BAB I PENDAHULUAN. pihak (penjual dan pembeli). Saat ini, perjanjian jual beli telah mengalami banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah ada, dikenal istilah franchise yang sudah di Indonesiakan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang besar akan jasa keuangan di kalangan masyarakat yang

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan. hukum saat menjalankan tugas dan fungsinya, yang juga berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) menerangkan bahwa Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan suatu perikatan. Perikatan lahir dari sebuah perjanjian, tetapi ada juga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

A. Latar Belakang Masalah

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH TIDAK SERTA MERTA DAPAT MEMUTUSKAN HUBUNGAN SEWA MENYEWA ANTARA PEMILIK DAN PENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

METODE PENELITIAN. atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 mulai bermunculan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUH PERDATA

BAB III METODE PENELITIAN. gejala yuridis yang ada dan fakta empiris yang terjadi. 1. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri

III. METODE PENELITIAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jual-Beli dalam perkara perdata diatur di Buku ke III Kitab Undangundang

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

III. METODE PENELITIAN. empiris, Penelitian hukum normatif-empiris adalah penelitian hukum mengenai

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian-perjanjian yang bertujuan untuk memperoleh sesuatu barang. Dalam pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan bentuk transaksi umum yang sering dilakukan oleh masyarakat. Biasanya, perjanjian jual beli dilakukan secara lisan atau tertulis atas dasar kesepakatan para pihak (penjual dan pembeli). Saat ini, perjanjian jual beli telah mengalami banyak perkembangan, terutama mengenai tata cara atau sistem (aturan) yang digunakan. Salah satunya adalah penggunaan sistem Indent yang merupakan bentuk perkembangan obyek dalam perjanjian jual beli, khususnya untuk barang yang akan ada. Perkataan jual beli menunjukkan bahwa dari satu pihak perbuatan dinamakan menjual, sedangkan dari pihak yang lain dinamakan membeli. Istilah yang mencakup dua perbuatan yang bertimbal balik itu adalah sesuai dengan istilah Belanda koopen verkoop yang juga mengandung pengertian bahwa pihak yang satu verkoopt (menjual) sedang yang lainnya koopt (membeli). 1 Berdasarkan teori lahirnya perjanjian, maka jual beli termasuk perjanjian yang bersifat konsensuil, dimana perjanjian lahir saat kedua belah pihak sepakat mengenai barang dan harga, walaupun pada saat itu barang belum diserahkan dan harga belum dibayarkan. 2 Unsur esensial dari perjanjian jual beli adalah barang dan harga. Harga haruslah diartikan sebagai sejumlah uang yang digunakan (diakui) sebagai alat pembayaran yang sah sebab apabila tidak demikian, maka tidak ada perjanjian jual beli melainkan yang ada adalah perjanjian tukar 1 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hal.2 2 Handri Rahardjo. Hukum Perjanjian di Indonesia. Jakarta: Pustaka Yustisia. 2009. hal.21

menukar. 3 Sedangkan barang yang menjadi obyek perjanjian jual beli adalah haruslah barang yang berada dalam lalu lintas perdagangan sebagaimana diatur dalam Pasal 1332 KUHPerdata. Berdasarkan KUHPerdata barang yang menjadi obyek perjanjian dapat diklasifikasikan menjadi barang yang sudah ada dan barang yang akan ada (relative dan absolut). Perjanjian jual beli saja tidak lantas menyebabkan beralihnya hak milik atas barang dari tanggan penjual ke tanggan pembeli sebelum dilakukan penyerahan (levering). Pada hakekatnya perjanjian jual beli itu dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap kesepakatan kedua belah pihak mengenai barang dan harga yang ditandai dengan kata sepakat (Jual beli) dan yang kedua, tahap penyerahan (levering) benda yang menjadi obyek perjanjian, dengan tujuan untuk mengalihkan hak milik dari benda tersebut. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian jual beli sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata melahirkan dua macam perjanjian, yaitu perjanjian obligatoir (perjanjian yang menimbulkan perikatan) dan perjanjian kebendaan (perjanjian untuk mengadakan, mengubah dan menghapuskan hak-hak kebendaan). Akibat pembedaan perjanjian tersebut, maka dalam perjanjian jual beli harus disertai dengan perjanjian penyerahan (levering), yaitu sebenarnya merupakan perjanjian untuk melaksanakan perjanjian jual beli. Perjanjian jual beli yang dikaji dalam penelitian ini adalah perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel). Kernel atau inti sawit adalah biji yang merupakan Endosperma (cangkang pelindung inti) dan Embrio (inti) dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kernel ini dihasilkan dari pemisahan daging buah selama proses pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit. Inti kelapa sawit (palm kernel oil) merupakan minyak nabati yang dapat dimakan berasal dari kelapa sawit. Komposisi asam lemak minyak inti kelapa sawit mirip dengan minyak kelapa, keduanya dikenal sebagai minyak laurat. Berbeda dengan minyak sawit yang berwarna merah 3 Ibid, hal. 22.

