BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Manusia harus makan untuk bertahan hidup dan menjalani segala aktifitasnya. Kotler (2009)

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya pada awal abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, cukup berperan dalam membangun kemajuan kuliner di. sektor kuliner. Data Kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rohayati, 2013

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atmodjo (2005,p.7)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam. menghasilkan devisa negara yang harus dikembangkan dan dipertahankan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA BANDUNG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN. pihak swasta bekerja sama untuk meningkatkan bidang pariwisata dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rizsma Rahmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. merata dan berkesinambungan (Halim, 2007:229). Pada Era Otonomi saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

Jumlah Restoran dan Kafe

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini pariwisata telah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak akibat. keterbukaan pasar, sehingga muncullah persaingan antara produsen dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2012). Tidak terkecuali usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di sebagian besar negara di dunia. Sektor industri pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan a) Abuba Steak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan zaman pada saat ini berkembang sangat pesat. Bisnis. Perubahan pola konsumsi makanan merupakan gaya hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber kebutuhan pokok bagi setiap orang. (Dalam Widjoyo dkk, 2014).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini dunia pariwisata merupakan dunia yang sangat berkembang begitu pesat, karena di dalam dunia ini orang-orang semakin banyak menjadi salah satu bagian yang terlibat didalamnya. Pariwisata adalah sebuah kegiatan kunjungan seseorang ke suatu tempat yang didalamnya mengandung nilai seni dan bisnis yang sangat menarik, akomodasi serta jenis makanan yang beragam yang sesuai dan dibutuhkan serta diinginkan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomer 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Pariwisata juga merupakan bagian yang tidak terpisah dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial ekonomi. Untuk itu di Negaranegara maju pariwisata merupakan industri yang sangat menjanjikan dalam menunjang devisa Negara. Indonesia sendiri merupakan salah satu Negara yang didalamnya banyak sekali tempat wisata yang menjanjikan untuk meningkatkan devisa. Semakin banyaknya pelaku di dunia pariwisata ini tidak luput dari kotakota besar di Indonesia yang memajukan dan menambah tempat wisata tersebut. Salah satu kota di Indonesia yang mendukung pariwisata tersebut adalah Kota Bandung. Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia, yang merupakan kota dengan beragamnya tempat wisata. Tempat-tempat wisata yang beragam merupakan aset Kota Bandung agar semakin meningkatnya wisatawan yang berkunjung. Mulai dari wisata alam, wisata belanja, dan wisata kuliner itu merupakan kelengkapan dan menambahkan keragaman wisata di Kota Bandung. 1

2 Kebanyakan wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang ke Bandung adalah mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dan orang tua. Adapun data statistik perkembangan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Kota Bandung pada Tahun 2012-2013 sebagai berikut. Tabel 1.1 Jumlah Data Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara yang Datang Ke Kota Bandung Tahun 2012-2013 No Keterangan 2012 2013 Satuan 1 1. Jumlah pengunjung 32.587.386 33.731.385 orang melalui gerbang tol 2. Jumlah pengunjung 80.501.064 83.838.979 orang melalui bandara, stasiun, terminal Jumlah 113.088.450 117.570.364 orang 2 Wisatawan yang datang melalui pintu gerbang kedatangan 1. Wisman 176.855 176.432 orang 2. Wisnus 5.080.584 5.388.292 orang Jumlah Wisatawan 5.257.439 5.564.724 orang Jumlah Keseluruhan 118.345.889 123.135.088 orang Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Data statistik pada tabel 1.1 di atas adanya peningkatan jumlah wisatawan asing maupun domestik yang datang ke Kota Bandung. Terjadi peningkatan di lihat dari tahun 2012 wisatawan mancanegara dan lokal yang datang ke Kota Bandung yaitu sebanyak 118.345.889 orang dan pada tahun 2013 wisatawan yang datang yaitu sebanyak 123.135.088 orang. Berdasarkan data tersebut berarti terjadi peningkatan jumlah pengunjung yang datang ke Kota Bandung yaitu sebesar 4.789.199 orang dengan pertumbuhan sebesar 4,05%. Peningkatan wisatawan yang datang ke Kota Bandung merupakan salah satu hal yang positif bagi perkembangan pariwisata di Bandung terutama bagi para pelaku yang bekerja dalam pariwisata. Wisata Bandung sendiri merupakan wisata yang sangat beragam, salah satu wisata yang sangat terkenal di Bandung adalah wisata kuliner. Zaman sekarang ini perkembangan dunia wisata pada bidang kuliner di Indonesia merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan yang

