Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng

Transkripsi

1 Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng

2 Latar Belakang CuNiFe merupakan material yang banyak diaplikaskan dalam dunia maritim sebagai bahan yang baik ketahanannya terhadap korosi air laut,sebagaimana penggunaannnya contoh: pada saluran bilga, saluran hidrant, saluran sanitari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh heat input pengelasan terhadap hasil las material pipa CuNiFe Di karenakan WPS untuk material yang maksud belum tersedia sehingga menggugah penulis untuk menganalisa hasil dari klasifikasi standar kerja lapangan yang sering di gunakan.

3 Hipotesa Awal Temperatur pengelasan dan perlakuan material saat pengelasan memungkinkan untuk terjadinya deformasi pada hasil pengelasan pipe CuNiFe. Oleh karena itu diperlukan analisa lebih lanjut mengenai heat input serta kecepatan pengelasan yang akan dipakai dalam proses yang disesuaikan dengan standar kerja dilapangan.

4 Perumusan Masalah Heat Input yang optimum untuk pengelasan pipa CuNiFe dengan sample tebal 2 mm? Deformasi yang terjadi sebelumdan setelah pengelasan? Analisa perbandingan terhadap daerah las menggunakan Radiography Test

5 Batasan Masalah Hanya untuk material pipa CuNiFe dengan tebal = 2 mm Elektroda yang di gunakan Din 1733: CuNi10Fe Mengacu pada standar kerja pengelasan dilapangan Analisa material menggunakan Gamma Ray Analisa deformasi yang terjadi sebelum dan pasca pengelasan Analisa tidak mencakup pembebanan saat pemotongan

6 Metodologi Penelitian Mulai Identifikasi Masalah WPS tidak tersedia Studi Literatur Proses Pengelasan Pengelasan berdasar pada Standar Kerja Lapangan Milik PT.PAL INDONESIA (Persero) Penentuan Material Uji Pipa CuNiFe Pembersihan Permukaan Pengujian Hasil Pengelasan Deformasi Tes Radiografi Tes Pengolahan Hasil Uji Peninjauan Kembali terhadap Standar Kerja yang digunakan Analisa Kesimpulan

7 GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) Las TIG (Tungsten Inert Gas Welding) atau Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) adalah termasuk proses las listrik yang menggunakan Inert gas sebagai pelindung daerah las terhadap pengaruh udara luar. Untuk pengelasan pengelasan yang membutuhkan bahan penambah (filler metal) yang ditambahkan pada daerah las dan bersama sama mencair dengan benda kerja.

8 Pemilihan Kuat Arus Untuk pemilihan kuat arus sesuai dengan kondisi lapangan yang menyatakan bahwa untuk percobaan ini belum tersedianya WPS sehingga diharapkan mengacu pada Standar Kerja Lapangan milik PT.PAL Indonesia (Persero) Dari Standar Kerja diambil range kuat arus, tegangan mesin las, danalirangas yang disesuaikan dengan material yang digunakan sesuai dengan skenario percobaan.

9 Parameter pengelasan Joint Joint design : none Backing yes/no : none Backing material : none Base material Spesification : DIN 1733: CuNiFe 10Fe Plate thickness : 2 mm Type grade : Plate thickness range : ~ mm Pipe outside dia range : Preheat temp : none Interpase temp : C PWHT : none Position Position : 5 G (datar) Welding progression : see join detail Current type : DC+ ( TIG) Filler metal Clasification : CuNi10Fe A389 Wire size : 1.2 mm Consumable insert :

10 Parameter pengelasan Technique String/weave : weaving Single/multipass : multipass Single/multi elect : multi electric Interpass cleaning : brushing Back cleaning : grinding + brushing Gas Shielding gas : argon (HP) Flow rate : 10 lt/ menit Flux : Run Proce ss TIG TIG TIG Size of Filler Metal 1.2 mm 1.2 mm 1.2 mm Current A 50 ~ ~ ~ 100 Voltage V 15 ~ ~ ~ 25 Type of Current Polarity DC + DC + DC + Travel Speed mm/mnt 10 ~ ~ ~ 35 Heat Input kj/mm 0,45 ~ 0,995 0,45 ~ 0,995 0,45 ~ 0,995

11 Hasil Pengelasan Material : CuNi10Fe Dimensi : 150 x 150 x 2 Diameter 3 inch Welder : Sutoro ( ) (PT. PAL KAPRANG) Gas : Argon High Purity Time L Speed Heat Input Layer Ampere Voltage (sec) (mm) (mm/min) (Kj/mm) , , Time L Speed Heat Input Layer Ampere Voltage (sec) (mm) (mm/min) (Kj/mm) , Time L Speed Heat Input Layer Ampere Voltage (sec) (mm) (mm/min) (Kj/mm) , ,

12 Metodologi Penelitian I Pengelasan Pipa CuNiFe dengan 3 percobaan yang masing masing specimentnya berukuran 150 x 150 mm yang disambung dengan pengelasan TIG menggunakan kuat arus yang berbeda dengan ketebalan pipa 2 mm, D = 3 inch, menggunakan teknik pengelasan yang berdasar pada standar kerja lapangan Standar Kerja Lapangan

13 Metodologi Penelitian I Pengelasan (Mesin Las, Elektroda, Torch las, Gerinda, Thermo Couple, Rotari amplas)

14 Metodologi Penelitian II Deformasi Test (Dial Gauge, Jangka sorong, Meja Perata, Magnet pengikat)

15 Metodologi Penelitian III Radiografi Test (Film dan cassete, source, IQI wire, surveymeter,local spot, crank cable, marker)

16 Kesimpulan (Deformasi) Dari analisa dan pengamatan deformasi diperoleh bahwa terjadi deformasi sudut dan memanjang pada ketiga specimen dengan bentuk permukaan cembung. Dari angka deformasi maksimal pada specimen A terjadi distorsi sampai mm, pada specimen B sebesar mm dan specimen C sebesar mm untuk pengamatan sisi transversal pipa. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan bentuk dan ukuran saat pengelasan pada ketiga specimen, serta kecenderungan posisi pada saat pemotongan pipa (beban yang diterima pipa oleh alat pemotong).

17 Kesimpulan (Radiografi) Dari pengujian radiography : Didapatkan bahwa terjadi porosity yaitu pada specimen A (heat input 0,49 Kj/mm) sepanjang 3 mm daerah baca akibat travel speed yang terlalu lambat sehingga mengikat atomatom hydrogen bersama dengan udara. Namun pada specimen B (heat input 0,74 Kj/mm) tidak terdapat cacat, sedangkan pada specimen C (heat input 0,99 Kj/mm) terdapat porosity sepanjang 0,5 mm. Kondisi pada speciemen C ini disebabkan kurang optimalnya melting proses selama pengelasan akibat pengelasan travel speed yang terlalu cepat.

18 Saran Membuat WPS terhadap material CuNiFe ini. Melakukan pengelasan sesuai dengan ketentuan dalam WPS. Menggunakan heat input sesuai WPS dengan tetap memperhatikan kebersihan daerah lasan sebelum dilas dan memperhatikan pelat penahan untuk menghindari deformasi Menggunakan travel speed sesuai WPS untuk menghindari cacat incomplete penetration, dan porosity serta deformasi. Pekerjaan pengelasan sebaiknya dilakukan oleh welder yang memiliki WPQT (Welder Performance & Qualification Test). WPQT.

19 Terima kasih