BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEYAKINAN DIRI (SELF BELIEF) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA. Ika Gita Nurliana Putri; Rustono, WS.; Edi Hendri Mulyana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. belajar, lingkungan belajar dan motivasi berprestasi siswa.

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Serli Alpiani Agustin,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. dan kerja keras sedini mungkin. Walaupun hal tersebut telah diupayakan, namun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA

2014 APLIKASI MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA GAMBAR PROYEKSI PADA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMKN 2 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam. saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang berkualitas dan memiliki pandangan luas untuk mencapai cita-cita yang diharapkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka turut berpengaruh besar terhadap cara pandang terutama dalam menyelesaikan masalah. Terdapat banyak pengertian mengenai pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mendewasakan manusia serta mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sendiri secara berkesinambungan, baik di lingkungan masyarakat maupun di berbagai lembaga pendidikan. Semua yang didapat pada proses pendidikan diperoleh melalui usaha, salah satunya yaitu belajar. Menurut Bandura (Trianto, 2012: 77) Sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Belajar tidak hanya dilakukan di lembaga formal seperti sekolah, di lingkungan masyarakat pun kita melakukan kegiatan belajar, seperti bagaimana cara beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, serta sikap yang tidak disebabkan oleh faktor pembawaan atau pun kematangan, namun hal tersebut terjadi sebagai hasil dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Interaksi tersebut salah satunya dapat diperoleh melalui pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini menuntut pembelajaran IPA agar mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang terjadi berpusat pada siswa. Guru sebagai fasilitator berkewajiban untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa agar tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai. Tujuan ini tidak terlepas dari hakikat IPA sebagai, proses, produk, dan sikap ilmiah.

2 Sebagaimana dikemukakan oleh Trianto (2012: 137) Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Dimensi proses yaitu kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan mengenai alam maupun menemukan pengetahuan baru. Dimensi produk diartikan sebagai hasil dari dimensi proses yang meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori. Sedangkan dimensi sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para saintis dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, contohnya sikap objektif, hati-hati, rasa keingintahuan, keyakinan, dan sebagainya. Chapman (Nurlia, 2012: 11) menyatakan bahwa Keyakinan (belief) merujuk pada sesuatu yang oleh seseorang dianggap benar, dan itu dapat berasal dari pengalaman, nyata maupun hanya dibayangkan. Keyakinan pada diri seseorang menunjukkan sikap dan rasa percaya kepada suatu objek yang dilihatnya. Seseorang menggunakan keyakinan sebagai dasar untuk memprediksi apa yang akan terjadi kemudian. Keyakinan pada diri siswa adalah salah satu aspek penting dalam dimensi afektif. Keyakinan (belief) siswa terdiri atas empat domain/aspek, yakni 1) keyakinan siswa terhadap karakteristik mata pelajaran, 2) keyakinan siswa terhadap kemampuan diri sendiri, 3) keyakinan siswa terhadap proses pembelajaran, dan 4) keyakinan siswa terhadap kegunaan mata pelajaran. Pada penelitian ini, keyakinan yang akan diungkap adalah keyakinan siswa terhadap kemampuan diri sendiri yang selanjutnya disebut keyakinan diri atau self belief. Keyakinan diri adalah perasaan individu akan kemampuannya mengerjakan tugas. Keyakinan diri mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan yang dibutuhkan untuk menampilkan kecakapan tertentu. Keyakinan siswa terhadap kemampuan dirinya saat pembelajaran turut berpengaruh pada hasil yang dicapai. Ketiga dimensi pembelajaran IPA tersebut turut membentuk keyakinan (belief) siswa terhadap IPA itu sendiri. Keyakinan (belief) siswa terhadap pembelajaran IPA menentukan bagaimana ia memaknai pembelajaran tersebut. Keyakinan siswa yang salah, seperti beranggapan bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep akan membuat siswa

3 cenderung pesimis dalam menghadapi pembelajaran tersebut. Siswa akan beranggapan bahwa IPA merupakan pembelajaran yang statis. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Namun, apabila keyakinan siswa dibentuk dengan benar dan positif, seperti beranggapan bahwa pembelajaran IPA itu mudah dan sederhana maka akan membuat siswa optimis menghadapi pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Penelitian yang dilakukan di Universitas Kolorado mengemukakan bahwa ada tiga pandangan siswa mengenai IPA, yaitu siswa beranggapan pembelajaran IPA statis, dinamis, dan mix. Dalam hal ini, peran guru sangatlah penting agar keyakinan diri (self belief) yang dibangun siswa dalam pembelajaran IPA membuat siswa memiliki keyakinan bahwa pembelajaran IPA bersifat dinamis dan tidak hanya berupa hafalan semata. Sesuatu yang diyakini oleh siswa pada pembelajaran IPA sebagian besar diperoleh selama mereka belajar IPA. Siswa yang memiliki keyakinan statis pada IPA hanya akan berusaha mengingat apa yang telah dijelaskan oleh guru selama hal tersebut relevan dalam membantu mengerjakan tugas atau pun ulangan. Sedangkan siswa yang memiliki keyakinan dinamis pada IPA tidak hanya mengingat tetapi juga akan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia lebih paham dan fleksibel dalam menerima pembelajaran IPA. Untuk itu, keyakinan diri (self belief) yang dimiliki oleh siswa turut berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar. Prestasi belajar juga sering diartikan seberapa jauh hasil dari pencapaian siswa dalam penguasaan konsep, materi, dan tugas-tugas dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar tersebut. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2010: 54) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

