BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kelenjar tiroid fetus berasal dari endodermal foregut. Perkembangannya

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lemak, dan protein. World health organization (WHO) memperkirakan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit kritis merupakan suatu keadaan sakit yang membutuhkan dukungan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama adalah hemoglobin A dengan struktur molekul α 2 β 2.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juta dolar Amerika setiap tahunnya (Angus et al., 2001). Di Indonesia masih

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kelenjar tiroid berasal dari jaringan mesodermal pada masa embrio yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cukup bulan (Reading et al., 1990). Definisi hipoalbuminemia pada neonatus berbeda

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kandungan, pada keadaan ini Free thyroxine (FT4) yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANAK. DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS,SpA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAYI DARI IBU DIABETES

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktif dari hormon tiroksin memegang peranan penting dalam fungsi fisiologis

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sepsis adalah suatu kumpulan gejala inflamasi sistemik (Systemic Inflammatory

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya malnutrisi pada pasien dan meningkatkan angka infeksi, atrofi otot,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

Vitamin D and diabetes

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

CRITICAL ILLNESS. Dr. Syafri Guricci, M.Sc

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi rantai globin mengalami perubahan kuantitatif. Hal ini dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh kompensasi anti-inflamasi atau fenotip imunosupresif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sepsis terjadi proses inflamasi sistemik atau systemic inflammatory

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Struktur tiroid terdiri dari folikel yang berfungsi untuk mensekresikan hormon

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan. penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat,

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. Intensif Care Unit berkembang cepat sejak intensif care unit (Intensive Terapy

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang. terakhir dilaksanakan pada tahun 2007, walaupun menunjukkan

Small for Gestational Age: What We Have Worried about?

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal ini tanpa melihat mempertimbangkan penggunaan insulin atau adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

SINDROM DOWN HIPERBILIRUBINEMIA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orangtua kepada anaknya sejak masih dalam kandungan. Talasemia terjadi akibat

BAB I PENDAHULUAN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

Transkripsi:

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hormon tirod Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid ini diregulasi oleh hipotalamus dan hipofisis melalui sistem feed back. 1,9 Kelenjar tiroid berupa kantong yang terletak di faring, tumbuh ke bawah ke anterior trakea dan bercabang dua dan membentuk serial pita selular yang berbentuk folikel dan berkembang menjadi dua lobus lateral yang dihubungkan oleh timus. Masing-masing lobus berbentuk buah pir dengan ukuran panjang 2.5 sampai 4 cm, lebar 1.5 sampai 2 cm dan tebal 1 sampai 1.5 cm. Berat kelenjar tiroid bervariasi tergantung pada intake yodium, umur dan berat badan, yang dapat dinilai dengan ultrasonografi. 1,10 Kelenjar tiroid ini aktif mensekresi hormon tiroid yaitu Triiodothyronin (T3) dan T4. T4 sangat berlimpah di sirkulasi, sedangkan T3 lebih aktif di perifer. T3 di sekresi langsung oleh kelenjar tiroid juga diproduksi melalui deiodonisasi T4. 9,11 Untuk memastikan kadar hormon tiroid dalam kondisi stabil, hipotalamus memonitor kadar hormon tiroid dalam darah dan memberikan respon bila kadar hormon tiroid dalam darah menurun dengan melepaskan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH), TRH akan menstimulasi

hipofise anterior untuk melepaskan TSH. Ketika kadar hormon tiroid meningkat, produksi TSH akan menurun. 9-10 TSH merupakan hormon glikoprotein yang dihasilkan oleh hipofise anterior.tsh bekerja pada kelenjar tiroid melalui reseptor permukaan sel merangsang pertumbuhan sel, menangkap yodium, pemadatan organ, dan mensintesis dan pelepasan hormon tiroid. 1,9 Ketika jaras hipotalamushipofise-tiroid telah matang, kadar TSH dalam sirkulasi merupakan pengukuran fungsi tiroid yang sensitif. 10,11 Hormon tiroid memiliki efek yang besar terhadap perkembangan dan metabolisme tubuh, diantaranya perubahan terhadap konsumsi oksigen, metabolisme protein, karbohidrat, lemak dan metabolisme vitamin. Hormon tiroid juga mempunyai efek terhadap kardiovaskuler yaitu dapat meningkatkan cardiac output dan meningkatkan frekuensi jantung pada hipertiroid dan kebalikannya pada hipotiroid. 2.3 Patofisilogi perubahan hormon tiroid pada penyakit kritis. Gangguan fungsi tiroid berhubungan dengan luaran neurodevelopmetal yang buruk terutama pada bayi prematur dan bayi dengan sakit kritis. Patogenesis perubahan hormon belum sepenuhnya jelas. 12,13 Penelitian selama 30 tahun menunjukkan bahwa penyakit kritis yang bersifat akut dihubungkan dengan penurunan kadar T3 dan pada penyakit kritis yang bersifat kronik dihubungkan dengan penurunan kadar T4 dan TSH. 13,14 Perubahan hormon yang paling sering dan terjadi paling awal adalah penghambatan konversi T3 10 9,10

