I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik,

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis merupakan suatu lapisan dari bahan organik, anorganik, metal,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN SEL SURYA

Oleh: Tyas Puspitaningrum, Tjipto Sujitno, dan Ariswan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

PENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS CdTe YANG DITUMBUHKAN DENGAN DC MAGNETRON SPUTTERING

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB I 1 PENDAHULUAN. kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP KUALITAS KRISTAL LAPISAN TIPIS Sn(Se 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zeniar Rossa Pratiwi,2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB I PENDAHULUAN. Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC. semikonduktor. Pada zaman sekarang perkembangan piranti elektronika

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan efek fotovoltaik yaitu mengonversi energi cahaya menjadi energi listrik secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Material & Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

Pengaruh Optis Kontak Belakang terhadap Parameter Optis Lapisan a-si:h

PEMBUATAN SEL SURYA HYBRID p-n HETEROJUNCTION CADMIUM SULFIDE DAN CAMPURAN POLY(3-HEXYLTHIOPHENE)/KITOSAN SYAFWA OKTAWANDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

BAB I PENDAHULUAN. Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPISAN TIPIS Sn(So,4Te0,6) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM

Teknologi Plasma. dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik. (Bagian I) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

STUDI EFEK FOTOVOLTAIK DAN PIROELEKTRIK Ba 0,75 Sr 0,25 TIO 3 (BST) YANG DIDADAH GALIUM (BGST) DI ATAS SUBSTRAT SI (100) TIPE-P ERDIANSYAH PRATAMA

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Ketebalan terhadap Sifat Optik Lapisan Semikonduktor Cu 2 O yang Dideposisikan dengan Metode Chemical Bath Deposition (CBD)

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi dan Perumusan Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

(a) (b) Gambar 1 Pita energi semikonduktor intrinsic 3. Gambar 2 Semikonduktor (a) tipe-n, (b) tipe-p.

BAB I PENDAHULUAN. modern pada fotokonduktor ultraviolet (UV) membutuhkan material

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS. Zudah Sima atul Kubro G DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Bab V Hasil dan Pembahasan

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan material keramik komposit LSM-YSZ-GDC

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari - Juli tahun 2012

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

3 Metodologi penelitian

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

R E A K S I U J I P R O T E I N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik, inorganik, logam maupun campuran metal organik dan memiliki sifat-sifat konduktor, semikonduktor maupun isolator. Untuk membuat lapisan tipis suatu reagen direaksikan dengan cara dideposisikan di atas suatu bahan yang disebut substrat yang pada umumnya berbentuk keping, sehingga sifat bahan awalnya akan berbeda dengan hasil pengendapan yang diperoleh atau terbentuknya unsur baru (Ezema and Okeke, 2003). Lapisan tipis pada umumnya mempunyai ketebalan yang berkisar antara 10-6 - 10-9 meter (Ezema, 2004). Lapisan tipis merupakan salah satu aspek yang mendapat perhatian sangat besar, terutama dalam bidang material karena lapisan tipis merupakan material yang menarik yang memiliki sifat optik yang sangat tergantung pada konstanta dielektrik, indeks bias, dan energi gap. Lapisan tipis juga sangat tergantung pada sifat-sifat bahan lapisan tipis yang akan diendapkan (Ugwu, 2 006). Dengan teknologi lapisan tipis diharapkan dapat diperoleh suatu bahan yang berkualitas baik, sehingga dapat diaplikasikan kedalam suatu bahan. Dewasa ini perkembangan penelitian tentang penumbuhan lapisan tipis semakin maju yang dapat diaplikasikan untuk bidang komunikasi, ilmu teknik dan teknologi lainnya