jingga, minyak inti kelapa sawit berwarna kuning berasal dari hasil olahan lanjut kernel atau inti kelapa sawit. Minyak inti sawit merupakan produk sampingan dari minyak sawit, dengan volume produksi 10-13% dari minyak sawit. Sebagai minyak laurat, minyak inti kelapa sawit bersaing dengan minyak kelapa di pasar dunia dimana keduanya merupakan produk penting dalam produksi oleokimia, sabun, dan khususnya lemak nabati untuk pemanis buatan. Beberapa tahun belakangan ini produksi dari minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit meningkat, pada 1993 produksi minyak inti kelapa sawit dari Malaysia meningkat sekitar 20% hampir mendekati 1 juta ton. Minyak inti sawit dipasarkan melalui jaringan dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS), pabrik rafinasi, broker dan pedagang baik lokal maupun mancanegara, dan akhirnya sampai ke pabrik oleokimia ataupun pemanis buatan. 4 Industri minyak laurat beberapa dekade terakhir berfokus pada peningkatan produksi dari minyak inti sawit. Melimpahnya produksi minyak inti sawit saat ini mengarah sebagai alternatif dari minyak kelapa untuk produksi sabun, oleokimia, dan khususnya produksi lemak nabati, karena sebelumnya hanya minyak kelapa yang menjadi bahan utama dalam industri tersebut. Bahan industri minyak kelapa sawit diperlukan dari jual beli. Sebagai suatu bentuk perjanjian maka pihak pembeli yang membeli inti sawit (kernel) pada sebuah pabrik kelapa sawit harus sesuai dengan kualitas yang diinginkan sehingga inti sawit (kernel) tersebut dapat diperjual belikan kembali.apabila inti sawit (kernel) tersebut tidak berkualitas baik maka berkurang manfaatnya. Berdasarkan uraian di atas maka penulisan skripsi ini mengambil judul tentang "Akibat Hukum Ketidaksesuaian Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CVBintang Efendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan". 4 Wikipedia Indonesia, "Minyak Inti Kelapa Sawit", Diakses Melalui http://id.wikipedia. org/wiki/minyak_inti_kelapa_sawit, Tanggal 11 Pebruari 2015.

B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan? 2. Bagaimana akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan? 3. Bagaimana penyelesaian sengketa akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan? C. Tujuan Penulisan Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui proses perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PTAgro Jaya Perdana Medan. 2. Untuk mengetahui akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CVBintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan. 3. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa akibat hukum tidak sesuai kualitas dalam perjanjian jual beli produk inti sawit (kernel) antara CVBintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan.

D. Manfaat Penulisan Faedah penelitian skripsi ini adalah: 1. Secara teoritis untuk menambah literatur tentang hukum perdata khususnya dalam perjanjian jual beli dikaitkan dengan kualitas barang yang diperjual belikan. 2. Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran dan masukan para pihak yang berkepentingan yaitu pihak pembeli dan penjual apabila ada ketidaksesuaian dalam perjanjian jual beli. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah deskriptif analisis yang mengarah penelitian hukum yuridis empiris, yaitu wujud atau penuangan hasil penelitian mengenai hukum yang berlaku di masyarakat. 5 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini didapatkan melalui data primer dan sekunder. a. Sumber data primer didapatkan melalui penelitian lapangan pada CV. Bintang Effendi Brother Medan. b. Sumber data sekunder yang terdiri dari: 1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Dalam penelitian ini dipakai adalah KUHPerdata. 5 Asri Wijayanti. Strategi Penulisan Hukum. Bandung: Lubuk Agung, 2011. hal. 97.

2) Bahan hukum sekunder yaitu yang memberikan penjelasan menganai bahan hukum primer. Pada penelitian ini berupa bacaan yang relevan dengan materi yang diteliti. 3) Bahan hukum tertier yaitu yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Pada penelitian ini terdiri dari kamus hukum maupun kamus umum dan website internet baik itu melalui Google maupun Yahoo. 3. Alat Pengumpul Data Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara di CV. Bintang Effendi Brother Medan dan studi dokumen dengan penelusuran kepustakaan. 4. Analisis Data Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan, studi dokumen, dan studi lapangan maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan, sehingga dari teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dan pembahasan skripsi ini. F. Keaslian Penulisan Adapun penulisan skripsi yang berjudul Akibat Hukum Ketidaksesuaian Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV. Bintang Efendi Brother Medan Dengan PT. Agro Jaya Perdana Medan ini merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri. Penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab terdiri dari unitunit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian: Bab I. Pendahuluan

Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti penelitian pada umumnya yaitu, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, serta Sistematika Penulisan. Bab II. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Jual Beli Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang: Pengertian Perjanjian, Pengertian Perjanjian Jual Beli, Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli serta Syarat Sahnya Perjanjian Jual Beli. Bab III. Tinjauan Umum Tentang Kualitas Dan Produk Inti Sawit (Kernel) Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan tentang: Pengertian Kualitas, Pengertian Inti Sawit (Kernel) serta Fungsi dan Kegunaan Inti Sawit (Kernel). Bab IV. Akibat Hukum Ketidaksesuaian Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CVBintang Effendi Brother Medan Dengan PTAgro Jaya Perdana Medan Bab Ini membahas tentang: Proses Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan, Akibat Hukum Tidak Sesuai Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan serta Penyelesaian Sengketa Akibat Hukum Tidak Sesuai Kualitas Dalam Perjanjian Jual Beli Produk Inti Sawit (Kernel) Antara CV Bintang Effendi Brother Medan Dengan PT Agro Jaya Perdana Medan Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana akan diberikan kesimpulan dan saran.