dan T4. 11 Fase akut penyakit kritis dapat dikenali dengan adanya pelepasan stress hormon seperti kortisol dan epinefrin yang masif, dimana pelepasan hormon ini akan membantu mempertahankan metabolisme, sirkulasi, dan oksigenasi jaringan. Selain itu, pemakaian substrat energi dalam bentuk glukosa, asam lemak, dan asam amino dari deposit tubuh termasuk otot dan hati akan membantu mempertahankan fungsi metabolisme tubuh pada penyakit kritis. 15 Perubahan hormon tiroid ini dimediasi oleh sitokin dan mediator inflamasi yang lain, bereaksi pada hipotalamus dan kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, dan sistem hepatik seperti pada pengikatan tiroksin pada TBG. 16 Sebuah penelitian yang menilai hubungan Interleukin 6 (IL-6) dan C-Reactive Protein dengan penyakit non tiroid, didapati tingginya nilai IL-6 dan CRP mungkin berhubungan signifikan dengan patogenesis terjadinya penyakit non tiroid. 17 Komplikasi dari kelahiran prematur yang sering terjadi seperti respiratory distress syndrome, sepsis, perdarahan intra kranial dan necrotizing enterocolotis dan memerlukan perawatan intensif dan dapat mempengaruhi fungsi tiroid. 8 Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi sitokin di plasma dan jaringan, yang dapat menghambat metabolisme fungsi tiroid dan kerja hormon tiroid pada minggu pertama kehidupan. 3,6 Sepsis pada bayi baru lahir adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif, ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh

seperti darah, cairan sumsum tulang atau air kemlih. Diagnosis klinis sepsis neonatal baru lahir sulit dibedakan dengan penyakit non infeksi lain, karena tanda dan gejalanya tidak berbeda. Sampai saat ini biakan darah masih merupakan baku emas penegakan diagnosis. Distres pernafasan pada bayi baru lahir bila dijumpai satu atau lebih tanda yaitu takipnu, grunting,retraksi dan sianosis. Diagnosis banding distres pernafasan pada bayi baru lahir termasuk di dalamnya kelainan paru dan kelainan non paru. Kelainan paru disebabkan karena pneumonia, aspirasi mekonium, respiratory distress syndrome, sedangkan kelainan non paru disebabkan oleh penyakit jantung, infeksi, gangguan metabolik dan gangguan sistem syaraf pusat. Penanganan distres pernafasan tergantung keparahan dari distress pernafasan yang terjadi, pengobatan termasuk pemberian suplementasi oksigen dan pemberian ventilasi mekanik. Satu penelitian yang meneliti fungsi hormon tiroid pada bayi dengan penyakit kritis di Neonatal Intensive Care Unite (NICU) didapati perbedaan yang sigifikan kadar hormon tiroid antara bayi yang sakit dengan bayi sehat dimana kadar T3 bebas dan kadar TSH pada bayi sakit mengalami 20 penurunan. Pada penelitian lain didapati bahwa hormon tiroid pada bayi prematur dipengaruhi secara signifikan oleh penyakit yang dialami setelah kelahiran yaitu bakteremia, duktus arteriosus persisten, necrotizing enterocolitis, pamakaian oksigen selama 28 hari, dan pemakaian obat-obatan seperti aminofilin, kafein, deksametason, diamorfin dan dopamin. 6 18 6,19

