Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan penduduk Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut, berbagai

ABSTRAK. Kata kunci : Sisa Hasil Usaha, jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal kerja

PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI BALI PERIODE TAHUN

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

E-Jurnal EP Unud, 6[5]: ISSN: PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negaraakan berusaha

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

HALAMAN PENGESAHAN...

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

PERNYATAAN ORISINALITAS...

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv v vi vii viii ix xiv xv xvi

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INFLASIKOTA DENPASAR PERIODE TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi merupakan proses perubahan kondisi suatu Negara secara

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. GDP baik secara keseluruhan maupun per kapita. Tujuan dari pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi Bali. Masalah kemiskinan tidak dapat dituntaskan dalam waktu singkat di karenakan kemiskinan merupakan masalah multisektor yang menyangkut berbagai sektor kehidupan masyarakat, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan maupun tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial Tingkat Pendidikan (X1), Pengangguran (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X3) dan Kemiskinan (Y). Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari beberapa uraian dari buku, artikel, skripsi dan jurnal serta melalui intansi yang terkait. Kemudian data diolah dengan teknik analisis regresi linier berganda yang sebelumnya dilengkapi dengan uji asumsi klasik. Hasil uji dengan Eviews 6 memperoleh hasil Tingkat Pendidikan (X1), Pengangguran (X2), dan Pertumbuhan Ekonomi (X3) berpengaruh simultan dan signifikan terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali (Y). Secara parsial variabel Tingkat Pendidikan (X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X3) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali (Y), sementara variabel Pengangguran (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali (Y). Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Kegunaan Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 14 2.1.1 Teori Penduduk Jhon Stuart Mill 14 2.1.2 Konsep Kemiskinan..15 2.1.2.1 Ukuran Kemiskinan..17 2.1.3 Konsep Pendidikan...20 2.1.3.1 Rata-rata Lama Sekolah 24 2.1.3.2 Hub. Pendidikan dan kemiskinan..25 2.1.4 Konsep Pengangguran...25 2.1.4.1 Hub. Pengangguran dan Kemiskinan...30 2.1.5 Konsep Pertumbuhan Ekonomi 30 2.1.5.1 Teori Pertumbuhan Rostow... 31 2.1.5.2 Hub. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan.32 2.2 Hipotesis Penelitian...33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 34 3.2 LokasiPenelitian... 35 3.3 ObyekVariabel... 35 3.4 Identifikasi Operasional Variabel... 35 3.5 Definisi Variabel... 36 3.6 Jenis dan Sumber Data... 37 3.6.1 Jenis Data Menurut Sifatnya... 37 3.6.2 Jenis Data Menurut Sumbernya... 37 3.7 Metode Pengumpulan Data... 38 3.8 Teknik Analisis Data... 38 ii

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 39 3.8.2 Uji Asumsi Klasik... 39 3.8.3 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Simultan... 42 3.8.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara Parsial... 43 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Provinsi Bali... 48 4.1.1 Profil Provinsi Bali... 48 4.1.2 Kondisi Kemiskinan di Bali... 49 4.1.3 Kondisi Pendidikan di Bali 49 4.1.4 Kondisi Pengangguran di Bali 50 4.1.5 Kondisi Pertumbuhan Ekonomi di Bali. 51 4.2 Pembahasan dan Hasil Penelitian... 52 4.2.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 52 4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik... 53 4.2.3 Hasil Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Simultan... 56 4.2.4 Hasil Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial... 66 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 67 5.2 Saran... 67 DAFTAR RUJUKAN... 69 Lampiran-Lampiran... 73 iii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bali Tahun 1995-2014... 4 1.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Provinsi Bali Tahun 1995-2014.. 5 1.3 Pendidikan Penduduk Menurut Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Bali Tahun 1995-2014... 6 1.4 Angkatan Kerja, Bekerja, dan Pengangguran Provinsi Bali Tahun 1995-2014... 9 1.5 Pertumbuhan PDRB harga Konstan 2010 Provinsi Bali Tahun 1995-2014... 10 4.1 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda... 50 4.2 Nilai R2 Auxilliary Regression... 52 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 52 4.4 Hasil Uji Autokorelasi. 53 iv

