BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Kegiatannya tidak hanya berdampak positif bagi masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan

IDENTIFIKASI POLA PENYEBARAN LIMBAH PADAT B3 DARI FASILITAS KESEHATAN DI SURABAYA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PJMA: Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Waktu Ujian:

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan obyek wisatanya. Pembangunan pawisata mesti ditunjang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

Pedoman Wawancara. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia. Lhokseumawe Tahun 2016

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB IX SANITASI PABRIK

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas. Kesehatan sendiri tidak bisa lepas dari rumah sakit.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena sampah merupakan awal dari penyebab berbagai penyakit

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

DAMPAK NEGATIF AKIBAT DARI LIMBAH PABRIK KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan juga merupakan bagian yang takterpisahkan dari pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak hanya mementingkan segi keuntungan (not profit oriented) tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. empat kegiatan pokok yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi. pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Friedrich Ebert Stiftung ( Paham JKN Jaminan Kesehatan

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Namun, selain memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, rumah sakit memberikan pula berbagai kemungkinan dampak negatif berupa pencemaran, apabila pengelolaan limbahnya tidak dikelola dengan baik sesuai dengan prinsipprinsip pengelolaan lingkungan secara menyeluruh (Muslim, 2002). Dari berbagai kegiatannya, rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda cair, padat, dan gas. Hal ini mempunyai konsekuensi perlunya pengolahan limbah rumah sakit sebagai bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Limbah layanan kesehatan termasuk rumah sakit mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium (WHO, 1999). Sekitar 75% - 90% limbah yang berasal dari instalasi kesehatan merupakan limbah yang tidak mengandung resiko atau limbah umum dan menyerupai limbah rumah tangga. Limbah tersebut kebanyakan berasal dari aktivitas administratif dan keseharian instalasi, di samping limbah yang dihasilkan selama pemeliharaan bangunan instalasi tersebut. Sisanya 10% - 25% merupakan limbah yang dipandang berbahaya dari layanan kesehatan (WHO, 1999) Limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit sebagai layanan kesehatan masyarakat berpotensi tinggi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan ataupun ekosistem di dalam dan di sekitar rumah sakit. Hal tersebut juga dapat menyebabakan meningkatnya kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit tersebut. Untuk itu, pengelolaan limbah dengan sistem yang aman menjadi aspek penting dalam peningkatan mutu layanan kesehatan. Minimisasi limbah merupakan salah satu strategi dalam konsep manajemen lingkungan yang saat ini diterapkan banyak industri termasuk di rumah sakit. Menurut Soemantojo, konsep minimisasi limbah merupakan prioritas 1

2 pengelolaan limbah tingkat tertinggi dengan pengelolaan dan penyingkiran limbah (Muslim, 2002). Hirarki minimisasi limbah dalam konsep pencegahan pencemaran dimulai dari reduksi pada sumber (source reduction), pemanfaatan kembali (recycling atau reclaim), pengolahan (treatment), dan pembuangan atau pemusnahan (disposal) (Bishop, 2000). Rumah Sakit Kanker Dharmais merupakan rumah sakit kelas B spesialis penyakit kanker. Selain sebagai pusat rujukan kanker nasional, rumah sakit ini juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan penelitian bagi tenaga maupun ahli dibidang kesehatan. Dalam aktivitas pelayanannya sehari-hari, rumah sakit ini menghasilkan limbah padat medis dan non medis. Berdasarkan data pengolahan limbah padat Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2008, aktivitas rumah sakit menghasilkan limbah medis sebesar 26,88% dan limbah non medis sebesar 73,12%. Hal tersebut menunjukkan limbah padat non medis berpotensi lebih besar untuk mencemari lingkungan dan menyebabkan gangguan kesehatan dibandingkan dengan limbah padat medis, apabila pengelolaan tidak berjalan dengan baik. Adapun hasil perhitungan penulis berdasarkan data kuantitas limbah padat di Rumah Sakit Kanker Dharmais, perbandingan jumlah produksi limbah padat non medis (domestik) dengan beberapa unit lainnya periode Maret s.d Mei 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Produksi Limbah Padat Non Medis (Domestik) Periode Maret-Mei 2009 No. Nama Unit Jumlah Produksi Limbah (Kg) Maret April Mei 1. Rawat Jalan 437 610.7 509 2. Rawat Inap 4779,3 3.489.1 2.872 3. Farmasi dan Apotik 1.029 424 567 4. Gizi dan Tata Boga 5.908 4.056 6.293 Berdasarkan data di atas maka jumlah sampah atau limbah padat non medis terbesar dihasilkan oleh Instalasi Gizi dan Tata Boga yang merupakan unit penunjang non medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Dalam menunjang gizi pasien, Instalasi Gizi berperan penting dalam menyelenggarakan makanan dan minuman bagi pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais, khususnya bagi pasien

3 penyakit kanker yang membutuhkan diet khusus sesuai dengan petunjuk dokter yang menanganinya. Menurut Purnawijayanti (2001), tingginya kandungan bahan organik dalam limbah yang dihasilkan dalam proses pengadaan makanan, baik yang berasal dari nabati maupun hewani, mengakibatkan limbah menjadi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan mikroorganisme terutama bakteri. Hal ini dapat pula menyebabkan banyaknya serangga, tikus, dan hewan pengganggu lainnya yang juga mengganggu staf maupun pasien rumah sakit. Selain itu, limbah yang berasal dari instalasi gizi juga berupa limbah anorganik seperti kertas bungkus, plastik, kertas, karton, kaleng, botol, daun, dan lain-lain dapat pula berpotensi mencemari makanan dan lingkungan apabila penanganannya tidak dilaksanakan dengan baik. Untuk itu, limbah yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan makanan harus dipandang sebagai suatu permasalahan serius dalam sanitasi lingkungan, khususnya dalam hal penanganan limbah yang dihasilkan (Purnawijayanti, 2001). Banyaknya karakteristik limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan di Instalasi Gizi dan Tata Boga juga perlu diperhatikan agar dapat menentukan cara mereduksi limbah yang tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukannya analisis mengenai potensi minimisasi limbah padat yang dapat dilakukan agar dapat mengetahui dan menentukan cara minimisasi sesuai dengan karakteristik dan proses kegiatan di Instalasi Gizi dan Tata Boga sehingga upaya minimisasi limbah dapat dilakukan. Selain itu, di instalasi gizi ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis potensi minimisasi limbah padat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan yang diangkat yaitu belum diketahuinya potensi penerapan minimisasi limbah padat domestik yang dapat dilakukan di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009.

4 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik limbah padat domestik (jenis, sumber, dan jumlah produksi) di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009? 2. Bagaimana pengelolaan limbah padat domestik serta penanganannya secara khusus di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009? 3. Bagaimana analisis potensi penerapan minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui dan menganalisis potensi minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik limbah padat domestik (jenis, sumber, dan jumlah produksi) di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009. 2. Mengetahui pengelolaan limbah padat domestik serta penanganannya secara khusus di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009. 3. Menganalisis potensi penerapan minimisasi limbah padat di Instalasi Gizi dan Tata Boga Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tahun 2009 1.5 Manfaat Penelitian 1. Merupakan masukan bagi program penyehatan lingkungan rumah sakit terutama dalam hal upaya minimisasi limbah Rumah Sakit Kanker Dharmais khususnya di Instalasi Gizi dan Tata Boga.

5 2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat, khususnya tentang manajemen lingkungan rumah sakit. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jl. Letjen S. Parman Kav. 84-86, Kota Bambu Selatan Jakarta Barat di bagian Instalasi Gizi dan Tata Boga dalam hal pengelolaan limbah padat domestik yang dihasilkan dari aktivitas pelayanan. Waktu penelitian berlangsung dimulai pada bulan Mei-Juni 2009. Penelitian ini mengambil tema minimisasi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga dengan alasan dari perhitungan yang dilakukan penulis sebelumnya terdapat data bahwa jumlah kuantitas limbah padat domstik di instalasi gizi lebih tinggi. Untuk itu, perlu dilakukannya analisis potensi minimisasi limbah padat sehingga dapat ditentukan cara minimisasi sesuai dengan jenis dan karakteristik limbah padat yang dihasilkan dalam kegiatan-kegiatan di instalasi tersebut dalam rangka penerapan cara minimisasi limbah sebagai upaya penurunan jumlah kuantitas limbah yang dihasilkan. Dalam studi ini ruang lingkup penelitian adalah menganalisis potensi minimisasi limbah berdasarkan karakteristik limbah dan aspek pengelolaan limbah padat domestik meliputi kebijakan, tenaga pengelola dan fasilitas, serta tahapan pengolahan limbah padat non medis kategori limbah umum (domestik). Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif di Instalasi Gizi dan Tata Boga. Metode kualitatif digunakan dengan cara mengamati (observasi) langsung dan melakukan wawancara dengan beberapa informan penelitian. Selain itu, penulis juga menggunakan data sekunder yang berasal baik dari Instalasi Gizi dan Tata Boga maupun dari Instalasi Kesehatan Lingkungan serta tinjauan kepustakaan. Sedangkan metode kuantitatif yang dilakukan penulis adalah metode penghitungan komposisi material dari sisa kemasan produk yang berpotensi menjadi limbah padat domestik di Instalasi Gizi dan Tata Boga.