Pada penelitian lain yang menilai angka kejadian gangguan fungsi tiroid, di dapati nilai yang signifikan terjadinya gangguan fungsi tiroid pada bayi prematur yang mengalami Respiratory distress syndrome, necrotizing enterocolitis, sedangkan penggunaan deksametason tidak signifikan menyebabkan gangguan fungsi tiroid pada bayi prematur. 2.4. Patofisiologi gangguan fungsi tiroid pada bayi prematur Pola kadar hormon tiroid pada bayi prematur yang lahir dengan usia gestasi kurang dari 34 minggu berbeda dari bayi yang lahir dengan usia gestasi yang lebih tua. Gangguan fungsi tiroid terjadi pada sebagian besar bayi yang lahir pada usia gestasi kurang dari 34 minggu dan atau bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram. 1,6,8, Hormon T4 telah tersedia saat fetus, yang berasal dari ibu melalui plasenta. T4 mulai meningkat ketika usia gestasi 18 sampai 20 minggu, maturasi kelenjar hipotalamus dan hipofise juga meningkatkan kadar TSH di sirkulasi. T4 dan TSH terus meningkat sesuai peningkatan usia gestasi. 9,21 (gambar 2.1) 6

Gambar 2.1. Konsentrasi T4 selama 3 minggu kehidupan pada 100 bayi dengan berbagai Usia gestasi 10 Pada fetus kadar T3 rendah, produksi T3 tergantung pada maturasi deiodinase hepatik yang mengubah T4 menjadi T3, kira-kira pada masa gestasi 30 minggu. Bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, tidak mampu untuk membentuk T3. 9,22 Pada pertengahan usia gestasi hingga aterm kadar TSH relatif tinggi, dan merangsang peningkatan kadar T4 secara progresif. Tidak normalnya fungsi tiroid pada bayi prematur biasanya terdeteksi 21,23 pada skrining bayi-bayi baru lahir. Pada skrining bayi dengan berat badan lahir sangat rendah di Australia didapati angka kejadian hipotiroid yang signifikan yaitu kejadian hipotiroid permanen maupun transien. 24 Pada bayi prematur paling sering terjadi hipotiroksinemia dengan karakteristik rendahnya kadar T4 atau Free T4 (FT4), dan kadar TSH yang normal pasca kelahiran. 5,25 Penyebab hipotiroksinemia pada bayi prematur disebabkan berbagai faktor. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah jaras hipotalamus-hipofise- 23

tiroid yang belum matang. Pada bayi prematur didapati sumbu tiroid yang belum matang, dimana didapati rendahnya produksi dan sekresi TRH oleh hipotalamus, respon yang belum matang untuk menghasilkan TSH dan sel folikel dari kelenjar tiroid yang belum efisien untuk mengatur yodium. 6,7,22 Satu penelitian yang menilai jaras hipotalamus-hipofise-tiroid pada 24 jam pertama kehidupan pada bayi prematur didapati gagalnya respon jaras hipotalamus-hipofise-tiroid pada usia gestasi 24 sampai 27 minggu dibandingkan usia gestasi yang lebih tua. Faktor lain yang menyebabkan gangguan fungsi tiroid pada bayi prematur adalah berhentinya secara mendadak kontribusi dari T4 ibu, belum matangnya metabolisme hormon tiroid dan efek dari kurangnya masukan 11,27 yodium pada bayi prematur. Pada satu penelitian yang menilai efek rendahnya masukan yodium dan efek kelahiran prematur didapati bahwa meskipun masukan yodium yang adekuat pada bayi prematur tetap menyebabkan terjadinya hipotiroksemia dibandingkan bayi cukup bulan yang mendapat cukup masukan yodium. 28. Pada penelitian uji klinis dengan pemberian suplementasi yodium ke dalam susu formula pada bayi prematur didapati tidak terdapat perbedaan kadar hormon tiroid pada bayi prematur yang mendapat suplementasi yodium pada dosis standar dengan bayi prematur yang mendapat suplementasi yodium yang lebih tinggi. 2.5. Efek gangguan fungsi tiroid pada bayi 26 29