4 Faktor ekstern yaitu faktor dari luar individu yang terdiri dari faktor keluarga (misalnya: cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (seperti: metode mengajar dan kurikulum), dan faktor masyarakat (contohnya: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, dan teman bergaul). Sedangkan faktor intern yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah (misalnya: kesehatan dan cacat tubuh), faktor kelelahan (contohnya: lemah, kelesuan, dan kebosanan), faktor psikologis (seperti: intelegensi, perhatian, bakat, minat, kematangan, motivasi, sikap, keyakinan, persepsi, dan sebagainya). Faktor internal sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran seseorang serta hasil yang dicapai pada pembelajaran. Faktor internal berupa keyakinan siswa terhadap dirinya turut berperan terhadap prestasi belajar. Prestasi seseorang dikatakan maksimal apabila memenuhi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebaliknya, apabila salah satu diantara ketiga aspek tersebut tidak muncul dalam pembelajaran, maka proses pembelajaran dikatakan tidak maksimal sehingga prestasi belajar pun tidak akan maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa keyakinan diri (self belief) siswa terhadap pembelajaran IPA turut berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Keyakinan Diri (Self Belief) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada pada penelitian antara lain. a. Pembelajaran IPA di sekolah dasar dianggap sukar dipahami dan dipelajari. b. Siswa beranggapan bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar hanya berupa penguasaan konsep dan hafalan semata. c. Pada saat pembelajaran IPA, aspek kognitif (pengetahuan) lebih banyak muncul dibandingkan aspek afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). d. Pada proses pembelajaran IPA, siswa menunjukkan keyakinan diri (self belief) yang beragam.

5 e. Keyakinan diri (self belief) siswa belum dijadikan pertimbangan yang mendasar bagi guru dalam proses belajar mengajar. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Seberapa besar pengaruh keyakinan diri (self belief) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya? a. Pertanyaan Penelitian Untuk memperjelas fokus penelitian, maka rumusan masalah dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana keyakinan diri (self belief) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya? 2) Bagaimana prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya? 3) Seberapa besar pengaruh keyakinan diri (self belief) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya? b. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah proses penelitian, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut. 1) Variabel keyakinan diri (self belief) sebagai variabel bebas dibatasi pada bidang akademik siswa. 2) Variabel prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA sebagai variabel terikat dibatasi pada aspek kognitif dari Taxonomy Bloom Revisi, yaitu dimensi proses mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3). 3) Materi ajar yang digunakan pada penelitian ini mencakup materi IPA Kelas V Sekolah Dasar pada Semester 1 dan pertengahan Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini yaitu:

6 1. Memperoleh informasi mengenai tingkat keyakinan diri (self belief) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. 2. Memperoleh informasi mengenai tingkat prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh keyakinan diri (self belief) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh pada penelitian mengenai pengaruh keyakinan diri (self belief) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yaitu: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai keyakinan diri (self belief) terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Komplek SDN Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Pervin (Wijaya, 2007: 25) mengemukakan pandangan Keyakinan diri adalah kemampuan yang dirasakan untuk membentuk perilaku yang relevan pada tugas atau situasi yang khusus. Buchori (Mustikasari, 2013: 17) Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya baik berupa angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing siswa dalam perilaku tertentu. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memperoleh informasi mengenai tingkat keyakinan dirinya pada pembelajaran IPA yang akan membantu siswa untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan. b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk mengetahui tingkat keyakinan masing-masing siswa dan dapat mengantisipasi keyakinan

7 siswa yang negatif serta mengoptimalkan strategi dan metode yang digunakan agar prestasi belajar siswa maksimal. c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak sekolah untuk mengetahui tingkat keyakinan siswa-siswa di sekolah agar tidak ditemukan siswa yang masih memiliki keyakinan diri (self belief) rendah, sehingga siswa memiliki sikap optimis dan motivasi belajar tinggi. Hal tersebut turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan, khususnya bagi peneliti yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan masalah yang terdapat pada penelitian ini. E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi skripsi pada penelitian ini yaitu : 1. Bab I Pendahuluan Berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian Memaparkan kajian pustaka mengenai keyakinan diri (self belief), prestasi belajar, pembelajaran IPA di sekolah dasar, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis. 3. Bab III Metode Penelitian Berisi penjabaran secara rinci mengenai metode penelitian, yaitu lokasi, populasi, dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini memaparkan hasil penelitian yang dicapai serta pembahasannya. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Berisi mengenai kesimpulan penelitian yang telah dilakukan serta saran yang diajukan oleh peneliti.