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 31 3.2 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F... 40 3.3 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t (X1)... 41 3.4 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t (X2)... 42 3.5 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t (X3)... 44 4.1 Perkembangan Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014... 48 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Tahun 1995-2014... 49 4.3 Hasil Uji Normalitas... 51 4.4 Kurva Distribusi F (Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan... 55 4.5 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t (X1)... 57 4.6 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t (X2)... 59 4.7 Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t (X3)... 61 v

DAFTAR LAMPIRAN No. Gambar Halaman 1 Data Kemiskinan, Pendidikan, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Tahun 1995-2014... 70 2 Hasil Regresi Linier Berganda... 71 3 Hasil Uji Normalitas...... 72 4 Hasil Uji Multikolinearitas..... 73 5 Hasil Uji Heterokedastisitas... 75 6 Hasil Uji Autokorelasi 76 7 Tabel Distribusi F... 77 8 Tabel Distribusi t... 78 vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan menuju arah yang lebih baik dan terus menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Sukmaraga, 2011). Pembangunan ekonomi merupakan masalah penting dalam perekonomian suatu Negara yang menjadi agenda setiap tahunnya. Menurut Arsyad (1999), pembangunan ekonomi adalah sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu Negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Masalah kemiskinan itu sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan aspek kehidupan manusia. Bagi mereka yang tergolong miskin, kemiskinan merupakan sesuatu yang nyata ada dalam kehidupan mereka sehari-hari, karena mereka itu merasakan dan menjalani sendiri bagaimana mereka hidup dalam kemiskinan (Suliswanto, 2010). Faktor-faktor seperti investasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, pendidikan dan kemiskinan satu sama lain saling terkait dimana kemiskinan telah mejadi perhatian utama dalam perkembangan kebijakan sosial (Alcock, 2012). Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan merupakan persoalan kompleks yang terkait dengan berbagai dimensi yakni sosial, ekonomi, budaya, politik serta dimensi ruang dan waktu. Kemiskinan didefinisikan 7

sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang layak. Menurut Nilsen (2007) kemiskinan akan membatasi kemampuan individu untuk tetap sehat dan mengembangkan keterampilannya. Masalah kemiskinan sampai saat ini masih menjadi masalah yang berkepanjangan, menurut BPS Provinsi Bali (2012) penyebab kemiskinan dari sisi ekonomi yaitu, penduduk miskin mempunyai sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitas yang rendah, adanya perbedaan kualitas sumber daya manusia, kualitas yang rendah berarti produktifitas menjadi rendah sehingga berpengaruh kepada upah yang diterima, dan adanya perbedaan akses dalam modal (Kuncoro, 2004). Selama satu dekade terakhir Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengurangi kemiskinan, pemerintah Indonesia menyadari bahwa pembangunan ekonomi adalah salah satu upaya untuk mencapai tujuan masyarakat adil dan makmur (Sumarto, 2014). Sejalan dengan tujuan tersebut, berbagai kegiatan pembangunan juga diarahkan kepada pembangunan daerah khususnya daerah yang tertinggal. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan akar dan sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. Oleh karena itu, salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan nasional adalah laju penurunan jumlah kemiskinan. Selain itu, penurunan pengangguran diharapkan juga mampu menurunkan jumlah kemiskinan. Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut (Sukirno, 1997). Selain itu, menurut Tambunan (2001), pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dengan berbagai cara apabila rumah tangga memiliki 8