Gangguan fungsi tiroid selama masa neonatus pada bayi berkaitan secara signifikan dengan morbiditas pasca neonatus, berhubungan dengan kejadian palsi serebral dan perdarahan intrakranial. Rendahnya kadar T4 total berhubungan dengan terjadinya perdarahan intraventrikular, kerusakan white matter dan kematian. 3 Sebuah penelitian kohort retrospektif yang dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram didapati 17.4% bayi mengalami perdarahan intraventrikular. Pada penelitian kohort lainnya yang meneliti hubungan hipotiroksemia transien dengan neurodevelpmental pada usia koreksi 5.5 tahun didapati bahwa skor skala kognisi dan skor verbal yang lebih rendah pada bayi dengan hipotiroksemia dibandingkan bayi dengan fungsi tiroid yang normal. Penelitian lain yang menilai kelahiran prematur sebagai faktor risiko terhadap gangguan fungsi tiroid pada masa anak didapati hasil bahwa kelahiran prematur sering menyebabkan gangguan pada jaras hipotalamushipofise-tiroid pada kehidupan selanjutnya. 32 2.5. Penatalaksanaan gangguan fungsi tiroid. Pemberian terapi suplementasi T4 pada hipotiroksinemia pada bayi prematur masih kontroversial, studi terbaru memperkirakan bahwa suplementasi pada bayi sangat prematur yaitu dengan usia gestasi kurang dari 28 minggu dapat 30 31 menunjukkan manfaat jangka panjang.,3,9 Perlu atau tidaknya pemberian terapi pada bayi prematur dapat ditentukan dengan pemeriksaan kadar T4 dan TSH secara serial, yaitu diulang setelah 2 minggu, bila kadar T4 masih

rendah pengobatan dapat dimulai. Umumnya kadar T4 mendekati angka normal, sedangkan TSH tetap normal. Bila kadar T4 terus menurun dan TSH meningkat dapat dipertimbangkan skintigrafi tiroid dan pengobatan dapat dimulai. 7,33 Tetapi bila tanda klinis jelas tidak perlu dilakukan skintigrafi dan pemeriksaan darah ulang dan dapat langsung diberikan pengobatan. 23 Kadar TSH 20 µu/ml dianggap normal, Kadar TS H lebih dari 20 µu/ml sampai dengan 40 µu/ml menunjukkan hasil yang meragukan, sehingga perlu pemeriksaan ulang. Kadar TSH lebih dari 40 µu/ml, perlu pemeriksaan konfirmasi TSH dan pemeriksaan FT4 serum. 2 Negara-negara di Amerika Utara menggunakan kadar T4 sebagai metode skrining utama dilanjutkan dengan pengukuran kadar TSH, untuk kasus T4 berada pada persentil 10-20. Jepang dan sebagian besar Negara di Eropa menggunakan kadar TSH. Bayi yang memiliki kadar TSH > 50 µu/ml memiliki kemungkinan sangat besar untuk menderita hipotiroid kongenital permanen, sedangkan kadar TSH 20-40 µu/ml dapat menunjukkan hipotiroid transien atau positif palsu. 33 Sebuah penelitian yang membandingkan gangguan neurodevelopmental pada bayi sangat prematur terutama bayi dengan usia gestasi kurang dari 28 minggu yang mendapat terapi tiroksin dengan yang tidak mendapat terapi didapati pada bayi yang tidak diterapi, nilai FT4 rendah selama 4 minggu pertama setelah lahir pada bayi yang lahir pada usia gestasi kurang dari 30 minggu dikaitkan dengan gangguan neurodevelopmental pada usia 2 dan 5

tahun. Pada bayi yang mendapat terapi Kadar FT4 meningkat dan dijumpai penurunan yang signifikan terhadap gangguan neurodevelopmental pada usia 2 dan 5 tahun. 34 Pada satu penelitian yang menilai pemberian suplementasi T4 pada bayi yang lahir kurang dari 30 minggu, dimana T4 dan plasebo dengan dosis 8 µg per kilogram berat badan perhari diberikan sekali sehari setiap hari selama 6 minggu didapati dapat mencegah terjadinya hipotiroksemia tetapi menurunkan konsentrasi T3. 35 Satu penelitian di dapati hasil peningkatan kadar T3 dalam plasma pada minggu pertama kehidupan, pada bayi dengan usia gestasi 28-30 minggu tidak ada perubahan pada kadar FT4, namun pada bayi dengan usia gestasi kurang dari 28 minggu di dapati peningkatan kadar FT4 sementara. 2.6. Kerangka konseptual 36 Bayi sakit yang dirawat di NICU Penyakit kritis Usia gestasi Berat badan lahir Obat-obatan Nutrisi parenteral Sepsis Biakan darah positif Gangguan fungsi tiroid Penurunan kadar tiroksin dengan kadar T3 dan TSH