3 sangat pesat. Perkembangan dunia kuliner di Indonesia tidak luput dari berkembangnya wisata kuliner di berbagai kota dan salah satunya adalah Kota Bandung. Kota Bandung merupakan kota yang terkenal dengan wisata kuliner yang beragam. Salah satu penunjang tempat wisata kuliner itu berkembang yaitu restoran. Pengertian Restoran menurut Marsum (2005, hlm.7) adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan dan minuman. Tujuan operasi restoran adalah untuk mencari untung sebagaimana tercantum dari definisi Marsum (2005, hlm. 7) : Usaha Restoran adalah untuk mencari untung dan selain itu untuk bisnis dan membuat puas para tamu yang merupakan tujuan utama dalam sebuah restoran. Banyak dan beragamnya restoran di Kota Bandung yang sekarang ini menjadi hal yang mudah kita temui, tidak hanya terletak di mall tetapi tempattempat di pinggiran jalan yang menghiasi dan menambah tempat wisata kuliner di Kota Bandung. Semakin pesatnya wisata kuliner di Kota Bandung tentu itu akan menimbulkan daya saing dari restoran itu. Timbulnya daya saing itu maka pemilik restoran akan timbul ide-ide kreatif agar restoran itu tidak sama dengan yang lain dan membuat suatu hal yang baru dalam sebuah restoran dan meningkatkan kualitas pada produk dengan citra produk yang baik agar tidak kalah dengan pesaing yang serupa. Restoran di Kota Bandung sekarang ini sudah banyak yang menawarkan menu dan nama restorannya. Restoran-restoran di Kota Bandung sendiri sudah banyak restoran yang sudah terdaftar dalam badan kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung. Banyak klasifikasi dari restoran yang berbeda-beda jenis dan menu yang disediakan. Dalam hal ini dijelaskan dalam tabel 1.2 mengenai klasifikasi dari restoran dan jumlah dari restoran.

4 Tabel 1.2 Data Jumlah Restoran, Rumah Makan dan Bar Yang Berijin di Kota Bandung No Klasifikasi Jumlah Potensi 2012 2013 1 Restoran Talam Kencana 1 1 2 Restoran Talam Salaka 64 67 3 Restoran Talam Gangsa 165 165 4 Restoran Waralaba 46 55 5 Bar 12 12 6 Rumah Makan A 35 36 7 Rumah Makan B 145 151 8 Rumah Makan C 157 158 Jumlah 625 645 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa restoran terbagi menjadi delapan klasifikasi. Restoran jenis talam kencana di bandung hanya satu restoran, restoran ini merupakan restoran kelas atas yang menyajikan pelayanan dan menu kelas atas. Restoran talam kencana, talam salaka, dan talam gangsa merupakan restoran yang mencakup jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya, baik dilengkapi dengan peralatan atau perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai dari instansi yang dibinanya. Restoran talam salaka dan bar sendiri merupakan restoran yang menjual minuman beralkohol yang sudah berijin. Kelompok restoran waralaba merupakan pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan. Tabel 1.2 juga menunjukkan bahwa terjadi kenaikkan jumlah restoran dari tahun 2012 berjumlah 625 restoran dan 2013 berjumlah 645 restoran di Kota Bandung. Banyaknya klasifikasi restoran di Kota Bandung tentu akan menimbulkan persaingan yang semakin tinggi karena Bandung merupakan Kota dengan berbagai macam kulinernya. Salah satu kuliner yang wajib di kunjungi di Kota

5 Bandung yaitu steak. Steak merupakan makanan yang berbahan dasar berbagai macam daging yang diolah. Berikut tabel 1.3 merupakan data mengenai bahan utama pembuatan steak yaitu daging. Tabel 1.3 Pengeluaran Rata-rata Konsumsi Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang 2010 dan 2011 Perkotaan dan Pedesaan Kelompok Barang 2010 2011 Daging/Meat 12.448 12.637 Sumber: BPS Kota Bandung Berdasarkan data pada tabel 1.3 terjadi kenaikkan dari tahun 2010 sampai 2011 yaitu sebesar 189 per kapita dalam sebulan. Data dari bahan baku steak tersebut menunjukkan bahwa konsumen terus naik tiap tahunnya, memang bukan dalam pengolahan steak saja tetapi cukup berpengaruh dalam kenaikkannya. Restoran Steak yang lebih khusus dan spesialisasi lagi biasanya dikenal dengan Steak House (www.wikipedia.org), dimana Steak House merupakan restoran yang menjual dan menu utama yaitu steak. Saat ini steak house sangat diminati oleh para konsumen di Kota Bandung terlihat dari menjamurnya restoran steak atau Steak House yang tersebar di berbagai daerah di Bandung. Adapun data steak house yang tercatat dalam dinas kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung dan tidak tercatat sebagai berikut dalam tabel 1.4. Tabel 1.4 Data Steak House di Kota Bandung No Nama Restoran Jumlah Restoran 1. Warung Steak & Shake 7 2. Abuba Steak 3 3. Suis Butcher 3 4. Double Steak 2 5. Karnivor 1 6. Mylk Steak House 1 7. Javan Steak 1 8. Steak Ranjang 1 9. Steak Obonk 1 10. Happy Cow 2

6 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan diolah peneliti pra penelitian 9 September 2014 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa di Kota Bandung sendiri cukup banyak restoran yang menjual nama steak pada restorannya atau Steak House. Steak House yang cukup mendominasi di Kota Bandung yaitu Warung Steak & Shake dengan memiliki outlet terbanyak yaitu berjumlah tujuh outlet yang tersebar diberbagai daerah. Abuba Steak dan Suis Butcher memiliki tiga outlet, dua steak house ini sangat terkenal dengan brand image yaitu produk yang berkualitas dengan citra steak house kalangan atas. Double Steak dan Happy Cow mempunyai dua outlet di Kota Bandung. Karnivor, Mylk Steak House, Javan Steak, Steak Ranjang, dan Steak Obonk mempunyai masing masing yaitu satu outlet. Dilihat dari menjamurnya steak house yang berada di Kota Bandung tentu akan menimbulkan persaingan dan menjadikan para pengusaha steak house ini terus meningkatkan kualitas dan mendorong pengusaha steak house untuk terus berinovasi demi menarik para konsumen dengan citra yang baik. Steak house yang tersebar di Kota Bandung pada tabel 1.4 tentu mempunyai citra merek yang berbeda-beda. Setiap steak house mempunyai produk yang menjual menu steak andalan masing-masing dengan citra yang berbeda. Citra menurut Kotler dan Keller (2009, hlm. 406) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Sedangkan Citra Merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang tercermin asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009, hlm. 403). Surachman (2008, hlm. 13) mendefinisikan citra merek sebagai bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang diwakili oleh merek. Definisi citra merek tersebut membuat konsumen memutuskan untuk membeli suatu merek yang diinginkan untuk memuaskan konsumen. Citra merek merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen ketika mengevaluasi suatu produk atau jasa sebelum melakukan pembelian. Citra merek yang

7 dirasakan baik oleh konsumen akan meningkatkan kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap merek. Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsi produk atau hasil terhadap harapan mereka (Kotler Keller, 2009). Definisi tersebut menunjukkan yaitu terlihat konsumen mempunyai harapan terhadap merek yang akan dipilih dan memutuskan untuk membeli. Menurut Lupiyoadi terdapat lima faktor utama yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen, diantaranya kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, emosional, dan biaya. Menurut Kotler dan Amstrong yaitu jika pelanggan merasa puas terhadap kinerja maka mereka akan melakukan pembelian, bahkan dengan cara melakukan pemanfaatan yang berulang-ulang dalam Tjiptono (1998, hlm. 150). Keputusan pembelian menurut Kotler dan Amstrong (2012, hlm. 154) yang menyebutkan consumer s purchase decision will be to buy the most preferred brand atau keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai. Para konsumen dapat memutuskan untuk membeli dan memilih restoran mana yang akan menjadikan konsumen puas dengan persepsi citra merek dari produk yang sudah ada. Berdasarkan teori tersebut citra merek, kepuasan konsumen dan keputusan pembelian saling berhubungan. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian tentang Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pada Steak House Kota Bandung 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi dan Rumusan Masalah mengenai Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pada Steak House Kota Bandung: 1. Bagaimana gambaran mengenai citra merek pada Steak House Kota Bandung?

8 2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan konsumen Steak House Kota Bandung? 3. Bagaimana gambaran tingkat keputusan pembelian pada Steak House Kota Bandung? 4. Bagaimana pengaruh citra merek dan kepuasan konsumen terhadap keputusan pembelian pada Steak House Kota Bandung? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana gambaran citra merek pada Steak House Kota Bandung. 2. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat kepuasan konsumen pada Steak House Kota Bandung. 3. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat keputusan pembelian pada Steak House Kota Bandung. 4. Mengetahui bagaimana pengaruh citra merek dan kepuasan konsumen terhadap keputusan pembelian pada Steak House Kota Bandung. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagaimana yang diharapkan restoran terhadap konsumennya. Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : 1. Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan materi dari citra merek atau brand image dan kepuasan konsumen yang di harapkan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

9 Manfaat bagi peneliti sendiri yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh citra merek dan kepuasan konsumen terhadap keputusan pembelian. 2. Manfaat Manfaat penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan steak house di Kota Bandung untuk mengembangkan citra dari merek dan kepuasan konsumen yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan setelah adanya penelitian yang diperoleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Secara teoristis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat pada pengembangan ilmu manajemen dan pemasaran khususnya citra merek, keputusan pembelian dan kepuasan konsumen serta teoriteorinya. 2. Secara manfaat, penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan yang bergerak di bidang kuliner khususnya steak house untuk lebih memperhatikan tingkat kepuasan konsumen, keputusan pembelian dan citra merek.