Ciranjeng yang terletak di Desa Alaswangi Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang dilakukan secara bertahap dimulai dari tahun Anggaran 2012 s/d Tahun Anggaran 2013. Situ Ciranjeng ini tentu sangatlah besar manfaatnya bagi masyarakat dan wilayah sekitarnya. Ketersediaan air untuk menagiri persawahan di sekitar Situ sekarang dapat tercukupi, genangan air banjir di musim penghujan dapat Pekerjaan Gorong gorong pada Situ Ciranjeng tertampung, areal resapan air semakin bertambah sehingga sumur - sumur penduduk di sekitar situ debit airnya bertambah banyak, ini berarti kekeringan air baku dapat tertangani. Sedangkan pada tahun 2015 ini Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Melalui Bidang Sungai, Seksi Penanggulangan Bencana berupaya sigap dalam penangulangan kekeringan tahun 2015 ini dengan memberikan bantuan mesin pompa air dibeberapa kecamatan yang berbeda sebanyak 5 unit untuk Kecamatan Kasemen Kota Serang dan 3 unit untuk Kecamatan Tanara Kabupaten Serang. Disamping menimbulkan permasalahan pangan, kekeringan juga menyebabkan krisis air bersih di beberapa tempat. Oleh karena itu, Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten telah menyiapkan Beberapa unit mobil tangki air bersih untuk dibagikan ke Daerah kekeringan seperti Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, Penyaluran air bersih ditujukan untuk masyarakat yang Daerahnya rawan air atau kekeringan pada saat musim kemarau dan tidak dapat terjangkau oleh pelayanan perpipaan PDAM. Pada saat terjadi bencana kekeringan, Dinas Sumber Daya Air dan Permukiman Provinsi Banten akan segera mengirimkan bantuan mobil tangki air ini untuk melayani penyediaan air bersih bagi warga masyarakat.

Pemberian Bantuan Pompa Air Untuk Daerah yang terkena Kekeringan di Kabupaten/Kota Serang oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten TA 2015 Menurut data Inventarisasi Daerah Kekeringan Tahun 2015 dari Seksi Penanggulangan Bencana, Bidang Sungai Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten pemberian Bantuan Air Bersih Diantaranya sesuai pada tabel berikut ini: NO TABEL : Inventarisasi Daerah Kekeringan dan Bantuan Air Bersih Tahun 2015, KABUPATEN/ KOTA Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten LOKASI KECAMATAN DESA/ KELURAHAN WAKTU KEJADIAN KETERANGAN 1 Kabupaten Lebak Warung Gunung 2 Desa 30 Juli 2015 15 Tangki Maja 3 Desa 30 Juli 2015 1 Tangki Wanasalam 4 Desa 30 Juli 2015 1 Tangki Cilograng 2 Desa 30 Juli 2015 3 Tangki Bayah 2 Desa 30 Juli 2015 3 Tangki Leuwidamar 2 Desa 30 Juli 2015 2 Tangki Sajira 30 Juli 2015 3 Tangki 2 Kabupaten Serang Carenang Teras 30 Juli 2015 4 Tangki Walikun 30 Juli 2015 12 Tangki Carenang 30 Juli 2015 2 Tangki Ragas Masigit 30 Juli 2015 12 Tangki Lebak Wangi Pegandikan 30 Juli 2015 5 Tangki Pontang Domas 30 Juli 2015 4 Tangki Wanayasa 30 Juli 2015 2 Tangki Kaserangan 30 Juli 2015 2 Tangki Kelatihan 30 Juli 2015 2 Tangki Tanara Ciremen 30 Juli 2015 3 Tangki Cibodas 30 Juli 2015 6 Tangki Kedaleman 30 Juli 2015 3 Tangki

Tanara 30 Juli 2015 3 Tangki Bendung 30 Juli 2015 3 Tangki Sukamanah 30 Juli 2015 3 Tangki Lempuyang 30 Juli 2015 3 Tangki Tenjo Ayu 30 Juli 2015 4 Tangki Tirtayasa Tengkurak 30 Juli 2015 9 Tangki Susukan 30 Juli 2015 3 Tangki Laban 30 Juli 2015 3 Tangki Puser 30 Juli 2015 3 Tangki Alang - alang 30 Juli 2015 2 Tangki Lontar 30 Juli 2015 2 Tangki Kemanisan 30 Juli 2015 2 Tangki Kebuyutan 30 Juli 2015 2 Tangki 120 KK dan 3 Kota Serang Kasemen Sawah Luhur 30 Juli 2015 sudah dikirim 3000 Ltr Perum Permata Serpong, 340 KK (3 RT 1 4 Kota Tangerang Selatan Setu Kademangan 30 Juli 2015 RW), Upaya pembuatan sumur ertesis dan Mobil Tangki Standby 5 Kab. Pandeglang Pandeglang Kalanganyar 30 Juli 2015 7 Tangki Dengan adanya bantuan pompa air ini diharapkan wilayah yang terancam gagal panen bisa berkurang seperti yang terjadi di Desa Kemuning, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang dimana sekitar 20 hektar sawah bisa diselamatkan dari ancaman puso. Selain pemberian pompa air, upaya darurat yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten untuk mengatasi kekeringan adalah dengan membuat irigasi sumur dalam.