INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

dokumen-dokumen yang mirip
Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bali

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan tembakau bertanggungjawab terhadap sebagian besar kematian di seluruh dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang permasalahan kesehatan merupakan dua dari 17 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

ROKOK : KEMUBAZIRAN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI KALANGAN SANTRI. Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebuireng

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

BAB I. PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas di negara berkembang. WHO memperkirakan tiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan himbauan-himbauan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

A. Kesehatan Indonesia dan Agenda Pembangunan Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

PRAKTIK CERDAS PEMANFAATAN PAJAK ROKOK DIPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa iklan rokok hanya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

KAJIAN KEIKUTSERTAAN INDONESIA DALAM TRANS-PACIFIC PARTNERSHIP (TPP) PADA SEKTOR KESEHATAN KHUSUSNYA PRODUKSI TEMBAKAU/ROKOK

Oleh : Tarjuman, SKp.,MNS. Fakultas Ilmu Kesehatan, UNIBBA

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Pelaksanaan Pengentasan Kelaparan serta Konsumsi & Produksi Berkelanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia

URGENSI MONITORING DAN EVALUASI dalam PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SDGs. Djonet Santoso Universitas Bengkulu November 2017

Kebijakan Peringatan Kesehatan Bergambar Pada Bungkus Rokok

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2030

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

UPAYA PENCAPAIAN TARGET TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) INDONESIA

1. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan kembali menaikkan harga cukai untuk

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Rokok, PTM, dan JKN. Hasbullah Thabrany* Tenaga Ahli Dewan Jaminan Sosial Nasional. Disampaikan pada ICTOH, 16 Mei 2017 *) Pandangan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Setianyar (2016) mengungkapkan bahwa merokok akan menyebabkan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/423/2017 TENTANG TIM TEKNIS ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BIDANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PAYUNG HUKUM PENGUSAHAAN TEMBAKAU DI INDONESIA Disampaikan Pada Musyawarah Nasional Asosiasi Tembakau di Indonesia Di Temanggung, 19 Desember 2009

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

Dukungan Masyarakat Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

PAJAK ROKOK DAERAH BAGI KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

KESEHATAN DALAM KERANGKA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya masyarakat yang sehat maka akan terwujud pula kecamatan, menjangkau dan dimanfaatkan oleh setiap warga negara.

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

MENELISIK POLITIK HUKUM RUU PERTEMBAKAUAN Oleh : Chairul Umam, S.H., M.H. *

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan nasional

Peran Masyarakat Sipil dalam Mendorong Peningkatan Cukai Rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB)

BAB 1 PENDAHULUAN. larangan merokok. Lebih dari 40 negara telah menempelkan label peringatan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, dalam. terhadap penerimaan negara. (Bapeda Bandung, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

Transkripsi:

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan Tujuan Pembangunan Indonesia The 4th ICTOH Balai Kartini, 15 Mei 2017

SDGs SEBAGAI KESEPAKATAN PEMBANGUNAN GLOBAL Sidang Umum PBB tanggal 25 September 2015 di New York, secara resmi mengesahkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global. Sekurangnya 193 kepala negara hadir, termasuk Indonesia. Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015 2030 secara resmi menggantikan Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000 2015. SDGs berisi 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara negara di seluruh dunia, baik di negara maju dan negara berkembang.

SDGs UNTUK MENYEMPURNAKAN MDGs

Seluruh tujuan SDGs adalah sebuah kesatuan sistem pembangunan, atau disebut integrasi pembangunan nasional

PRINSIP PELAKSANAAN SDGs Universality SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang Integration SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan No One Left Behind harus memberi manfaat bagi semua terutama bagi yang rentan, dan pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan

DAMPAK YANG DIHARAPKAN SDGs

KEBIJAKAN PENCAPAIAN SDGs DI INDONESIA Berdasarkan Pokok Arahan Presiden dalam Sidang Kabinet tanggal 23 Desember 2016: 1. Mengoptimalkan peran koordinasi KemenPPN/ Bappenas dalam pembangunan, karena hampir seluruh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) telah terakomodasi dalam RPJMN; 2. Melibatkan semua pihak (pemerintah, parlemen, media, filantropi & bisnis, pakar & akademisi) untuk bersinergi sesuai peran, fungsi dan kemampuan; 3. Kelembagaan yang ada dapat langsung bekerja, baik secara strategis maupun operasional.

