PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir ANALISA PENGARUH LAS TITIK DAN URUTAN PENGELASAN TERHADAP DISTORSI DAN TEGANGAN SISA PADA PENGELASAN SAMBUNGAN PIPA ELBOW DENGAN METODE

Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN PIPA YANG MENEMBUS PELAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: G-10

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-351

ANALISA TERBENTUKNYA TEGANGAN SISA DAN DEFORMASI PADA PENGELASAN PIPA BEDA JENIS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

ANALISA PENGARUH TEGANGAN SISA DAN DISTORSI PADA PENGELASAN BUTT JOINT DAN T JOINT DENGAN VARIASI TEBAL PLAT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: G-40

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR S T U DI LAJU KOROSI WELD JOINT M A T ERIAL PHYTRA AGASTAMA

ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

Pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro pada material aluminium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP KETANGGUHAN SAMBUNGAN BAJA A36 PADA PENGELASAN SMAW

PENGARUH HEAT TREATMENT

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Dimas Hardjo Subowo NRP

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

Persentasi Tugas Akhir

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

ANALISA PENGARUH LAS TITIK DAN URUTAN PENGELASAN TERHADAP DISTORSI DAN TEGANGAN SISA PADA PENGELASAN SAMBUNGAN PIPA ELBOW DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Latar belakang. Oleh: Sukendro. Bs Nrp

ANALISA SAMBUNGAN LAS PADA PENGELASAN TITIK UNTUK MENENTUKAN JARAK OPTIMAL TITIK LAS PADA BAJA KARBON AISI 1045 DENGAN PENDEKATAN ELEMEN HINGGA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

Available online at Website

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN TEKUK ALUMINIUM 5083 PENGELASAN GTAW

ANALISA TEGANGAN SISA DAN DISTORSI PADA PENGELASAN FILLET T-JOINT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

Pengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

Gambar 2.1.(a) Geometri elektroda commit to Gambar user 2.1.(b) Model Elemen Hingga ( Sumber : Yeung dan Thornton, 1999 )

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA MECHANICAL DAN METALLURGICAL PENGELASAN BAJA KARBON A36 DENGAN METODE SMAW

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III LANDASAN TEORI. ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1)

BAB II KERANGKA TEORI

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Tahan pada Perlakuan Panas Pasca Pengelasan terhadap Kekerasan dan Kuat Tarik Baja Karbon ASTM A106 Grade B

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Kata Kunci : Pengelasan SMAW, perlakuan panas, Kekuatan tarik, kekerasan, stuktur mikro. Jurnal Tugas Akhir

ANALISA PENGARUH PENGELASAN GMAW TERHADAP PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR, TEGANGAN SISA DAN DISTORSI PADA ALUMINIUM DENGAN VARIABEL HEAT INPUT YANG BERBEDA

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Oleh: Muhammad Husen Bahasa Dosen Pembimbing: Ir. Nur Husodo, M. Sc.

BAB IV DATA DAN ANALISA

Transkripsi:

Tugas Akhir PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Disusun oleh : Awang Dwi Andika 4105 100 036 Dosen Pembimbing : Totok Yulianto ST, MT JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Latar Belakang Penggunaan sambungan sambungan las pada pipa banyak digunakan pada bidang perkapalan dan bangunan offshore. Aplikasi pengelasan pipa sambungan-t sangat banyak ditemukan pada sistem perpipaan kapal. Distribusi panas yang tidak merata, menyebabkan timbulnya deformasi dan Tegangan Sisa. Deformasi dan tegangan sisa yang terjadi mempengaruhi sifat dan kekuatan dari sambungan las. Usaha untuk mengatur dan meminimalisasi deformasi dan tegangan sisa harus mendapatkan perhatian utama. Salah satu cara untuk meminimalisasi deformasi dan tegangan sisa adalah menentukan welding sequence yang tepat.

