III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu research and development

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III.METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika model

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan berupa modul tutorial

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan sarana belajar mandiri

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

METODE PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah reseacrh and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode research and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan yang mengacu pada

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III.METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. (LKS) praktikum listrik dinamis berbasis TIK dengan menggunakan LiveWire

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENGEMBANGAN. Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi sekolah, Jumlah seluruh kelas VII di SMP Negeri 20

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan (research

METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika Berbasis KPS.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Way Jepara, dan SMA Teladan Way

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III. METODE PENELITIAN. Prosedur pengembangan ini mengacu pada model pengembangan media

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN SAINS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development),

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (penelitian dan

Kata kunci: alat peraga IPA, media pembelajaran, pesawat sederhana.

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

PENGEMBANGAN LKS MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK MATERI SUHU DAN KALOR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI CAHAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengembangan yaitu media pembelajaran interaktif berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN OTENTIK TES TERTULIS PILIHAN JAMAK BERALASAN DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang

Transkripsi:

26 III.METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and development). Sugiyono (2009: 407) menyatakan bahwa metode penelitian pengembangan (research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Pengembangan yang dilakukan berupa pembuatan Media Pembelajaran Modul Fisika Berbasis Cetakan (MFBC) pada Materi Suhu dan Kalor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian one-shot case study (Sugiono: 110), yaitu memberikan perlakuan dengan media pembelajaran MFBC kepada siswa. Untuk melakukan pengukuran setelah menggunakan Media Pembelajaran MFBC dengan memberikan posttest atau evaluasi. Perlakuan tersebut dilakukan pada tahap uji satu lawan satu dan uji coba lapangan. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. X O Gambar 3.1. Desain Penelitian One-Shot Case Study

27 X merupakan perlakuan dimana siswa menggunakan media pembelajaran MFBC dan O adalah hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran MFBC. Subjek dari evaluasi ini adalah evaluasi formatif I (uji ahli materi ) yang dilakukan oleh ahli bidang isi atau materi untuk dapat mengevaluasi ketepatan isi atau materi pada modul ajar, evaluasi formatif II (uji ahli media/desain) dilakukan oleh ahli media/desain pembelajaran instruksional untuk dapat mengevaluasi ketepatan desain pada modul ajar dan evaluasi formatif III (uji satu lawan satu) dilakukan oleh tiga siswa SMPN 20 Bandar Lampung untuk mewakili populasi target. Kemudian, melakukan uji lapangan yang merupakan uji coba dari produk. Sasaran dari uji coba produk ini dilakukan kepada siswa SMP Negeri 20 Bandar Lampung Kelas VII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam hal ini pokok materi pada pengembangan media pembelajaran MFBC adalah berisi materi Suhu dan Kalor untuk SMP kelas VII. B. Prosedur Pengembangan Desain pengembangan media pembelajaran MFBC yang digunakan yaitu diadaptasi dari proses pengembangan media instruksional oleh Sadiman, dkk (2008) dengan memodifikasi proses pengembangannya. Berikut bagan pengembangan media pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar 3.2.

28 Tahap VI Pencetakan Produk Tahap V Uji Coba Tahap IV Evaluasi Produk 1. Evaluasi formatif I (Prototipe 2) Uji ahli isi materi pembelajaran (revisi) 2. Evaluasi formatif II (Prototipe 3) Uji ahli desain media pembelajaran (revisi) 3. Evaluasi formatif III Uji coba satu lawan satu (revisi) Tahap III Pengembangan Produk (Prototipe 1) Tahap II Desain Pengembangan Tahap I Analisis Kebutuhan Program Pengembangan Gambar 3.2 Diagram model pengembangan media instruksional yang diadaptasi dari Sadiman, dkk (2008) 1. Tahap I : Analisis