2 termasuk aplikasi dalam fisika, yang digunakan dalam industri elektronika, mikroelektronika untuk perangkat bahan semikonduktor (Yahaya, 2007). Bahan semikonduktor adalah suatu bahan yang mempunyai nilai resistivitas di antara konduktor dan isolator. Contoh bahan semikonduktor adalah silikon, germanium, dan kadmium sulfida (CdS). Teknologi semikonduktor telah mengalami kemajuan besar baik dalam hal penemuan bahan baru maupun teknik pembuatannya. Hal tersebut mendorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai bahan-bahan semikonduktor. Dari berbagai contoh bahan semikonduktor, CdS mendapat perhatian karena bahan ini mempunyai energi gap sebesar 2,42 ev, sehingga telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, terutama dalam pembuatan sel surya (Sanap dan Pawar, 2009). Aspek lain yang sangat penting dalam teknologi pembuatan lapisan tipis adalah metode preparasinya. Hingga dewasa ini telah dikenal berbagai metode dan sudah diaplikasikan secara luas. Beberapa metode yang dipakai dalam penumbuhan lapisan tipis antara lain: physical vapor deposition (PVD) seperti penguapan, dan pengembunan, chemical vapor deposition (CVD), dan chemical bath deposition (CBD) (Purnomo, 2000). Pemakaian metode -metode tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menghasilkan lapisan tipis yang mempunyai kualitas yang baik dengan biaya produksi rendah (Syamsu dkk, 2005). Dalam penelitian ini, metode yang dipilih adalah chemical bath deposition (CBD). CBD adalah teknik pembuatan lapisan tipis dengan metode pencelupan kimia (Jean et al, 2000). Pemilihan metode ini didasarkan pada sejumlah alasan, yaitu hanya membutuhkan alat yang sederhana berupa wadah atau bath untuk reaksi dan

3 substrat, selain itu dapat digunakan pada temperatur tertentu terbentuk lapisan yang kompleks atau lebih tebal serta homogen (Smith, 1990). Pengendapan lapisan tipis dengan metode CBD diketahui dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain adalah variasi waktu pembenaman, banyaknya pembenaman, ph larutan, preparasi larutan dan temperatur pembenaman serta temperatur kalsinasi atau pemanasan (Timmings, 1991). Dalam penelitian ini, variabel yang akan dipelajari adalah pengaruh temperatur pembenaman, digunakannya pengaruh temperatur pembenaman dalam penelitian ini karena semakin tinggi temperatur pembenaman diharapkan lapisan tipis yang terbentuk semakin homogen. Selain itu dengan naiknya temperatur pembenaman maka laju reaksi pembentukan lapisan tipis CdS lebih cepat dengan melibatkan reaksi kimia (Anonim A, 2008). Pembuatan lapisan tipis CdS yang sudah umum dilakukan adalah menggunakan bahan baku cadmium klorida (CdCl 2), amonia (NH 3), dan tiourea (CSNH 2). Sebagai contoh telah dilakukan penelitian sebelumnya ( Ugwu and Onah, 2007) yang menggunakan ketiga jenis larutan tersebut dan didapatkan hasil karakteristik sifat optik yang timbul pada lapisan tipis CdS adalah akibat dari interaksi antara energi foton dan struktur film tipis yang terbentuk. Selain ketiga jenis bahan tersebut lapisan tipis CdS dapat dideposisikan menggunakan larutan cadmium asetat sebagai Cd, sedangkan S berasal dari thioasetamid yang diendapkan pada substrat kaca (Milton, 1988). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian kali ini akan dibuat lapisan tipis CdS dengan metode CBD sebagai fungsi temperatur. Penggunaan temperatur yang sesuai akan menghasilkan ketebalan yang homogen, terbentuk

4 lapisan yang kompleks dan didapatkan karakteristik bahan CdS yang sesuai (Teguh, 2007). Temperatur yang digunakan adalah 30-80 C yang dilakukan dengan cara mengendapkan cadnium asetat 0,2 M, amonium asetat 0,1 M yang dilarutkan dengan aquades 100 ml ke dalam labu ukur. Kemudian diteteskan larutan thioasetamide 0,1 M, dengan menggunakan substrat preparat kaca yang menghasilkan lapisan tipis semikonduktor yaitu cadnium sulfida (CdS). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh temperatur pembenaman terhadap karakteristik lapisan tipis CdS yang dihasilkan. Meliputi sifat optis, struktur kristal dan sturktur mikro yang terbentuk pada lapisan tipis CdS. C. Batasan Masalah Pada penelitian ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut: 1. Bahan dasar substrat yang digunakan adalah kaca preparat. 2. Rentang suhu yang digunakan adalah 30-80 C. D. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mendapatkan karakteristik lapisan tipis CdS seperti sifat optik, struktur kristal dan struktur mikro yang terbentuk pada lapisan tipis CdS yang dibuat pada suhu yang berbeda. E. Manfaat Penelitian

5 Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai landasan ilmiah untuk pengembangan pembuatan lapisan tipis CdS dengan metode CBD yang lebih efektif dan efisien sehingga didapatkan lapisan tipis CdS yang berkualitas baik.