batasan likuiditas yang berarti bahwa konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka bencana pengangguran akan secara langsung mempengaruhi income poverty rate dengan consumption poverty rate. Provinsi Bali adalah salah satu wilayah yang memiliki perkembangan ekonomi yang sangat pesat, namun ditengah pesatnya perkembangan perekonomian yang terjadi, jumlah penduduk miskin masih sangat tinggi. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang sulit memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, dan masih kekurangan bahan makanan, ini membuktikan bahwa kemiskinan di Bali perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Pada kondisi saat ini, tingkat kemiskinan bukan hanya dipandang dari rendahnya kualitas ekonomi, tetapi sudah dipandang dari sudut yang berbeda-beda dan tergantung pandangan yang digunakan maka batasan kemiskinan juga telah bergeser. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bali Tahun 1995-2014 Jumlah Penduduk Miskin Tahun (000) Jiwa (%) Tahun (000) Jiwa (%) 1995 216.4 6,08 2005 228.4 6,72 1996 227.0 7,31 2006 243.5 7,08 1997 239.4 8,31 2007 229.1 6,63 1998 246.2 8,44 2008 215.7 6,17 1999 257.8 8,53 2009 181.7 5,13 2000 176.8 5,68 2010 174.9 4,88 2001 248.4 7,87 2011 165.8 4,2 2002 221.8 6,89 2012 166.9 4,18 2003 246.1 7,34 2013 159.9 3,95 2004 231.9 6,85 2014 185.2 4,53 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2015 Tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali terus berfluktuasi setiap tahunnya.tetapi jumlah penduduk miskin pada tahun 2006 sampai 2013 terus mengalami penurunan dari 7,08 persen menjadi 3,95 persen. Penurunan jumlah penduduk 9

miskin Provinsi Bali merupakan dampak positif dari kebijakan pembangunan seluruh sektor khususnya program pemberdayaan masyarakat miskin. Adanya peningkatan jumlah penduduk miskin pada tahun 2014 menjadi 4,53 persen, hal ini disebabkan karena terjadinya pertambahan angkatan kerja dan perubahan batas garis kemiskinan. Perkembangan penduduk Provinsi Bali tahun 1995-2014 mengalami peningkatan dimana di tahun 2014 paling tinggi sebesar 3.092.880 orang sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 1995 sebesar 2.391.171 orang ini diakibatkan karena adanya peningkatan angka kelahiran yang setiap tahunnya yang menyebabkan bertambahnya penduduk di Provinsi Bali setiap tahunnya. Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Penduduk di Provinsi Bali tahun 1995-2014 Tahun Jumlah Penduduk (Orang) Tahun Jumlah Penduduk (Orang) 1995 2.391.171 2005 2.569.445 1996 2.420.073 2006 2.607.821 1997 2.432.689 2007 2.661.913 1998 2.465.645 2008 2.696.136 1999 2.517.091 2009 2.728.747 2000 2.589.942 2010 2.902.573 2001 2.568.784 2011 2.952.545 2002 2.654.395 2012 3.008.973 2003 2.773.628 2013 3.073.019 2004 2.514.701 2014 3.092.880 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2016 Pembangunan manusia adalah identik dengan pengurangan kemiskinan. Investasi dibidang pendidikan dan kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak miskin, karena bagi penduduk miskin aset utama adalah tenaga kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan murah akan sangat membantu untuk meningkatkan produktifitas, dan pada gilirannya meningkatkan pendapatan. Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pionir dalam pembangunan masa depan. Jika dunia 10

pendidikan tidak diperhatikan secara maksimal, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia. Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan atau mengalami kebodohan bahkan secara sistematis (Wiguna, 2013). Banyak orang miskin yang mengalami kebodohan atau mengalami kebodohan bahkan secara sistematis. Karena itu, penting untuk memahami bahwa kemiskinan bisa mengakibatkan kebodohan dan kebodohan jelas identik dengan kemiskinan (Wijayanto, 2010). Hubungan pendidikan dengan kemiskinan sangat berpengaruh, karena semakin tinggi pendidikan seseorang, maka keahlian juga meningkat sehingga akan mendorong produktivitas kerja (Astrini, 2013). Pendidikan perlu mendapatkan sorotan dalam mengatasi kebodohan serta ketertinggalan sosial ekonominya. Tabel 1.3 Pendidikan penduduk menurut rata-rata lama sekolah di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Tahun Rata-rata lama sekolah (Tahun) Perkembangan (%) Tahun 11 Rata-rata lama sekolah (Tahun) Perkembangan (%) 1995 6,2-2005 7,4 1,37 1996 6,3 1,61 2006 7,4 0 1997 6,5 3,17 2007 7,5 1,35 1998 6,7 3,08 2008 7,7 2,67 1999 6,8 1,49 2009 7,8 1,3 2000 7,2 5,88 2010 8,21 5,26 2001 7,4 2,78 2011 8,35 1,71 2002 7,6 2,7 2012 8,42 0,84 2003 7,5-1,32 2013 8,68 3,09 2004 7,3-2,67 2014 8,11 3,76 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2016 Berdasarkan Tabel 1.3 perkembangan kondisi pendidikan menurut rata-rata lama sekolah secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Bali menunjukan peningkatan dari 1995-2014 diasosiasikan dengan meningkatnya pencapaian pendidikan dan peningkatan pendapatan dari