29 1.1 Analisis Kebutuhan Kesenjangan antara kompetensi yang diharapkan dengan yang siswa miliki sekarang merupakan suatu kebutuhan. Perancangan media pembelajaran harus dapat mengetahui pengetahuan atau keterampilan awal siswa sebelum ia mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul ajar. Analisis kebutuhan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung dengan cara observasi berupa wawancara terhadap guru fisika dan beberapa siswa mengenai kegiatan pembelajaran antara lain mewawancarai guru mengenai metode pembelajaran, sumber belajar dan fasilitas yang digunakan, penggunaan media atau alat bantu dan ketersediaan sarana prasarana yang mendukung penelitian pengembangan ini. Sehingga diketahui kesesuaian jumlah buku yang tersedia dengan jumlah siswa. 1.2 Analisis Kurikulum Media yang dikembangkan untuk tujuan pembelajaran, maka diperlukan pula analisis kurikulum. Analisis kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan untuk mendapatkan analisis materi pelajaran. Pada tahap ini meliputi : 1) Penentuan topik atau materi pokok pembelajaran yang akan dikembangkan. 2) Menganalisis kurikulum untuk mendapatkan analisis materi pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran. Dalam hal ini Standar Kompetensi (SK) minimal yang harus dicapai adalah memahami prosedur ilmiah untuk mempelajarai

30 benda-benda alam dengan menggunakan peralatan dan Kompetensi Dasar (KD) minimal yang harus dicapai adalah Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya, sedangkan pada materi kalor Standar Kompetensi (SK) minimal yang harus dicapai adalah Memahami wujud dan perubahannya dan Kompetensi Dasar (KD) minimal yang harus dicapai adalah Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 3) Menentukan isi, sistematika, bentuk dan kelengkapan dari modul ajar yang dikembangkan. 2. Tahap II : Desain Pengembangan Desain pengembangan bertujuan untuk mendapatkan format modul yang sesuai berdasarkan analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 20 Bandar Lampung Kelas VII. Pada tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1. Menganalisis kurikulum untuk mendapatkan analisis materi pelajaran dan indikator ketercapaian dalam pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Penyusunan Materi. Materi yang disusun adalah materi Suhu dan Kalor. Materi dikutip dari berbagai sumber seperti Fisika SMP. Materi ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran. 3. Menentukan model pengembangan modul.

31 Penyusunan materi dan penentuan model pembelajaran dirancang suatu panduan produksi yang kemudian digunakan sebagi panduan penulisan naskah. 3. Tahap III : Pengembangan Produk Kegiatan produksi dilakukan dengan memproduksi sajian teks. Pelaksanaan pengembangan produk berupa penulisan naskah. Pada tahap ini dibuat sebuah modul. Topik yang akan dikembangkan dalam pembuatan modul ditentukan berdasarkan analisis kurikulum dan dilaksanakan berdasarkan panduan produksi. Perumusan tujuan dibuat berdasarkan topik/pokok-pokok materi yang ditentukan yang dilanjutkan dengan penulisan naskah. Hasil pengembangan pada langkah ini berupa prototipe 1. 4. Tahap IV : Evaluasi Produk Kegiatan evaluasi pada pengembangan media pembelajaran modul ini dititikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif. Evaluasi formatif adalah proses yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran. Evaluasi formatif ini juga bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian materi, desain dan komponen isi modul. Ada tiga kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 4.1 Evaluasi formatif I

32 Uji ahli materi merupakan evaluasi formatif I bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan materi, kebenaran materi, sistematika materi dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi baik itu berupa aplikasi, fenomena maupun soal-soal latihan. Prosedur evaluasi formatif I menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai prototipe I yang telah dibuat. (2) Menyusun instrumen evaluasi formatif I berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan. (3) Melaksanakan evaluasi formatif I yang dilakukan oleh ahli isi materi yang digunakan. (4) Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi untuk mendapatkan materi pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. (5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan analisis hasil evaluasi formatif I. (6) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Prototipe I disempurnakan sesuai rekomendasi perbaikan yang diperoleh dari ahli isi materi. Hasil perbaikan ini akan diperoleh prototipe II. 4.2 Evaluasi formatif II Uji ahli desain merupakan evaluasi formatif II. Evaluasi ini dilakukan oleh ahli desain media pembelajaran yang merupakan seorang master