Perumusan Masalah Bagaimana distribusi panas yang terjadi pada pengelasan sambungan-t pada sistem perpipaan? Bagaimana bentuk deformasi yang terjadi akibat distribusi panas yang tidak merata pada sambungan pipa tersebut? Berapa besar tegangan sisa yang ada setelah pipa mengalami pengelasan? Bagaimana meminimalisir terjadinya tegangan sisa dan deformasi pada sambungan-t pada sistem perpipaan?

Tujuan Mengetahui distribusi panas pada pengelasan sambungan-t pada pipa. Mengetahui bentuk deformasi yang terjadi akibat distribusi panas yang tidak merata pada pengelasan sambungan-t pada pipa. Mengetahui besar tegangan sisa yang ada di daerah pengelasan sambungan-t pada pipa. Mengetahui welding sequence/urutan pengelasan yang paling baik untuk meminimalisir deformasi dan tegangan sisa pada pengelasan samabungan-t pada pipa.

Batasan Masalah Bentuk sambungan adalah T-joint, jadi yang menjadi pembahasan disini adalah pengelasan melingkar / keliling pipa. Proses pengelasan yang digunakan SMAW (Shielding Metal Arc Welding) Spesifikasi Material yang digunakan adalah Carbon Steel Pipe A 106 Grade B Prosedur pengelasan berdasarkan WPS dari pihak galangan. Validasi yang digunakan adalah distribusi thermal (menggunakan thermocouple), dan deformasi (menggunakan dial gauge) yang didapat dari pengelasan pipa sambungan-t

Manfaat Adanya pemahaman terhadap pengaruh panas yang ditimbulkan akibat penjalaran pembebanan panas (pengelasan) yang dilakukan. Mengetahui hubungan antara distribusi panas, deformasi yang terbentuk dan tegangan sisa akibat pengelasan. Memperoleh welding sequence yang terbaik untuk meminimalisir deformasi dan tegangan sisa yang terjadi sehingga diperoleh hasil pengelasan yang paling baik.

TINJAUAN PUSTAKA Thermal Las Proses pengelasan dilakukan dengan cara melakukan pemanasan setempat atau lokal. Distribusi temperatur yang terjadi pada saat proses pemanasan maupun pendinginan tidak merata pada seluruh material. Ketidakmerataan distribusi temperatur inilah yang menjadi penyebab timbulnya deformasi dan tegangan pada struktur las. Untuk menyelesaikan berbagai persoalan dari deformasi tegangan sisa hasil pengelasan harus diketahui dahulu bagaimana distribusi dari temperatur yang dihasilkan terhadap material las.

Distribusi Panas Distribusi panas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Sifat konduktifitas ( sifat mampu menghantar panas ) dari material kerja. Besarnya massa dari logam yang berada di sekeliling daerah las. Alur yang tersedia untuk proses konduksi panas. Teknik pengelasan yang dilakukan

Deformasi Deformasi disebabkan karena adanya proses pemuaian dan penyusutan yang tidak seragam/sama dari weld metal dan bagian base metal yang terkena pengaruh panas selama siklus pemanasan dan pendinginan dari proses pengelasan Pengerjaan pengelasan pada satu sisi (one side welding) akan menyebabkan semakin besar deformasi yang terjadi dibandingkan dengan pengerjaan pengelasan dua sisi (two side welding) Beberapa perubahan bentuk / deformasi, antara lain : Penyusutan melintang tegak lurus terhadap arah pengelasan Penyusutan memanjang sejajar arah pengelasan

Tegangan Sisa Pada proses pengelasan, bagian yang dilas mengalami pengembangan termal sedangkan bagian yang dingin tidak berubah sehingga terbentuk semacam penghalang pengembangan yang menyebabkan regangan. Regangan yang sifatnya tetap akan menyebabkan timbulnya tegangan pada material. Tegangan inilah yang disebut tegangan sisa (residual stress) Tegangan sisa dapat mempengaruhi tegangan patah getas dan kekuatan tekuk struktur las