PERAN DAN KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

PRIORITAS TARGET SDGs di INDONESIA

SEKTOR KESEHATAN DALAM SDGs Sebelumnya, sektor kesehatan pada MDGs terdapat 4 Goals, 8 Target dan 31 Indikator, Sektor kesehatan pada SDGs terdapat 4 Goals, 19 Target dan 31 Indikator. Keempat goals tersebut berada pada posisi goals 2, 3, 5 dan 6.

SEKTOR KESEHATAN DALAM SDGs

GOALS 2

Goals 3 Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, yaitu pada 2030: mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH; mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya; mengurangi 1/3 kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental; memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang membahayakan; mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas; menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi; Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang; mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.

Goals 5 dan Goals 6

KESEHATAN SEBAGAI INPUT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KESEHATAN SEBAGAI OUTCOME PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PENGENDALIAN TEMBAKAU DALAM SDGs Klaim BPJS tahun 2014 untuk 4,8 juta kasus penyakit jantung mencapai Rp 8,189 triliun. Tahun 2015 hingga Triwulan III terdapat 3,9 juta kasus dengan total klaim Rp 5,462 triliun. Klaim BPJS tahun 2014 untuk 894 kasus penyakit kanker mencapai RP 2 triliun (894 ribu kasus). Tahun 2015 terdapata 724 ribu kasus dengan total klaim Rp 1,3 triliun. Berdasarkan biaya kesehatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa PTM menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

PENGENDALIAN TEMBAKAU DALAM SDGs Rokok merupakan faktor risiko utama Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta penyakit paru obstruktif kronis. Didukung dengan Data WHO yang menyatakan Indonesia sebagai pasar rokok tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India. Prevalensi perokok laki-laki dewasa di Indonesia paling tinggi di dunia (68,8%). Penurunan kualitas dan produktivitas generasi penerus bangsa akibat mengonsumsi rokok akan menghambat pembangunan.

Source: Tobacco Atlas, 2015 GAMBARAN GLOBAL

PENGENDALIAN TEMBAKAU DALAM SDGs Penanggulangan PTM dan pengendalian konsumsi rokok (aksesi FCTC) menjadi salah satu upaya untuk mencapai SDGs (dalam Goals 3) Masuknya isu pengendalian tembakau dan penanggulangan PTM ke dalam indikator pencapaian SDGs seharusnya menjadikan program tersebut menjadi prioritas pembangunan di tingkat nasional.

FCTC DAN SDGs Implementasi FCTC merupakan salah satu target dalam mewujudkan tujuan SDGs pada Goal 3. FCTC merupakan perjanjian mengikat yang bertujuan untuk melindungi generasi masa kini dan masa depan dari kerusakan kesehatan, sosial, lingkungan, dan konsekuensi ekonomi karena konsumsi tembakau dan paparan asap rokok. Dalam salah satu perangkat SDGs, terdapat poin penguatan implementasi FCTC.

WHAT NEXT? Dibutuhkan kemauan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan untuk dapat melaksanakan indikator kesehatan SDGs termasuk implementasi FCTC di Indonesia.

PERLU LEGISLASI Pengaturan secara komprehensif dengan memperhatikan: 1. Dampak kesehatan terhadap masyarakat utamanya generasi muda sebagai penerima bonus demografi 2. Perlindungan terhadap perokok pasif 3. Akses terhadap rokok seperti: tempat penjualan, pelarangan iklan, promosi dan sponsorship, peningkatan harga dan cukai 4. Peningkatan pelayanan informasi tentang bahaya rokok terhadap kesehatan dan kualitas hidup manusia

REGULASI EXISTING TERKAIT PENGENDALIAN PRODUK TEMBAKAU UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 113, 114, dan 114 UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 9 (3) UU No. 40/1999 tentang Pers (pelarangan iklan) Pasal 13 UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak (dari zat adiktif) Pasal 59 UU No. 32/2002 tentang Penyiaran (pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok) Pasal 46 (3) UU No. 39/2007 tentang Cukai Pasal 2 UU No. 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 2 (1)

PERAN KOMISI IX Memperhatikan besarnya dampak produk rokok terhadap kesehatan, Komisi IX DPR RI memasukkan pengaturan terkait hal ini pada saat pembahasan revisi UU Kesehatan, sehingga dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan terdapat bab khusus tentang pengamanan zat adiktif termasuk didalamnya produk tembakau Aktif melakukan advokasi baik dalam dan di luar parlemen mengenai pentingnya pengendalian dampak produk tembakau. Terus mendesak Pemerintah untuk segera meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).