33 atau seseorang yang ahli dalam bidang teknologi pendidikan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan standar minimal yang diterapkan dalam penyusunan modul berbasis cetakan dan juga untuk mengetahui kemenarikan dan efektivitas siswa atau pengguna modul. Prosedur evaluasi formatif II menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menentukan indikator penilaian yang digunakan untuk menilai prototipe II yang telah dibuat. (2) Menyusun instrumen evaluasi formatif II berdasarkan indikator penilian yang telah ditentukan. (3) Melaksanakan evaluasi formatif II yang dilakukan oleh ahli desain media pembelajaran, dalam hal ini dosen teknologi pendidikan. (4) Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi formatif II untuk memperoleh desain paket pembelajaran yang lebih baik. (5) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil evaluasi formatif II. (6) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Prototype II akan mendapat saran perbaikan dari desain media setelah mengalami evaluasi formatif II. Berdasarkan masukan-masukan tersebut oleh pengembang akan dilakukan pnyempurnaan sehingga dihasilkan prototype III. 4.3 Evaluasi formatif III

34 Evaluasi formatif III yaitu uji satu lawan satu dilakukan pada dua siswa SMP atau lebih untuk mewakili populasi target dari media yang dibuat. Menyajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Jika media itu didesain untuk belajar mandiri, maka biarkan siswa mempelajarinya secara mandiri. Kedua orang siswa yang telah dipilih tersebut, hendaknya satu orang dari populasi target. Prosedur pelaksanaanya adalah sebagai berikut: (1) Menjelaskan kepada siswa tentang media baru yang dirancang dan ingin mengetahui bagaimana reaksi siswa terhadap media yang sedang dibuat. (2) Mengusahakan agar siswa bersikap rileks dan bebas mengemukakan pendapatnya tentang media tersebut. (3) Memberikan instrumen uji satu lawan satu yang berisi tentang komponen media yang dibuat. (4) Merumuskan rekomendasi perbaikan berdasarkan hasil uji satu lawan satu. (5) Mengkonsultasikan hasil rekomendasi perbaikan yang telah diperbaiki kepada pembimbing. Dilakukan penilaian uji satu lawan satu sesuai prosedur pelaksanaan, setelah itu dilakukanlah revisi atau perbaikan untuk menyempurnakan kekurangan modul. 5. Tahap V : Uji coba Tahap ujicoba dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan hasil belajar dari penggunaan media dalam pembelajaran. Pada tahap ini pula dilakukan

35 uji kemanarikan, kemudahan dan kemanfaatan Modul. Uji coba yang dilakukan berupa uji lapangan. Uji lapangan ini merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif perlu dilakukan. Uji lapangan ini dikenakan kepada siswa SMP materi Suhu dan Kalor dan berjumlah sekitar 36 orang siswa yang terdiri 19 orang perempuan dan 17 orang laki-laki dengan berbagai karakteristik (tingkat kepandaian, latar belakang, jenis kelamin, kemajuan belajar dan sebagainya) sesuai dengan karakteristik populasi sasaran. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Menjelaskan kepada siswa maksud uji lapangan bahwa media ini berada pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk menyempurnakannya. b. Memberikan tes awal untuk mengukur pengetahuan awal dan keterampilan siswa terhadap materi yang dimediakan atau meminta rekap nilai siswa. c. Melaksanakan pembelajaran secara konvensional. Isi pembelajaran yang disampaikan minimal tujuan pembelajaran yang ada pada media yang dikembangkan. d. Memberikan penugasan dirumah untuk mempelajari modul interaktif yang dikembangkan di akhir pembelajaran e. Memberikan tes untuk mengetahui tingkat tujuan yang dapat tercapai atau memberikan tes akhir (post test) untuk mengukur hasil belajar siswa setelah sajian media pembelajaran modul interaktif. Hasil tes ini dibandingkan dengan hasil tes awal (pre test) atau rekap nilai.