Welding Sequence Salah satu cara untuk meminimalisir deformasi dan tegangan sisa adalah menentukan welding sequence yang tepat Ada 3 macam welding sequence yang biasa digunakan pada pengelasan sambungan-t pipa, antara lain : Welding Sequence Menerus Welding Sequence Simetri Welding Sequence Loncat

Skets Welding Sequence Variasi I Variasi II Variasi III

Metode Elemen Hingga Konsep dasar metode elemen hingga adalah diskritisasi yaitu pembagian suatu material menjadi elemen-elemen kecil (meshing) sehingga lebih memudahkan dalam melakukan perhitungan. Pembagian material menjadi elemen-elemen kecil dilakukan dengan bantuan software ANSYS.

Flowchart Metodologi Mulai Studi Literatur Material Properties PENGUJIAN Pengelasan Material Spesimen PEMODELAN Analisa Thermal (transient) Uji Hasil Pengelasan -Distribusi Thermal -Deformasi Analisa Struktural (statis) Data Hasil Pengujian Data Hasil Pemodelan Evaluasi dan Validasi Data Invalid Valid Pemodelan dengan Variasi Welding Sequence Analisa Hasil dan Pembahasan Penulisan Laporan Selesai

METODOLOGI 1. Pengujian : Tahap persiapan Tahap pengelasan Tahap pengukuran Perubahan suhu, dan deformasi. 2. Simulasi dengan Ansys 11.0 Penentuan Material Properties Penentuan Heat Flux Pemodelan (Thermal & Struktural). Validasi Hasil Pemodelan Untuk Setiap Variasi Welding Sequence.

Spesifikasi Material Pipa Utama ASTM A106 Grade B Out Side Diameter = 170 mm Wall Thickness = 10 mm Length of Pipe Speciment = 400 mm Pipa Cabang ASTM A106 Grade B Out Side Diameter = 90 mm Wall Thickness = 8 mm Length of Pipe Speciment = 300 mm

Parameter Pengelasan Besar arus listrik Kecepatan rata2 Tegangan listrik Jumlah Layer Proses Pengelasan Waktu Pendinginan Diameter Elektrode = 110 Ampere = 2.00 mm/s = 20 25 Volt = 3 Layer = SMAW = + 1.5 jam = 3.2 mm

Tahapan Pengujian

Pemodelan Thermal

Pemodelan Struktural

Pemodelan Modelling Meshing

Distribusi Panas Pemodelan Thermal

Perubahan Temperatur (Pengujian) 160 Validasi Suhu 140 120 Suhu (K) 100 80 60 40 20 0 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Waktu (detik) Suhu pengelasan

Validasi Thermal

Validasi Struktural Deformasi Axial pada Pipa Utama Deformasi Axial pada Pipa Cabang

HASIL ANALISA VARIASI 1 (Welding Sequence Menerus) (4) Finish Start (1) Arah Pengelasan (3) (2) Deformasi maksimal : 0.112 mm Deformasi maksimal : 0.125 mm

HASIL SOLVE STRUKTURAL ANSYS (Variasi 1-Welding Sequence Menerus) AXIAL STRESS CIRCUMFERENTIAL STRESS VON MISES STRESS

HASIL ANALISA VARIASI 2 (Welding Sequence Simetri) (3) Start 2 Start 1 (1) Arah Pengelasan (4) (2) Finish 2 Finish 1 Deformasi maksimal : 0.102 mm Deformasi maksimal : 0.120 mm

HASIL SOLVE STRUKTURAL ANSYS (Variasi 2-Welding Sequence Simetri) AXIAL STRESS CIRCUMFERENTIAL STRESS VON MISES STRESS

HASIL ANALISA VARIASI 3 (Welding Sequence Loncat) Start 4 Finish 2 (4) Finish 4 Start 1 (1) Finish 1 Start 3 Arah Pengelasan (2) (3) Start 2 Finish 3 Deformasi maksimal : 0.097 mm Deformasi maksimal : 0.117 mm