tenaga kerja terdidik. Pendidikan yang diukur dengan rata-rata lama sekolah berpengaruh besar terhadap menurunnya tingkat kemiskinan. Hal tersebut dapat dikatakan pembangunan melalui pendidikan dapat dikatakan sangat penting agar menekan tngkat kemiskinan. Selain itu agar penduduk memperoleh pekerjan yang baik harus disertai pendidikan dan keahlian yang baik. Data pada Tabel 1.2 perkembangan pendidikan menurut rata-rata lama sekolah mengalami fluktuasi, di tahun 2003 dan 2004 perkembangan menjadi -1,32 persen dan -2,67 persen. Selain itu perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 5,88 persen. Pengangguran didefinisikan adalah seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak diperoleh pekerjaan yang diingikan (Sukirno, 2004). Pengangguran yang tinggi mempunyai dampak buruk baik terhadap perekonomian, seperti pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapai. Pengangguran dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya keterampilan dan pengangguran menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan politik (Nanga, 2005). Pengangguran adalah masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh setiap negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Menurut BPS pada sensus 2010, pengangguran didefinisikan sebagai orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64) tahun yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Pengangguran jika dibiarkan secara terus menerus tentunya akan berdampak negatif bagi suatu daerah atau negara. Contoh dampak negatif yang terjadi akibat banyaknya pengangguran adalah kriminalitas dan kemiskinan (Haffizh P, 2015). Keterkaitan antara tenaga kerja dan kemiskinan dalam hal ini akan didekati dengan melihat hubungan antara kemiskinan dan pengangguran dan antara kemiskinan dan pengangguran. Pemilihan indikator pengangguran dan setengah pengangguran didasari pada kenyataan bahwa 12

kedua indikator tersebut terkait langsung dengan tingkat pendapatan. Seseorang yang menganggur tentunya tidak memiliki pendapatan dari pekerjaan, sementara setengah pengangguran berkaitan erat dengan rendahnya jam kerja dan pendapatan. Secara teoritis, tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti tingkat pengangguran. Dalam hal ini ketika tingkat pengangguran mengalami kenaikan maka secara otomatis tingkat kemiskinan akan meningkat. Hubungan yang positif antara kemiskinan dan pengangguran. Ketika tingkat pengangguran naik, maka tingkat kemiskinan juga naik dan ketika tingkat pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan juga ikut turun. Berikut ini adalah Tabel Angkatan Kerja, Bekerja, dan Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1995-2014. Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat angka pengangguran di Provinsi Bali paling rendah pada tahun 1995 sebanyak 30.418 orang dan angka pengangguran paling tinggi terjadi pada tahun 2001 sebanyak 144.737 orang. Pengangguran muncul karena rendahnya tingkat pertumbuhan permintaan terhadap tenaga kerja di semua sektor dan tingkat pertumbuhan yang cepat dari persediaan tenaga kerja kota yang berasal dari desa (Todaro,1995). Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dalam masyarakat. Tabel 1.4 Angkatan Kerja, Bekerja dan Pengangguran Tahun 1995 2014 Tahun Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran (orang) Pengangguran (%) 13

1995 1.663.334 1.603.993 30.418 1,8 1996 1.646.406 1.584.827 61.579 3,7 1997 1.691.281 1.645.408 45.873 2,7 1998 1.674.454 1.597.179 77.275 4,6 1999 1.765.779 1.702.941 62.838 3,6 2000 1.752.769 1.712.954 39.815 2,3 2001 1.629.917 1.583.917 144.737 8,9 2002 1.777.909 1.715.452 62.457 3,5 2003 1.910.054 1.765.317 144.737 7,6 2004 1.924.805 1.835.165 89.640 0,5 2005 2.002.171 1.895.741 106.430 0,5 2006 1.990.476 1.870.288 120.188 6,03 2007 2.059.711 1.982.134 77.577 3,8 2008 2.099.278 2.029.730 69.548 3,3 2009 2.123.588 2.057.118 66.470 0,3 2010 2.246.149 2.177.358 68.791 3,1 2011 2.224.874 2.159.158 65.716 2,9 2012 2.300.705 2.252.475 48.230 0,2 2013 2.283.896 2.242.076 41.820 0,18 2014 2.316.758 2.272.632 44.126 1,9 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2016 Perkembangan produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan 2010 Provinsi Bali tahun 1995-2014 ditunjukan pada Tabel 1.5. Berdasarkan Tabel 1.5 jumlah PDRB mengalami peningkatan yang dilihat dari sisi laju pertumbuhan PDRB Provinsi Bali pada Tahun 1995-2014. Jika di lihat pertumbuhan PDRB, pada tahun 2014 terjadi penurunan yakni sebesar 5.58 persen. Pertumbuhan ekonomi Bali berdasarkan tahun dasar 2010 berada diatas pertumbuhan secara Nasional yang hanya sekitar 5 persen. 14

Tabel 1.5. Pertumbuhan PDRB atas Dasar Harga Konstan 2010 Provinsi Bali Tahun PDRB (Juta Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) Tahun PDRB (Juta Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) 1995 51.266.868-2005 71.170.629 5,56 1996 55.450.245 8,16 2006 74.928.438 5,28 1997 58.671.904 5,81 2007 79.364.202 5,92 1998 56.301.559-4,04 2008 84.102.244 5,97 1999 56.678.780 0,67 2009 88.548.894 5,33 2000 58.401.814 3,04 2010 93.749.394 5,83 2001 60.387.476 3,4 2011 99.991.631 6,49 2002 62.223.255 3,04 2012 106.951.465 6,65 2003 64.444.626 3,57 2013 114.103.580 6,05 2004 67.421.967 4,62 2014 121.779.125 5,58 Sumber: BPS Provinsi Bali, 2015 Kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi adalah indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu Negara. Setiap Negara telah berusaha menurunkan angka kemiskinan.syarat utama terciptanya penurunan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi (Jonaidi, 2012). Alat ukur untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sumber pertumbuhan ekonomi dapat terdiri dari kenaikan kualitas dan jumlah tenaga kerja, penambahan modal melalui investasi, serta adanya penyempurnaan teknologi (Setyadhi, 2009). Jika semua sumber pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dipenuhi, maka kondisi ekonomi akan stabil. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah tingkat pendidikan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Bali periode tahun 1995-2014? 15

2) Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi secara parsial terhadap kemiskinan di Provinsi Bali periode tahun 1995-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi secara simultan terhadap kemiskinan di Provinsi Bali periode tahun 1995-2014. 2) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi secara parsial terhadap kemiskinan di Provinsi Bali periode tahun 1995-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari tujuan penelitian yang telah disampaikan maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini merupakan aplikasi ilmu, teori dan konsep yang diperoleh selama masa perkuliahan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pendukung teoritis atau menambah khasanah ilmu pengetahuan yang nantinya dapat dipergunakan sebagai pedoman pendukung dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan masukan kepada masyarakat, pemerintah serta pihak lainnya di Provinsi Bali yang terkait mengenai judul penelitian ini. 1.5 Sistematika Penyajian Secara garis besar, sistematika penyajian skripsi ini terdiri atas lima bab, dengan perincian sebagai berikut. 16

Bab I Pendahuluan Bab ini secara ringkas menguraikan hal-hal yang memuat latar belakang masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penyajian isi dan susunan skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas teori, konsep, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan tingkat pendidikan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Pada bab ini juga dibahas mengenai hubungan antara variabel bebas dan terikat serta membahas hipotesis penelitian yang merupakan dugaan sementara dari rumusan masalah yang sesuai dengan landasan teori. Bab III Metode Penelitian Bab ini memuat cara pemecahan masalah yang diajukan dalam penelitian baik dalam mencari data maupun menganalisa data. Bab ini terdiri dari uraian tentang desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Pembahasan Bab ini menguraikan tentang gambaran umum masing-masing variabel, deskripsi hasil analisis uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Bab V Simpulan dan Saran Bagian akhir penelitian ini menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran yang dirangkum dari simpulan yang diperoleh. 17

18