36 f. Membagikan kuesioner dan meminta siswa mengisinya. Kuesioner yang dibagikan yaitu untuk mengetahui kemenarikan dan keefektivitasan media sebagai sumber belajar. g. Menganalisis hasil uji lapangan untuk melihat kekurangan dan kelebihan modul interaktif yang digunakan. 6. Tahap VII : Percetakkan Produk Tahap demi tahap telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pencetakan program. Tahap ini merupakan tahap akhir pengembangan berupa modul yang efektif sebagai bahan ajar. C. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi menggunakan instrumen berupa lembar observasi, wawancara, instrumen angket dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan sekolah, guru, dan siswa dalam proses pembelajaran. Instrumen angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelayakan media pembelajaran modul berdasarkan uji desain dan uji materi. Instrumen angket juga digunakan untuk mengumpulkan data tingkat kemenarikan. Pengumpulan data tingkat keefektifan modul dalam pembelajaran digunakan instrumen berupa tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran untuk mengukur hasil belajar. Kegiatan ini berupa tes tertulis kepada siswa setelah menggunakan media pembelajaran MFBC pada materi Suhu dan Kalor. D. Teknik Analisis Data

37 Hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat keterbutuhan MFBC. Data pada uji ahli desain dan uji ahli materi data tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan MFBC yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Data kemenarikan produk diperoleh melalui uji lapangan kepada pengguna secara langsung. Data tingkat keefektifan produk diperoleh melalui tes (Postest) pada tahap uji coba lapangan. Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli dan uji lapangan dilakukan untuk menilai sesuai atau tidaknya MFBC yang dihasilkan sebagai sumber belajar. Instrumen penilaian uji ahli desain dan uji ahli isi/materi, memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, missal sesuai dan kurang sesuai, atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap Media Pembelajaran MFBC yang sudah dibuat. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1. Skor Penilaian Akhir Uji Ahli Pilihan Jawaban Skor Sangat Sesuai Sangat baik 4 Sesuai Baik 3 Kurang Sesuai Kurang Baik 2 Tidak Sesuai Tidak Baik 1 Instrumen penilaian uji satu lawan satu juga memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu Ya Tidak Revisi dilakukan pada konten Hal ini dilakukan untuk

38 mengetahui respon siswa terhadap media Pembelajaran MFBC sebagai bahan ajar. Data kemenarikan produk diperoleh dari siswa sebagai pengguna pada tahap uji coba lapangan. Untuk menentukan kemenarikan modul, siswa diberi angket respon terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam tabel 3.2 Tabel 3.2. Skor Penilaian Uji Coba Lapangan Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor Sangat menarik Sangat Mudah Sangat membantu 4 Menarik Mudah Membantu 3 Kurang menarik Sulit Kurang membantu 2 Tidak menarik Sangat sulit Tidak membantu 1 Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus: atau Rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata adalah:

39 Keterangan: x = rata-rata nilai x = nilai masing-masing subyek n = banyaknya subyek Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah subyek sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3 Pengkonversian Skor Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas menurut Suyanto dalam Sukamto (2012: 45) Skor Skor Penilaian/Nilai kualitas Klasifikasi 4 3,26-4,00 Sangat baik 3 2,51-3,25 Baik 2 1,76-2,50 Kurang Baik 1 1,01-1,75 Tidak Baik Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa memperoleh nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah dilihat dari hasil belajar siswa setelah menggunakan modul interaktif. Apabila 75% dari siswa yang belajar menggunakan modul interaktif telah tuntas KKM, maka modul dapat dikatakan efektif sebagai sumber belajar.