HASIL SOLVE STRUKTURAL ANSYS (Variasi 3-Welding Sequence Loncat) AXIAL STRESS CIRCUMFERENTIAL STRESS VON MISES STRESS

PERBANDINGAN HASIL ANALISA Axial Stress pada Pipa Utama Axial Stress pada Pipa Cabang 150 100 100 50 Tegangan (MPa) 50 0-50 -100-150 0 50 100 150 Variasi I Variasi II Variasi III Tegangan (MPa) 0-50 -100-150 -200-250 0 50 100 150 200 250 300 Variasi I Variasi II Variasi III -200-300 -250-350 Jarak dari weld toe (mm) Jarak dari weld toe (mm) AXIAL STRESS

PERBANDINGAN HASIL ANALISA Hoopvs Stress pada Pipa Cabang Hoop Stress pada Pipa Utama 0-100 0 50 100 150 200 250 300 0-50 0 50 100 150 Tegangan (MPa) -200-300 -400 Variasi I Variasi II Variasi III Tegangan (MPa) -100-150 -200-250 Variasi I Variasi II Variasi III -500-300 -600-350 Jarak dari weld toe (mm) Jarak dari weld toe (mm) CIRCUMFERENTIAL STRESS

PERBANDINGAN HASIL ANALISA Von Mishes pada Pipa Cabang Von Mises pada Pipa Utama 500 400 450 350 400 350 300 Tegangan (MPa) 300 250 200 150 100 Variasi I Variasi II Variasi III Tegangan (MPa) 250 200 150 100 Variasi I Variasi II Variasi III 50 50 0 0 50 100 150 200 250 300 Jarak dari weld toe (mm) 0 0 50 100 150 Jarak dari weld toe (mm) VON MISES STRESS

PERBANDINGAN HASIL ANALISA No Hasil Analisa Pada Pipa Utama Variasi I Variasi II Variasi III 1 Deformasi Axial Max 0.112 mm 0.102 mm 0.097 mm 2 Tegangan Axial Max -125 Mpa -115 Mpa -106 Mpa 3 Tegangan Circumferential Max -145 Mpa -128 Mpa -110 Mpa 4 Tegangan Von Mises Max 132 Mpa 108 Mpa 78 Mpa No Hasil Analisa Pada Pipa Cabang Variasi I Variasi II Variasi III 1 Deformasi Axial Max 0.125 mm 0.12 mm 0.117 mm 2 Tegangan Axial Max -140 Mpa -120 Mpa -112Mpa 3 Tegangan Circumferential Max -162 MPa -130 Mpa -120 Mpa 4 Tegangan Von Mises Max 144 Mpa 118 Mpa 86 Mpa

KESIMPULAN Tegangan sisa total yang ditunjukkan pada grafik tegangan Von Mishes terbesar berada pada variasi 1 sebesar 132 Mpa pada pipa utama dan 144 Mpa pada pipa cabang, sedangkan tegangan terkecil berada pada variasi 3 yaitu sebesar 78 MPa pada pipa utama dan 86 Mpa pada pipa cabang. Besarnya deformasi terbesar berada pada variasi 1 sebesar 0.112 mm pada pipa utama dan 0.125 mm pada pipa cabang, sedangkan deformasi terkecil berada pada variasi 3 sebesar 0.097 mm pada pipa utama dan 0.117 mm pada pipa cabang. Dilihat dari besar tegangan sisa total dan deformasi, dapat disimpulkan bahwa variasi 3 adalah yang paling baik karena memiliki tegangan sisa dan deformasi yang paling minimum Dari hasil analisa yang dilakukan pada tugas akhir ini, dapat disimpulkan bahwa welding sequence terbaik pada pengelasan pipa sambungan-t adalah welding sequence loncat.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA